Share

Bab 25

"Itu perempuan kenapa maen tampar-tampar aja sih? Aduh, merah banget. Sakit, ya, Al?" tanya Mama seraya mengusap pipiku.

"Lumayan, Mah."

"Kenapa gak balas tampar lagi, sih?"

"Di sana banyak orang mah, aku diliatin. Ya, kalau yang lihat cuma karyawan Papa doang. Kalau rekan bisnisnya? Aku gak mau bikin Papa malu."

"Si Papa juga, anaknya ditampar bukannya laporin tuh orang ke keamanan biar dibawa ke polisi, malah disuruh pulang doang."

Lagi-lagi Mama menggerutu.

"Papa mana tahu kalau dia nampar Alina. Yang Papa lihat, waktu dia dorong Alina saja. Enggak tahu cerita awalnya gimana."

"Kan, sekarang udah tahu cerita sebenarnya, tindak, dong."

"Mah, sudahlah." Aku menengahi perdebatan Mama dan Papa.

"Bukan sudah-sudah, Al. Kebiasaan. Itu kekerasan namanya. Bisa, kok dipidanakan," tutur Mama lagi terus mengompori.

Aku cuma bisa menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Emosi Mama sedang naik. Dia tidak terima dengan perlakuan Amira tadi di parkiran. Mama juga menyuruhku untu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
baskoro kah
goodnovel comment avatar
Nur Hidayati
masa sih begitu mudah rumah orang kaya bs ditetor apalagi sampai naik pagar...mang nya ga ada security penjaganya ? ...agak rancu ini ceritanya
goodnovel comment avatar
Kirany Armelia Poetry Harefa
Dikit banget bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status