Share

Bab 7

Dragomir adalah Alpha di klannya, namun dalam tatanan kekaisaran Drakela-negara yang dibentuk oleh kaum werewolf-dia adalah seorang Beta yang selalu berada di sisi Lawrence sang raja. Sistem pemerintahan Drakela saat ini belum terlalu berbeda dengan lima puluh tahun lalu - yaitu ketika kaum werewolf masih tersebar di banyak negara dan cenderung enggan berbaur.

Revolusi yang dilakukan Seorang Alpha yang memimpin Crimson Claw Pack-kelompok serigala terbesar kala itu-telah memaksa para werewolf untuk meninggalkan kenyamanan mereka dan bersatu. Tidak ada lagi pertempuran antar pack, atau perselisihan perebutan wilayah.

Bangsa werewolf yang dikenal buas dan tidak suka diatur kini mulai bergerak dan membuat takut setiap negara. Namun mereka masih pemula dan menjalankan kerajaan dengan amatir. Tidak butuh waktu lama-sejak revolusi kaum werewolf-bangsa mereka menguasai hampir setengah benua. Kebanyakan adalah negara yang sengaja menentang mereka.

Werewolf mahir berkelahi dan memiliki kekuatan yang sulit ditandingi. Kini mereka juga merekrut para pandai besi dari beragam ras untuk menempa senjata mereka. Ada baju zirah khusus yang ditempa untuk menyesuaikan proses transformasi kaum werewolf. Bukan hanya cakar dan taring, kini para pejuang Drakela harus memiliki skill bermain pedang atau memanah.

Mereka membangun armada perang di lautan, membuat benteng, menciptakan meriam dan menggunakan teknologi manusia serta ras lain sehingga peradaban Drakela bisa setara dengan bangsa lain.

Tapi para pendiri Drakela meyakini, kalau mereka memang ingin bersatu dan membangun negaranya sendiri-mereka harus menciptakan aliansi. Karena hidup bukan hanya urusan perang. Mereka juga ingin memastikan setiap anak werewolf berpendidikan tinggi dan tidak tertinggal dari ras lain. Mereka ingin mengenyahkan gambaran kuno tentang bangsa mereka dulu. Mereka tidak lagi ingin dianggap sebagai ras buas yang ditakuti.

Mereka ingin disegani karena kekuatan fisik serta intelejensi mereka.

Memulai revolusi adalah hal yang sulit. Sang Alpha terdahulu sudah melakukannya. Kini tongkat tanggung jawab pun beralih pada generasi yang lebih muda.

Pemimpin baru pun sudah dipilih. Lawrence, adalah seorang Alpha yang memimpin Raven Fang pack, kelompok kecil namun terkenal kuat. Dia mengalahkan puluhan Alpha lain dari segi kekuatan dan kecerdasan dalam pertarungan yang adil. Dia belum sampai tiga tahun diangkat menjadi Raja dan hidupnya langsung sibuk sejak saat itu.

Dragomir berada di peringkat ke empat dari ajang adu kekuatan Drakela. Kini dia menjadi semacam perdana menteri bagi Lawrence. Tapi Dragomir yang perkasa itu- kini sedang mengantarkan gadis pelayan bertubuh mungil ke rumah keluarga Winthrop untuk mengemasi barangnya.

Sang werewolf berambut cokelat dengan raut wajah manis dan tidak segarang namanya itu bingung. Kenapa orang sepenting dia harus mengawal gadis itu?

"Maafkan saya tuan Dragomir, saya harus memaksa anda berjalan kaki bersama saya," Ashley terlihat tidak enak hati.

"Tapi saya tidak mau digendong, itu akan memalukan bagi anda," kata Ashley lagi. Dia berbohong. Sebenarnya dia yang akan malu kalau ketahuan digendong sampai rumah keluarga majikannya.

Dragomir tersenyum. Sebenarnya Lawrence sendiri sudah berpesan untuk tidak menggendong gadis itu. Tanpa Ashley menolak, dia juga tidak akan melakukannya. Lagipula walau dia werewolf dia paham budaya manusia tidak terbiasa melihat wanita digendong di tengah jalan seperti itu.

Karena mereka tidak bisa naik kuda-Ashley mengusulkan untuk naik perahu dan menelusuri sungai. Dari sana dia hanya perlu menyeberangi beberapa bukit, peternakan domba yang sedikit berisik dan bau, serta sekolah.

