Begitu mendengar ucapan Ardika, semua orang di tempat itu langsung terkejut bukan main.Menanyakan pada Amir, berani datang atau tidak?!Dari mana keberanian bocah yang hanya bisa mengandalkan istri itu, sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata searogan itu?Oscar juga tertegun sejenak.Meminta Amir untuk datang kemari hanya dengan satu panggilan telepon?Tentu saja dia tidak bisa melakukannya."Dasar lancang!"Setelah tersadar kembali, Oscar langsung berteriak dengan marah. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Pak Amir adalah seorang tokoh hebat, manajer umum Perusahaan Investasi Mahasura, tokoh hebat dunia investasi!""Apa kamu pikir orang yang hanya bisa mengandalkan istri sepertimu berhak meminta Pak Amir untuk datang kemari secara pribadi untuk menyelesaikan masalah?""Tadi, maksudku adalah, memintamu pergi ke Perusahaan Investasi Mahasura secara pribadi, berlutut meminta maaf pada Pak Amir. Kalau dia nggak bersedia menemuimu, kamu baru sebut namaku.""Bisa-bisanya kamu ingi
"Baik kami maupun Pak Oscar berniat untuk membantu suamimu, nggak berniat jahat.""Kalau kalian keberatan, aku mewakili mereka untuk meminta maaf ...."Sambil menarik lengan Luna dengan erat, Zendaya mengucapkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum.'Nggak berniat jahat?'Ardika tertawa dingin, bersiap untuk berbicara.Namun, Luna sudah terlebih dahulu angkat bicara. Dia berkata dengan nada dingin, "Ada niat jahat atau nggak, aku bisa membedakannya sendiri.""Aku tahu kalian memandang rendah suamiku, bahkan memercayai rumor yang beredar, beranggapan bahwa Grup Bintang Darma bahkan didapatkannya dengan cara mengelabui orang.""Tapi, satu hal yang kalian nggak ketahui adalah, aku bisa menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga berkat dukungan suamiku!"Hari ini, hanya dengan beberapa patah kata singkat dari Ardika saja, ratusan anggota asosiasi merekomendasikannya untuk menjadi kepala asosiasi dengan serempak.Pemandangan itu tidak akan terlupakan oleh Luna seumur hidu
Sambil mengangkat gelas anggurnya, sorot mata Jelita tampak berbinar dan menggoda.Seolah-olah hanya dengan isyarat tangan dari Oscar saja, dia akan langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan pria itu.Zendaya dan beberapa orang wanita lainnya juga sama dengan Jelita. Fokus mereka hanya tertuju pada Oscar seorang. Sambil bersulang dengan pria itu, mereka melontarkan kata-kata sanjungan untuk Oscar.Beberapa orang wanita itu adalah orang cerdas. Mereka tahu kata-kata seperti apa yang suka didengar oleh pria.Mendengar sanjungan-sanjungan itu, Oscar merasa dirinya sudah melayang. Menghadapi begitu banyak orang yang bersulang untuknya, dia sama sekali tidak menolak."Kak Oscar, kami keluar berjalan-jalan di sekitar sini dulu, ya."Beberapa orang anak buah Oscar, seolah-olah sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Setelah meminta izin pada Oscar, mereka segera pergi meninggalkan tempat duduk mereka dengan membawa gelas anggur masing-masing.Selama ada Oscar, semua wanita pasti akan
"Jadi, Bu Luna, sekarang kamu sudah tahu betapa pentingnya daftar nama mitra kerja sama utama Organisasi Redim, 'kan?""Itu adalah sebuah pengakuan!""Dengan adanya pengakuan ini, Asosiasi Dagang Kota Banyuli akan naik ke level yang lebih tinggi, akan menjadi asosiasi yang dikenal memiliki reputasi baik dan berhati nurani!""Kelak, siapa pun yang ingin menyentuh Asosiasi Dagang Kota Banyuli dan Bu Luna, harus mempertimbangkan dengan saksama!"Oscar duduk di sana sambil mengucapkan serangkaian kata-kata membual.Namun, semua orang yang berada di tempat itu, tidak ada seorang pun yang meragukan ucapannya.Mungkin ucapan Oscar sedikit berlebihan dan mengandung sedikit bualan, tetapi pengaruh Organisasi Redim memang begitu menakutkan.Dengan mengandalkan "pengakuan" yang disebut oleh Oscar itu, banyak artis dan pebisnis yang segan pada Organisasi Redim.Bagi yang menyinggung Organisasi Redim, organisasi tersebut hanya perlu mengeluarkan sebuah pernyataan yang bersifat mempertanyakan.Bahka
