Tambatan Hati Si Brandalan

Tambatan Hati Si Brandalan

last updateLast Updated : 2021-06-18
By:  Agasse kun  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
30 ratings. 30 reviews
27Chapters
11.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Marco merupakan anak brandalan, yang hanya menghabiskan waktunya untuk beradu fisik. Bukan tanpa tujuan melainkan untuk mimpi. Alur cerita kehidupan Marco mulai terusik setelah bertemu dengan seorang gadis cantik secara kebetulan. Kehidupan Marco dan gadis cantik itu amat berbeda bagaikan langit dan kerak bumi. Marco hidup dilingkungan keras yang bernama Distrik Neraka yaitu tempat yang diasingkan oleh negara untuk menampung anak haram yang dibuang oleh orang tuanya sedangkan gadis cantik itu hidup di bawah naungan kota Avesta yang sangat maju dan semua fasilitas ada disana kehidupan disana begitu normal dan penuh dengan mimpi. Seperti apakah kelanjutan hidup si anak brandalan yaitu Marco setelah ia bertemu dengan gadis cantik itu?

View More

Latest chapter

Free Preview

Hari Pertama Sekolah

Tok… tok…tok“Oii bangun woiii ini hari pertama kita masuk sekolah.” Terdengar suara berisik dari luar kamar kos Marco. Sepertinya sang penghuni kamar kos itu masih tertidur nyenyak sehingga tidak mendengar seruan Leo yang sejak dari tadi berdiri sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Volume suara yang tadinya keras menjadi semakin keras memanggil-manggil nama seseorang yaitu Marco.“Marco….. aku akan mematahkan ususmu ketika aku masuk kedalam.” Sama seperti tadi, tidak ada reaksi sama sekali darinya sehingga membuat Leo sangat geram dan sampai-sampai mengancamnya. Karena tidak ada cara lain untuk membangunkan Marco ia pun menendang-nendang pintu kamar kos Marco yang terbuat dari kayu hingga bergeser dari engselnya dan akhinya pintu itu roboh. Setelah pintunya terbuka Leo pun melangkah masuk kedalam kamar kos yang ukurannya 3mx4m itu dan menemukan seseorang yang ia cari.

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Agasse
Keren bangettt aku suka sekali dengan ceritanya. Lanjut thorr
2021-05-20 20:05:20
3
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-16 09:22:36
2
user avatar
Aya
bagus ceritanya, lanjut thor
2021-03-07 11:58:26
2
user avatar
DIHNU
Preman bucin.
2021-03-05 02:57:08
0
user avatar
Vera Farhan
penasaran🤔☺️
2021-03-03 12:18:04
0
user avatar
Hi you
beda dari yang lainnn lanjutkannn!!!
2021-03-02 13:47:10
0
user avatar
Win Lagend
Oh wowwwww keren. Badboyyy
2021-03-02 13:17:21
0
user avatar
RedSnow
teruskaaaaaan
2021-03-02 06:54:37
0
user avatar
Jana Indria
woow, keren pakek banget, neeeext dong, please. banyakin bab dong, jangan banyakin penasaran 🥰😍🥰
2021-03-01 21:23:55
0
default avatar
Aru Arumi
Gak sabara nunggu
2021-03-01 20:11:27
0
user avatar
Miracle
ditunggu bab selanjutnya, makin penasaran😊😊
2021-03-01 19:45:21
0
user avatar
Shiraa Sue
wahh apakah ini bakal jadi distopia gituu?
2021-03-01 18:21:47
0
user avatar
Mizy
Semangat kak
2021-03-01 16:31:43
0
user avatar
Crearuna
berandalan yang jatuh cinta?
2021-03-01 13:43:55
0
user avatar
Funnybeanie
👍🏻👍🏻👍🏻
2021-03-01 02:41:23
0
  • 1
  • 2
27 Chapters

Hari Pertama Sekolah

Tok… tok…tok“Oii bangun woiii ini hari pertama kita masuk sekolah.”     Terdengar suara berisik dari luar kamar kos Marco. Sepertinya sang penghuni kamar kos itu masih tertidur nyenyak sehingga tidak mendengar seruan Leo yang sejak dari tadi berdiri sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Volume suara yang tadinya keras menjadi semakin keras memanggil-manggil nama seseorang yaitu Marco.“Marco….. aku akan mematahkan ususmu ketika aku masuk kedalam.”     Sama seperti tadi, tidak ada reaksi sama sekali darinya sehingga membuat Leo sangat geram dan sampai-sampai mengancamnya. Karena tidak ada cara lain untuk membangunkan Marco ia pun menendang-nendang pintu kamar kos Marco yang terbuat dari kayu hingga bergeser dari engselnya dan akhinya pintu itu roboh. Setelah pintunya terbuka Leo pun melangkah masuk kedalam kamar kos yang ukurannya 3mx4m itu dan menemukan seseorang yang ia cari.
Read more

