Home / Romansa / Menantu Paling Berkuasa. / Bab 8 : Kenyataan membawa luka.

Share

Bab 8 : Kenyataan membawa luka.

Author: Lucky Star
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku selalu berusaha datang menjemputmu, tetapi, di larang keras oleh Ayahmu!” seru Levya saat menjawab pertanyaan dari sang putra tercinta.

“Lantas mengapa ibu dan ayah berpisah, mengapa ayah mempunyai wanita lain dirumah yang berbeda?!” Rocky mempertanyakan tujuan utama dia mendatangi si Ibu.

Tampak terlihat, raut wajah Levya berubah menjadi layu, tanpa dia sadari air mata menetes, dan sudah dia duga sedari lama jika suatu saat Rocky akan mempertanyakan hal ini.

“I–ibu, ibu … tidak tahu kalau ayahmu sudah beristri—” Levya tidam mampu mengatakan hal lebih lanjut, dia sudah larut dan terisak dalam tangisan.

“Apa aku anak haram, dari ulah kalian berdua?!” tanya Rocky dengan nada setengah marah, membuat Levya hanya bisa mengangguk kemudian menundukkan kepala, tangisan si Ibu semakin keras.

Tidak pernah disangak dan tidak pernah dia duga jika orang tua yang dikira berlaku baik dan tidak pernah melakukan hal aneh-aneh, ternyata itu semua salah.

Jika dibandingkan dengan kehidupan yang Rocky saat ini sangat berbanding terbalik jauh berbeda.

Jangankan untuk berhubungan intim, selama tiga tahun berlalu untuk menyentuhnya saja tidak pernah dilakukan.

***

Rocky berteriak keras membuat Martin dan beberapa bodyguard kaget, kemudian menepikan mobil dan memerintahkan semua anggota keluar dari mobil.

“Tuhan, kenapa aku harus dilahirkan dengan cara seperti ini?!” Rocky berteriak dengan sangat keras hingga menampakkan urat dileher, beruntung, mobil sudah kedap suara, dan tidak terdengar sampai luar.

Dia kembali berteriak, mengeluarkan semua beban yang dirasa, setelah merasa lebih tenang, Rocky meminta pak Martin untuk segera mengemudikan mobil dan melanjutkan perjalanan.

“Paman Martin, ke supermarket sebentar, belikan aku anggur paling memabukkan,” pinta Rocky.

“Baik Tuan,” jawab Rocky kemudian mencari supermarket yang masih buka 24 jam.

***

Ketika sudah terlelap dalam alam mimpi, Selly terbangun karena mendengar suara ketukan dari pintu utama.

“Darimana saja dia jam segini baru pulang?” tutur Selly saat melihat jam yang ada didinding menandakan pukul 3:57 malam,

Saat membuka pintu, dia dikejutkan dengan Rocky yang tiba-tiba ambruk dilantai dan tercium aroma alkohol menyengat membuat Selly ikutan pusing.

“Rocky, bangun, jangan tidur di sini,” gumam Selly sambil menepuk-nepuk pipi suami, berharap masih ada tenaga tersisa untuk membantunya berjalan ke kamar.

“Sejak kapan kau jadi pemabuk seperti ini, pria sialan. Ayo bangun, jangan membuat masalah denganku.” gumam Selly kemudian berusaha menyeret dia masuk kedalam.

Biarpun lumayan kesulitan, tetapi, Selly berhasil membawa suami masuk kedalam kamar mandi, untuk membuat dia sadar dan bangun melawan rasa mabuk dikarenakan alkohol.

***

Pagi pun tiba, Rocky terbangun ditempat yang tidak asing yaitu: “Kamar mandi,” gumamnya setelah memperhatikan sekitar.

“Bagus kau sudah bangun, sekarang cepat bersihkan dirimu sendiri, jangan membuatku repot seperti semalam.” gumam Selly kemudian menutup pintu kamar mandi dengan sangat keras.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Rocky duduk termenung di sofa tempat biasa dia tidur.

Kenyataan yang dia dengar dari mulut si ibu belum bisa diterima, biarpun sudah berulang kali mencoba menerima tetapi, semua tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan 

“Ada apa? Apa kau keberatan dengan permintaan dari kemarin?” tanya Selly membuyarkan lamunan suami.

“Tidak!  Hanya saja …” Rocky menghentikan ucapan karena belum siap mengutarakan kenyataan pada si Istri.