Luna mengerutkan keningnya.Sikap memaksa yang ditunjukkan oleh Oscar benar-benar membuatnya jijik.Namun, mengingat dana amal sebesar 600 miliar yang telah masuk ke rekening Organisasi Redim itu, dia hanya bisa menahan kekesalannya dan berkata, "Pak Oscar, Bapak sudah salah paham, aku sama sekali nggak bermaksud meremehkan Bapak.""Hanya saja, daya minumku benar-benar nggak kuat. Aku sudah nggak mampu minum lagi."Melihat Luna tidak menunjukkan tanda-tanda akan menuruti permintaannya, ekspresi Oscar langsung berubah menjadi masam."Kalau didengar dari kata-kata Bu Luna, bukankah tetap saja nggak menghargai Kak Oscar?"Jelita mulai memanas-manasi suasana lagi. Dia berkata, "Jujur saja, boleh dibilang Kak Oscar sudah cukup perhatian dan mempertimbangkanmu. Dia yang berinisiatif bersulang denganmu, bahkan sebanyak dua kali.""Luna, kalau kamu terus menunjukkan sikap dingin dan aroganmu itu, kamu benar-benar sudah sedikit nggak tahu diri.""Jangan nggak tahu diri, ya ...."Ardika mengangk
Perubahan dadakan itu membuat semua orang terkejut bukan main."Ahhhh .... Bajingan mana yang melakukan ini?!"Jelita berteriak dengan suara melengking saking kesalnya.Wanita itu memang sangat berani dalam berpakaian, dia tidak memakai dalaman.Saat ini, setelah diguyur oleh cairan anggur itu, organ vitalnya mulai terlihat jelas. Di bawah tatapan aneh semua orang, dia benar-benar ingin menghilang ditelan bumi saja."Dasar bajingan! Cari mati?!"Tubuh Oscar juga bergetar dengan kencang saking kesalnya, wajahnya dikotori dengan kulit buah melon, tampak sangat menyedihkan.Saat dia sudah melihat dengan jelas orang yang terpental membentur meja itu, amarahnya makin membara.Karena orang itu adalah salah satu anak buah yang dibawanya kemari, bernama Tobing Liyanto.Saat ini, pria itu dalam posisi setengah tergantung di meja, kepala dan kakinya mengambang. Saking kesakitannya, dia bahkan sudah tidak bisa berkata-kata.Tobing berperan sebagai sopir sekaligus pengawal Oscar.Dia memiliki post
"Kak Oscar, tolong!"Begitu beberapa orang itu melihat Oscar, mereka semua langsung berteriak dan menangis dengan sejadi-jadinya. Ya, benar. Mereka adalah anak buah yang mengikuti Oscar kemari tadi.Oscar langsung marah besar. Dia menunjuk pemuda itu dan berteriak dengan marah, "Aku perintahkan kamu untuk melepaskan mereka sekarang juga! Kalau nggak, hari ini kamu akan membayar harga dengan darah!""Hehe, membayar harga dengan darah lagi dan lagi. Ckckck, penyakit berlagak hebatmu kumat lagi. Apa kamu bahkan pernah melihat membayar harga dengan darah?"Pemuda itu tersenyum tipis dan berkata, "Bagaimana kalau aku menunjukkannya padamu sekarang?"Selesai berbicara, tiba-tiba saja dia mengambil botol anggur di atas meja, lalu memukuli kepala seorang anak buah Oscar dengan botol tersebut."Bam!"Botol anggur dan kepala orang itu pecah pada saat bersamaan. Karena sudah dihajar hingga babak belur tadi, begitu dihantam dengan botol anggur, orang tersebut langsung kehilangan kesadaran di tempa
"Plak!"Dalam sekejap, wajah Oscar langsung terasa panas. Sambil menutupi wajahnya, dia melangkah mundur selangkah. Kemudian, dia berkata dengan malu sekaligus marah, "Berani-beraninya kamu memukulku!""Biarpun kamu nggak pernah mendengar tentang Organisasi Redim ....""Plak!"Sebelum Oscar sempat menyelesaikan kalimatnya, sudah disela oleh pemuda itu dengan sebuah tamparan."Dasar bodoh! Aku bukan nggak pernah mendengar tentang Organisasi Redim, tapi Organisasi Redim bukanlah apa-apa bagiku!"Selesai berbicara, dia kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Oscar, sampai-sampai pria itu terjatuh ke lantai."Kak Oscar!"Zendaya dan yang lainnya kembali berteriak dengan terkejut.Hari ini, Oscar diperlakukan seperti itu oleh orang lain di tempat ini, kalau mereka tidak mengambil tindakan, nanti mereka pasti harus menghadapi pembalasan dendam dari pria itu!Jelita mengetahui hal itu dengan jelas. Dia buru-buru melangkah maju dan berkata, "Tampan, apa kamu tahu tempat apa bar ini ....""O
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk