Memar Termanis

Memar Termanis

last updateLast Updated : 2025-01-17
By:   Mira Lee  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
63Chapters
209views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Synopsis

Paula adalah seorang penari kabaret dari tempat terkenal yang mewajibkannya tampil dalam balutan busana minim, membawanya pada pandangan masyarakat sebagai wanita penghibur. Namun, hidupnya berubah ketika Nicholas, seorang presedir dari agensi besar, menawarkan kesempatan untuk bergabung di agensinya. Langkah itu memicu gosip panas, terutama bagi Elisabeth, istri Nicholas, yang yakin bahwa Paula adalah simpanan suaminya. Kabar tersebut memicu kemarahan Jexon, anak Nicholas dan Elisabeth, yang merasa dikhianati dan malu. Demi melindungi keluarganya, Jexon bertekad menghancurkan karier Paula dari dalam agensi. Namun, rencana itu tak berjalan sesuai dugaan. Di balik kesan buruk tentang Paula, Jexon mulai menemukan sisi lain dari perempuan itu yang tak ia duga. Seringkali, Jexon merasa dejavu di dekat Paula, seakan ada kenangan yang terpendam jauh di dalam hatinya. Perlahan, benci berganti rasa penasaran, dan niat menghancurkan tergantikan oleh hasrat yang tak mampu ia jelaskan. “Bayang-Bayang di Panggung” mengisahkan tentang cinta, kebencian, dan takdir yang membawa Jexon dan Paula pada perjalanan yang mengguncang keyakinan, memaksa keduanya untuk membuka hati dan menerima kenyataan pahit yang terpendam di balik panggung gemerlap dunia hiburan.

