Share

60. luluh

Zea merasa sedih.

Apakah dengan itu Zea sudah ada rasa terhadap Natan?

Entahlah, Zea sendiri pun masih tidak tau tentang perasaannya sendiri.

Zea memilih berselancar di sosial media daripada membayangkan hal-hal yang akan membuat otaknya sumpek.

Hingga setengah jam berlalu, dahi Zea berkerut mendengar rintihan kecil dari bibir Natan.

Zea menyimpan ponselnya lalu menatap Natan yang ternyata sudah terjaga.

“Mas udah bangun? Mana yang sakit?” Zea mendekat.

Tanpa sadar, Zea menggenggam tangan Natan begitu perhatian.

“Tidak pa-pa, mungkin cuma pusing karena bangun tidur. Infusnya sudah habis?”

“Dikit lagi, Mas. Abis itu kita pulang.” Zea salah tingkah sendiri sambil melepas tangan Natan.

Padahal Natan tidak menyadari Zea menggenggam tangannya barusan.

“Kamu kembali sejak kapan?” Natan menatap Zea dengan sorot mata sendu saking pusingnya Natan saat ini.

Natan pun bern
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status