Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Anes sudah tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna Navy pilihannya.
Pada akhirnya, akad nikah lah yang menjadi akhir dari kata-kata Darren yang selalu mengatakan tidak menyukai gadis kecil yang merepotkan.“Selamat, Nes. Sekarang lo udah jadi istri orang, kurangin dikit bego lo kalau bisa. Takutnya Kak Darren bisa mati muda gara-gara kelak lo,” ucap Alea.“Nggak usah ngatain gue sekarang, Lea. Gue nggak akan berubah semudah itu, ya kali sifat yang udah tumbuh dari lama bisa gue ubah gitu aja.” Anes mengerucutkan bibirnya.Anes merasa Alea seperti meledek dirinya.“Jangan ribut sekarang, waktunya kita foto-foto.” Zea menengahi perdebatan kedua sahabatnya.“Mas, sini!” Dengan senyum lebarnya, Zea memanggil Nathan untuk mendekat ke tempat pengantin.Begitu pula dengan Alea, dia ikut memanggil Akas untuk berfoto bersama dengan mereka.Sekarang mereka bertiga sudah bukanSemakin lama penyakit yang Natan derita semakin parah, Natan sudah melakukan berbagai pengobatan selama empat bulan ini meskipun masih ia rahasiakan dari Zea.“Saran saya segera beritahu keluarga Anda, Tuan. Ini bukanlah sesuatu yang wajar untuk dirahasiakan lagi, kita tidak tau sampai kapan Anda bisa bertahan dari penyakit ini.” Dokter Johan yang merawat Natan selama ini memberi saran terbaik untuk Natan.“Justru itu yang saya takutkan, Dok. Saya tidak ingin istri saya yang sebentar lagi akan melahirkan malah harus stress memikirkan saya.” Natan bimbang sekarang.Dokter Johan juga tampak diam. “Atau beritahu saja Tuan Pradipta dan juga keluarga angkat Anda.” Dokter benar-benar menyarankan agar penyakit Natan diketahui oleh keluarga terdekatnya.“Saya akan pikirkan itu nanti, jadi kapan proses pengobatan saya yang selanjutnya?” tanya Natan setelah diam agak lama.“Dua Minggu lagi dari sekarang, ini sangat beresiko. Kemungkinannya hanya ada dua, selamat atau—”“Cukup, saya tidak ingin
Malam ini Nathan benar-benar menepati janjinya untuk membawa sang istri jalan-jalan di sekitar kompleks Mansion mereka.Sampai tiba di taman Mansion yang sudah disulap menjadi begitu indah oleh Natan sebelumnya, data mengajak Zea untuk duduk berdua di sana."Gimana? Kamu suka kejutan dari aku?" tanya Natan kepada Zea yang sejak tadi tidak banyak bersuara karena terlalu terpesona dengan keindahan kelap-kelip lampu di taman belakang mansion mereka."Suka banget, Mas. Ini wow banget, kenapa bisa Mas kepikiran sulap taman belakang jadi sebagus ini?" Zea bertanya sambil tak bosan-bosannya untuk memperhatikan keadaan sekitar."Itu tidak penting, Baby. Yang terpenting bagi aku itu kamu sudah suka dengan kejutan yang aku buat," bisik Natan.Nathan menatap lekat mata indah yang membuatnya tertarik pada Zea pada pandangan pertama."Kamu cantik sekali malam ini, bahkan bunga-bunga di sana kalah cantiknya sama kamu." Natan merasa tidak bosan
“Mana keluarga pasien atas nama Zea Veronica Zibrano?”Abraham langsung berdiri. “Saya ayah, Dok.”“Suaminya ke mana? Kami butuh berbicara dengan suaminya.” Dokter itu malah menanyakan Natan.“Suami putri saya dengan sakit, Dok. Dia koma dan tidak bisa datang ke sini, jadi saya yang akan menjadi wali putri saya.” Abraham menjawab dengan tegas.Dokter kandungan itu mengangguk, tadi sempat terjadi kehebohan karena Zea jatuh pingsan. Tidak hanya itu, Zea juga mengalami pendarahan hebat yang membaut semua orang cemas bukan main.“Karena darahnya masih terus keluar tapi pasien belum juga sadarkan diri, maka kami menyarankan untuk melakukan operasi Caesar. Detak jantung bayinya sudah melemah, sebaiknya bayinya segera dikeluarkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.Deg!Tubuh Abraham langsung melemas mendengar itu.Cobaan apalagi yang sudah Tuhan persiapan untuk Zea, pikirnya.“Lakukan apapun asalkan
“A-air!”Deg!Zea menghentikan tangisnya mendengar suara yang tak asing di telinganya.Zea mengangkat kepala dan mengakibatkan menatap mata Natan yang mulai bergerak.“Mas! Kamu denger aku?” Zea berdiri dan memegang bahu Natan.“Ha-haus, aku butuh air.”Mata Natan mulai terbuka sempurna, suaranya terdengar sangat serak dan lirih.Zea menangis haru, Zea memencet tombol yang langsung terhubung pada Dokter yang selama ini menangani Natan.“Bentar ya, Mas. Sabar dulu, kita tunggu Dokter.” Zea mengusap punggung tangan Natan.Tangan Zea bergetar merasa terkejut dan sangat bahagia karena Natan akhirnya sadar juga.Natan tidak memberikan jawaban apa-apa, dia terlihat masih linglung.Akas dan Alea yang sejak tadi memang sudah berada di ruangan ICU dibuat terkejut melihat dokter dan dia orang suster berlari ke dalam ruangan yang sedang mereka jaga.“A-ada apa ini?” Alea terbata.
