Share

51. Menyayangi secara diam-diam

“Lukanya tidak terlalu besar, jadi tidak perlu dijahit,” jelas Dokter itu sambil memasang perban di sudut kiri kening Zea yang terluka.

“Kalau tidak terlalu besar, terus kenapa tadi darahnya banyak sekali?”

“Itu wajar lah, Mas. Namanya juga darah kepala.” Bukan Dokter itu yang menjawab, melainkan Zea.

“Sakit tidak, Baby?” Natan mengusap perban di kening Zea yang suda terpasang rapi.

Zea tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. “Udah nggak sakit kok, Mas,” jawabnya agar Natan tidak khawatir berlebihan dan berakhir lebay.

“Kenapa bisa luka begitu, Nona?” tanya si Dokter sambil menuliskan resep obat untuk Zea.

“Tadi nggak sengaja nabrak sanding tembok, Dok. Saya kurang hati-hati pas jalan tadi karena terlalu mikirin adik saya yang dirawat di sini.” Zea mendadak sendu saat teringat dengan Maizura yang belum jadi ia jenguk.

“Ekhm, Tuan. Ini resep obatnya.” Dokter ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status