Ketika hendak memberikan nomer rekening Bank, tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.
“Hallo Tuan, Anda ada disebelah mana?” tutur Martin saat panggilan terhubung. “Aku ada urusan mendadak, apa kau sudah berada di tempat kita janjian?” jawab Rocky. “Saya sudah berada di sini,” ucap Martin dalam panggilan terhubung. “Baiklah, aku akan segera ke sana.” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon. “Cepat transfer apa yang menjadi milikku,” “Masukan sendiri nomer rekeningmu,” balas Vinny memberikan ponselnya. Setelah menerima ponsel dari Rocky, gadis itu tersenyum meringis kemudian berkata “Bolehkah aku transfer separuh? aku belum dapat uang saku dari Mamaku,” “Terserah, yang paling penting kau tidak kabur, melarikan diri,” balas Rocky. “Aku tidak akan melarikan diri, tenang saja.” jawab Vinny lalu mentransfer sejumlah uang. “Oke, bisakah kau hantar aku ketempat tadi kita bertemu?” pinta Rocky. “Sangat-sangat bisa,” jawab Vinny kemudian mereka bertiga pergi. *** Saat dalam perjalanan, dia selalu mengamati wajah Vinny, karena sangat-sangat mirip dengan Stella kekasihnya dimasa lalu. “Bisakah kau tidak memandangku seperti itu?” ucap Vinny gugup sampai-sampai tidak terlalu fokus mengemudi. Mendengar itu, Rocky langsung mengalihkan pandangan dari wajah gadis tersebut, dia terus mencoba membuang perasaan yang membuat hati berdebar. “Ingat Rocky, kau sudah punya istri.” batin Rocky sambil membuang napas perlahan. Tidak berselang lama, mereka pun sampai di tempat mereka bertemu, Rocky bergegas turun dari mobil kemudian berjalan menjauh. “Sepertinya dia mempunyai perasaan padamu?” ucap Zulaika sambil menyenggol bahu temannya. “Aish, kau bicara apa? Aku tidak percaya begitu saja, mungkin karena aku mirip dengan teman dia,” balas Vinny sambil menatap punggung Rocky yang semakin menjauh. “Teman lama?” “Iya dia pernah bercerita tentang teman lama,” jawab Vinny kemudian mereka kembali ke mobil dan melaju pergi. *** “Tuan muda, kita ke Kafe atau ke Restouran,” ucap Martin membuyarkan lamunan Rocky saat dalam perjalanan. “Kafe saja, apa mungkin pegawai Restouran menerima tamu menggunakan pakaian seperti aku ini,” jawab Rocky. Rocky pernah dihina dan berakhir dilarang masuk oleh staf Restouran, hanya karena menggunakan pakaian murah dan terlihat seperti orang miskin. Namun, dia berubah pikiran dan ingin memberikan hadiah istimewa pada orang-orang yang pernah menghancurkan acara yang sudah dia susun secara matang bersama sang istri. “Aku pernah di usir dan dilarang masuk saat mengajak temanku makan di restoran, bisakah kau menghantarkan aku kesana?” pinta Rocky. “Kemana itu, Tuan?” jawab Martin. “Star Food,” “Baiklah,” Martin pun mengemudikan mobil untuk pergi ke tempat tersebut, lelaki yang pernah dihina dan diusir itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan staf-staf dan menejer resto sombong, wajah-wajah mereka teringat jelas di kepala Rocky. *** “Tuan kita sudah sampai,” ucap Martin setelah menghentikan mobil. “Em, apa yang bisa kau lakukan, jika, ada orang yang berani menggangguku?” tanya Rocky dengan tegas. “Maksud Anda Tuan?” Martin kembali bertanya bingung. Tanpa menjawab pertanyaan dari asisten ibunda, dia pun keluar dari mobil, berjalan masuk kedalam restouran. “Maaf Tuan, anda dilarang masuk,” ucap scurity mengehentikan langkah kaki Rocky. Namun, dengan nada sopan. “Kenapa?!” tanya Rocky pura-pura tidak tahu, karena bukan scurity