“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”
Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.
Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."
Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.
Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-makhluk dengan wujud yang aneh bahkan mengerikan. Kadang ia juga melihat sebuah kejadian yang bahkan belum terjadi atau kejadian masa lalu yang tidak pernah diketahui.
Hingga suatu ketika di hari yang penuh salju dan membeku, entah kenapa Manda melihat Ayahnya yang sedang berada di sebuah pesawat dan pesawat itu mengalami kecelakaan. Salah satu sayap peswat itu terbakar dan akhirnya membuat pesawat tidak bisa dikendalikan.
Dengan mata kepalanya sendiri aku melihat betapa panik dan ketakutannya semua penumpang yang ada di pesawat itu termasuk sang Ayah. Jerit dan tangis dari penumpang pesawat bahkan bisa Manda dengar dengan sangat jelas.
Lalu ia lihat sang Ayah menatap padanya dengan mata yang berkaca-kaca. Tak bisa mendengar dengan jelas suar ayahnya tapi Manda tau bibir sang ayah mengucapkan, “Love you Manda .... ”
Lalu tiba-tiba ... BLARRR!!!! Pesawat pun meledak dengan begitu dahsyatnya. Entah seperti apa keadaan semua penumpang yang pasti, hanya tersisa serpihan dari pesawat dan isinya yang berguguran bersama dengan jatuhnya butiran salju.
Yang membuat Manda sangat terluka, ia bahkan tidak bisa menguburkan jasad ayahnya karna tidak ada satu pun yang tersisa dari jasad semua orang yang naik di pesawat itu. Semua orang seketika hancur mencadi serpihan setelah ledakkan yang sangat mengerikan itu.
Sejak kehilangan sang ayah, Manda diasuh oleh Paman Moris yang tidak lain adalah Kakak laki-laki dari Ayahnya. Dan karna Paman Moris lah akhirnya ia mulai memahami kelebihannya. Paman Moris mengatakan bahwa Manda memiliki bakat istimewa dan ia bisa menggunakan bakat itu untuk menolong banyak orang.
Meski bukan berarti Manda bisa mencegah datangnya maut. Tapi setidaknya ia bisa membantu menyelesaikan hal-hal yang mungkin tidak bisa diketahui dengan mata manusia normal. Manda yang awalnya menganggap penglihatannya ini sebagai sebuah kutukan, akhirnya berusaha menerima dan menggunakannya dengan baik.
Karna itulah setelah lulus dari Academy Militer, ia masuk ke Intelegens Kepolisian Khusus. Sejak saat itulah petualangan Manda pun dimulai. Ya, Amanda Cateryn Anderson, 25 tahun. Dan ini adalah kisah petualangannya.
*Musim panas di New York.*
“Oh astaga! Rasanya hari ini seperti di dalam penggorengan saja! Kenapa matahari siang ini begitu terik?!” gerutu Manda akibat panas menyengat di musim panas ini.
Meski sebenarnya bukan hanya Manda yang mengeluhkan panasnya matahari siang ini, tapi entah kenapa sepertinya hanya Manda yang terlihat sangat menderita. Ia bahkan sudah menghabiskan lima gelas air dingin untuk menghilangkan rasa panas yang mendera tapi tetap saja ia bagaikan ikan yang menggelepar.
Hingga tiba-tiba seseorang menempelkan sekantong es batu tepat di kepalanya. “Dasar beruang kutub! Tidak bisakah berhenti mengeluh barang sedetik saja!”
Yup! Dia adalah Colin Murphi, atasan Manda sekaligus pimpinan Pasukan Elite di Distrik ini. Jangan ditanya, dia memang masih muda bahkan dia juga mempunyai wajah tampan dengan perawakan tubuh yang sangat gagah sempurna. Bahkan, kata orang dia juga sangat cerdas.
Bukan tanpa sebab rumor itu beredar, karna dia telah berhasil menjadi pimpinan ketika usianya masih 22 tahun. Dan sekarang dia berusia 30 tahun. Sungguh luar biasa memang, bahkan para gadis pun akan rela memberikan segalanya demi untuk bisa mendapatkan hati Colin.
Sayangnya dia itu tidak tertarik pada wanita. "Kuduga pria vampir menyebalkan itu pasti adalah seorang guy. Bagaimana tidak? Mana ada pria normal yang menolak dekat seorang gadis padahal usianya sudah sangat dewasa?" batin Manda dalam hati.