View More

Latest chapter

Free Preview

01. Kabar Perselingkuhan

📍Beijing, China “Terima kasih, terima kasih, terima kasih.” Ucap Paula dengan senyum indahnya, seorang perempuan cantik yang tengah berjalan di koridor menuju parkiran basement. “Paula kamu mau pulang?” tanya seorang staff yang saat itu menghentikan langkah Paula yang langsung memberikan senyum indahnya untuk staff itu. “Iya, aku harus pulang.” Jawab Paula kembali tersenyum, yang kemudian kembali melangkahkan kaki jenjang yang dihiasi dengan high heels berwarna maroon. Disebuah lorong koridor yang cukup ramai, Paula berjalan dengan langkah ringan namun anggun. Cahaya lampu koridor yang terang membuat bayangannya berdiri tegak di samping. Wajahnya tetap tenang, namun senyumnya begitu hangat. Sesekali, ia berpapasan dengan orang staff yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Dan, dengan santainya pula, Paula menyapa mereka. “Terima kasih bu Allena.” Ucap Paula kembali dengan senyum ramah yang membuat orang-orang di sekitarnya, ikut tersenyum dengan sikap tulus itu.“Hati...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mira Lee
Haiii! Semoga kalian suka dengan cerita ini 🫶🏻 untuk melihat visual/cast; bisa temui diinstagram ku @ofcmiralee Enjoy!
2024-11-20 19:04:57
0
63 Chapters
01. Kabar Perselingkuhan
📍Beijing, China “Terima kasih, terima kasih, terima kasih.” Ucap Paula dengan senyum indahnya, seorang perempuan cantik yang tengah berjalan di koridor menuju parkiran basement. “Paula kamu mau pulang?” tanya seorang staff yang saat itu menghentikan langkah Paula yang langsung memberikan senyum indahnya untuk staff itu. “Iya, aku harus pulang.” Jawab Paula kembali tersenyum, yang kemudian kembali melangkahkan kaki jenjang yang dihiasi dengan high heels berwarna maroon. Disebuah lorong koridor yang cukup ramai, Paula berjalan dengan langkah ringan namun anggun. Cahaya lampu koridor yang terang membuat bayangannya berdiri tegak di samping. Wajahnya tetap tenang, namun senyumnya begitu hangat. Sesekali, ia berpapasan dengan orang staff yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Dan, dengan santainya pula, Paula menyapa mereka. “Terima kasih bu Allena.” Ucap Paula kembali dengan senyum ramah yang membuat orang-orang di sekitarnya, ikut tersenyum dengan sikap tulus itu.“Hati
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
02. Kecelakaan Yang Direncanakan
Jexon duduk di kursinya dengan ekspresi dingin dan penuh konsentrasi. Diam-diam, selama seminggu terakhir, ia telah menyusun rencana dan mengumpulkan bukti-bukti, mengamati setiap gerak-gerik Nicholas dan Paula. Ia tak bisa mempercayai apa yang dilihatnya beberapa hari lalu di hotel, tetapi kenyataan itu sekarang terpampang jelas di hadapannya.Amarah yang mendidih didalam dirinya terus ia tahan, berusaha untuk tetap rasional di tengah kekecewaan yang begitu dalam.Saat itu, Gerald, sekretarisnya, mengetuk pintu lalu masuk.“Siang ini, model bernama Paula akan berkunjung ke agensi,” ucap Gerald dengan nada profesional.Jexon mengangkat kepalanya, menatap Gerald dengan mata yang terlihat tajam dan penuh arti. “Jam berapa dia akan kemari?”“Setelah jam makan siang, Pak. Manajernya bilang Paula masih ada syuting, tapi akan selesai sebelum waktu makan siang.”“Hm, ya sudah,” sahut Jexon singkat, menyembunyikan nada antusias yang terselubung dalam suaranya.Gerald tampak ragu, sejenak mena
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
03. Balasan Untukmu
Suara ambulance terdengar tepat di ujung luar gedung rumah sakit. Beberapa perawat terlihat mendorong ranjang pasien dan membawanya ke unit gawat darurat (UGD) berselang beberapa menit Dante yang tiba langsung mencari-cari keberadaan orang yang dia kenal dan akhirnya, dia menemui Javeline yang terlihat memiliki luka ringan dibandingkan Paula dan pak Han supir mereka berdua. “Javeline?” panggil Dante, saat melihat Javeline dengan napas yang tersengal-sengal.“Oh, gege kamu disini.” Ucap Javeline yang terbaring dengan beberapa luka diwajahnya. Sejenak, Dante menatap wajah Javeline yang terluka. Dia bahkan memperhatikan infus yang mengalir dengan selang berwarna bening. Dimana napas itu dia hela perlahan, dan mencoba untuk berancang-ancang dengan pertanyaan selanjutnya. “Dimana Paula?” Tanya Dante dengan cemasnya.“Dia masih diruangan ICU.” Javeline menjawab dengan suara yang terdengar begitu lemas. “I-ICU?” lagi, dengan nada terbata-bata.Javeline mengangguk pelan, dia mengatakan
