Tambatan Hati Si Brandalan

Tambatan Hati Si Brandalan

last updateHuling Na-update : 2021-06-18
By:  Agasse kunOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
30 Mga Ratings. 30 Rebyu
27Mga Kabanata
12.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Marco merupakan anak brandalan, yang hanya menghabiskan waktunya untuk beradu fisik. Bukan tanpa tujuan melainkan untuk mimpi. Alur cerita kehidupan Marco mulai terusik setelah bertemu dengan seorang gadis cantik secara kebetulan. Kehidupan Marco dan gadis cantik itu amat berbeda bagaikan langit dan kerak bumi. Marco hidup dilingkungan keras yang bernama Distrik Neraka yaitu tempat yang diasingkan oleh negara untuk menampung anak haram yang dibuang oleh orang tuanya sedangkan gadis cantik itu hidup di bawah naungan kota Avesta yang sangat maju dan semua fasilitas ada disana kehidupan disana begitu normal dan penuh dengan mimpi. Seperti apakah kelanjutan hidup si anak brandalan yaitu Marco setelah ia bertemu dengan gadis cantik itu?

view more

Kabanata 1

Hari Pertama Sekolah

Tok… tok…tok

“Oii bangun woiii ini hari pertama kita masuk sekolah.”

     Terdengar suara berisik dari luar kamar kos Marco. Sepertinya sang penghuni kamar kos itu masih tertidur nyenyak sehingga tidak mendengar seruan Leo yang sejak dari tadi berdiri sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Volume suara yang tadinya keras menjadi semakin keras memanggil-manggil nama seseorang yaitu Marco.

“Marco….. aku akan mematahkan ususmu ketika aku masuk kedalam.”

     Sama seperti tadi, tidak ada reaksi sama sekali darinya sehingga membuat Leo sangat geram dan sampai-sampai mengancamnya. Karena tidak ada cara lain untuk membangunkan Marco ia pun menendang-nendang pintu kamar kos Marco yang terbuat dari kayu hingga bergeser dari engselnya dan akhinya pintu itu roboh. Setelah pintunya terbuka Leo pun melangkah masuk kedalam kamar kos yang ukurannya 3mx4m itu dan menemukan seseorang yang ia cari. Terlihat disana Marco tergeletak diatas tempat tidurnya mengenakan baju kaos oblong hitam dan celana boxer pendek. Dengan wajah kesal Leo menghampiri anak yang dari tadi tetap tidur walaupun pintu rumahnya di dobrak sangat keras, setibannya disamping kasur Marco ia melihat wajah temannya menganga sambil meneteskan air liur dibantalnya hingga membentuk genangan air. Leo menepuk wajahnya sambil geleng-geleng.

“Sepertinya aku akan menidurkanmu untuk selama-lamanya.”

Tak lama kemudian bantal guling datang kearah Marco dengan kecepatan tinggi menghantam wajahnya yang dari tadi terdiam.

“Rasakan ini tukang tidur.“

     Setelah dihantam serangan kejutan barulah Marco terbangun dalam keadaan terkejut sambil berdiri setelah itu ia pun kembali tertidur. Sekarang bukan lagi bantal guling yang menghantam wajah Marco melainkan tinjuan dahsyat dari Leo mendarat dengan mulus di pipi kanannya.

“Oii….. kalau begitu rasakan ini.” Cetus Leo.

Beberapa detik legang Marco akhirnya membuka matanya secara perlanhan sambil mengerjap-ngerjap.

“Aku mengenal rasa tinjuan ini kapanpun dan dimanapun, hemm tidak salah lagi.” Marco mengatakan sesuatu sementara tinjuan Leo masih menempel kuat di rahangnya.

“ Leoooooo.” Marco berteriak.

“Marcooooo.” Leo membalas teriakan Marco.

     Mereka akhirnya bertengkar diatas kasur sambil mengoceh-ngoceh. Tinjuan demi tinjuan tendangan demi tendangan mereka mengeluarkan jurus mereka satu sama lain untuk mempertahankan harga diri. Setelah beberapa menit baku hantam di atas kasur mereka akhirnya berhenti dan membaringkan tubuhnya sambil terengah-engah.

“Huft..huft..akhirnya kau bangun juga yah he he.” Celetuk Leo.

“Maaf karena aku bangun terlambat kalau begitu aku akan mandi dulu kemudia bersiap-

siap.” Jawab Marco yang sambil berusaha membangunkan tubuhnya.

Leo menendang bokong Marco seraya menyuruhnyan untuk bergegas “Cepatlah dan jangan lama.”

Setelah Marco siap mereka berdua melangkah keluar kamar kos tiba-tiba Marco mundur kebelakang.