baru, ini, yang menjadi incarannya. “Maaf Tuan, saya hanya menjalankan tugas, saya juga kurang paham …” “Owh, ada pengemis datang, ternyata? Masih belum puas di usir?” ucap Scurity yang bernama Gala, membuat Rocky merasa malas untuk menanggapi. “Kak Gala, sebaiknya jangan membuat keributan di sini,” Scurity yang bernama Zee, mencoba mengingatkan karena dia adalah orang baru, jadi, tidak tahu menahu tentang penghinaan dan perlakuan buruk menejer dan beberapa Scurity. “Apa yang dikatakan Zee ada benarnya, lebih baik jangan membuat keributan, dari pada kau kehilangan pekerjaan.” sambung Rocky. “Bocah ingusan, apa yang kau tahu tentang pekerjaan orang dewasa?! Jangan ikut campur dalam urusan ini!” bentak Gala mengundang perhatian para pelanggan dan tamu penting restoran. Seketika Zee terdiam dan menundukkan kepala sangat takut untuk melawannya, karena belum genap satu bulan bekerja menjadi Scurity. “Ada apa ini?” tanya Menejer Ken datang dari dalam Restouran mengalihkan perhatian semua orang. “Menejer Ken, ada pengemis hendak masuk kedalam Restouran,” ucap Gala mengadu. “Usir dia, jangan biarkan dia masuk ke dalam, bisa-bisa nanti para pengunjung dan tamu-tamu terhormat kabur, yang akan merusak citra baik Restouran ini.” perintah Menejer Ken. “Apa yang ada di otak kalian berdua? bisa-bisanya mengusir tamu yang ingin makan di restoran kecil seperti ini!” teriak Martin membuat Menejer Ken dan Gala terkejut, sebuah impian besar bisa bertemu dengan orang yang berhubungan langsung dengan keluarga Trump. “Tuan, Anda hanya salah paham, maaf membuat anda sedikit terganggu karena ada pengemis ini,” ucap Menejer Ken. Plakkk! Satu tamparan keras terdengar nyaring mendarat di Pipi Ken, bahkan sampai-sampai membuat orang lain bergidik ngeri. “Apa katamu, (Pengemis,) lebih baik kau pergi ke dokter mata!” teriak Martin tepat di depan wajah, membuatnya merinding di sekujur tubuh. “Maaf Tuan, saya akan mengusir dia terlebih dahulu, jika membuat Anda terganggu,” balas Ken dengan nada bergetar ketakutan. “Telpon pemilik restoran ini, atau aku robohkan bangunan yang tidak seberapa ini!” perintah Martin dengan amarah yang meledak-ledak. “Pecat menejer resto Star food dan scurity bernama Gala, atau aku buat bangkrut rumah makan yang tidak seberapa ini,” ucapnya setelah merebut ponsel Ken. “Apa kau tidak mengenali suaraku?!” “Oh, maaf Tuan Martin, sebenarnya ada apa?” tanya pemilik Restouran dari dalam sambungan telepon. Martin oun menceritakan kejadian yang dia lihat dengan mata kepala sendiri, dan perkataan-perkataan dia dengar secara langsung, begitu jelas. “Maafkan anak buah ku, Tuan, mereka hanya buta, akan aku lakukan seperti apa keinginan Anda,” balas pemilik Restouran dengan nada bergetar terdengar dari telepon, kemudian mereka berdua di pecat tanpa sepeser gaji. “Zee kau sepertinya sangat berbakat, bolehkah aku meminta satu hal padamu?” tanya Rocky setelah kepergian Gala dan Kem. “Apa yang Anda minta dari saya, Tuan?” balas Zee. “Nanti malam, datanglah ke kafe idola,” sambung Rocky. “Maaf Tuan, sepertinya nanti malam saya harus menemani orang tua ku, di rumah sakit,” jawab Zee. “Aku saja yang datang padamu,” ucap Rocky kemudian pergi setelah meninggalkan nomer ponsel di hp Zee. *** Ketika sedang menikmati makanan yang sudah tersedia diatas meja, tatapan mata Rocky tertuju pada wanita tidak asing dimata, siapa lagi kalau bukan Selly Anggara. Akan tetapi, dia tidak datang sendiri melainkan bersama