Harga Diri

     Marduk dan Marco masih saling menatap hingga keluar kata-kata dari mulut Marduk“Aku menghargai tawaranmu tapi aku merasa belum saatnya kita bertarung sekarang.”     Perlahan-lahan urat leher Marco melunak mendengar perkataan Marduk barusan. Leo dengan cepat menundukkan kepala dengan posisi tangan satunya memegang kepala Marco dan menekannya kebawah seraya menunduk bersamanya.“Kami meminta maaf atas kejadian barusan, kami berjanji untuk tidak melakukannyalagi.” Setelah Leo meminta maaf.“Oii apa yang kau lakukan.” Marco bertanya kepada Leo.“Sudah kau diam saja.” Leo menimpali.Setelah menyampaikan permintaan maafnya tiba-tiba senior yang di tinju oleh Marco tadi angkat bicara.“Enak saja kau meminta maaf pokoknya kau dan temanmu yang kurang ajar itu harus diberi pelajaran.”Dari arah yang tidak terduga muncul kaki terbang y
Read more

Distrik Neraka

     Pukul 13.00 bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang . Ruangan kelas mulai kosong kecuali ruang UKS ada beberapa siswa yang terbaring lemah setelah bermain seharian salah satu diantaranya adalah Marco dan disampingnya ada Leo yang masih setia menunggu.     Dua puluh lima menit Marco pingsan setelah bertarung melawan Felix ia pun mulai membuka matanya kemudian bertanya kepada Leo.“Ini tempat apa Leo?”“Kau sekarang berada di UKS.” Leo menjawab.Nyawa Marco akhirnya berkumpul ia pun berusaha berdiri dan ingin pergi dari tempat ini.“Apakah kau baik-baik saja?” Leo menanyakan kondisinya.“Tentu saja, ayo kita pulang sekarang.” Marco menjawabnya.“Baiklah, bagaimana kalau kita mampir dulu di kedai.” Leo mengajak Marco ke kedai.“Baiklah, kau yang traktir.” Marco mengiyakan.“Ehhhhh?” Leo terkejut.
Read more

Seseorang

     Mengerjap-ngerjap Marco membuka mata yang ia rasakan sekarang sama seperti sebelumnya ia berpikir truck sampah yang ia tiduri tetap diam. Sekelilingnya terlihat gelap tangannya meraba-raba sekitar kemudian punggungnya mulai bangkit bersiap untuk berdiri.“Jangan-jangan Leo pulang deluan, ahh sial kira-kira sudah jam berapa sekarang.” Marcomenebak-nebak keberadaan Leo dan waktu.     Segera ia melompat keluar dan sungguh pemandangan yang sangat luar biasa gedung-gedung pencakar lair berdiri kokoh, kendaraan bermotor saling susul menyusul, orang-orang yang berpakaian modis layaknya burjois ada dimana-mana, dan toko-toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan berbaris di pinggir jalan. Langkah kaki Marco mundur kebelakang kembali lagi ke dalan truck sampah yang kosong itu kemudian membaringkan tubuhnya lalu menutup mata.“Ini pasti cuma mimpi, ayolah Leo di mana kau cepat bangunkan aku.”&
Read more

Lebih Jauh Tentang Mereka

     Suara wanita itu terdengar nyaring di telinga Marco sampai-sampai membuatnya terbangun dari tidur pulasnya. Marco yang terkenal dysania yaitu susah bangun tidur akhirnya membuka matanya perlahan-lahan matanya melirik-lirik keadaan sekitar sembari mengumpulkan nyawanya kembali. Katika suara yang  memanggil-manggil namanya itu menghilang sekita telinga Marco merindukan suara lembut itu. Tubuh yang sejak tadi terbaring kini mulai bangkit berdiri kemudian kakinya menekuk dan melompat keluar dari truck sampah itu.“Kau ini berisik sekali.” Marco menegur wanita itu.Kepalanya terangkat lalu menghadapkan wajahnya yang sedih itu ke wajah Marco. Mulutnya yang masih monyong, matanya berkaca-kaca, dan hidungnya mengeluarkan sedikit ingus.“Ahahaha sepertinya aku salah menilai wajahmu. Tadinya aku berpikir kau ini cantik tapi sekarang-“ Gelak tawa tidak tertahan ketika melihat wajah wanita itu.     Sebe
Read more

Masalah

     Irama langkah kaki Marco dan Cecil serentak menghentak trotoar melintasi sejumlah kemegahan kota Avesta. Sebagai seorang pria Marco sengaja memperlambat langkah kakinya agar  mereka jalan beriringan. Marco merasa bahwa ia telah kehilangan sesuatu selama ini yang ia maksud adalah perasaan terhadap lawan jenis. Sesekali matanya melirik ke arah Cecil ia memperhatikan wajahnya yang mulus tanpa lecet. Tangan Marco yang perkasa itu merabah-rabah wajahnya sendiri lalu membandingkannya“gawat.”“Kenapa?” Cecil bertanya“Wajahku berminyak.” Jawab Marco.“Itu bukan masalah yang jadi masalah sekarang adalah ketersesatanmu di kota besar ini.”“Hehe iya yah.” Marco tersadar.     Menyusuri jalan di kota Avesta sungguh menyenangkan sampai-sampai kita lupa merasakan lelah, hal inilah yang di rasakan Marco sekarang apalagi ini kali pertama ia datang ke k
Read more