“Saya mau kita menikah malam ini juga!” Deg! Zea ternganga dengan mata membulat sempurna. “OM GILA! OM KIRA NIKAH ITU MIE INSTAN YANG KALAU DISEDUH LANGSUNG JADI?” Zea berteriak mengeluarkan suara oktaf-nya membuat Natan spontan menjauhkan telinganya dari Zea. “Kamu ini kecil-kecil tapi kok suaranya kayak toa rusak,” hinanya dengan ketus, “anggap saja pernikahan ini pernikahan jalur instan, selesai ‘kan? Pokoknya saya mau menikah malam ini juga t-i-t-i-k.” Pria tampan itu bahkan menekankan kata titik. “Tapi ‘kan---“ “Menikah dengan saya malam ini juga atau papa kamu saya jebloskan ke penjara?” ancamnya membuat Zea langsung menoleh pada sang ayah. “Nggak ada pilihan lain selain itu, Om?” Zea memasang tampang memelas agar pria yang bernama Jonathan itu iba. “Yes or yes?” Zea hanya bisa mengepalkan tangannya sambil tersenyum paksa pada Natan. “Itu mah namanya bukan pilihan, tapi pemaksaan. Dasar om-om pedofil!” Zea mengatupkan gigi-giginya dan bergumam lirih. “Kamu bilang apa?
Sementara itu.... Zea tak sadar bahwa hidupnya akan berubah sebentar lagi.Gadis itu bahkan tersenyum manis dengan hati berbunga-bunga karena akan diantar pulang oleh sang kekasih.“Alea, kayaknya gue nggak jadi pulang bareng lo deh. Akas nggak jadi latihan hari ini, jadi gue pulangnya sama dia aja,” ucapnya. “Ngeri gue liat lo senyum sampe segitunya, Ze.” Alea bergerak menjauh dari Zea yang menurutnya selalu lebay kalau sudah membahas Akas. “Yee … biarin, namanya juga orang lagi seneng.” Zea masih saja senyum-senyum sambil memeluk tangannya sendiri dan percayalah, hal itu sangat terlihat menggelikan di mata Alea. Zea sengaja bertingkah seperti itu supaya Alea---sekaligus sepupunya itu merasa kesal. Sebenarnya Zea bukan gadis lebay seperti itu, Zea itu aslinya cuek, tangguh, walau terkadang suka berbuat licik demi kebaikan. Sesuai motto hidup seorang Zea, berbuat jahat demi kebaikan itu dosanya tidak akan dicatat oleh malaikat. Benar-benar sinting, enatah darimana Zea mendap
“Papa … ada tamu.” Si kecil Maizura berlari menuju kamar orang tuanya sambil berteriak memanggil ayah-nya “Jangan lari-lari, Zura! Papa denger kok, Nak. Nanti kalau Zura jatoh gimana?” Abraham langsung keluar dari dalam kamarnya sambil menyuruh anak bungsunya untuk berhenti berlari. “Jangan teriak-teriak juga, Zura! Kak Zea lagi tidur kayaknya, Zura mau dimarahin sama Kak Zea lagi?” Monic---ibu kandung Maizura, atau ibu tirinya Zea menegur putrinya sehingga Maizura langsung diam dengan wajah ngeri. “Keep silent, Ma,” bisik Maizura sambil menggerakkan tangannya seolah tengah mengunci mulutnya membuat kedua orang tuanya tertawa karena merasa gemas. Maizura benar-benar takut kalau kakak-nya yang cuek dan galak seperti kakak Upin Dan Ipin itu memarahi dirinya lagi. Tak jarang Zea akan menatap tajam Maizura kalau Maizura mengganggu dirinya. Tapi meskipun sering cuek dan tidak menganggap bahwa Maizura itu ada, tidak pernah sekalipun Zea membentak Maizura karena Zea masih memikirkan men
Natan menggerakkan lehernya untuk menoleh ke samping karena suara itu berasal dari sampingnya. Natan tertegun melihat seorang gadis berambut panjang yang dibuat Curly di ujungnya sedang menutup pintu kamarnya lalu berjalan mendekat ke arh Natan. “Masya Allah! Ini bidadari turun dari mana?” Darren ternganga sambil menatap gadis yang masih memakai name tag dari salah satu universitas ternama itu tanpa berkedip. Sedangkan Natan juga masih memperhatikan gadis cantik itu tanpa berkedip, baru kali ini seorang Jonatan Zeondra Zibrano dibuat pangling melihat kecantikan yang gadis itu miliki. Tubuh tinggi dengan body bak gitar spanyol membuatnya terlihat seperti model internasional meskipun hanya mengenakan pakaian formal kampus, rambut panjang yang ia buat Curly di ujungnya, kulit putih bersih bak susu, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah muda alami, dan bola matanya yang berwarna abu-abu membuat gadis itu lebih layak disebut bidadari dibandingkan manusia biasa. Dia Adalah Zea Ve