Selain ratusan domba yang mengembik panik tiba-tiba, sampai membuyarkan formasi rapi mereka karena melihat Dragomir-tidak ada insiden yang berarti. Ashley masih memakai baju lamanya. Yaitu gaun kebesaran pemberian Monalisa yang kini sedikit robek dan bernoda tanah pada ujung kainnya. Dia menutupinya dengan jubah bertudung berwarna hijau botol yang sedikit mencolok di hari yang terang.

Selama mereka berjalan bersama, gadis itu tidak banyak bicara. Namun dia menunjukkan banyak ekspresi. Dia antusias untuk banyak hal dan emosinya terlihat jelas. Dia bahkan sempat diam sejenak hanya untuk menyaksikan berudu berenang di sebuah kolam dangkal. Lawrence tidak mengakui secara jelas alasan dia menculik gadis itu dari kediaman pangeran Kailon. Tapi yang jelas gadis itu cukup penting bagi Lawrence.

Law dan Dragomir lama bersahabat. Dia tahu tipe wanita kesukaan Lawrence. Gadis yang didampinginya saat ini, menghapus semua riasan wajahnya. Bahkan tanpa pewarna pun, dia memiliki bibir berwarna pink natural yang cantik. Bulu matanya lentik dan rambutnya pun halus terawat. Dragomir tidak bisa menilai tubuhnya karena tertutup pakaian tebal. Tapi dia masih merasa Ashley tidak semempesona itu sampai bisa memikat pangeran pesolek dan membuat kehebohan di Kailon.

"Tunggu, Ashley!" Dragomir berbisik memanggil gadis itu yang berjalan santai.

"Kenapa?"

"Aku mencium beberapa ksatria Kailon di sana. Di sekitar arah yang kau tuju,"

"Anda bilang, mencium?" Ashley memiringkan kepala.

"Ya,"

"Mencium? Bukan melihat?" Kata Ashley sambil mengikutinya ke balik tembok untuk bersembunyi.

"Kami para werewolf punya penciuman tajam,"

"Seperti apa bau ksatria Kailon?"

"Seperti bau timah dan tembaga yang dipanaskan terlalu lama. Kau tahu, mereka selalu membawa emblem tembaga di ikat pinggang mereka," Dragomir menjelaskan.

"Oh, itu menarik. Jadi, semua orang punya bau untuk dikenali?"

"Ya,"

"Bagaimana kalau orang itu menggunakan parfum?"

"Itu tidak terlalu membantu, setiap manusia punya baunya sendiri." Kata Dragomir.

"Kalau aku menghilang, apakah anda bisa membauiku?"

"Tentu saja nona Ashley, baumu sedikit seperti vanila dan rambut yang terlalu lama berada di bawah matahari," Dragomir tertawa. Ashley juga namun gadis itu segera menutup mulutnya.

"Oh maafkan saya, saya lupa bersikap sopan. Hanya saja, saya terlalu bersemangat." Ashley berkata sambil menunduk.

"Sepertinya sudah aman," kata Dragomir.

"Mereka sudah pergi?"

"Mereka berpatroli mencarimu, nanti mereka akan kembali lagi ke sana. Sebaiknya kita bergegas."

"Rumah keluarga Winthrop tidak jauh dari sini. Mereka punya kebun anggur yang sangat luas di sebelah sana," Ashley menunjuk ke barat.

"Tapi rumah tinggal mereka ada di sana, kami harus berkuda hanya untuk mencapai gudang anggurnya," Ashley bercerita.

Dragomir tersenyum. Ketika dia berbicara akrab dengan Ashley- itu bukan basa-basi. Gadis itu tidak seperti kebanyakan wanita manusia yang cenderung gugup dan bereaksi berlebihan jika berdekatan dengan werewolf. Dia lebih santai dan Dragomir meyakini kalau gadis itu tidak punya niat tersembunyi di balik kepala cantiknya.

Tidak terlalu lama berselang, Ashley tiba di pintu depan rumah keluarga Winthrop. Dragomir mengernyitkan dahinya sedikit. Banyak residu dan jejak para ksatria Kailon di sana. Pangeran Edward yang menyadari kalau Ashley menghilang pasti langsung menyebar pasukannya. Tapi saat ini, tidak ada bahaya di sana.

"My lord, maafkan saya sudah membuat kekacauan," Ashley membungkuk penuh penyesalan. Emosinya tidak dapat dibendung. Dia selalu benci harus berpisah. Karena walau hidupnya kerap dirundung drama dan masalah, dia tidak pernah mendapatkan majikan yang jahat terhadapnya.