Kembali

     Tiga pasang mata memandang langit kota Avesta disana mereka melihat matahari mulai tenggelam memudarkan jingganya. Cecil merasa sedih karena Marco belum mendapatkan solusi dari masalahnya. Rafael mengetahui bahwa ada sesuatu yang aneh diantara Marco dan Cecil, ia tahu pasti bahwa penduduk asli Distrik Neraka tidak di perbolehkan keluar dari tembok perbatasan apalagi sampai berkeliaran di kota Avesta. Marco mengusap wajahnya yang berminyak tidak tahu lagi harus berbuat apa. Pikirannya melayang-layang kesana kemari mengingat sahabatnya Leo yang mungkin sedang sibuk mencarinya sekarang, walaupun Distrik Neraka adalah tempat yang buruk dimata orang-orang awam tetapi baginya disanalah tempat kembali dari hiruk pikuk.     Wajah cemas Marco menggugah simpati Rafael. Yang tadinya lawan berubah menjadi kawan ia menawarkan Cecil dan Marco untuk mendiskusikan masalah ini di rumahnya tetapi Cecil menolak tawaran itu karena hari sudah gelap dan Ibunya p
Read more

Fokus

     Ibarat angin berlalu Cecil berusaha melupakan Marco. Di dalam kamarnya ia berbaring sambil menatap langit-langit. Di balik lamunannya itu muncul ilusi optik yang menggambarkan wajah sangar Marco. Cecil yang melihat itu langsung mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat untuk mengusir bayangan Marco yang tiada henti-hentinya. Tangan kanannya meraih sesuatu. Kemudian di tariknya benda itu hingga berhadapan langsung dengan wajahnya.TIK…TIK…TIK…Cecil mengetikkan sesuatu di ponselnya, terlihat nama salah satu kontaknya  yaitu Rafael.“Bisakah kita bertemu sekarang.” Cecil mengajak Rafael melalui aplikasi chatnya.     Posisi tubuh Cecil berubah yang semula berbaring sekarang berbalik jadi tengkurap. Posisi seperti ini sangat disukainya apalagi ketika ia sedang bermain ponsel atau membaca buku. Beberapa aplikasi ia kunjungi sambil menscrol-scrol berandanya.PING!   
Read more

Mari Kita Selesaikan

Leo mendekati Marco lalu ia memegang pundak sahabatnya.“Jangan ada acara lari-larian lagi.”“Huft, baiklah.” Marco melunak.     Kedua sudut di ujung bibir Leo melengkung, akhirnya beban pikiran yang selama ini ia bawa kamana-mana akan segera di tumpah ruahkan. Sehari saja tidak bersama Marco hidup yang ia jalani terasa hambar. Sederet pertanyaan serius pun mulai mengantri di kepalanya. Mulai dari “Dari mana saja kau kemarin lalu?” juga “Apa yang telah terjadi padamu?” dan masih banyak lagi. Leo sudah tidak sabar menanyakannya.     Perlahan-lahan lututnya menekuk hingga ia duduk. Bola mata Leo menyudut kearah Marco. Mulutnya terbuka seakan-akan ingin segera bicara, disusul suara dari kerongkongan yang kemudian keluar menjadi sebuah kalimat.“Sekarang dunia ini sudah berubah yah?”“Iya, kau benar.” Jawab Marco sambil menatap apa s
Read more

Lakukan

     Tanpa rem air mata Marco meluncur dari sudut matanya melewati pelipisnya. Beberapa saat legang mereka berdua tidak ada niatan untuk berdiri. Marco masih menikmati kesedihannya sedangkan Leo tersenyum bahagia, ia menganggap misinya telah selesai. Tempat itu tidaklah ramai hanya ada beberapa orang saja yang luntang-lantung di jalanan. “Mau sampai kapan kau menangis hah?” Leo menegur Marco. Tidak ada respon darinya yang ada hanyalah suara tangis yang semakin kencang. “Kalau saja Chucky melihat sekarang mungkin ia akan berubah pikiran untuk tunduk kepadamu hahaha.” Suasananya menjadi cair karena lelucon Leo. “Haha hiks… hiks… hiks…” Marco ikut tertawa walaupun tangisan sendunya masih berlangsung.      Kedua tangan Leo menekan tanah ia berusaha bangkit setelah terjatuh akibat pertarungannya dengan Marco. Kedua kakinya bergerak susul-menyusul menuju tempat Marco terbaring, uluran tangan yang ia berikan kepada Marco
Read more
DMCA.com Protection Status