“Aku belum siap menceritakan semua padamu, nanti aku akan menceritakan semua padamu, tetapi, bukan sekarang.” imbuhnya takut menjadi masalah baru untuk istri dan keluarga.

Selly sangat menghargai privasi orang lain, jadi, dia hanya pergi tanpa meminta atau memaksa Rocky untuk bercerita.

“Cepat buatkan kami sarapan, mama dan papa sudah sangat kelaparan di meja makan.” ucap Selly kemudian menutup pintu kamar.

***

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Rocky bergegas menuju ke kamar mandi untuk menyalakan sebatang rokok, berharap bisa membuat pikiran lebih tenang.

Ketika sedang menyesap rokok, dia memikirkan perlakuan keluarga Anggara pada sang istri, kemudian berucap dalam hati, “Jika aku seperti ini terus, yang ada orang-orang akan menginjak-injak diriku terus-terusan. Aku harus bangkit dan membuat istriku jatuh cinta padaku, dan aku akan membalas orang yang membuat istriku menangis dan aku akan menjadi pelindung bagi keluarga kecilku ini. Keluarga Anggara sudah mengasingkan keluarga istriku.” 

Rocky terus memikirkan nasib istrinya, perlakuan tidak adil dari keluarga besar membuat dia merasa geram dan ingin menghapuskan kesombongan mereka, biarpun istri dan kedua mertua selalu menindas dan mencemoohnya.

“Apa yang kamu lakukan di kamar mandi, kenapa tidak mengunci pintu?!” teriak Selly terkejut.

“Aku sudah selesai,” tutur Rocky kemudian keluar dan bergegas pergi meninggalkan rumah ingin mengajak Martin bertemu.

“Aku harus membuat trobosan baru, dan aku akan minta bantuan pada Martin untuk mengakui sisi ASG,” gumam Rocky saat berjalan menuju taman.

***

“Apa kau yakin, dia datang ketempat ini?” tanya teman baik Vinny bernama (Zulaika)

“Aku yakin, dia juga sering ke sini, tenang saja, dia pasti bisa kita andalkan untuk merobohkan kesombongan, Lani.” balas Vinny sambil mengawasi sekitar.

Tidak berselang lama menunggu, Rocky datang dan langsung di panggil Vinny dengan berteriak.

Dari kejauhan, tatapan mata Rocky tertuju pada lambaian tangan seorang gadis yang mirip dengan Stella.

“Ada apa kau memanggilku seperti orang gila?” tanya Rocky setelah sampai pada tempat dua gadis itu berdiri.

“Bisakah aku meminta bantuan padamu?”

“Bantuan …?” tanya Rocky penasaran.

“Em, apa kau pandai bertarung?”

“Aku tidak terlalu pandai, tetep, bolehlah untuk bertarung melawan satu atau dua orang,” balas Rocky.

“Bagus!” tutur Selly kemudian menceritakan tentang pembullyan yang sering dia dapatkan di sekolah, dari arah cerita tersebut, Rocky langsung menebak, “Apa kau ingin aku bertarung di atas Ring, melawan orang yang sering mem-bully kalian?!” 

“Otakmu cukup cerdas!” puji Vinny kemudian mengajak Rocky naik keatas mobil.

Saat dalam perjalanan, mereka bernegosiasi berapa yang akan dia dapat setelah bertarung melawan pembully itu di atas Ring.

“Oke sepakat, 100000 dollar itu sudah sepadan,” tutur Rocky kemudian mereka berjabat tangan tangan setuju.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, mereka pun sampai. Rocky langsung di daftarkan untuk melawan jagoan dari Mahardika CS.

“Duit pertama akan aku transfer, bisakah aku minta nomer rekeningmu?” pinta Vinny kemudian mentransfer sejumlah uang cukup banyak mungkin hampir seperempat upah yang dia janjikan.

“Segitu dulu, nanti kalau berhasil, aku transfer semuanya.” imbuh Vinny.

“Tidak masalah, asalkan kau tidak akan kabur setelah aku memenangkan pertandingan ini,” balas Rocky kemudian berjalan masuk kedalam bersama dengan petugas.

Semua orang bersorak gembira pada jagoan yang selalu menang berturut-turut, siapa lagi kalau bukan (Sumo)

“Sumo, keren!” 

“Sumo, hebat!”

