Setelah Ardika selesai berbicara, dia juga tidak peduli Jane menatapnya dengan tatapan curiga, dia langsung memanggil Hadiman memasuki ruangan."Halo, Bu Jane, aku adalah Hadiman, presdir Hongkem."Begitu memasuki ruangan, Hadiman menyapa Jane dengan sopan."Halo, Pak Hadiman."Melihat pria itu adalah seorang pebisnis generasi tua, Jane juga berjabat tangan dengan pria itu dengan sopan. Namun, dia segera memasang ekspresi serius."Pak Hadiman, pebisnis hanya membicarakan bisnis. Secara kasar, aku juga sudah mengetahui situasi Hongkem saat ini. Kalau Bapak datang untuk mencari investasi, aku benar-benar minta maaf."Siapa sangka, Jane langsung menolak begitu saja tanpa bertele-tele lagi.Dalam sekejap, ekspresi kecewa tampak jelas di wajah Hadiman. Dia tersenyum getir dan berkata, "Aku tahu, aku juga nggak menyalahkan Bu Jane. Lagi pula, siapa yang berani berinvestasi pada Hongkem yang sekarang ini?""Hadiman, kamu keluar dan beristirahat sejenak di luar."Ardika mengerutkan keningnya,
"Tuan Ardika, apakah kamu benar-benar yakin penjualan bisa meroket?"Melihat Ardika berbicara dengan penuh keyakinan tanpa adanya tanda-tanda sedang bercanda, hati Hadiman mulai sedikit tergerak."Kalau kubilang penjualan Hongkem bisa meroket, tentu saja bisa."Ardika menepuk-nepuk pundak Hadiman dan berkata, "Pulanglah dan minta pabrik untuk mempersiapkan barang, aku pergi dulu."Melihat punggung Ardika yang kian menjauh, Hadiman memutuskan untuk bertaruh sekali!Lagi pula, Hongkem sudah berada di ambang kebangkrutan.Tidak lama lagi, Hongkem hanya akan tinggal nama, apa lagi yang perlu dia takutkan? Apa lagi yang tidak bisa dia pertaruhkan? Dia harus mengambil keputusan berani ini.Terlebih lagi, Ardika sudah memikirkan banyak cara demi menangani masalah dan mempertahankan Hongkem.Tidak hanya sudah menyinggung Amir, Ardika bahkan ditolak begitu saja oleh Jane.Dia tidak bisa mengecewakan orang yang telah berusaha keras demi perusahaan keluarganya itu."Gando, cepat hubungi pabrik un
"Bu Luna, sini!"Seorang wanita cantik yang duduk di barisan depan bangkit dan melambaikan tangannya pada Luna.Sambil tersenyum, Luna melambaikan tangannya, lalu berjalan ke arah sana bersama Ardika.Beberapa orang pria dan wanita yang duduk di sana masih terbilang muda.Berpenampilan bagus, dilengkapi dengan ekspresi yang natural dan percaya diri. Hanya dengan sekali pandang saja, sudah kelihatan mereka adalah orang-orang yang berasal dari kalangan atas."Sayang, beberapa orang itu adalah petinggi Organisasi Redim dan Klub Mobil Balap. Identitas dan latar belakang mereka nggak biasa. Kamu juga harus mencoba untuk menjalin hubungan pertemanan dengan mereka. Lebih banyak teman, lebih baik."Tepat pada saat ini, Luna berbisik pada Ardika.Sangat jelas bahwa Luna sudah melakukan persiapan sebelum datang. Dia sudah mencari tahu data diri orang-orang yang berpartisipasi dalam perjamuan malam ini.Ardika tahu Luna bermaksud untuk membantunya memperluas relasi. Sambil tersenyum, dia mengangg
"Zendaya benar. Bukan lingkungan sendiri, maka jangan memaksakan diri untuk berinteraksi dengan orang-orang lingkungan tersebut ...."Beberapa orang pria dan wanita juga ikut menimpali.Mereka tidak marah, melainkan sambil tertawa dan bercanda menjatuhkan Ardika, seolah-olah Ardika tidak ada harganya. Mereka sengaja membuat situasi Ardika menjadi sangat sulit."Sayang, maaf."Luna menoleh, berbisik pada Ardika.Dia tidak menyangka Jelita dan yang lainnya begitu arogan, bahkan sama sekali tidak mempertimbangkan dirinya.Dia sendiri sudah merasa menyesal menghadiri perjamuan ini. Namun, kalau sekarang dia langsung berbalik dan pergi begitu saja, tentu saja kurang baik.Ardika tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, untuk apa marah karena beberapa patah nggak penting yang diucapkan oleh orang nggak penting? Kamu lanjutkan saja pertemuanmu, aku akan menunggumu."Dia sudah memastikan perjamuan malam ini tidak sesederhana kelihatannya, jadi Ardika tentu saja tidak bisa meninggalkan Luna dan p
