Share

Bab 145

Rencana semula akan pergi ke rumah Mama sehabis maghrib, nyatanya harus pergi sekarang karena aku yang merajuk. Biarlah, Adi berpikir jika aku kesal pada dia hanya gara-gara Saffa, padahal karena dia yang mempunyai gelagat mencurigakan.

"Oh, iya Mas. Tadi, kata kamu kita akan nginap di rumah Mama. Bener?" tanyaku saat kami sudah berada di mobil.

"Emh ... antara benar dan tidak."

Aku mengerutkan kening menatap suamiku tidak mengerti.

"Maksudnya?" tanyaku lagi.

"Tidak ada maksud apa-apa, Sayang .... Aduh, Nona Alina sedang sensitif sepertinya. Apa jangan-jangan kamu sedang datang bulan, ya?"

"Ih, apaan, sih, gak nyambung banget, deh. Orang aku nanya seriusan, juga." Aku berucap kesal.

Adi malah terkekeh melihat aku yang merengut seperti anak kecil. Tangannya menarik bahuku hingga kini aku bersandar pada pundaknya.

Dia mengusap-usap kepalaku seraya meminta maaf karena telah membuatku kesal.

Aku tidak menjawab maafnya, tapi juga tidak berontak dengan perlakuan manisnya. Aku sangat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ni nyoman Sukarti
disegerakan saja bang aldi dan naima.... ......
goodnovel comment avatar
Kamariah Ahmad
Berhasil menyakat absng
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status