“Dasar pria mesum tidak tahu diri!” ucap gadis yang dikira “Stella” setelah menampar Rocky karena sudah kurang ajar.
“Maaf, aku terlalu bersemangat, membuatku salah orang … aku kira kamu Stella, temanku,” jelas Rocky sambil mengelus bekas tamparan yang meninggalkan rasa panas. “Modus! Aku Vinny, bukan Stella.! Dasar pria gila!” jawabnya . Dengan perasaan bersalah, Rocky hanya bisa menatap kepergian Vinny, tidak pernah disangka, dia bisa bertemu dengan orang yang mirip dengan kekasih yang pernah dia cintai, “Apa kamu punya kembaran Stella? Orang itu begitu mirip dengan kamu,” Stella adalah kekasih Rocky dimasa lalu, mereka adalah pasangan serasi dan banyak orang yang iri pada kemesraan dan kecocokan mereka berdua. Namun, nasib baik tidak berpihak pada hubungan mereka, Stella meninggal dalam kecelakaan, ketika dalam perjalanan berangkat kerja di pabrik kosmetik. Semua orang menyalahkan Rocky dan sampai-sampai dia dipenjarakan karena dituduh penyebab kematian Stella. “Seandainya saat itu, kau mau aku hantar ke tempat kerja … mungkin, sekarang masih bersama, dan hidup bahagia dengan anak-anak kita,” gumam Rocky kemudian masuk kembali ke dalam mobil. Baru beberapa meter, Rocky menghentikan taksi yang dia tumpangi. “Kalian mengikuti-ku?” teriak Rocky setelah keluar dari mobil. “Maaf Tuan, saya hanya menjalankan perintah,” balas Martin, membuat Rocky menghela napas panjang. “Kita tidak saling kenal, jadi … tolong jangan ganggu ketenanganku,” pinta Rocky. “Anda adalah Tuan muda kami, jadi …” “Sudah berulangkali aku berkata; Aku bukan Tuan muda kalian! Apa kalian ingin aku laporkan pada polisi dengan pasal hak asasi?!” potong Rocky membuat mereka bergidik ngeri. Saat hendak pergi, Rocky kembali dengan berkata “Jika aku Tuan muda kalian? Bisakah aku mendapat sedikit uang untuk ongkos pulang?” Dengan tangan gemetar, pria setengah baya itu memberikan uang cash 10 dollar pada Rocky. “Bagus, kau sedikit patuh, mungkin kalau aku bukan orang yang kau anggap (Tuan muda) … tidak akan. sepatuh ini,” ucap Rocky setelah mengambil uang dari tangan pria tersebut. “Orang kaya memang suka seenaknya,” lanjut Rocky kemudian pergi. “Tuan Martin, sepertinya terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan pada Tuan muda,” ucap pria berbadan kekar. Plak!!! “Dasar bodoh! kau bilang tidak meng-enakkan? Kau pikir hidup dalam bui itu enak dan menyenangkan?!” balas Martin setelah menampar pria kekar itu, “Kita harus bisa membujuk Tuan muda, kalau tidak … kita akan kehilangan jaminan hidup damai di masa depan!” “Maaf Tuan Martin, aku tidak tahu,” balas pria badan kekar, kemudian masuk ke dalam mobil dan melaju pergi. *** Malam pun tiba, Rocky masih berada diatas jembatan tempat dia bertemu dengan Selly dan tempat di mana awal mimpi buruk terulang lagi. dengan sebotol minuman dia hanya bisa menatap gemerlap lampu desa tempat ia dibesarkan. “Seandainya ayah masih hidup, aku tidak akan se-kesepian ini,” gumam Rocky kemudian meneguk bir yang dia pegang. “Tuan …” “Hadeh, kamu lagi, kamu lagi,” tutur Rocky setelah menoleh, seakan-akan dia sudah bosan bertemu dengan Martin dan ingin memakan pria tua itu hidup-hidup. “Tuan jangan marah dulu, saya hanya ingin menyampaikan sesuatu dari Nyonya …,” balas Martin mencoba menghentikan amarah Rocky yang hampir memuncak. “Ada apa? katakan sekarang sebelum aku berubah pikiran,” ucap Rocky setelah menghela napas dan memejamkan mata. Martin menceritakan tentang kesunyian dan kesendirian Levya setelah kepergian putra satu-satunya. Namun, cerita itu dihentikan oleh Rocky dengan ucapan. “Cerita palsu! katakan saja inti dari niatmu mengikuti ku,” “Em, begini Tuan … Bukankah Anda ingin mengetahui dalang dibalik penculikan Tuan muda saat masih kecil?” tanya Martin kemudian memberikan tawaran yang sangat menggiurkan dengan kembali pada keluarga Trump. “Apa maksudmu memberikan tawaran itu, dan bagaimana kamu tahu masalah