“Aku lupa mengunci kamarku.”

Setelah melihat kondisi pintu kamar kosnya ia kemudian bertanya kepada Leo.

“Kau yang melakukan ini?”

“Aku agak terbawa tadi haha.” Leo menjawab  sambil tertawa.

“Ohiya tidak apa-apa lagi pula tidak ada barang berharga didalam kamarku haha.”

     Mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju sekolah sambil bersendau gurau menyusuri jalan yang tidak terlalu ramai. Leo menceritakan sedikit informasi mengenai sekolah baru mereka yaitu SMA Black Bone Selatan. Sekolah yang sering disingkat BBS itu merupakan sarang bocah-bocah bandel yang saling memperebutkan keuasaan satu sama lain dengan cara beradu fisik, strategi, dan politik demi meraih tujuan yang sama. Maka dari itu ada banyak sekali faksi-faksi yang memenuhi sekolah tersebut sehingga peperangan tidak ada hentinya.

“Tunduklah kalian para bajingan!”

     Terdengar suara keras di tengah lapangan SMA BBS terlihat seorang senior yang memberikan instruksi kepada siswa baru  untuk menunduk dihadapan pemimpin sekolah BBS yaitu Marduk sosok perawakannya yang tinggi mencapai 195 cm dengan rambut panjang bergelombang sampai dileher berada di atas podium khusus melirik-lirik kebawah memperhatikan seluruh siswa baru yang ada.

“Hm mereka semua kelihatan bersemangat.”

***

     Kepemimpinan sekolah ini ditentukan berdasarkan pertarungan resmi maupun liar selama mereka dapat menumbangkan kekuasaan yang berdiri saat itu. Kekuasaan Marduk and the gang baru berjalan selama tiga bulan pada waktu itu sebelum hari kelulusan anak kelas tiga yang lalu kepemimpinan sekolah masih dipegang oleh faksi Walay yang dipimpin oleh Hermes.

     Hermes berhasil mempertahankan tahta kepemimpinannya sampai ia lulus karena Hermes tidak terkalahkan oleh siapapun kecuali Marduk. Pada masa itu Marduk masih duduk dibangku  kelas dua SMA peristiwa yang mengejutkan terjadi ketika Hermes mengumpulkan ketua-ketua faksi yang ada di SMA BBS jumlahnya sekitar tiga puluh enam orang. Setelah ketua-ketua faksi berkumpul di aula Hermes kemudian mengumumkan pernyataannya mengenai penyerahan tahta SMA BBS kepada siapa saja yang mampu bertahan dalam aturan mainnya.

“Kepada adik-adik ku sekalian yang  bermimpi untuk menakhlukkan sekolah ini, kalian punya kesempatan dengan cara-”

Salah satu ketua faksi yang diundang kala itu menyela penyampaian Hermes.

“Tunggu dulu ini maksudnya apa hahh? Jangan membuang-buang waktuku aku akan menyelesaikan ini dengan cepat.”

“Woiii lancang sekali kau berteriak dihadapan kami semua.” Ketua faksi lain

Ada yang terpancing dan menyahutinya.

     Cek cok diantara mereka berlangsung lama sehingga situasi semakin memanas dan tidak terkendali. Kepalan tinju mereka sudah siap di luncurkan tinggal menunggu aba-aba. Suara gelak tawa terdengar keras dari atas podium aula sehingga menarik perhatian semua orang yang hadir kala itu.

“Hahaha ahaha haha ha ha maaf maaf air mataku sampai keluar haha.” Hermes tertawa hingga air matanya ikut keluar.

“Baiklah adik-adikku  sekalian tanpa basa-basi lagi aku akan menyampaikan tujuanku

Mengapa kalian semua dikumpulkan , yaitu kalian akan berpesta pora di aula ini dan

Barang siapa yang bertahan sampai titik darah penghabisan diantara yang lainnya

Terkapar aku akan memberinya tiket special untuk berduel melawanku besok lusa di

Di tengah lapangan SMA BBS menang ataupun kalah ketika berduel melawanku

Nanti aku akan menurunkan tahtaku kepadanya hahaha, dengan ini aku nyatakan

Pesta dimulaiiiii!” Penyampaian yang cukup panjang dari Hermes berakhir.