dengan seorang pria yang terlihat sangat-sangat akrab. Dia hanya mengamati dari kejauhan, tidak memperdulikan mereka berdua dan hanya fokus pada tujuan utama. “Martin, apa yang kamu lakukan jika sudah berjuang membangun perusahaan yang hampir koid, dan dijual orang lain setelah perusahaan tersebut, berjaya?” tanya Rocky kemudian meletakkan sendok lalu mengambil botol alkohol kemudian dia tuangkan kedalam gelas. Martin tampak terlihat sedang berpikir dia merasa jika pertanyaan tersebut seperti pertanyaan jebakan, tetapi, dia juga tidak tahu apa maksud dari ucapan Rocky. Namun, tetap mencari jawaban terbaik agak tidak membuat Tuan muda itu kecewa. “Tetapi, itu tidak akan terjadi jikalau kita punya kuasa atas perusahaan itu,” jawab Martin membuat pria muda itu tersebut tipis, kemudian berucap “Baiklah, sekarang, tidak perduli dengan cara apa, akuisisi ASG untukku. Namun, jangan sampai ada yang tahu.” “Itu bukan perkara sulit, ASG hanya perusahaan kecil, jika Tuan menginginkannya, itu, sudah menjadi tugasku untuk mengabulkan,” balas Martin. Rocky tersenyum dengan senyuman sulit diartikan, dia sangat-sangat senang langkah awal menghancurkan kesombongan keluarga yang tega mengasingkan istri dan kedua mertua. WAIT FOR THE NEXT STORY...Saat dalam perjalanan pulang, Rocky mendapati ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Rocky, aku sudah tidak bisa bekerja di SGP, semua barang-barang sudah dihancurkan oleh Yudis,” ucap Selly mengadu pada suami, terdengar dari ponsel.“Yudis, bagaimana bisa?!” balas Rocky.“Dia datang bersama dengan dua bodyguard, mereka mengacak-acak ruangan ku dan menghancurkan beberapa barang-barang ku, Yudis juga memberikan surat pemecatan dari kakek, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa?!” jelas Selly dari jauh dalam sambungan telepon.Rocky menghela napas berat, tidak tahu lagi bagaimana arah permainan yang dimainkan oleh keluarga besar Anggara. “Kamu tenang saja, aku akan membuat perhitungan dengan Yudis,” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon.“Cepat akuisisi ASG, nanti malam harus ada kabar gembira untukku,” pinta Rocky kemudian meminta pada Martin untuk menghentikan mobil, lalu pergi entah kemana.***Di sisi lain, Selly merasa ada sedikit perbedaan pada suami yang dikenal
Malam pun tiba, dua hari lagi ulang tahun Widhi Anggara, perdebatan ibu dan anak pun tidak bisa dihindarkan.“Kan, Mama sudah bilang padamu, apapun yang terjadi kita harus datang,” “Kita sudah tidak dianggap sebagai keluarga, untuk apa datang?” balas Selly dengan nada sedikit berteriak hingga menampakkan urat leher.“Ini semua pasti gara-gara kamu!” Sindy menunjuk Rocky dan melimpahkan kesalahan pada menantu yang tidak pernah dianggap. “Coba saja, kamu menjadi pria yang sedikit saja berguna …, pasti aku dan keluargaku tidak akan pernah menjadi keluarga terasingkan.”“Sebenarnya apa keinginanmu, apa belum cukup kau menghancurkan mental putri semata wayangku? apa belum puas kamu menghancurkan kepercayaan keluarga Anggara pada kami, hanya status sosialmu yang tidak jelas,” hardik Ayah mertua yang bernama Perwira Anggara.“Ma, Pa, Cukup! apa kalian pikir setelah aku berpisah dengan Rocky, keluarga kecil kita akan dianggap oleh kerabat Anggara? jawabannya (Tidak)” Selly menepis ucapan ked
