Share

Bab 26

Papa menyuruh Bi Narsih untuk mengambilkan ponsel miliknya. Kata Papa, ia akan menelepon polisi serta keamanan perumahan tempat kami tinggal.

Selang beberapa menit, keamanan datang dengan diiringi suara sirine polisi. Aku serta keluargaku keluar dari rumah untuk menemui mereka.

Tetangga yang mendengar adanya polisi, mereka pun datang melihat apa yang terjadi di sini.

"Mbak Alina, ada apa? Tadi, Ibu mendengar suara kaca pecah," tanya tetangga rumahku.

"Itu, Bu. Ada yang lempar batu."

"Ya Allah ... teror?" ujar wanita tambun berkulit putih itu seraya melihat ke arah kaca yang sudah berserakan.

Polisi menanyai Papa mengenai kronologi kejadian dan waktu kejadian. Satu dari mereka pun memotret serta memvideokan kaca yang berserakan di lantai untuk bukti.

Aku menyuruh Bi Narsih membuatkan minuman untuk tamu yang datang, sementara aku masuk ke dalam rumah ingin melihat Saffa.

Pikiranku masih terus mencari siapa dalang dibalik teror itu. Tapi, otakku tidak menemukan orang lain selain B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Yani Cahaya
gtu qj takut ,lmah aj jdi cewek. bdoh
goodnovel comment avatar
Nur Hidayati
keamanan nya kurang siiip padahal.rumah orang kaya
goodnovel comment avatar
Neli
Ceritanya mulai gak asik, berbyr pula. Skip
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status