Share

Bab 4 : Malu-malu kucing 

Waktu sudah siang Rocky terbangun, Namun, tatapan mata tertuju pada langit-langit yang asing di benaknya.

Ketika beranjak dari tempat tidur, dia tersadar akan sesuatu yaitu kasur empuk dan nyaman membuat dia bertanya-tanya siapa yang menculiknya setelah dewasa.

“Tuan, anda sudah bangun, maaf membawamu ke sini tanpa meminta izin terlebih dahulu,” sapa Martin membuat Rocky mengangkat alis sebelah.

“Apa kau mengganti pakaianku?” tanya Rocky kemudian memijit pelipis karena masih merasa sedikit pusing.

“Kau semalam terlalu banyak minum, jadi, pakaianmu kotor karena terkena …”

“Ya, aku paham, sekarang carikan lagi pakaianku semalam, aku harus segera pulang,” pangkas Rocky kemudian membatin “Biarpun tiada yang mengkhawatirkan aku,”

“Tapi Tuan, pakaian Anda, masih di cuci oleh staf kebersihan hotel,” balas Martin dengan nada menundukkan kepala merasa takut terkena semprong dari Rocky.

“Hadeh! carikan lagi yang sama dengan pakaian ku, dengan harga yang lebih murah dari itu,” 

Martin pun bergegas memberikan perintah pada pengawal untuk mencari apa yang diinginkan oleh Tuan muda mereka.

Setelah beberapa menit, mereka datang dengan membawa pakaian lebih dari 10 stel, yang pasti itu adalah pakaian terbaik dengan harga yang fantastis, membuat Rocky membulatkan mata sempurna. “1000 dollar? apa kalian sudah gila, bagaimana aku bisa memakai pakaian mahal seperti ini?!” 

“Tapi Tuan, ini sudah termasuk pakaian murah, mana mungkin kami tega membelikan Anda pakaian yang tidak layak, sedangkan Anda adalah Tuan muda kami,” balas Martin dengan tergagap.

“Bodoh! Aku tidak pernah bekerja, dapat uang dari mana jika aku memakai pakaian dengan harga semahal ini!” ucap Rocky seakan tidak rela jika uang lebih dari 10000 dollar terbuang sia-sia.

“Aku tidak mau menggunakan pakaian itu, sekarang hantarkan aku ke swalayan terdekat, aku ingin memilih bajuku sendiri,” pinta Rocky kemudian turun dari ranjang dan bergegas keluar dari kamar hotel.

“Tuan muda tunggu,” panggil Martin menghentikannya.

“Apa lagi? kalian tidak mu? atau kalian ingin kehilangan salah satu keluarga besar kalian semua?!” ucap Rocky mengancam.

“Bu—bukan itu, cuma lihatlah,” balas Martin menunjuk pemuda yang hanya menggunakan celana pendek.

“Aish, sialan! Kenapa tidak bilang dari tadi?!” ucap Rocky kemudian mengambil satu kaos dan celana panjang untuk dia kenakan.

Setelah berkeliling di toko pakaian yang ada di swalayan terdekat di kota Santira Barat, Rocky sudah selesai berbelanja, tidak lupa dia juga membelikan gaun indah untuk dikenakan saat menghadiri pesta ulang tahun si Kakek pemimpin keluarga Anggara.

“Cepat, hantarkan aku di Santira pusat, aku pasti sudah di tunggu oleh seseorang,” perintah Rocky pada Martin dan anak buahnya.

***

“Tuan muda, maaf, bisakah saya meminta nomer telepon Anda?” tanya Martin setelah sampai di Santira pusat kota.

“Mana ponselmu,” pinta Rocky.

Setelah selesai memberikan nomer telepon, Rocky bergegas turun dari mobil, “Ingat, jangan sampai kalian mengintai rumah ini, kalau ada yang berani melanggar, aku tidak akan sungkan untuk merebus kalian hidup-hidup!” 

“Baik tuan muda!” jawab mereka serentak, kemudian mobil melaju pergi dari kawasan tersebut.

“Bagus! Keluyuran dari mana saja kamu, sudah berani merepotkan putriku semalaman mencari lelaki tidak berguna sepertimu,” sambut Sindy dengan nada menyindir, dan, langsung mendapat balasan dari Selly, “Ma, Rocky baru saja pulang, jangan seperti itu.”