Pagi pun tiba, Sindy sudah berdandan rapi, karena hari ini adalah hari ulang tahun “Widhi Anggara” biarpun sudah di larang, tetapi, tetap nekat mengajak keluarga kecilnya untuk datang.“Selly, kau belum siap? kita harus segera datang, jangan sampai terlambat,” ajak Sindy disaat tiba di ruang makan, hendak sarapan.“Datang kemana? terlambat kemana? dan siap untuk apa?” Selly menjawab dengan santai sambil memoles mentega pada roti bakar untuk suami.“Kamu sudah lupa ingatan? ini kan hari ulang tahun Kakekmu!” “Bodo’ apa untungnya aku datang? kedatangan kita saja sudah tidak di butuhkan, apa mama ingin …, kita di remehkan oleh mereka?” balas Selly dengan nada malas.“Mama juga sudah bilang, kita harus datang, berulang kali juga aku berkata (Kita juga bagian dari keluarga Anggara)” tutur Sindy dengan nada penuh penekanan.“Selly, bersiaplah, yang dikatakan oleh ibu benar, biar bagaimanapun kita juga bagian dari keluarga Anggara, aku akan carikan hadiah terbaik untuk Kakek, kalian berangk
Ketika sampai di rumah, sang ibu mertua langsung memarahi menantu tidak pernah dianggap itu, karena telah membuat keributan di pesta ulang tahun member tertua keluarga Anggara.“Mam, sudah cukup, jangan keterlaluan seperti ini,” ucap Selly menghentikan ocehan si ibu.“Keterlaluan …? Keterlaluan bagaimana? Kau ini gimana sih?! Kok nyalahin, Mama, dia yang membuat masalah, seharusnya kau berpihak pada mama, bukan malah belain lelaki tidak berguna ini,” balas Sindy tidak terima karena merasa disalahkan oleh putri tercinta.“Aku tidak menyalahkan mama, hanya …”“Apa …! kalau tidak salahin mama, kamu itu memang sudah dibutakan oleh pria ini,” potong Sindy kemudian beralih pada Rocky, “Cepat ceraikan putriku, atau dari pada kau hanya membuat malu keluargaku,”“Ma …! Cukup! Aku sudah banyak menurut pada mama, dari kecil hingga hingga dewasa, aku sengaja memfitnah Rocky telah menghamiliku agar aku gagal menikah dengan lelaki pilihan mama, yang katanya paling baik sedunia ternyata, hanyalah pe
“Aku dapat sedikit uang, mungkin aku bisa membeli beberapa peralatan masak untuk membuka usaha kecil-kecilan, karena tidak mungkin aku bergantung pada perusahaan yang baru saja diakuisisi,” batin Rocky saat dalam perjalanan.“Pak, mampir ke toko toserba, dulu,” ucap Rocky pada supir taksi, Setelah membeli beberapa peralatan memasak, mencari ruko yang bisa dia sewa untuk memulai berdagang, Dia pun mencari tahu lewat media online, dan menemukan tempat pas dari harga sewa dan luas ruko.“Pak, ketempat ini, ya,” ucap Rocky memperlihatkan tempat yang ada didalam ponsel, pada pak supir.***Rocky melihat-lihat kondisi ruko, ternyata masih bagus, cuma butuh sedikit pemolesan dan pengecatan ulang.Dia pun setuju untuk menyewa ruko tersebut, karena kondisi masih bagus dan terawat biarpun cat sedikit terkelupas tetapi tidak masalah baginya.Setelah selesai melakukan pembayaran, dia pun mulai menata peralatan masak yang baru saja dia beli.“Akhirnya aku bisa mewujudkan cita-cita dari kecil,” gu
“Aku akan buatkan minum,” ucap Rocky kemudian pergi ke belakang. Namun, langkah kaki terhenti karena ucapan Widhi Anggara, “Biar Selly yang membuat minuman,”“Kau pikir istriku pembantumu,” balas Rocky dengan tatapan sulit diartikan.“Ah, aku hanya bercanda, Sindy buatkan minuman untukku dan Rocky,” perintah Widhi membuat wanita tersebut merasa kesal,“Mari duduk sini,” ucap Widhi menepuk sofa empuk di sebelahnya. Namun, dia malah lebih memilih duduk satu sofa bersama sang istri.“Aku bukan siapa-siapa, bukankah sangat tidak sopan duduk satu sofa dengan Anda?” balas Rocky membuat pria tua itu memejamkan mata, meredam amarah yang sudah tersulut ucap tersebut.“Akh, tidak masalah, asalkan bisa bekerja sama dengan baik,” sambung Widhi setelah tertawa kecil, kemudian mengambil hadiah yang dianggap palsu dan tidak berharga.“Oke, sebelumnya aku cuma mau berkata, aku tidak banyak waktu untuk membahas itu,”
