Share

Bab 144

Lama aku berdiri di balik gorden hanya untuk melihat suamiku. Masih sama. Dia lebih fokus pada ponsel pintarnya dengan sesekali tersenyum tanpa mengalihkan pandangan.

Melihat dia seperti itu, aku jadi teringat pada masa-masa di mana Mas Haikal mulai mengenal dan dekat dengan Amira.

Fokus pada ponsel, selalu tak jauh dari ponsel, lebih banyak diam dan membawa ke mana pun benda pipih itu. Dan awal aku mengetahui kebusukan dia, juga dari ponsel.

Haruskah aku menyadap ponsel Adi seperti yang dulu aku lakukan pada Mas Haikal?

"Mbak."

Aku amat terkejut saat Bibi menepuk pundakku dari belakang.

Buru-buru aku berjalan menjauhi kaca tempat aku mengintip suamiku. Bibi terlihat heran karena aku yang berjalan dengan tanpa suara.

"Ada apa, Bi?" tanyaku.

"Mbak Alina kenapa bisik-bisik?" Bibi balik bertanya.

Aku berdehem, kemudian memberikan alasan agar wanita paruh baya itu tidak mencurigaiku yang tengah memperhatikan Adi dari kejauhan. Dan untungnya dia percaya saat aku mengatakan ingin me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ni nyoman Sukarti
pengalaman yg membuat trauma... jd curiga nih al......
goodnovel comment avatar
Kamariah Ahmad
Ya curiga cutiga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status