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
04. Kabar Duka
📍 Rumah Sakit - Kamar Pasien -Di dalam kamar rumah sakit yang hening, hanya suara mesin dan detak jantung yang terdengar, Paula perlahan membuka matanya setelah dua hari terbaring koma akibat kecelakaan. Cahaya lampu kamar yang lembut menembus tirai, dan ruangan terasa tenang.Di samping tempat tidur, Javeline duduk dengan wajah cemas, menatap layar ponselnya. Namun, ketika ia mendengar suara nafas Paula yang lebih teratur, ia terkejut melihat mata Paula perlahan terbuka.Javeline, melihat Paula yang mulai membuka mata, dengan suara terkejut “Paula! Kamu sudah sadar?”Javeline hampir tidak percaya, dengan cepat ia bangkit dari kursinya dan berlari menuju pintu kamar untuk memanggil dokter. Wajahnya yang semula cemas kini berubah menjadi harapan.Javeline pun menoleh sambil berlari keluar ruangan “Tunggu, aku panggil dokter dulu!”Javeline segera keluar ruangan, berlari cepat menuju meja resepsionis untuk memberitahukan perawat. Beberapa detik kemudian, dia kembali dengan dokter ya
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
05. Dan Sebuah Kepalsuan
Malam itu, seperti biasa Jexon terjaga dari tidurnya. Dia masih terduduk dikursi kerja dengan penampilan casualnya. Matanya terlihat tajam dengan raut wajah serius ketika dia memikirkan semua hal yang terjadi beberapa hari ini. Dia mencoba tenang setelah membunuh seseorang secara tidak langsung atau… dimana dia terlibat sebagai perencanaan pembunuhan. “Hhhh…” napas yang dia hela, terlihat begitu berat setelah mengusap-usap wajahnya. Dan dia meyakinkan di dalam hatinya, semata-mata yang dia lakukan hanya untuk mamanya dan melindungi keluarganya. Terlepas itu benar atau salah, dia sudah tidak memperdulikan hal itu. “Tapi… berpura-pura justru melelahkan. Dan itu, harus aku lakukan disetiap harinya. Mungkin, menarik niat untuk memberikan pelajaran secara berat agar polisi pun gak semakin curiga dengan hal ini.” Ucap Jexon tenang, menatap lekat jam pasir yang ada di atas meja kerja miliknya. **Dia adalah Dominic Jexon Wang, 32 Tahun; seorang pria yang memiliki kharisma kuat dengan
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
06. Kasus Ditutup
📍J&T Entertaiment - Ruangan Pertemuan - Seorang polisi, Inspektur Lee, duduk di seberang Jexon, CEO J&T Entertainment. Dan tepat hari ini, akhirnya Jexon berhadapan dengan seorang polisi dari kepolisian yang sedang menyelidiki kasus kecelakaan yang menimpah Paula. Dengan membawa sebuah map yang penuh dokumen, Inspektur Lee membuka percakapan. Wajahnya dingin dan penuh konsentrasi. “Terima kasih, Pak Jexon, sudah meluangkan waktu,” ucapnya tanpa basa-basi. Nada suaranya serius, sesuai dengan raut wajahnya yang tajam. “Saya hanya ingin bertanya beberapa hal mengenai Paula. Anda pasti sudah mendengar kecelakaan yang dialaminya kemarin?” Jexon menghela napas sejenak sebelum menjawab. “Iya, Inspektur. Saya sangat terkejut saat mendengar kabar itu.” Nada suaranya tenang, namun ada getaran halus yang sulit disembunyikan. “Saya baru mengenal Paula. Dia baru saja menjadi talent di perusahaan kami. Bahkan baru menandatangani kontrak.” Inspektur Lee menyipitkan matanya, mencata
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more
07. Dan Sebuah Kepalsuan - 02