“Martin …, aku harus minta bantuan padanya, biaya rumah sakit ini pasti tidak akan sedikit,” gumam Rocky kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam saku celana.“Temui aku di tempat biasa, jangan menbawa bodyguard atau siapapun,” ucap Rocky ketika sambungan telepon terhubung kemudian dia putuskan sepihak.*Kafe Star food*(Lantai Vip 1)“Aku ada beberapa pertanyaan untukmu, tetapi, jawablah dengan tepat dan bisa aku terima, tanpa membuat teori yang membingungkan,” ucap Rocky sambil menggenggam gelas berisi anggur mahal.“Apapun yang Anda tanyakan, akan saya jawab seperti keinginan Tuan muda.” balas Martin dengan menundukkan kepala, tanda hormat.“Ayah mertuaku berbaring di rumah sakit, karena perbuatan Widhi Anggara, lelaki tua yang tidak pernah adil dengan anak-anaknya …, hukuman apa yang pantas di dapat dari perbuatan tersebut?” tanya Rocky membuat pria setengah baya itu tampak terkejut,
“Semoga pembukaan pertama ini laris manis,” gumam Rocky saat kedai, sudah terpikir semalam menu makanan hari ini adalah mie ayam pangsit dan ayam goreng krispi.“Jualan apa ini, Kak?” “Mie ayam pangsit dan ayam goreng krispi, adek mau?” tawar Rocky pada pembeli pertama.“Boleh Kak, Ayam goreng dua, dibungkus.” jawab gadis itu.“Tunggu, ya,” balas Rocky kemudian menggoreng paha ayam yang sudah dibaluri dengan tepung spesial.Tidak lama kemudian, Selly datang dengan Pragus.“Tempat makan ini gimana, menurut mu?” tanya Pragus menarik perhatian Rocky.“Ini juga tidak terlalu buruk,” balas Selly.“Kalau kamu tidak berkenan, bilang saja, tidak masalah kalau harus mencari tempat lain,” ucap Pragus membuat Rocky menyipitkan pandangan mata.“Pak, Ayam goreng 2 dan mi pangsit 2, minumnya es jeruk,” tutur Pragus, tetapi, setelah mengetahui siapa pemilik kedai tersebut,
“Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s
Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg
Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s
Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.
Saat masih berada di taman pelangi, Selly mendapatkan panggilan dari Widhi Anggara.“Kakek menghubungiku, ada apa?” batin Selly bertanya-tanya. “Sebentar ya, Sov,” ucap Selly kemudian sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Hallo, ada apa?” tanya Selly saat panggilan terhubung.“Maaf Selly, aku telah salah padamu, kau boleh bekerja kembali di AGP dan melanjutkan proyek kerja sama dengan Briano Lion,” ucap Widhi dari jauh dalam sambungan telepon membuat sang cucu wanita mengangkat alis sebelah tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.“Apa Kakek sedang membohongiku, dan akan mempermalukan aku lagi?” tanya Selly pada sambungan telepon.“Tidak, aku mohon kembalikanlah dan aku akan memberikanmu hadiah istimewa,” ucap sang Kakek kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.“Hallo …, Kakek,” Selly pun melihat ponselnya, ternyata sambungan telepon sudah terputus.“Dasar manusia pal
