Share

Bab 99. Kedatangan Vanzo

Lusi meluruhkan tubuhnya di dekat gundukan tanah milik Ayahnya. Memeluk batu nisan bernamakan Nizam.

"Ayah ... Lusi rindu Ayah ... Lusi juga rindu Ibu ...." Lirih. Lusi mengatakan kalimat tersebut dengan amat lirih. Kelopak matanya tak bisa menahan air mata yang siap jatuh, kembali meruntuhkan pertahanannya.

"Lusi mau Ayah dan Ibu ...."

Lusi menangis. Gadis itu memejamkan matanya dengan tangan yang setia memeluk batu nisan.

"Ayah, Ayah di sana udah tenang Dek." Kinara yang sedari tadi hanya diam akhirnya bersuara. Setelah memenuhi keinginan Lusi untuk bertemu dengan Ayahnya, Kinara sedari tadi hanya terdiam menyaksikan semuanya.

Ada perasaan rindu yang amat mendalam, namun pula ada perasaan sesak saat rindu itu terucap. Bagaimana tidak? Sekalipun rindu itu terobati, semuanya pasti akan berbeda.

Menahan rasa dari sakitnya kehilangan, apalagi menahan gejolak sesak yang kian sakit akibat ditinggal pergi membuat Kinara merasakan di posisi Lusi. Ah tidak, seiring berjalannya waktu Kin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status