Share

Mate Alpha yang dikutuk
Mate Alpha yang dikutuk
Author: Anna Kanina

PROLOG

Rambutnya kusut dan lembab. Noda bekas makanan dan air mata juga mengotori gaun putihnya, membuatnya lusuh dan sedikit kecokelatan. Dia tidak berpikir untuk menyisiri rambutnya atau mengganti pakaiannya. Ashley berada di titik terburuk dalam hidupnya. Dia akan diadili untuk sesuatu yang tidak dia lakukan.

Matanya nanar, bibirnya kering dan gemetar. Hidungnya merah dengan pipi yang sedikit cekung karena terlalu banyak menangis. Dia kini berlutut di hadapan Lawrence suaminya yang duduk di atas singgasananya yang terhormat.

Dia merasa tidak berharga dan dipermalukan. Padahal sebelumnya dia dielu-elukan sebagai Luna yang dicintai oleh rakyatnya. Ashley memberanikan diri menatap wajah suaminya yang tidak kalah berduka darinya. Dia marah, sangat marah. Namun kemarahan itu tidak membuatnya bertransformasi menjadi wujud setengah serigalanya. Dia menelan semua kesedihan itu sampai membuat tubuhnya kian melemah.

Ashley menangis memandangnya tanpa bicara apapun. Sementara Lawrence memandangnya antara perasaan duka dan marah.

"Apakah kau mengakui kesalahanmu?" Katanya dingin sambil menatapnya.

"Itu semua fitnah yang mulia," Ashley merintih. Tenggorokannya sakit karena lelah membantah.

"Walaupun banyak saksi yang melihatmu beberapa kali menyelinap pergi bersama Elf itu dan menginap bersama ketika aku tidak ada?" Lawrence menuduh.

"Mereka berbohong, Lawrence!" Ashley berteriak dengan mengalirkan air mata yang masih tersisa.

"Jangan panggil namaku! Para werewolf tidak akan berbohong padaku!" Lawrence membentak, tubuhnya bergetar.

Kemudian para pasukan werewolf membawa sesosok pria yang dalam keadaan berantakan. Dia memiliki telinga yang meruncing, fisik yang atraktif dan rambut panjang yang masih tetap indah walaupun dia mungkin disiksa selama beberapa hari ini.

"Ini semua omong kosong, Lawrence. Lady Ashley adalah perempuan terhormat dan aku pun tidak akan menodai kesuciannya," kata Elf itu dingin dan menatapnya tajam. Dia tidak kehilangan rasa gentar dan terlihat sejajar dengan sang raja.

"Apapun yang kau katakan, aku tidak akan mempercayainya. Karena kalian jelas menyembunyikan sesuatu dariku."

Manusia elf itu tertawa percaya diri walau tidak terdengar terlalu intimidatif.

"Kau akan menyesali semua ini, Lawrence. Kau dan kesombonganmu serta kelemahanmu yang begitu mudah diatur oleh wanita itu. Kau menuduh Ashley pengkhianat sementara kau pun melakukan hal serupa," katanya geram.

"Aku tidak mau menerima alasan apapun, kalian tidak bisa membuktikan kalau kalian tidak bersalah. Aranath Draugluin, pangeran kedua Allandur. Dengan ini aku mengusirmu dari Drakela! Kau akan dipulangkan ke negeri para Elf dengan rasa malu! Aku tidak akan mengajukan perang kecuali kalian menginginkannya," Lawrence memutuskan.

"Kau hanya bocah di mata kami, Lawrence. Bangsaku dengan mudah akan tahu kalau aku tidak bersalah. Ini adalah kesalahan besar dan kau akan menyesalinya," ujar Aranath puas dia pun berdiri dan melangkah keluar ruangan dengan langkah percaya diri. Dia tidak membiarkan keagungan bangsa Elf runtuh hanya karena kebodohan seorang raja.

Ashley masih bersimpuh di lantai dengan kepala menunduk. Dia kehabisan kata-kata. Semua yang diucapkannya sia-sia. Segala bukti itu begitu terencana sampai dia putus asa untuk membantahnya.

"Bagaimana bisa, kau, Luna yang kukasihi, melakukan ini padaku?" Kata Lawrence lembut dengan air mata mengenang di wajahnya. Dia terlihat sangat sakit hati mengetahui kekasihnya berkhianat.

"Aku tidak tahu, aku tidak pernah mengkhianatimu Lawrence," Ashley tersenyum tulus kepadanya. Dia ingin menunjukkan kalau semua akan baik-baik saja.

Lawrence adalah seorang raja, dia harus tegas walaupun itu menyangkut mate-nya sendiri. Ashley tidak punya bukti yang menyanggah perbuatannya.

"Ashley Riviere, dengan ini, aku mengasingkanmu... Sampai batas waktu yang tidak kutentukan ....," Lawrence mengatakannya dengan terbata. Dia membiarkan dirinya yang tangguh meneteskan air mata penyesalan yang terasa perih menyayat hatinya.

***

Sudah dua hari berlayar, kapal para werewolf masih menuju Allandur. Ashley tidak banyak bicara. Dia tidak punya tujuan apapun. Segala usaha dan niatnya yang mulia untuk menjadi Luna yang sempurna telah runtuh dalam hitungan hari.

Aranath sang elf tampak tenang menghadapi drama itu. Dia adalah makhluk abadi dan semua itu seperti lelucon remeh yang sesekali akan singgah di hidupnya dan terlupakan dalam beberapa tahun.

Namun berbeda dengan Ashley, dia sudah bersiap untuk bergantung pada Lawrence seumur hidupnya. Dia bahkan belajar banyak hal demi berusaha menjadi Luna yang baik. Lawrence berjanji akan melindunginya dari para pangeran yang jatuh cinta padanya, karena kutukan yang dibawanya. Tapi kini dia mengusir dan menelantarkan mate-nya.

"Dia pasti sangat menderita," Ashley bergumam.

"Siapa?"

"Lawrence,"

"Karena aku adalah mate-nya, aku merasakan emosinya. Dia menderita dan sangat sedih karena hal ini," Ashley merasa air matanya sudah kering, dia bicara dengan tatapan kosong.

"Kau akan baik-baik saja, Ashley." Kata Aranath yang setengahnya hanya basa-basi. Dia tahu ikatan mate. Baik Lawrence maupun Ashley keduanya menderita karena perpisahan ini.

"Aku ingin melepaskannya dari penderitaan," kata Ashley lirih.

"Kalau kau mati, itu hanya akan membuat semuanya lebih buruk. Dia akan menjadi gila dan bunuh diri. Menurutku itu pantas untuknya, tapi aku tidak mau kau mati, Ash,"

"Aku tahu, tapi kau pernah bilang padaku, ikatan mate bisa dihilangkan." Ashley mengingatkan.

Aranath diam sejenak.

"Bagi bangsa werewolf itu nyaris tidak mungkin Ash, tapi ada satu cara. Kau harus memohonnya sendiri pada Dewi Bulan. Karena dia yang mengaturnya. Tapi ada ritual rumit yang harus kau lakukan. Itu juga belum tentu berhasil."

"Aku ingin melakukan ritualnya. Aku akan melakukan apa saja untuk membebaskan kami berdua dari ikatan mate ini. Tidak ada gunanya aku mengharapkan cinta darinya. Ini semua hanya akan menyiksanya. Karena dia mencintai wanita lain," ujar Ashley lirih, menyesali nasibnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status