“Kau mau ikut denganku, berarti kau akan mengundurkan diri dari AGP?” tanya Selly setelah merasa lebih tenang.“Iya, untuk apa aku memperkaya orang sombong seperti Tuan Yudis dan Tuan Widhi,” jawab Sovia membuat atasan membulatkan mata, tidak percaya.“Jangan, jaman sekarang sulit mencari pekerjaan,” sambung Selly tidak ingin mengorbankan si asisten.Sovia menghela napas panjang, kemudian berkata, “Benar juga, tapi aku tidak bisa bekerja di tempat orang tidak punya hati.”“Kamu harus tetap bekerja di sana, ingat, kamu juga butuh uang untuk makan,” tutur Selly mengingatkan Sovia agar tetap bertahan, meskipun berkerja di tempat orang paling menyebalkan sedunia.***Setelah menunggu cukup lama, Widhi dan Yudis pun datang menemui Presdir Briano Lion. Namun, mereka tidak mengenali siapa sosok Tuan muda dibalik masker.“Maaf Tuan muda, apa yang membuat Anda memanggil kami datang ke sini?” tanya Widhi d
“Sudah-sudah, enggak usah dibahas, aku sudah pusing gegara Presdir, malah kau tambah lagi,” ucap Selly menepis pertanyaan Sovia si asisten.Ketika sampai di AGP, dia disambut oleh sepupu.“Lihatlah, siapa yang datang,” ucap Yudis dengan penuh kesombongan.“Minggir, aku tiada urusan denganmu,” balas Selly malas berdebat dengan siapapun.“Aku yang ada urusan denganmu.” ucap Yudis seolah tidak pernah lelah mencari masalah dengan sepupu.“Apa lagi? Masalah kemarin? bukankah kau telah berjanji untuk tidak menggangguku?” tanya Selly sudah sangat lelah menghadapi sikap keras kepala pria yang sedang berdebat dengannya.“Urusan yang kemarin belum selesai, menurut keputusan kakek, kau dipecat tanpa hormat,” ungkap Yudis membuat sang sepupu menganga, terkejut tidak percaya.“Aku dipecat? kesalahan aku apa? bukankah aku sudah berhasil mendapatkan proyek yang diinginkan kakek?” ucap Selly dalam keadaan syok.
Rocky menceritakan tentang rencana yang dia bahas dengan Martin kemarin, “Apa?! Ema Emerson?!” Zee sangat terkejut setelah mendengar nama itu.“Ada apa kau takut?” tanya Rocky menyipitkan mata ketua menatap wajah Ceo lekat-lekat.“Tidak, jika itu sudah menjadi tugasku, aku tidak akan takut,” balas Zee membuat Rocky tersenyum puas, “Bagus jika memang begitu.” tutur Rocky sambil menepuk pundaknya.“Kau boleh pergi, selamat mengumpulkan tenaga untuk tugas yang aku berikan,” usir Rocky membuat dia hanya mampu menelan saliva untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering. Dengan langkah gontai,diapun berjalan keluar dari ruang Presdir, dan setelah kepergian Zee, Rocky kembali menggunakan masker karena jam meeting akan segera dimulai.Saat di ruang meeting, Rocky memperhatikan sang istri begitu pandai dalam mempresentase proyek yang akan dia garap. begitu cerdas dan kata perkata mudah di pahami.Setelah 30 menit, mee
Setelah kepergian Levya, Rocky lantas menghubungi nomer Martin orang yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.“Halo pak Martin, atur pertemuan dengan Ema Emerson, aku ingin mengajukan bisnis dengan dia,” ucap Rocky saat panggilan terhubung.“Ema Emerson …? apa Anda yakin? bukankah beliau ibu tiri Anda?” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Aku tahu itu, kita lakukan pendekatan dengan musuh, kalau kita hanya diam tidak berbuat apa-apa yang ada, musuh akan tenang tanpa menunjukkan diri ke permukaan,” ucap Rocky pada sambungan telepon.“Baiklah, apa rencana Anda?” tanya Martin jauh dari dalam sambungan telepon.Rocky pun menceritakan rencana yang menurutnya sangat gila, “Apa Anda yakin, kita akan membuka investasi untuk Briano Lion?!” ucap Martin terkejut dengan rencana Rocky.“Cuma itu satu-satunya cara memancing musuh keluar dari sarang,” balas Rocky.“Baiklah, tetapi, invest