📍J&T Entertaiment - Ruangan Presedir -Beberapa hari berlalu, dimana… Di Ruang Kerja Presedir Perusahaan, Nicholas dan Jexon Duduk Berhadapan.Suasana sunyi dan tegang setelah makan siang usai. Nicholas duduk di belakang meja kerjanya dengan wajah serius. Dia menatap Jexon, yang terlihat hanya diam menatapnya. “Jexon, papa ingin tahu alasan kenapa kasus kecelakaan Paula ditutup dengan catatan murni kecelakaan tunggal. Kenapa tidak ada tersangka, terutama pemilik mobil yang berlawan arah? Kecelakaan itu fatal, dan pak Han sampai kehilangan nyawanya. Bagaimana ini bisa dianggap murni kecelakaan?” Suara itu terdengar dengan nada tegasJexon menunduk sejenak, menghela napas.“Pa, Jexon tahu ini rumit, tapi kita tidak bisa melanjutkan kasus ini. Jika kita memihak Paula terlalu keras, saham perusahaan akan terpengaruh. Jangan lupa, dia adalah model yang punya banyak pembenci di luar sana. Publikasinya bisa merusak citra kita. Kita harus berhati-hati.”Nicholas, mengetukkan jarinya di
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
08. Seiring Waktu Berjalan
📍ApartementKetukan lembut terdengar di pintu kamar. Paula, yang sedang bersandar di ranjang dengan sebuah buku di tangannya, menoleh.“Masuk,” katanya setengah berteriak.Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok anak laki-laki dengan baki berisi cookies dan segelas jus jeruk di tangannya. Langkahnya pelan, penuh hati-hati agar baki itu tak terguncang.“Auntie?” panggilnya lembut, sambil mendekat.Paula tersenyum melihatnya. “Dk? Ada apa, sayang?”“Aku bawakan cookies dan jus untukmu,” jawab Dk sambil meletakkan baki di atas meja kecil di samping tempat tidur.“Kamu nggak perlu repot-repot, sayang,” ujar Paula sambil bangkit. Dia mengambil baki itu, lalu duduk di kursi kecil di dekat meja.Dk, dengan wajah serius, menggeleng pelan. “Aku cuma beli di toko kue dekat sini. Mana bisa itu disebut repot?”Paula tertawa kecil, senyum lembut menghiasi wajahnya. “Kamu selalu bijak, ya. Terima kasih, Dk. Aku akan habiskan semuanya.”“Hm,” sahut Dk singkat, lalu duduk di sofa kecil di sudut
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more
09. Seiring Waktu Berjalan - 02
📍Rumah Duka - Tempat Peristirahatan Terakhir -Paula mengunjungi rumah terakhir milik Pak Han, bersama dengan Javeline. Wajahnya terlihat muram dan sedih. Matanya berkaca-kaca menatap kaca pembatas yang di hadapannya terdapat foto berbingkai pak Han. “Pak Han… maaf kalau saya baru bisa mengunjungi bapak saat ini.” Saat itu, dia menunduk. Dia tidak dapat menahan air matanya yang kemudian jatuh ke lantai. Hiks.Hiks.Isak tangisan terdengar jelas ditelinga Javeline yang ikut menangis. “T-terima kasih pak, sudah begitu banyak membantu saya, dalam hal apapun.” Ucap Paula terbata-bata saat dirinya menangis. “Terima kasih juga sudah begitu baik dengan saya, pak Han. Maaf… maaf kalau saya tidak bisa membantu bapak untuk keadilan itu. Maaf kalau saya pun, gak tahu harus bertindak apa ketika pengadilan dan polisi sepakat menutup kasus kecelakaan kita. Maaf pak, maaf sekali lagi. Bapak harus tenang disana. Dan sekali lagi, terima kasih. Saya akan berdoa, untuk renkarnasi bapak akan menj
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more
10. Ancaman Dari Segala Sisi
📍J&T Entertainment“Celine?” Jexon memanggil dengan nada tenang.Celine, yang tengah sibuk memasukkan ponsel ke dalam tasnya, menoleh cepat. “Oh, selamat sore, Pak Jexon.” Ia tersenyum kecil sambil menunduk sedikit, memberi hormat.“Saya baru melihat kamu,” ujar Jexon, langkahnya mendekati Celine.“Itu… selama satu minggu saya ada di Paris, Pak,” jawab Celine sambil membenarkan posisi tas di pundaknya.“Ah, benar!” Jexon menepuk dahinya perlahan, seolah baru mengingat sesuatu. “Saya hampir lupa kalau kamu ada pekerjaan di sana.”Celine tersenyum simpul. “Sepertinya… Pak Jexon sangat sibuk, sampai-sampai tidak mengingat kegiatan talent-nya?” Nada bicaranya terdengar setengah menggoda, namun tetap sopan.“Maaf, maaf, Celine,” ujar Jexon sambil mengangkat kedua tangannya, seperti mengakui kesalahan.Celine tertawa kecil, tatapannya melunak. “Gak apa-apa, Pak Jexon,” katanya ramah.Jexon mengangguk sambil memperhatikan wajah Celine yang tampak lelah. “Kamu mau pulang?”“Iya, Pak. Saya ma
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status