     Mereka yang ada pada saat itu di adu layaknya sabung ayam jantan, suara teriakan semangat memenuhi gedung aula. Hantam sana hantam sini jurus-jurus andalan dikeluarkan untuk mengalahkan lawan. Perkelahian mereka bukan tanpa alasan melainkan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan yaitu mendapatkan surat rekomendasi dari DPS kepanjangan dari dewan pengamat siswa mereka ini adalah pengamat siswa di setiap sekolah yang bertugas untuk mengamati perkembangan siswa-siswa SMA di seluruh daerah  Distrik Neraka khusus terhadap penilaian kekuatan fisik dan keberanian agar kelak mereka dapat keluar menjadi prajurit abdi Negara. Diantara seratus jumlah siswa per satu angkatan hanya ada dua puluh orang yang akan diremomendasikan kepada pemerintah untuk menerima kehormatan sebagai prajurit dan bukan lagi sebagai orang buangan. Ada dua pilihan penempatan yang akan diberikan kepada mereka yang terkuat yaitu Urban Legion yang bertugas untuk mengamankan kota dari ancaman kejahatan dan Out Side Soldier yaitu pasukan perang yang siap untuk melindungi Negeri ini dari ancaman Negara lain. Cara mendapatkan surat rekomendasi DPS ini yaitu dengan menjadi yang terkuat dari yang terkuat kemudian DPS akan menilai dan mengumumkan urutan siswa yang paling kuat setiap bulannya data ini akan terus diperbaharui sampai hari kelulusan tiba. Intinya ialah dapatkan posisi pemimpin agar peluang masuk dalam daftar siswa yang direkomendasikan jauh lebih besar.

Plak. Plak. Plak.

”Ayo adik-adikku bertarunglah dan berikan aku hiburan yang terbaik sebelum hari kelulusanku tiba.” Hermes bertepuk tangan sambil memprovoksi.

     Satu persatu diantara mereka telah tumbang tergeletak diatas lantai hingga menyisakan petarung-petarung yang kuat saja. Memar, lebam, dan darah mewarnai wajah mereka  suara napas tersegal karena kelelahan terdengar merdu di telinga Hermes sungguh ia sangat menikmatinya. Suara pukul memukul mulai berkurang dan pada akhirnya yang tersisa tinggal empat orang diantaranya. Mereka adalah Marduk, Roger, dan Atomic Brothers.

“Aku tidak akan kalah Ahhhhhh.” Roger berteriak.

“Bagus bagus bagus ayo buktikan hahaha.” Hermes memuji Roger.

     Tidak disangka sangka dari arah samping kanan Roger terlihat Marduk berlari kearahnya dengan sisa tenaga yang ia miliki dan “Buggg” Tinjuan Marduk tepat sasaran mengenai pipi kanan Roger. Setelah menerima pukulan Marduk ia pun melihat kearah Marduk dengan sorot mata yang tajam beberapa detik kemudian Roger menutup matanya secara perlahan dan mengatakan.

“Aku akan mengingat kejadian ini uhhh.” Setelah mengatakan sesuatu kepada Marduk ia pun terjatuh dan KO.

     Yang tersisa kala itu tinggal tiga orang dari dua kubu yang berbeda yaitu Marduk dan Atomic Brothers yang siap mempertaruhkan apa saja demi mendapatkan tiket special Hermes. Dua lawan satu membuat seisis ruangan menjadi tegang legang bahkan raut wajah hermes ikut berubah.

“Combo Strike.” Serangan kompak Atomic brothers mengarah ke arah Marduk.

Namun sayang kecepatan mereka berdua  menurun disebabkan oleh stamina yang terkuras habis.

     Marduk berhasil menghindarinya kemudian ia berlari kebelakang Atomic Brothers dan mengangkat kedua kakinya untuk menendang mereka berdua dan akhirnya mereka terjatuh dan tersungkur di permukaan lantai. Atomic Brothers akhirnya tamat karena tidak mampu lagi untuk bangkit. Marduk yang tadinya teratuh akibat kedua kakinya ia gunakan untuk menendang segera berdiri dan mengarahkan wajahnya kearah Hermes yang terlihat serius. Mereka saling menatap dengan tatapan dingin hingga akhirnya Hermes tersenyum.

“Luar biasa sungguh pertarungan yang sangat seru haha. Berdasarkan hasil pertandingan hari ini aku menyatakan bahwa Marduklah pemenangnya.” Hermes mengakui Marduk sebagai pemenang.

Hermes akhirnya turun dari podium dan menghampiri Marduk.

"Jangan terlambat besok lusa ya, aku akan menunggumu di lapangan oh iya aku hampir lupa mengucapkan selamat ,selamat yah hahaha.” Hermes berbicara di dekat telinga Marduk kemudian meninggalkan Marduk dengan menepuk bahunya.