“Ayo Sumo, habisi lawanmu!” teriak semua orang yang ada di luar ring tinju.

Vinny dan Zulaika merasa cemas, melihat jika orang pilihan Robert Mahardika bukanlah sembarang pria yang mudah dikalahkan, dia memenangkan banyak pertandingan, banyak lawan kalah telak bahkan sampai ada yang tidak bernyawa.

“Bagaimana ini, aku takut, jika terjadi sesuatu pada Rocky,” ucap Zulaika.

“Kau pikir aku juga tidak memikirkan hal itu, tetapi, berdoa saja, semoga dia bisa kita andalkan.” balas Vinny.

Pertandingan sudah dimulai, Rocky tampak memperlihatkan kelemahan lawan, dan benar saja belum satu menit bertarung. Dia sudah menjatuhkan lawan hanya dengan satu pukulan.

Tanpa membuang waktu, dia langsung membabi buta dengan memukul area wajah tanpa berbelas kasih. Setelah satu menit berlalu, lawan sudah tidak bertenaga dan hanya melambaikan tangan tanda menyerah.

Vinny dan Zulaika bersorak gembira, mereka berdua akhirnya memenangkan pertandingan dan bisa meruntuhkan kesombongan Robert Mahardika.

“Lihatlah, petarung yang kau pilih saja tidak bisa mengalahkan jagoanku,” tutur Vinny.

“Itu hanya keberuntungan, saja, aku akan menghabisi jagoanmu sekarang juga.” ucap Robert kemudian mendapatkan tatapan mata tajam dari Rocky. “Akan menghabisi aku? apa kau yakin?” 

“Aku hanya bergurau kawan,” balas Robert kemudian mengajak bodyguard yang dia bawa pergi meninggalkan ring tinju.

Vinny dan Zulaika menjulurkan lidah mengejek putra Mahardika. “Cepat berikan upah yang kau janjikan,” ucap Rocky mengalihkan mereka berdua.

Wait For The Next Story…

Related chapters

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 9: Balas Dendam

    Ketika hendak memberikan nomer rekening Bank, tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Hallo Tuan, Anda ada disebelah mana?” tutur Martin saat panggilan terhubung.“Aku ada urusan mendadak, apa kau sudah berada di tempat kita janjian?” jawab Rocky.“Saya sudah berada di sini,” ucap Martin dalam panggilan terhubung.“Baiklah, aku akan segera ke sana.” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon.“Cepat transfer apa yang menjadi milikku,” “Masukan sendiri nomer rekeningmu,” balas Vinny memberikan ponselnya.Setelah menerima ponsel dari Rocky, gadis itu tersenyum meringis kemudian berkata “Bolehkah aku transfer separuh? aku belum dapat uang saku dari Mamaku,” “Terserah, yang paling penting kau tidak kabur, melarikan diri,” balas Rocky.“Aku tidak akan melarikan diri, tenang saja.” jawab Vinny lalu mentransfer sejumlah uang.“Oke, bisakah kau hantar aku ketempat tadi kita bertemu?” pinta Rocky.“Sangat-sangat bisa,” jawab Vinny kemudian mereka bertiga pergi.***Saat

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 10: Pria tidak tahu malu 

    Saat dalam perjalanan pulang, Rocky mendapati ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Rocky, aku sudah tidak bisa bekerja di SGP, semua barang-barang sudah dihancurkan oleh Yudis,” ucap Selly mengadu pada suami, terdengar dari ponsel.“Yudis, bagaimana bisa?!” balas Rocky.“Dia datang bersama dengan dua bodyguard, mereka mengacak-acak ruangan ku dan menghancurkan beberapa barang-barang ku, Yudis juga memberikan surat pemecatan dari kakek, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa?!” jelas Selly dari jauh dalam sambungan telepon.Rocky menghela napas berat, tidak tahu lagi bagaimana arah permainan yang dimainkan oleh keluarga besar Anggara. “Kamu tenang saja, aku akan membuat perhitungan dengan Yudis,” tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon.“Cepat akuisisi ASG, nanti malam harus ada kabar gembira untukku,” pinta Rocky kemudian meminta pada Martin untuk menghentikan mobil, lalu pergi entah kemana.***Di sisi lain, Selly merasa ada sedikit perbedaan pada suami yang dikenal

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 11: Perdebatan keluarga.

