Share

Bab 2 : Hinaan dari Ibu mertua

Ketika hendak menyentuh makanan yang baru saja diletakkan di atas meja, tiba-tiba terdengar teriakan dan membuat kegaduhan. Siapa lagi kalau bukan “Sindy” ibu mertua. “Ini benar-benar tidak adil, seharusnya putriku menjadi penerus di AGP (Anggara Group Properti) bukan di studio film kecil, ini!”

“Ma, apa kamu tidak bosan terus-terusan menggerutu seperti itu?” tanya Selly menghentikan langkah kaki si ibu diambang pintu.

Tatapan mata Sindy membulat sempurna, setelah mengetahui lelaki yang paling dia benci berada dalam ruangan, berdua, bersama putrinya, dengan pintu tertutup.

“Apa yang kamu lakukan dengan putriku?” tanya Sindy dengan tatapan murka, kemudian dia memukuli menantu yang tidak pernah dia sukai, “Semua ini gara-gara kamu! Seandainya kamu tidak merusak putriku, keluarga kami tidak akan hidup sengsara seperti ini!” Sindy meluapkan semua pada Rocky yang tidak mengetahui apa-apa.

“Ma, apa yang mama lakukan?” Selly melerai pertikaian antara ibu mertua dan menantu, “Rocky, kamu boleh pergi, biar aku bicara dengan mama,” perintah Selly, biarpun dia cuek dan tidak pernah bersikap baik kepada sang suami. Namun, masih mempunyai perasaan.

“Dasar kau lelaki bajingan, aku akan merebus mu hidup-hidup!” teriak Sindy pada menantu yang berjalan keluar dari ruangan Selly dengan santai, tidak memperdulikan ucapan ibu mertua.

“Ma, sebenarnya ada apa?” tanya Selly penasaran,

“Mama direndahkan teman-teman arisan, mereka mengolok-olok mama hanya karena mempunyai menantu yang tidak berguna,” jelas Sindy yang ternyata diam-diam masih berkumpul dengan teman-teman sosialita, meskipun sudah dilarang oleh suami dan putri tercinta.

Belum selesai dengan masalah tadi pagi, dan kini bertambah lagi dengan masalah baru. Hidup ini seakan-akan tiada keadilan untuk Selly, bahkan untuk bernapas tenang pun, seakan tidak bisa.

“Bukankah, aku dan papa sudah melarang mama untuk tidak berkumpul dengan teman-teman sosialita, tetapi, mengapa mama masih melakukan itu?” ucap Selly setelah menghela napas berat.

Sindy pun tergagap, kemudian berusaha mencari alasan untuk berdalih. Namun, otak seakan buntu. “Selly, aku mohon padamu, ceraikan suami sampahmu itu, mama yakin, kamu pasti mendapat lelaki yang jauh lebih baik dari Rocky,” ucap Sindy mengalihkan pembicaraan.

“Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan meminta cerai dan aku akan tetap bertahan dengan pernikahanku!” tolak Selly, karena tujuan dia menikah dengan Rocky untuk mendapatkan hak waris dari keluarga Anggara.

“Apa kamu sudah kehilangan akal sehat?! kau bertahan dengan lelaki tidak berguna, dan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan suami yang lebih baik dan lebih kaya, pikirkan masa depanmu, Sayang,” balas Sindy.

“Mama lebih baik, pulang, aku mau lanjut kerja.” usir Selly sudah tidak tahan lagi dengan sikap egois dari si ibu.

“Kamu memang sudah dibutakan Rocky, dan otak kamu sudah berhasil dicuci oleh lelaki sampah,,” ucap Sindy kemudian pergi dengan perasaan kesal.

Selly menghela napas berat melihat kepergian si ibunda, dan ternyata Rocky masih berada di depan pintu ruang istirahat si istri, dia mendengar semua apa yang dikeluhkan ibu mertua pada putri semata wayang.

“Dasar lelaki tidak berguna!” hina Sindy saat menatap menantu yang tidak pernah dianggap, kemudian pergi dengan kesal. “Apa kamu tidak kasihan pada ibumu?” tanya Rocky saat membuka pintu.

“Mood-ku sedang tidak bangus, jangan mengungkit tentang perceraian!” balas Selly dengan nada malas, Rocky adalah suami pengertian, biarpun pernikahan mereka hanya sebatas kontrak. “Aku pergi dulu, kau tenangkan dirimu, kita bicara nanti malam,” pamit Rocky, Namun, hanya mendapat deheman dari istri.

Setibanya di tempat parkir, Rocky teringat dengan masa-masa kejayaan (Scorpions Gank) tetapi, dia sudah berjanji didepan makam sang kekasih dan ayah angkat untuk berhenti dan tidak akan kembali lagi ke dunia gelap, karena tidak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi dan berimbas pada Selly wanita yang sudah menjadi istri biarpun dalam status kontrak.

“Haruskah aku kembali pada mereka, untuk membantu istriku , tetapi, itu akan sangat membahayakan keselamatan Selly.” batin Rocky, lalu teringat akan si ibu “Apakah ibu orang kaya? tetapi, mengapa dia tidak memberitahu aku, kalau dia hidup bergelimang harta, kenapa dia mengasingkan diri bersamaku, memilih menjadi orang biasa yang bisa di injak-injak setiap hari.” lanjut Rocky bertanya-tanya dalam hati membuat dia semakin bingung.

Ketika dalam perjalanan pulang, dia teringat masa kecil bersama dengan si ibu, ditempat yang jauh dari keramaian kota, dan lebih tepatnya di desa, hidup jauh dari kata bergelimang harta.

Dia tidak pernah tahu tentang ayah, biarpun sudah diberi tahu jika sang Ayah bukanlah orang sembarangan. 

Akan tetapi, anak kecil tersebut terus menanyakan dimana keberadaan sang Ayah. mungkin karena ibu sudah jengkel, Rocky pun dihantarkan ke kediaman Briano. 

Betapa senangnya Rocky setelah bertemu ayah. meskipun kedatangannya disambut hangat oleh keluarga, tetapi, tiada yang tahu, siapa yang benar-benar tulus dan siapa yang menjadi musuh dalam selimut.

Sesungguhnya, itulah awal mimpi buruk, semenjak masuk kedalam keluarga Briano, si ibu tidak pernah datang menjemput Rocky mengajak dia kembali ke rumah.

***

Dalam perjalanan pulang, dia melihat seseorang yang mirip dengan wanita yang pernah dia cintai di masa lalu “S—Stella …” Rocky tergagap tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini, kemudian bergegas memeluk sang gadis dari belakang, 

“Lepaskan, dasar pria kurang ajar!” ucap si gadis berusaha melepaskan diri dari pelukan Rocky.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status