     Terik matahari kala itu sangat menyengat hingga mampu membakar pigmen-pigmen di dalam kulit. Hari ini adalah hari lusa yang dibicarakan kemarin dimana pertarungan antara Hermes dan Marduk akan di pertontonkan di tengah lapangan sekolah. Sorak sorai menemenuhi langit SMA BBS dimana siswa yang menjadi penonton menjulurkan leher mereka keluar dari jendela kelas masing-masing mereka menyebut-nyebut nama petarung yang sebentar lagi akan bertarung. Bukan hanya siswa saja bahkan DPS sekalipun turut menyaksikan pertarungan antara Marduk vs Hermes di tempat khusus.

     Saat-saat yang ditunggu pun telah tiba dimana Hermes sang periang memasuki lapangan sekolah bersama pengikut-pengikutnya yang berjumlah sekitar seratus dua puluh lima orang yang tergabung dalam satu faksi Hermes yaitu We Are Laughing At You yang disinngkat WALAY. Hermes meninggalkan kawanannya kemudian melaimbai-lambaikan tangannya sama seperti seorang idol yang menyapa para kerumunan fans ia pun langsung mengambil tempat di tengah lapangan sementara para pengikutnya berbaris di pinggir lapangan. Pemanasan ringan ia lakukan sembari menunggu lawannya datang.

“Marduk!  Marduk!  Marduk.” Sebagian siswa menyoraki kedatangan Marduk sambil memanggil-manggil namanya.

     Marduk datang dari arah barat sambil menuruni tangga ia kelihatan begitu tenang tidak ada reaksi yang berlebihan kecuali tatapan matanya yang dalam. Langkah demi langkah Marduk memasuki lapangan bersama gerombolannya yang berjumlah sekitar tujuh puluh tiga orang.

     Dari sisi lain lapangan Roger datang membawa pasukannya kemudian menarik perhatian dengan teriakannya.

“Oii kalian para bajingan.”

Situasi kian memanas, ada banyak siswa yang geram melihat Roger tiba-tiba muncul dalam skenario.

“Kau mau apa pecundang?”

“Apakah kau tidak puas dengan kekalahanmu kemarin HAH?”

“Hahahaha” Siswa yang ada saat itu kompak menertawai Roger.

Roger kembali menegaskan.

“Woii Dengarkan aku dulu, hari ini aku umumkan bahwa faksiku akan bergabung dengan Marduk and the gang.”

Setelah ia menyampaikannya Roger kembali melangkah menuju kearah Marduk.

“Bagaimana Marduk? Apakah kau ingin berafiliasi denganku?”

“Heh... silahkan saja asalkan kau tidak merepotkanku.” Marduk menyetujui permintaan      Roger.

     Semua yang hadir tercengang melihat apa yang barusan terjadi yaitu Roger hari ini resmi menjadi pengikut Marduk. Faksi tak terkalahkanpun akhirnya terbentuk hari ini bertepatan dengan hari kelulusan angkatan kelas tiga.

Dua pasang mata kembali bertemu tidak lama lagi mereka akan saling serang. Salah satu rekan Hermes maju kedepan memberi aba-aba.

“3…2…1. Mulai!”

“HAHHHHH.” Marduk memulai.

“OHHYAAA.” Hermes ikut bersemangat.

     Marduk mengarahkan tinjunya kearah wajah Hermes namun sayang serangannya meleset karena Hermes berhasil menghindarinya dengan cepat. Seketika Marduk kehilangan keseimbangan karena titik berat tubuhnya bertumpu pada kepalan tinjunya barusan, Hermes terlihat tenang bahkan sengaja menunggu serangan selanjutnya. Marduk mengubah pola serangannya dengan merendahkan tubuhnya agar dapat menghantam dada Hermes tanpa basa basi ia mengeksesusi tinjuannya mengarah ke dada Hermes dengan tenaga yang tidak terlalu besar. Rencana Marduk ternyata berhasil sehingga mampu menggerser posisi berdiri Hermes. Tanpa ampun ia melanjutkan serangan dengan mengincar wajah Hermes dan “Prokk” pipi hermes memerah dan panas setelah terkena tinjuan maut Marduk. Sulit di percaya Hermes terlihat payah ia memegangi pipi dan dadanya yang sesak. tidak sampai disitu saja Marduk ingin segera mengakhinya dengan menghantam kepala Hermes dengan tinjuan maut dan alhasil serangan itu mengenai kepala Hermes dan akhirnya Hermes menunduk  kemudian berdiri dengan cepat sungguh gerakan yang sangat gila Marduk yang melihat itu kemudian menggunakan jurus yang ia gunakan sebelum yaitu menunduk dan mengincar dada lawannya. Marduk melakukannya dengan tergesa-gesa dan “Bukk” serangan itu tidak mengenai dada melainkan mengenai perut. Marduk berpikir ia telah menang tetapi kejadian yang mengejutkan kembali terjadi setelah berhasil meninju perut Hermes posisi Marduk yang menunduk dimanfaatkan dengan baik oleh Hermes dengan menghantam punggung Marduk dengan sikutnya yang tajam dan “Prakkk” terdengar suara retakan keras yang berasal dari punggung Marduk.