"Ashley, apa yang terjadi?" Marquis menggeleng.

"Ashley? Apakah itu dia?" Monalisa tampak berlari ke arah pintu dan memberinya pelukan.

"Milady," Ashley terisak.

"Ashley, para ksatria mencarimu. Kau pasti sangat ketakutan," Monalisa bersimpati.

"Saya tahu, saya ke sini untuk mengambil baju dan barang-barang milik saya. Saya akan pergi agar pangeran Kailon tidak bisa mengusik kalian," kata Ashley lagi.

"Siapa gentleman ini?" Lady Winthrop yang sebenarnya baru berulang tahun bertanya curiga.

"Dia-"

"Saya Dragomir, utusan dari raja Lawrence, Sir,"

"Anda werewolf?"

"Werewolf?" Monalisa berseru nyaris pingsan.

"Kendalikan dirimu, Mona. Jadi anda benar utusan raja?" Lord Winthrop terlihat gentar.

"Tidak perlu khawatir, kebetulan kami melihat insiden itu dan kami berpikir yang dilakukan pangeran Kailon tidak pantas. Kami akan membawa nona Ashley bersama kami, apakah kami perlu membayar kompensasi?" Tanya Dragomir sopan.

"Tidak sir, Ashley bukan budak. Anda bebas mengajaknya jika dia menginginkannya." Lord Winthrop menggeleng.

"Ashley, bereskan barang-barangmu, kita harus segera pergi."

Ashley membungkuk sebelum naik ke kamarnya. Monalisa berdiri di samping ayahnya sambil mengagumi Dragomir diam-diam.

"Anda tidak perlu khawatir dengan pangeran Kailon, rumah ini dalam perlindungan raja Lawrence," Dragomir memberikan sebuah emblem berukir naga kepada sang tuan rumah.

Lord Winthrop tampak terkejut.

"Jadi, anda benar-benar utusan raja Lawrence?" Kata pria paruh baya itu gemetar.

"Oh, apakah aku kurang meyakinkan?" Dragomir tertawa. Penampilannya santai seperti pengembara, sama sekali bukan seperti perwakilan berpangkat tinggi dari kekaisaran werewolf yang menguasai nyaris setengah benua.

"Bukan begitu Sir," Winthrop terlihat gugup.

"Saya bukan mau menyalahkan anda, kami memang berada di sini bukan atas alasan yang terlalu formal," dia tersenyum.

Lord Winthrop memandang mata Dragomir sejenak dengan renungan di kepalanya.

"Ashley, gadis yang baik dan rajin. Kami harap dia akan betah di sana. Dia seperti saudari bagi Monalisa jadi saya merasa sedih karena-"

"Ashley akan baik-baik saja, kami akan menjaminnya," Dragomir tersenyum.

"Saya akan pamit my lord, my lady," Ashley pun muncul di antara mereka dengan membawa kain lebar yang membungkus semua pakaian dan harta bendanya.

Tidak banyak yang dibicarakan oleh mereka ketika berpisah. Bagaimanapun, Ashley hanya seorang pelayan yang belum terlalu terikat pada keluarga itu. Ashley sesekali menengok ke belakang dan merasa terharu melihat mereka masih memandanginya pergi.

"Jadi, kita kapan kita akan berangkat?" Ashley bertanya.

"Kau sangat bersemangat, Ashley,"

"Aku menganggap semua pekerjaanku sangat serius, sir."

"Aku merasa kau sedikit cemas,"

"Tadinya aku jauh lebih takut. Aku tidak tahu bagaimana nanti jika aku bekerja bersama bangsa werewolf. Tapi sekarang tidak lagi. Terima kasih untuk anda tuan Dragomir," Ashley menanggapi.

"Tidak semua werewolf seramah diriku, Ashley tapi yakinlah kalau kami tidak akan memakanmu," dia tertawa.

"Jadi bagaimana kita akan bepergian? Apakah kalian membawa semua barang kalian yang sangat banyak itu sambil berlari?"

"Tidak, tentu saja tidak. Itu terlalu jauh dan kami juga bisa lelah,"

"Tapi bukankah kuda takut dengan kalian?"

Dragomir tertawa lagi.

"Kuda? Mereka membosankan. Kami punya yang lebih baik dari mereka," katanya lagi sedikit misterius.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status