Share

52. Bahasa halus

Harapan Monic hanya satu, kalau Zea tidak bersedia menerima dirinya. Setidaknya Zea harus menerima kehadiran Maizura, setidak suka apapun Zea terhadap Maizura, tetap saja di tubuh mereka mengalir darah yang sama.

“Kata Dokter satu kantong saja cukup,” tutur Abraham diangguki mengerti oleh Zea dan Natan.

“Gimana ceritanya Maizura bisa main di jalanan? Biasanya ‘kan dia nggak suka main di luar rumah.” Zea menatap Monic seakan pertanyaan itu ia tujukan pada ibu tirinya itu.

“Mama nggak tau kapan Zura keluar rumah, Zea. Mama sibuk di dapur, tadi Mama kira dia main di depan tv seperti biasa. Tiba-tiba saja ada tetangga yang manggil-manggil Mama dari luar, ternyata Maizura kecelakaan di depan dia.” Monic menjelaskan tanpa ada yang dilebihkan dan dikurangkan.

Dia benar-benar tidak tau kapan Maizura keluar rumah, taunya dia malah melihat putri kecilnya itu tergeletak di jalan dengan tubuh bersimbah darah.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status