pribadiku?!” tanya Rocky dengan tatapan mata elang. “Itu bukan hal sulit untuk mencari tahu,” jawab Martin dengan santai. Namun membuat Rocky semakin murka karena masalah pribadi di campuri oleh orang lain. “Apa kau sudah bosan hidup?! beraninya kau mengulik urusan dalam hidupku …!” Rocky menarik kerah baju pria setengah baya tersebut. “Tuan, bukan maksudku mencampuri urusanmu, tetapi, ini juga perintah dari Nyonya Levya,” balas Martin ketakutan melihat kemurkaan dari pemuda itu. “Apa saja yang kamu ketahui, tentangku?” tanya Rocky setelah melepas genggaman pada kerah baju si pria setengah baya. “Tiada Tuan, ha—hanya itu,” jawab Martin tergagap bergidik ngeri. “Baiklah, permainan akan segera dimulai, aku ikuti permainanmu, wanita tua,” ucap Rocky kemudian meneguk bir yang dia ambil dari sisi jembatan. “Aku tidak tahu lagi, permainan macam apa ini, tetapi, aku akan mengikuti arah permainan ini,” batin Rocky merasa kalau si ibu sedang mempermainkan drama dalam hidupnya, sampai-sampai masalah penculikan dan dia masuk kedalam dunia gelap pun tahu, Rocky di bawa pulang ke Santira Barat, karena Martin belum tahu dimana tempat tinggal Rocky saat ini, alternatif utama tetap dibawa ke hotel Trump. Setibanya di hotel, Rocky langsung dibaringkan kasur empuk dia tidak berdaya karena terlalu banyak minum, minuman beralkohol. Ketika hendak di tinggal Martin, dia mengigau “Ma, tolong Rocky, Rocky sendiri di sini, maafkan Rocky karena sudah bandel, tidak menurut dengan apa yang dikatakan Mama,” gumam Rocky kemudian dia membuka mata lalu memuntahkan semua isi perut karena sudah teramat penuh. Dalam pandangan mata kabur, dia melihat Martin seperti ayah angkat yang datang untuk menolongnya seperti saat masih kecil, “Ayah, apa kau datang untuk menjemputku?” tanya Rocky dengan mata berkaca-kaca. “Aku sudah bersalah padamu, maafkan aku,” lanjut Rocky. Namun, semua itu hilang disaat kepala terasa pusing hingga membuat dia kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk, tetapi, masih terus memanggil “Ayah.” *** Rumah terasa sepi tanpa Rocky, kedua mertua yang apa-apa mengomel dan memarahinya merasa heran, karena orang yang dianggap menantu sampah enggak berguna, tidak seperti biasanya bahkan pulang pun selalu tepat waktu. “Ma, Rocky kemana? Kok tiada di dapur,” tanya Selly penasaran, “Mana Mama tahu, Mama kan bukan bodyguard dia,” jawab Sindy dengan nada malas, “Mam, aku serius … dari tadi aku tidak melihat Rocky!” Selly berucap dengan tegas, membuat si ibu yang sedari tadi tadi membaca majalah pun bergegas menutupnya, kemudian menjawab dengan tegas pula, “Mama benar-benar-benar tidak tahu! apa kamu puas?!” “Eh, mau kemana?” “Cari Rocky,” jawab Selly. “Untuk apa? Bukankah lebih baik kalau dia tidak pulang, kan kamu bisa terbebas dari pria sampah itu kemudian mencari lelaki yang lebih kaya dan lebih mapan dari dia,” ucap Sindy membuat sang putri menghela napas malas “Apa yang mama ucapkan, sampai kapanpun aku tidak akan meminta cerai dari Rocky!” jawab Selly malas. “Otakmu sudah gesrek atau bagaimana?! kau itu masih muda dan cantik, apa yang membuatmu mempertahankan pria sampah seperti Rocky?!” “Mam, biarpun Rocky pria sampah di mata mama, tetapi dia baik, dan tidak pernah membantah disaat aku sedang memarahinya, dia tetap setia menyiapkan ku makan malam disaat aku pulang lembur, dan satu lagi …, kalau aku menceraikan dia, itu tiada bedanya aku dengan barang bekas, di mana tempat barang bekas yang sudah tidak terpakai? Di tempat sampah, Ma!” tutur Selly membungkam mulut si ibu yang selalu memandang rendah suaminya. “Aku mau cari Rocky, dengan atau tanpa izin mama,” ucap Selly kemudian pergi meninggalkan Sindy yang masih terpaku mencerna ucapan putri tercinta.Waktu sudah siang Rocky terbangun, Namun, tatapan mata tertuju pada langit-langit yang asing di benaknya.Ketika beranjak dari tempat tidur, dia tersadar akan sesuatu yaitu kasur empuk dan nyaman membuat dia bertanya-tanya siapa yang menculiknya setelah dewasa.