Bukannya ia sentimen pada Colin, tapi sejak pertama bertemu dengan Manda dia adalah oranag paling menyebalkan di muka bumi ini. "Dan kalau saja bisa, ingin sekali kubenamkan dia di Antartika dan membuatnya membeku atau menjadi makanan pinguin!" batin Manda lagi.
“Berhenti melotot padaku! Aku tau saat ini kau pasti mulai berimajinasi agar aku terbenam di Antartika dan jadi makanan pinguin ‘kan?!” ketus Colin tiba-tiba.
Untuk sesaat Manda pun tertegun karna dia seolah bisa membaca isi dalam kepala Manda. Tapi meski Manda sangat kesal pada Colin, ia tidak bisa membalas apapun pada Colin karna dia adalah atasan Manda. Aku tidak mau jabatanku diturunkan hanya karna si pria vampir itu kesal.
“Kau! Cepat berdiri dan ikut aku!” kata Colin dengan wajah datarnya.
Lalu setelah beberapa langkah ia berjalan Colin pun berhenti dan berbalik karna tidak ada satupun dari anak buahnya yang bergerak dan mengikuti perintahnya. Hingga akhirnya wajah Colin terlihat semakin menyeramkan karna dia mulai marah.
Bahkan kini ia mulai mendekat ke arah Manda lalu BRAK!!! Colin memukul meja kerja dengan sangat keras hingga membuat semua bolpoin yang ada di atas meja menjadi berhamburan. Tak hanya itu, Colin kini bahkan mencondongkan wajah seramnya pada Manda seraya terus melotot padanya.
“Apa telingamu rusak?! Atau mungkin kau sudah mulai idiot?! Kenapa masih diam di situ padahal sudah kubilang berdiri dan ikut aku sekarang juga!” bentak Colin.
“Maaf, Pak! Mana kutau kalau kau bicara padaku. Kau bahkan sama sekali tidak menyebut namaku,”
“Diam! Sekali lagi kau mebantahku, maka kau akan berakhir menjadi petugas kebersihan!”
“Ti-tidak Pak! Baiklah, aku siap!”
Manda pun mulai mengekor di belakang Colin sedang teman-temannya, mereka sedang menahan tawa karna melihat adegan yang baru saja terjadi. Entah kenapa bagi mereka terlihat sangat lucu dan menyenangkan ketika Colin mulai memarahi Manda.
Bahkan saat ini Colin masih saja terus mengomel dan berkata, “Kutukan macam apa ini?! Kenapa aku bisa mempunyai anak buah yang payah seperti dia?!”
“Cih! Memangnya kau pikir aku senang punya atasan sepertimu?! Dasar pria vampir!” bantin Manda dalam hati.
Tanpa menjelaskan apapun padaku akhirnya Colin yang sok Bos itu pun naik sebuah mobil hitam kesayangannya lalu memintaku masuk juga ke dalam mobil itu. Aku pun segera membuka pintu belakang mobil tapi lagi-lagi Colin kembali meneriakki Manda.
“Apa yang kau lakukan di belakang sana?! Dasar payah! Memangnya kau pikir aku ini Sopirmu apa?!”
“Lalu aku harus duduk di mana, Pak?”
“Tentu saja di kursi depan! Apa begitu saja masih harus dijelaskan?!”
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
Sementara itu, Manda justru begitu menikmati harinya bersama William. Bahkan tak sia-sia, film yang diperankan oleh William memang sangat epik. Dan kemungkinan besar film itu akan merajai pasar film global.Tak hanya nonton film, William bahkan mengajak Manda untuk makan siang berdua di sebuah resto mewah. Sayangnya Manda memilih untuk makan di kedai makanan cepat saji karna bagi manda porsi makanan di resto mewah sangat tidak masuk akal bagi dirinya yang suka makan dengan porsi besar.Tentu saja William pun setuju meski sebenarnya justru William yang tidak terbiasa dengan tempat makan murah. Manda pun membawa William ke salah satu kedai faforitnya dan memesan menu ayam goreng denga soft drink jumbo.Layaknya seorang yang belum makan tiga hari, Manda pun melahap makanannya dengan lahap. William tidak mempermasalahkan tingkah Manda itu bahkan ia menganggap Manda sangat polos dan manis.“Apa kau tau? Biasanya si vampir itu akan terus mengomel karna cara makanku!” curhat Manda pada Willi
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran