Share

Bab 204 barang permintaan Alina

"Sudah, Run?" tanya Alina saat aku menghampiri dia dan Syafiq.

"Sudah, Bu. Yuk, kita pulang sekarang. Takutnya Saffa keburu pulang."

Alina mengangguk. Dia pun membujuk putranya untuk berhenti bermain dan pulang bersama kami. Meskipun awalnya sulit, tapi Syafiq akhirnya menurut. Dia mau diajak pulang meskipun wajahnya cemberut.

Tidak ada pembicaraan penting selama perjalanan kami pulang. Ocehan masih didominasi Syafiq dan Alina.

Dari depan, kulirik ibu dan anak itu dari spion. Tidak ada lagi guratan kesedihan dari wajah Alina, seperti satu minggu yang lalu. Dia sudah bisa tersenyum lebar dengan sesekali menggelitik putranya.

"Run, apa kamu bisa menjahit?"

Aku sedikit tersentak dengan pertanyaan Alina. Namun, tak urung aku jawab dengan jujur sesuai yang aku mampu.

"Bisa, Bu. Tapi ... sedikit," kataku diakhiri dengan kekehan.

"Kalau begitu, kegiatan hari ini kita isi dengan jahit menjahit, saja, Run? Kita bikin baju, gitu?" tutur Alina lagi terdengar bersemangat.

"Boleh, Bu. Ema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status