“AHHHHHH” Marduk terdengar kesakitan

“HAHAHA kasihan sekali. Baiklah aku akan mengakhiri duel kita hari ini” Hermes           begitu menikmati jeritan Marduk     

     Setelah Marduk tersungkur Hermes kemudian mengangkat kakinya ke atas kemudian mengibaskannya ke bawah layaknya ekor buaya dan “Prakkkk” serangan kaki Hermes mengenai kepala Marduk hingga ia tak sadarkan diri. Setelah itu Hermes menginjak kepala Marduk dan menjerit.

“AHHHHHHHH pertarungan yang sangat menyenangkan.”

Hermes kemudian mengumumkan kepada seluruh siswa SMA BBS.

“Tahtaku yang sekarang kuserahkan padanya, maka dari itu hormatilah ia sebagai pemimpin baru kalian karena ia adalah seorang pria yang sangat hebat.”

     Setelah penyampaiannya berakhir Hermes pun meninggalkan Marduk yang tidak sadarkan diri ditengah lapangan. Siswa yang hadir pada saat itu sangat berisik ada yang menyambut hasil pertandingan barusan degan senang dan  juga sedih. Terima atau tidak tetaplah Marduk yang menjadi pemimpin baru SMA BBS.

Dari tengah lapangan terlihat sosok Roger yang sedang  menggotong tubuh Marduk kemudian membawanya pergi.

“Pertarungan yang luar biasa.” Roger berbisik ditelinga Marduk

“Hehe Berisik.” Marduk menjawab perkataan Roger barusan.

***

     Suara langkah kaki kedua orang ini menarik perhatian semua orang terutama senior-senior yang sedang membentak-bentak siswa baru yang ada di lapangan. Mata mereka menyaksikan ada dua orang yang berlari memasuki gerbang sekolah wajah kedua orang itu nampak lelah seperti dikejar Anjing. Marco dan Leo akhirnya tiba di Sekolah dengan kondisi sangat kelelahan wajah mereka berdua basah oleh keringat napasnya terengah-engah dan tiba-tiba ada dua orang senior datang  menghampiri mereka. Tanpa basa-basi senior itu langsung menarik kera baju milik Marco dan Leo kemudian menyeretnya menuju kehadapan Marduk.

“Oii lepaskan tanganmu dariku woii!” Marco terlihat meronta-ronta ingin dilepaskan.

“Tamatlah riwayat kita.” Sementara Leo terlihat pasrah.

Setelah diseret sepanjang jalan mereka berdua akhirnya dilepas dan dipertontonkan dihadapan Marduk dan siswa baru lainnya.

“Lihatlah teman kalian ini seenaknya saja melanggar aturan yang telah kami tetapkan.”

Suara hantaman terdengar ketika senior-senior itu memukul-mukul Leo dan Marco tanpa ampun. Siswa baru yang melihat kejadian itu terlihat ketakutan.

“Lihatlah mereka berdua, apakah diantara kalian ada yang ingin menantang kami juga?”

Senior yang galak itu berusaha menakunakuti.

Marduk yang melihat Marco dan Leo disiksa tampak biasa saja. Suara teriakan terdengar keras keluar dari mulut Marco.

“Rasakan iniiiiiiii.”

     Tinjuan Marco menghantam pas di wajah senior yang terus-terusan memukulnya. Darah mengalir dari hidung senior itu akibat menahan tinjuan keras Marco. Semua orang tercengang termasuk Marduk yang sejak dari tadi hanya diam, kemudian Marco menarik tangan Leo dan membantunya untuk bangun.

“Apakah kau pemimpin sekolah ini Hah?” Marco berdiri dengan gagah sambil menatap mata Marduk.

Marduk pun menatap anak itu dan menjawab.

“Itu memang benar.” Marduk menjawabnya

“Kalau begitu lawanlah aku.” Marco menantang Marduk untuk berduel.

“Heh? Woi jangan asal bicara kau bodoh.” Leo tiba-tiba menyela pembicaraan.

     Semua orang terkejut bahkan sampai menarik perhatian Roger yang dari tadi juga diam berdiri disebelah Marduk. Roger melangkah maju berniat untuk menyumpal mulut besar milik Marco tetapi dengan cepat Marduk menghentikan Roger.

“Cukup sampai disitu saja Roger.”