“Maaf merepotkanmu semalaman, aku berjanji tidak akan mengulangi lagi,” ucap Rocky setelah tertegun sesaat setelah mendapat pembelaan dari istri karena ini adalah pertama kali setelah 3 tahun menikah.

“Aku tidak mencarimu, kamu terlalu percaya diri,” balas Selly dengan nada datar, karena tidak ingin tahu jika semalam dia cemas pada suami.

“Aku semalam tidur di makam, aku terlalu merindukan ayahku,” ucap Rocky berbohong, tetapi, hanya mendapat anggukan dari Selly.

“Cepat ke dapur, dan siapkan makanan untuk kami,” perintah si istri dan hanya mendapat balasan anggukan dari Rocky.

Tidak berselang lama, Rocky kembali ke ruang utama, kemudian berkata, “Selly, persediaan di dapur habis, aku belanja dulu di supermarket, sebentar,” 

“Kau ini memang tidak berguna! Bagaimana bisa, persediaan dapur habis, dan kau tidak belanja? dasar sampah tidak berguna!” ucap Sindy menghina dan mencemooh menantu pria yang sering mendapatkan nafkah dari istri.

“Sudah aku transfer, buruan belanja … jangan sampai kami mati kelaparan gegara kamu tidak memasak sesuatu untuk kami makan,” ucap Selly dengan nada malas.

“Bukan seperti itu …,”

“Cepat belanja, atau aku rebus kamu hidup-hidup untuk makan malam!” potong Selly membuat Rocky menghela napas berat, kemudian pergi.

***

Ketika sedang berkeliling di supermarket mencari sayuran segar, Rocky kembali bertemu dengan gadis yang mirip dengan orang yang dia cintai,

Brugh!

“Maaf aku tidak sengaja,” tutur Rocky lalu membantu mengumpulkan belajaan yang jatuh di lantai.

“Tunggu, bisakah kita bicara sebentar,” ucap Rocky sambil menangkap tangan Vinny masih kesal terhadap pria yang menurut dia sangat tidak sopan.

“Apa kau mempunyai kembaran, atau saudara perempuan?” tanya Rocky.

“Aku tidak punya saudara perempuan, modus apa lagi yang akan kamu lakukan?!” jawab Vinny dengan nada tinggi.

“Tidak, sekali lagi aku minta maaf, atas perlakuanku tadi kemarin,” tutur Rocky dengan melatupkan tangan, memohon.

“Baiklah, aku memaafkanmu,” balas Vinny setelah menghela napas berat, kemudian pergi ke kasir untuk membayar apa yang dia beli.

“Tunggu, sebagai tanda minta maaf, aku bayar belanjaan mu,” ucap Rocky kemudian mengambil kartu debit lalu di serakah pada kasir, “Pakai ini saja.”

“Aku Rocky,”

“..., Vinny.”

“Aku lanjut belanja,” ucap Rocky tersenyum, kemudian pergi menuju keranjang yang dia tinggal di tempat sayuran segar.

Setelah selesai belanja, ternyata Vinny masih menunggu di luar supermarket.

“Terima kasih sudah mentraktirku belanja hari ini,” ucap Vinny, membuat Rocky sedikit terkejut.

“Sama-sama, aku juga minta maaf, karena aku terlalu semangat, aku kira kamu Stella, temanku,” balas Rocky.

“Stella …? Emang siapa, dia?” 

“Bukan siapa-siapa, dia hanya mirip denganmu,” balas Rocky, kemudian pamit pulang, teringat jika belum menyiapkan makanan untuk istri dan kedua mertua.

Setelah tiba di rumah, Rocky langsung menuju dapur meskipun mendapat sambutan tatapan mata elang dari kedua mertua dan istri, tetapi dia tidak begitu perduli.

Beruntung dulu saat ayah angkat masih hidup, dia sering diajarkan mengolah bahan makanan menjadi hidangan nikmat, jadi sekarang Rocky tidak kesulitan dalam memasak, bahkan rasa dari dari hasil makanan yang diolahnya lebih nikmat dari masakan restoran bintang lima.

Tidak berselang lama, makanan sudah tersaji di meja makan, Rocky memanggil istri dan kedua mertua. Namun, disaat hendak gabung makan bersama … dia mendapati tatapan sinis dari ibu mertua.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status