    Malam pun tiba, dua hari lagi ulang tahun Widhi Anggara, perdebatan ibu dan anak pun tidak bisa dihindarkan.“Kan, Mama sudah bilang padamu, apapun yang terjadi kita harus datang,” “Kita sudah tidak dianggap sebagai keluarga, untuk apa datang?” balas Selly dengan nada sedikit berteriak hingga menampakkan urat leher.“Ini semua pasti gara-gara kamu!” Sindy menunjuk Rocky dan melimpahkan kesalahan pada menantu yang tidak pernah dianggap. “Coba saja, kamu menjadi pria yang sedikit saja berguna …, pasti aku dan keluargaku tidak akan pernah menjadi keluarga terasingkan.”“Sebenarnya apa keinginanmu, apa belum cukup kau menghancurkan mental putri semata wayangku? apa belum puas kamu menghancurkan kepercayaan keluarga Anggara pada kami, hanya status sosialmu yang tidak jelas,” hardik Ayah mertua yang bernama Perwira Anggara.“Ma, Pa, Cukup! apa kalian pikir setelah aku berpisah dengan Rocky, keluarga kecil kita akan dianggap oleh kerabat Anggara? jawabannya (Tidak)” Selly menepis ucapan ked

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 12: Pesta berujung penghinaan.

    Pagi pun tiba, Sindy sudah berdandan rapi, karena hari ini adalah hari ulang tahun “Widhi Anggara” biarpun sudah di larang, tetapi, tetap nekat mengajak keluarga kecilnya untuk datang.“Selly, kau belum siap? kita harus segera datang, jangan sampai terlambat,” ajak Sindy disaat tiba di ruang makan, hendak sarapan.“Datang kemana? terlambat kemana? dan siap untuk apa?” Selly menjawab dengan santai sambil memoles mentega pada roti bakar untuk suami.“Kamu sudah lupa ingatan? ini kan hari ulang tahun Kakekmu!” “Bodo’ apa untungnya aku datang? kedatangan kita saja sudah tidak di butuhkan, apa mama ingin …, kita di remehkan oleh mereka?” balas Selly dengan nada malas.“Mama juga sudah bilang, kita harus datang, berulang kali juga aku berkata (Kita juga bagian dari keluarga Anggara)” tutur Sindy dengan nada penuh penekanan.“Selly, bersiaplah, yang dikatakan oleh ibu benar, biar bagaimanapun kita juga bagian dari keluarga Anggara, aku akan carikan hadiah terbaik untuk Kakek, kalian berangk

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 13 : Meluapkan emosi 

    Ketika sampai di rumah, sang ibu mertua langsung memarahi menantu tidak pernah dianggap itu, karena telah membuat keributan di pesta ulang tahun member tertua keluarga Anggara.“Mam, sudah cukup, jangan keterlaluan seperti ini,” ucap Selly menghentikan ocehan si ibu.“Keterlaluan …? Keterlaluan bagaimana? Kau ini gimana sih?! Kok nyalahin, Mama, dia yang membuat masalah, seharusnya kau berpihak pada mama, bukan malah belain lelaki tidak berguna ini,” balas Sindy tidak terima karena merasa disalahkan oleh putri tercinta.“Aku tidak menyalahkan mama, hanya …”“Apa …! kalau tidak salahin mama, kamu itu memang sudah dibutakan oleh pria ini,” potong Sindy kemudian beralih pada Rocky, “Cepat ceraikan putriku, atau dari pada kau hanya membuat malu keluargaku,”“Ma …! Cukup! Aku sudah banyak menurut pada mama, dari kecil hingga hingga dewasa, aku sengaja memfitnah Rocky telah menghamiliku agar aku gagal menikah dengan lelaki pilihan mama, yang katanya paling baik sedunia ternyata, hanyalah pe

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 14: Mewujudkan cita-cita.