     Roger menuruti apa yang Marduk katakan Dua pasang mata kembali bertemu yaitu sorot mata Marco yang ada dibawah dan Marduk yang ada di atas podium. Situasi semakin menegang dan tiba-tiba saja raut wajah Marduk terlihat tegang seketika Marduk terdiam dan mengingat masa lalunya dengan Hermes ia mengingat momen dirinya yang dulu ketika menantang Hermes yang sedang berdiri di atas podium aula.

     Marduk segera membuyarkan pikiran tentang masa lalunya dan  mencoba untuk kembali fokus. Semua orang menunggu keputusan Marduk yang sejak dari tadi saling menatap dengan Marco.

To be Continued…

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

10
100%(30)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
30 Mga Ratings · 30 Rebyu
Sulatin ang Repaso
user avatar
Agasse
Keren bangettt aku suka sekali dengan ceritanya. Lanjut thorr
2021-05-20 20:05:20
3
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-16 09:22:36
2
user avatar
Aya
bagus ceritanya, lanjut thor
2021-03-07 11:58:26
2
user avatar
DIHNU
Preman bucin.
2021-03-05 02:57:08
0
user avatar
Vera Farhan
penasaran🤔☺️
2021-03-03 12:18:04
0
user avatar
Hi you
beda dari yang lainnn lanjutkannn!!!
2021-03-02 13:47:10
0
user avatar
Win Lagend
Oh wowwwww keren. Badboyyy
2021-03-02 13:17:21
0
user avatar
RedSnow
teruskaaaaaan
2021-03-02 06:54:37
0
user avatar
Jana Indria
woow, keren pakek banget, neeeext dong, please. banyakin bab dong, jangan banyakin penasaran 🥰😍🥰
2021-03-01 21:23:55
0
default avatar
Aru Arumi
Gak sabara nunggu
2021-03-01 20:11:27
0
user avatar
Miracle
ditunggu bab selanjutnya, makin penasaran😊😊
2021-03-01 19:45:21
0
user avatar
Shiraa Sue
wahh apakah ini bakal jadi distopia gituu?
2021-03-01 18:21:47
0
user avatar
Mizy
Semangat kak
2021-03-01 16:31:43
0
user avatar
Crearuna
berandalan yang jatuh cinta?
2021-03-01 13:43:55
0
user avatar
Funnybeanie
👍🏻👍🏻👍🏻
2021-03-01 02:41:23
0
  • 1
  • 2
27 Kabanata
Hari Pertama Sekolah
Tok… tok…tok“Oii bangun woiii ini hari pertama kita masuk sekolah.”     Terdengar suara berisik dari luar kamar kos Marco. Sepertinya sang penghuni kamar kos itu masih tertidur nyenyak sehingga tidak mendengar seruan Leo yang sejak dari tadi berdiri sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Volume suara yang tadinya keras menjadi semakin keras memanggil-manggil nama seseorang yaitu Marco.“Marco….. aku akan mematahkan ususmu ketika aku masuk kedalam.”     Sama seperti tadi, tidak ada reaksi sama sekali darinya sehingga membuat Leo sangat geram dan sampai-sampai mengancamnya. Karena tidak ada cara lain untuk membangunkan Marco ia pun menendang-nendang pintu kamar kos Marco yang terbuat dari kayu hingga bergeser dari engselnya dan akhinya pintu itu roboh. Setelah pintunya terbuka Leo pun melangkah masuk kedalam kamar kos yang ukurannya 3mx4m itu dan menemukan seseorang yang ia cari.
last updateHuling Na-update : 2021-02-26
Magbasa pa
Harga Diri
     Marduk dan Marco masih saling menatap hingga keluar kata-kata dari mulut Marduk“Aku menghargai tawaranmu tapi aku merasa belum saatnya kita bertarung sekarang.”     Perlahan-lahan urat leher Marco melunak mendengar perkataan Marduk barusan. Leo dengan cepat menundukkan kepala dengan posisi tangan satunya memegang kepala Marco dan menekannya kebawah seraya menunduk bersamanya.“Kami meminta maaf atas kejadian barusan, kami berjanji untuk tidak melakukannyalagi.” Setelah Leo meminta maaf.“Oii apa yang kau lakukan.” Marco bertanya kepada Leo.“Sudah kau diam saja.” Leo menimpali.Setelah menyampaikan permintaan maafnya tiba-tiba senior yang di tinju oleh Marco tadi angkat bicara.“Enak saja kau meminta maaf pokoknya kau dan temanmu yang kurang ajar itu harus diberi pelajaran.”Dari arah yang tidak terduga muncul kaki terbang y
last updateHuling Na-update : 2021-02-27
Magbasa pa
Distrik Neraka