“Tuan, anda sudah bangun, maaf membawamu ke sini tanpa meminta izin terlebih dahulu,” sapa Martin membuat Rocky mengangkat alis sebelah.“Apa kau mengganti pakaianku?” tanya Rocky kemudian memijit pelipis karena masih merasa sedikit pusing.“Kau semalam terlalu banyak minum, jadi, pakaianmu kotor karena terkena …”“Ya, aku paham, sekarang carikan lagi pakaianku semalam, aku harus segera pulang,” pangkas Rocky kemudian membatin “Biarpun tiada yang mengkhawatirkan aku,”“Tapi Tuan, pakaian Anda, masih di cuci oleh staf kebersihan hotel,” balas Martin dengan nada menundukkan kepala merasa takut terkena semprong dari Rocky.“Hadeh! carikan lagi yang sama dengan pakaian ku, dengan harga yang lebih murah dari itu,” Martin pun bergeg
“Aku makan di dapur, maaf mengganggu selera makan kalian, selamat makan,” ucap Rocky kemudian bergegas pergi ke dapur.***Siang sudah berganti malam, Rocky duduk termenung di bangku taman, hembusan angin malam membuat hati dan pikiran terasa lebih tenang.Dia teringat masa-masa indah bersama dengan ayah angkat, dari mancing ikan di sungai bahkan sampai mandi hujan bersama.“Ayah, apa kamu melihat aku dari surga, aku sangat merindukanmu, aku sekarang sudah beristri biarpun dalam status suami kontrak,” gumam Rocky sambil menatap langit bulan sabit yang terlihat indah di angkasa.“Aku harus maju, tidak bisa seperti ini terus, tetapi … kehidupan ku sangat sulit saat ini, apakah aku bisa bangkit sendirian tanpa bantuan siapa-siapa?” gumam Rocky memikirkan masa-masa setelah kontrak nikah dengan Selly berakhir.Ayah angkat sudah meninggal dunia, dia rela tidak menikah karena takut putra angkat akan mendapat perlakuan tidak adil dari istri, seperti yang ada dalam cerita film.Maka dari itu,
Semua orang sibuk dalam penyambutan karena pemilik Anggara Group akan berkunjung, siapa lagi kalau bukan “Widhi Anggara” pria tua berpakaian rapi dan bersih, serta menampilkan aura kepemimpinan.Yang pasti dia tidak datang sendiri, melainkan bersama dengan cucu kesayangan yang bernama “Yudis Anggara” pemuda berusia 29 tahun berkulit putih dan bersih, selalu bersaing dengan Selly,“Dimana pengurus ASG?” tanya Widhi dengan angkuh membuat semua pegawai ketakutan, takut, jika mereka membuat kesalahan, karena, kunjungan hari ini terasa berbeda.“Be–Beliau, ada di dalam,” jawab sutradara, dengan nada bergetar.“Kalian semua, tunggu di sini, jangan ada yang bekerja,” ucap Widhi kemudian meminta pada cucu kesayangan untuk memanggilkan Selly.Tidak berselang lama, Yudis kembali dengan sepupu perempuan. Yang pasti, Selly merasa ada sesuatu dibalik kedatangan mereka berdua, mengingat Yudis begitu licik dan ingin merebut posisinya di ASG.“Berikan aku laporan keuangan hasil produksi film,” ucap W
“Baiklah, aku akan menjadi apa yang kamu minta, kita pulang dulu, kamu harus istirahat,” balas Rocky seakan-akan menjadi pegangan kuat untuk wanita yang ada dalam pelukannya, tetapi, pegangan yang dia kira kuat, ternyata masih saja rapuh, ingin mempercayai, tetapi, sadar diri suami bukan siapa-siapa.“Apa aku bisa mempercayaimu?” tanya Selly dengan penuh keraguan.“Untuk apa aku memberikanmu permintaan, tetapi, aku tidak dapat mengabulkan,” balas Rocky meyakinkan, kemudian memberikan jaminan dengan berucap, “jika aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu, aku akan menjadi babu dalam hidupmu seumur hidupku dan tidak akan pernah meminta hakku sampai kontrak kita berakhir, tetapi, jika aku berhasil apa yang yang bisa menjadi jaminan untukku?” balas Rocky.“Aku tidak tahu, tetapi, aku akan memberikan hakmu sebelum kontrak kita berakhir,” balas Selly dengan menundukkan kepala, tanda bimbang dengan jawaban sendiri.“Baiklah, aku kemarin dapat kartu bank dari nenek tua yang aku tolong, bisakah