    “Aku dapat sedikit uang, mungkin aku bisa membeli beberapa peralatan masak untuk membuka usaha kecil-kecilan, karena tidak mungkin aku bergantung pada perusahaan yang baru saja diakuisisi,” batin Rocky saat dalam perjalanan.“Pak, mampir ke toko toserba, dulu,” ucap Rocky pada supir taksi, Setelah membeli beberapa peralatan memasak, mencari ruko yang bisa dia sewa untuk memulai berdagang, Dia pun mencari tahu lewat media online, dan menemukan tempat pas dari harga sewa dan luas ruko.“Pak, ketempat ini, ya,” ucap Rocky memperlihatkan tempat yang ada didalam ponsel, pada pak supir.***Rocky melihat-lihat kondisi ruko, ternyata masih bagus, cuma butuh sedikit pemolesan dan pengecatan ulang.Dia pun setuju untuk menyewa ruko tersebut, karena kondisi masih bagus dan terawat biarpun cat sedikit terkelupas tetapi tidak masalah baginya.Setelah selesai melakukan pembayaran, dia pun mulai menata peralatan masak yang baru saja dia beli.“Akhirnya aku bisa mewujudkan cita-cita dari kecil,” gu

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 15: Putus hubungan.

    “Aku akan buatkan minum,” ucap Rocky kemudian pergi ke belakang. Namun, langkah kaki terhenti karena ucapan Widhi Anggara, “Biar Selly yang membuat minuman,”“Kau pikir istriku pembantumu,” balas Rocky dengan tatapan sulit diartikan.“Ah, aku hanya bercanda, Sindy buatkan minuman untukku dan Rocky,” perintah Widhi membuat wanita tersebut merasa kesal,“Mari duduk sini,” ucap Widhi menepuk sofa empuk di sebelahnya. Namun, dia malah lebih memilih duduk satu sofa bersama sang istri.“Aku bukan siapa-siapa, bukankah sangat tidak sopan duduk satu sofa dengan Anda?” balas Rocky membuat pria tua itu memejamkan mata, meredam amarah yang sudah tersulut ucap tersebut.“Akh, tidak masalah, asalkan bisa bekerja sama dengan baik,” sambung Widhi setelah tertawa kecil, kemudian mengambil hadiah yang dianggap palsu dan tidak berharga.“Oke, sebelumnya aku cuma mau berkata, aku tidak banyak waktu untuk membahas itu,”

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 16 : Bimbang

    “Martin …, aku harus minta bantuan padanya, biaya rumah sakit ini pasti tidak akan sedikit,” gumam Rocky kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam saku celana.“Temui aku di tempat biasa, jangan menbawa bodyguard atau siapapun,” ucap Rocky ketika sambungan telepon terhubung kemudian dia putuskan sepihak.*Kafe Star food*(Lantai Vip 1)“Aku ada beberapa pertanyaan untukmu, tetapi, jawablah dengan tepat dan bisa aku terima, tanpa membuat teori yang membingungkan,” ucap Rocky sambil menggenggam gelas berisi anggur mahal.“Apapun yang Anda tanyakan, akan saya jawab seperti keinginan Tuan muda.” balas Martin dengan menundukkan kepala, tanda hormat.“Ayah mertuaku berbaring di rumah sakit, karena perbuatan Widhi Anggara, lelaki tua yang tidak pernah adil dengan anak-anaknya …, hukuman apa yang pantas di dapat dari perbuatan tersebut?” tanya Rocky membuat pria setengah baya itu tampak terkejut,

Latest chapter

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 65: Ema Emerson 

    “Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 64: Mulai dari restoran.

    Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 63: Kekhawatiran keluarga Anggara.

    Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 62: Manusia serakah

    Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 61: Mendapatkan hak di kantor.

    Saat masih berada di taman pelangi, Selly mendapatkan panggilan dari Widhi Anggara.“Kakek menghubungiku, ada apa?” batin Selly bertanya-tanya. “Sebentar ya, Sov,” ucap Selly kemudian sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Hallo, ada apa?” tanya Selly saat panggilan terhubung.“Maaf Selly, aku telah salah padamu, kau boleh bekerja kembali di AGP dan melanjutkan proyek kerja sama dengan Briano Lion,” ucap Widhi dari jauh dalam sambungan telepon membuat sang cucu wanita mengangkat alis sebelah tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.“Apa Kakek sedang membohongiku, dan akan mempermalukan aku lagi?” tanya Selly pada sambungan telepon.“Tidak, aku mohon kembalikanlah dan aku akan memberikanmu hadiah istimewa,” ucap sang Kakek kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.“Hallo …, Kakek,” Selly pun melihat ponselnya, ternyata sambungan telepon sudah terputus.“Dasar manusia pal

  • Menantu Paling Berkuasa.   60: Aku menantu paling berkuasa.