     Pukul 13.00 bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang . Ruangan kelas mulai kosong kecuali ruang UKS ada beberapa siswa yang terbaring lemah setelah bermain seharian salah satu diantaranya adalah Marco dan disampingnya ada Leo yang masih setia menunggu.     Dua puluh lima menit Marco pingsan setelah bertarung melawan Felix ia pun mulai membuka matanya kemudian bertanya kepada Leo.“Ini tempat apa Leo?”“Kau sekarang berada di UKS.” Leo menjawab.Nyawa Marco akhirnya berkumpul ia pun berusaha berdiri dan ingin pergi dari tempat ini.“Apakah kau baik-baik saja?” Leo menanyakan kondisinya.“Tentu saja, ayo kita pulang sekarang.” Marco menjawabnya.“Baiklah, bagaimana kalau kita mampir dulu di kedai.” Leo mengajak Marco ke kedai.“Baiklah, kau yang traktir.” Marco mengiyakan.“Ehhhhh?” Leo terkejut.
last updateHuling Na-update : 2021-02-27
Magbasa pa
Seseorang
     Mengerjap-ngerjap Marco membuka mata yang ia rasakan sekarang sama seperti sebelumnya ia berpikir truck sampah yang ia tiduri tetap diam. Sekelilingnya terlihat gelap tangannya meraba-raba sekitar kemudian punggungnya mulai bangkit bersiap untuk berdiri.“Jangan-jangan Leo pulang deluan, ahh sial kira-kira sudah jam berapa sekarang.” Marcomenebak-nebak keberadaan Leo dan waktu.     Segera ia melompat keluar dan sungguh pemandangan yang sangat luar biasa gedung-gedung pencakar lair berdiri kokoh, kendaraan bermotor saling susul menyusul, orang-orang yang berpakaian modis layaknya burjois ada dimana-mana, dan toko-toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan berbaris di pinggir jalan. Langkah kaki Marco mundur kebelakang kembali lagi ke dalan truck sampah yang kosong itu kemudian membaringkan tubuhnya lalu menutup mata.“Ini pasti cuma mimpi, ayolah Leo di mana kau cepat bangunkan aku.”&
last updateHuling Na-update : 2021-02-27
Magbasa pa
Lebih Jauh Tentang Mereka
     Suara wanita itu terdengar nyaring di telinga Marco sampai-sampai membuatnya terbangun dari tidur pulasnya. Marco yang terkenal dysania yaitu susah bangun tidur akhirnya membuka matanya perlahan-lahan matanya melirik-lirik keadaan sekitar sembari mengumpulkan nyawanya kembali. Katika suara yang  memanggil-manggil namanya itu menghilang sekita telinga Marco merindukan suara lembut itu. Tubuh yang sejak tadi terbaring kini mulai bangkit berdiri kemudian kakinya menekuk dan melompat keluar dari truck sampah itu.“Kau ini berisik sekali.” Marco menegur wanita itu.Kepalanya terangkat lalu menghadapkan wajahnya yang sedih itu ke wajah Marco. Mulutnya yang masih monyong, matanya berkaca-kaca, dan hidungnya mengeluarkan sedikit ingus.“Ahahaha sepertinya aku salah menilai wajahmu. Tadinya aku berpikir kau ini cantik tapi sekarang-“ Gelak tawa tidak tertahan ketika melihat wajah wanita itu.     Sebe
last updateHuling Na-update : 2021-02-27
Magbasa pa
Masalah
     Irama langkah kaki Marco dan Cecil serentak menghentak trotoar melintasi sejumlah kemegahan kota Avesta. Sebagai seorang pria Marco sengaja memperlambat langkah kakinya agar  mereka jalan beriringan. Marco merasa bahwa ia telah kehilangan sesuatu selama ini yang ia maksud adalah perasaan terhadap lawan jenis. Sesekali matanya melirik ke arah Cecil ia memperhatikan wajahnya yang mulus tanpa lecet. Tangan Marco yang perkasa itu merabah-rabah wajahnya sendiri lalu membandingkannya“gawat.”“Kenapa?” Cecil bertanya“Wajahku berminyak.” Jawab Marco.“Itu bukan masalah yang jadi masalah sekarang adalah ketersesatanmu di kota besar ini.”“Hehe iya yah.” Marco tersadar.     Menyusuri jalan di kota Avesta sungguh menyenangkan sampai-sampai kita lupa merasakan lelah, hal inilah yang di rasakan Marco sekarang apalagi ini kali pertama ia datang ke k
last updateHuling Na-update : 2021-02-27
Magbasa pa
Kembali