Saat diselimuti oleh sedikit kekecewaan, keinginan untuk menundukkan wanita cantik di hadapannya itu tiba-tiba saja muncul dalam hati Oscar.Dia malah tidak tertarik dengan wanita yang terlalu mudah didapat."Siapa ini?"Pada akhirnya, sorot mata Oscar tertuju pada Ardika.Jauh di dalam matanya, sorot matanya tampak dingin.Saat dia baru berjalan kemari, dia sudah menyadari Luna berdiri sangat dekat dengan bocah itu. Terlebih lagi, mereka berdua tampak sangat akrab.Khawatir orang-orang lainnya akan mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan Ardika lagi, Luna langsung berkata, "Pak Oscar, ini adalah suamiku, presdir Grup Bintang Darma. Selain itu, dia juga menjabat di Perusahaan Investasi Gilra.""Oh."Tanggapan Oscar sangat datar, dia bahkan tidak bermaksud untuk berjabat tangan dengan Ardika."Aku dengar-dengar kamu sangat populer di internet. Sepertinya kamu sudah menyinggung Pak Amir dari Perusahaan Investasi Mahasura?""Aku sangat akrab dengan Pak Amir, hubungan kami cukup baik.""Nan
Begitu mendengar ucapan Ardika, semua orang di tempat itu langsung terkejut bukan main.Menanyakan pada Amir, berani datang atau tidak?!Dari mana keberanian bocah yang hanya bisa mengandalkan istri itu, sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata searogan itu?Oscar juga tertegun sejenak.Meminta Amir untuk datang kemari hanya dengan satu panggilan telepon?Tentu saja dia tidak bisa melakukannya."Dasar lancang!"Setelah tersadar kembali, Oscar langsung berteriak dengan marah. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Pak Amir adalah seorang tokoh hebat, manajer umum Perusahaan Investasi Mahasura, tokoh hebat dunia investasi!""Apa kamu pikir orang yang hanya bisa mengandalkan istri sepertimu berhak meminta Pak Amir untuk datang kemari secara pribadi untuk menyelesaikan masalah?""Tadi, maksudku adalah, memintamu pergi ke Perusahaan Investasi Mahasura secara pribadi, berlutut meminta maaf pada Pak Amir. Kalau dia nggak bersedia menemuimu, kamu baru sebut namaku.""Bisa-bisanya kamu ingi
"Baik kami maupun Pak Oscar berniat untuk membantu suamimu, nggak berniat jahat.""Kalau kalian keberatan, aku mewakili mereka untuk meminta maaf ...."Sambil menarik lengan Luna dengan erat, Zendaya mengucapkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum.'Nggak berniat jahat?'Ardika tertawa dingin, bersiap untuk berbicara.Namun, Luna sudah terlebih dahulu angkat bicara. Dia berkata dengan nada dingin, "Ada niat jahat atau nggak, aku bisa membedakannya sendiri.""Aku tahu kalian memandang rendah suamiku, bahkan memercayai rumor yang beredar, beranggapan bahwa Grup Bintang Darma bahkan didapatkannya dengan cara mengelabui orang.""Tapi, satu hal yang kalian nggak ketahui adalah, aku bisa menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga berkat dukungan suamiku!"Hari ini, hanya dengan beberapa patah kata singkat dari Ardika saja, ratusan anggota asosiasi merekomendasikannya untuk menjadi kepala asosiasi dengan serempak.Pemandangan itu tidak akan terlupakan oleh Luna seumur hidu
Sambil mengangkat gelas anggurnya, sorot mata Jelita tampak berbinar dan menggoda.Seolah-olah hanya dengan isyarat tangan dari Oscar saja, dia akan langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan pria itu.Zendaya dan beberapa orang wanita lainnya juga sama dengan Jelita. Fokus mereka hanya tertuju pada Oscar seorang. Sambil bersulang dengan pria itu, mereka melontarkan kata-kata sanjungan untuk Oscar.Beberapa orang wanita itu adalah orang cerdas. Mereka tahu kata-kata seperti apa yang suka didengar oleh pria.Mendengar sanjungan-sanjungan itu, Oscar merasa dirinya sudah melayang. Menghadapi begitu banyak orang yang bersulang untuknya, dia sama sekali tidak menolak."Kak Oscar, kami keluar berjalan-jalan di sekitar sini dulu, ya."Beberapa orang anak buah Oscar, seolah-olah sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Setelah meminta izin pada Oscar, mereka segera pergi meninggalkan tempat duduk mereka dengan membawa gelas anggur masing-masing.Selama ada Oscar, semua wanita pasti akan
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d