    “Kau mau ikut denganku, berarti kau akan mengundurkan diri dari AGP?” tanya Selly setelah merasa lebih tenang.“Iya, untuk apa aku memperkaya orang sombong seperti Tuan Yudis dan Tuan Widhi,” jawab Sovia membuat atasan membulatkan mata, tidak percaya.“Jangan, jaman sekarang sulit mencari pekerjaan,” sambung Selly tidak ingin mengorbankan si asisten.Sovia menghela napas panjang, kemudian berkata, “Benar juga, tapi aku tidak bisa bekerja di tempat orang tidak punya hati.”“Kamu harus tetap bekerja di sana, ingat, kamu juga butuh uang untuk makan,” tutur Selly mengingatkan Sovia agar tetap bertahan, meskipun berkerja di tempat orang paling menyebalkan sedunia.***Setelah menunggu cukup lama, Widhi dan Yudis pun datang menemui Presdir Briano Lion. Namun, mereka tidak mengenali siapa sosok Tuan muda dibalik masker.“Maaf Tuan muda, apa yang membuat Anda memanggil kami datang ke sini?” tanya Widhi d

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 59: Dipecat 

    “Sudah-sudah, enggak usah dibahas, aku sudah pusing gegara Presdir, malah kau tambah lagi,” ucap Selly menepis pertanyaan Sovia si asisten.Ketika sampai di AGP, dia disambut oleh sepupu.“Lihatlah, siapa yang datang,” ucap Yudis dengan penuh kesombongan.“Minggir, aku tiada urusan denganmu,” balas Selly malas berdebat dengan siapapun.“Aku yang ada urusan denganmu.” ucap Yudis seolah tidak pernah lelah mencari masalah dengan sepupu.“Apa lagi? Masalah kemarin? bukankah kau telah berjanji untuk tidak menggangguku?” tanya Selly sudah sangat lelah menghadapi sikap keras kepala pria yang sedang berdebat dengannya.“Urusan yang kemarin belum selesai, menurut keputusan kakek, kau dipecat tanpa hormat,” ungkap Yudis membuat sang sepupu menganga, terkejut tidak percaya.“Aku dipecat? kesalahan aku apa? bukankah aku sudah berhasil mendapatkan proyek yang diinginkan kakek?” ucap Selly dalam keadaan syok.

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 58: Ujian cinta 

    Rocky menceritakan tentang rencana yang dia bahas dengan Martin kemarin, “Apa?! Ema Emerson?!” Zee sangat terkejut setelah mendengar nama itu.“Ada apa kau takut?” tanya Rocky menyipitkan mata ketua menatap wajah Ceo lekat-lekat.“Tidak, jika itu sudah menjadi tugasku, aku tidak akan takut,” balas Zee membuat Rocky tersenyum puas, “Bagus jika memang begitu.” tutur Rocky sambil menepuk pundaknya.“Kau boleh pergi, selamat mengumpulkan tenaga untuk tugas yang aku berikan,” usir Rocky membuat dia hanya mampu menelan saliva untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering. Dengan langkah gontai,diapun berjalan keluar dari ruang Presdir, dan setelah kepergian Zee, Rocky kembali menggunakan masker karena jam meeting akan segera dimulai.Saat di ruang meeting, Rocky memperhatikan sang istri begitu pandai dalam mempresentase proyek yang akan dia garap. begitu cerdas dan kata perkata mudah di pahami.Setelah 30 menit, mee

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 57: Rencana balas dendam.

    Setelah kepergian Levya, Rocky lantas menghubungi nomer Martin orang yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.“Halo pak Martin, atur pertemuan dengan Ema Emerson, aku ingin mengajukan bisnis dengan dia,” ucap Rocky saat panggilan terhubung.“Ema Emerson …? apa Anda yakin? bukankah beliau ibu tiri Anda?” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Aku tahu itu, kita lakukan pendekatan dengan musuh, kalau kita hanya diam tidak berbuat apa-apa yang ada, musuh akan tenang tanpa menunjukkan diri ke permukaan,” ucap Rocky pada sambungan telepon.“Baiklah, apa rencana Anda?” tanya Martin jauh dari dalam sambungan telepon.Rocky pun menceritakan rencana yang menurutnya sangat gila, “Apa Anda yakin, kita akan membuka investasi untuk Briano Lion?!” ucap Martin terkejut dengan rencana Rocky.“Cuma itu satu-satunya cara memancing musuh keluar dari sarang,” balas Rocky.“Baiklah, tetapi, invest

DMCA.com Protection Status