     Tiga pasang mata memandang langit kota Avesta disana mereka melihat matahari mulai tenggelam memudarkan jingganya. Cecil merasa sedih karena Marco belum mendapatkan solusi dari masalahnya. Rafael mengetahui bahwa ada sesuatu yang aneh diantara Marco dan Cecil, ia tahu pasti bahwa penduduk asli Distrik Neraka tidak di perbolehkan keluar dari tembok perbatasan apalagi sampai berkeliaran di kota Avesta. Marco mengusap wajahnya yang berminyak tidak tahu lagi harus berbuat apa. Pikirannya melayang-layang kesana kemari mengingat sahabatnya Leo yang mungkin sedang sibuk mencarinya sekarang, walaupun Distrik Neraka adalah tempat yang buruk dimata orang-orang awam tetapi baginya disanalah tempat kembali dari hiruk pikuk.     Wajah cemas Marco menggugah simpati Rafael. Yang tadinya lawan berubah menjadi kawan ia menawarkan Cecil dan Marco untuk mendiskusikan masalah ini di rumahnya tetapi Cecil menolak tawaran itu karena hari sudah gelap dan Ibunya p
last updateHuling Na-update : 2021-02-28
Magbasa pa
Fokus
     Ibarat angin berlalu Cecil berusaha melupakan Marco. Di dalam kamarnya ia berbaring sambil menatap langit-langit. Di balik lamunannya itu muncul ilusi optik yang menggambarkan wajah sangar Marco. Cecil yang melihat itu langsung mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat untuk mengusir bayangan Marco yang tiada henti-hentinya. Tangan kanannya meraih sesuatu. Kemudian di tariknya benda itu hingga berhadapan langsung dengan wajahnya.TIK…TIK…TIK…Cecil mengetikkan sesuatu di ponselnya, terlihat nama salah satu kontaknya  yaitu Rafael.“Bisakah kita bertemu sekarang.” Cecil mengajak Rafael melalui aplikasi chatnya.     Posisi tubuh Cecil berubah yang semula berbaring sekarang berbalik jadi tengkurap. Posisi seperti ini sangat disukainya apalagi ketika ia sedang bermain ponsel atau membaca buku. Beberapa aplikasi ia kunjungi sambil menscrol-scrol berandanya.PING!   
last updateHuling Na-update : 2021-04-20
Magbasa pa
Mari Kita Selesaikan
Leo mendekati Marco lalu ia memegang pundak sahabatnya.“Jangan ada acara lari-larian lagi.”“Huft, baiklah.” Marco melunak.     Kedua sudut di ujung bibir Leo melengkung, akhirnya beban pikiran yang selama ini ia bawa kamana-mana akan segera di tumpah ruahkan. Sehari saja tidak bersama Marco hidup yang ia jalani terasa hambar. Sederet pertanyaan serius pun mulai mengantri di kepalanya. Mulai dari “Dari mana saja kau kemarin lalu?” juga “Apa yang telah terjadi padamu?” dan masih banyak lagi. Leo sudah tidak sabar menanyakannya.     Perlahan-lahan lututnya menekuk hingga ia duduk. Bola mata Leo menyudut kearah Marco. Mulutnya terbuka seakan-akan ingin segera bicara, disusul suara dari kerongkongan yang kemudian keluar menjadi sebuah kalimat.“Sekarang dunia ini sudah berubah yah?”“Iya, kau benar.” Jawab Marco sambil menatap apa s
last updateHuling Na-update : 2021-05-20
Magbasa pa
Lakukan
     Tanpa rem air mata Marco meluncur dari sudut matanya melewati pelipisnya. Beberapa saat legang mereka berdua tidak ada niatan untuk berdiri. Marco masih menikmati kesedihannya sedangkan Leo tersenyum bahagia, ia menganggap misinya telah selesai. Tempat itu tidaklah ramai hanya ada beberapa orang saja yang luntang-lantung di jalanan. “Mau sampai kapan kau menangis hah?” Leo menegur Marco. Tidak ada respon darinya yang ada hanyalah suara tangis yang semakin kencang. “Kalau saja Chucky melihat sekarang mungkin ia akan berubah pikiran untuk tunduk kepadamu hahaha.” Suasananya menjadi cair karena lelucon Leo. “Haha hiks… hiks… hiks…” Marco ikut tertawa walaupun tangisan sendunya masih berlangsung.      Kedua tangan Leo menekan tanah ia berusaha bangkit setelah terjatuh akibat pertarungannya dengan Marco. Kedua kakinya bergerak susul-menyusul menuju tempat Marco terbaring, uluran tangan yang ia berikan kepada Marco
last updateHuling Na-update : 2021-05-21
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status