“Aku selalu berusaha datang menjemputmu, tetapi, di larang keras oleh Ayahmu!” seru Levya saat menjawab pertanyaan dari sang putra tercinta.“Lantas mengapa ibu dan ayah berpisah, mengapa ayah mempunyai wanita lain dirumah yang berbeda?!” Rocky mempertanyakan tujuan utama dia mendatangi si Ibu.Tampak terlihat, raut wajah Levya berubah menjadi layu, tanpa dia sadari air mata menetes, dan sudah dia duga sedari lama jika suatu saat Rocky akan mempertanyakan hal ini.“I–ibu, ibu … tidak tahu kalau ayahmu sudah beristri—” Levya tidam mampu mengatakan hal lebih lanjut, dia sudah larut dan terisak dalam tangisan.“Apa aku anak haram, dari ulah kalian berdua?!” tanya Rocky dengan nada setengah marah, membuat Levya hanya bisa mengangguk kemudian menundukkan kepala, tangisan si Ibu semakin keras.Tidak pernah disangak dan tidak pernah dia duga jika orang tua yang dikira berlaku baik dan tidak pernah melakukan hal aneh-aneh, ternyata itu semua salah.Jika dibandingkan dengan kehidupan yang Rock
Ketika hendak memberikan nomer rekening Bank, tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Hallo Tuan, Anda ada disebelah mana?” tutur Martin saat panggilan terhubung.“Aku ada urusan mendadak, apa kau sudah berada di tempat kita janjian?” jawab Rocky.“Saya sudah berada di sini,” ucap Martin dalam panggilan terhubung.“Baiklah, aku akan segera ke sana.” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon.“Cepat transfer apa yang menjadi milikku,” “Masukan sendiri nomer rekeningmu,” balas Vinny memberikan ponselnya.Setelah menerima ponsel dari Rocky, gadis itu tersenyum meringis kemudian berkata “Bolehkah aku transfer separuh? aku belum dapat uang saku dari Mamaku,” “Terserah, yang paling penting kau tidak kabur, melarikan diri,” balas Rocky.“Aku tidak akan melarikan diri, tenang saja.” jawab Vinny lalu mentransfer sejumlah uang.“Oke, bisakah kau hantar aku ketempat tadi kita bertemu?” pinta Rocky.“Sangat-sangat bisa,” jawab Vinny kemudian mereka bertiga pergi.***Saat
Saat dalam perjalanan pulang, Rocky mendapati ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Rocky, aku sudah tidak bisa bekerja di SGP, semua barang-barang sudah dihancurkan oleh Yudis,” ucap Selly mengadu pada suami, terdengar dari ponsel.“Yudis, bagaimana bisa?!” balas Rocky.“Dia datang bersama dengan dua bodyguard, mereka mengacak-acak ruangan ku dan menghancurkan beberapa barang-barang ku, Yudis juga memberikan surat pemecatan dari kakek, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa?!” jelas Selly dari jauh dalam sambungan telepon.Rocky menghela napas berat, tidak tahu lagi bagaimana arah permainan yang dimainkan oleh keluarga besar Anggara. “Kamu tenang saja, aku akan membuat perhitungan dengan Yudis,” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon.“Cepat akuisisi ASG, nanti malam harus ada kabar gembira untukku,” pinta Rocky kemudian meminta pada Martin untuk menghentikan mobil, lalu pergi entah kemana.***Di sisi lain, Selly merasa ada sedikit perbedaan pada suami yang dikenal
Malam pun tiba, dua hari lagi ulang tahun Widhi Anggara, perdebatan ibu dan anak pun tidak bisa dihindarkan.“Kan, Mama sudah bilang padamu, apapun yang terjadi kita harus datang,” “Kita sudah tidak dianggap sebagai keluarga, untuk apa datang?” balas Selly dengan nada sedikit berteriak hingga menampakkan urat leher.“Ini semua pasti gara-gara kamu!” Sindy menunjuk Rocky dan melimpahkan kesalahan pada menantu yang tidak pernah dianggap. “Coba saja, kamu menjadi pria yang sedikit saja berguna …, pasti aku dan keluargaku tidak akan pernah menjadi keluarga terasingkan.”“Sebenarnya apa keinginanmu, apa belum cukup kau menghancurkan mental putri semata wayangku? apa belum puas kamu menghancurkan kepercayaan keluarga Anggara pada kami, hanya status sosialmu yang tidak jelas,” hardik Ayah mertua yang bernama Perwira Anggara.“Ma, Pa, Cukup! apa kalian pikir setelah aku berpisah dengan Rocky, keluarga kecil kita akan dianggap oleh kerabat Anggara? jawabannya (Tidak)” Selly menepis ucapan ked