Share

Bab 264 kamu punya harta, aku punya cinta

"Dapur, Bang," kataku dengan kedua mata yang terpejam.

Beberapa saat diam di ambang pintu dengan tidak berani untuk menoleh ke belakang, tapi suara Aldi tidak terdengar lagi. Aku pun memberanikan diri untuk menoleh, dan ... Aldi tidur lagi?

Oh, astaga. Apa sebenarnya tadi dia hanya mengigau?

Kuembuskan napas kasar membuang sesak yang tadi menumpuk. Kemudian melanjutkan langkah untuk sampai ke samping rumah di mana Damar sudah menunggu.

Hati-hati sekali aku berjalan agar tidak mengeluarkan suara. Takutnya, tidur Bi Narsih terganggu dan akan memergokiku.

"Dam," panggilku saat keluar dari pintu samping.

Pria itu tidak terlihat karena penerangan yang temaram.

"Damar." Aku memanggil pria itu lagi dengan setengah berbisik.

Aku turun dari teras, menginjakkan kaki telanjangku pada rumput yang terasa dingin di kulit telapak kaki.

Saat akan melangkah lagi, tiba-tiba saja rambutku ditarik dari belakang membuatku hampir berteriak karena kaget.

Untungnya, Damar membekap mulutku meredam s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status