“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”
Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.
Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."
Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.
Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-makhluk dengan wujud yang aneh bahkan mengerikan. Kadang ia juga melihat sebuah kejadian yang bahkan belum terjadi atau kejadian masa lalu yang tidak pernah diketahui.
Hingga suatu ketika di hari yang penuh salju dan membeku, entah kenapa Manda melihat Ayahnya yang sedang berada di sebuah pesawat dan pesawat itu mengalami kecelakaan. Salah satu sayap peswat itu terbakar dan akhirnya membuat pesawat tidak bisa dikendalikan.
Dengan mata kepalanya sendiri aku melihat betapa panik dan ketakutannya semua penumpang yang ada di pesawat itu termasuk sang Ayah. Jerit dan tangis dari penumpang pesawat bahkan bisa Manda dengar dengan sangat jelas.
Lalu ia lihat sang Ayah menatap padanya dengan mata yang berkaca-kaca. Tak bisa mendengar dengan jelas suar ayahnya tapi Manda tau bibir sang ayah mengucapkan, “Love you Manda .... ”
Lalu tiba-tiba ... BLARRR!!!! Pesawat pun meledak dengan begitu dahsyatnya. Entah seperti apa keadaan semua penumpang yang pasti, hanya tersisa serpihan dari pesawat dan isinya yang berguguran bersama dengan jatuhnya butiran salju.
Yang membuat Manda sangat terluka, ia bahkan tidak bisa menguburkan jasad ayahnya karna tidak ada satu pun yang tersisa dari jasad semua orang yang naik di pesawat itu. Semua orang seketika hancur mencadi serpihan setelah ledakkan yang sangat mengerikan itu.
Sejak kehilangan sang ayah, Manda diasuh oleh Paman Moris yang tidak lain adalah Kakak laki-laki dari Ayahnya. Dan karna Paman Moris lah akhirnya ia mulai memahami kelebihannya. Paman Moris mengatakan bahwa Manda memiliki bakat istimewa dan ia bisa menggunakan bakat itu untuk menolong banyak orang.
Meski bukan berarti Manda bisa mencegah datangnya maut. Tapi setidaknya ia bisa membantu menyelesaikan hal-hal yang mungkin tidak bisa diketahui dengan mata manusia normal. Manda yang awalnya menganggap penglihatannya ini sebagai sebuah kutukan, akhirnya berusaha menerima dan menggunakannya dengan baik.
Karna itulah setelah lulus dari Academy Militer, ia masuk ke Intelegens Kepolisian Khusus. Sejak saat itulah petualangan Manda pun dimulai. Ya, Amanda Cateryn Anderson, 25 tahun. Dan ini adalah kisah petualangannya.
*Musim panas di New York.*
“Oh astaga! Rasanya hari ini seperti di dalam penggorengan saja! Kenapa matahari siang ini begitu terik?!” gerutu Manda akibat panas menyengat di musim panas ini.
Meski sebenarnya bukan hanya Manda yang mengeluhkan panasnya matahari siang ini, tapi entah kenapa sepertinya hanya Manda yang terlihat sangat menderita. Ia bahkan sudah menghabiskan lima gelas air dingin untuk menghilangkan rasa panas yang mendera tapi tetap saja ia bagaikan ikan yang menggelepar.
Hingga tiba-tiba seseorang menempelkan sekantong es batu tepat di kepalanya. “Dasar beruang kutub! Tidak bisakah berhenti mengeluh barang sedetik saja!”
Yup! Dia adalah Colin Murphi, atasan Manda sekaligus pimpinan Pasukan Elite di Distrik ini. Jangan ditanya, dia memang masih muda bahkan dia juga mempunyai wajah tampan dengan perawakan tubuh yang sangat gagah sempurna. Bahkan, kata orang dia juga sangat cerdas.
Bukan tanpa sebab rumor itu beredar, karna dia telah berhasil menjadi pimpinan ketika usianya masih 22 tahun. Dan sekarang dia berusia 30 tahun. Sungguh luar biasa memang, bahkan para gadis pun akan rela memberikan segalanya demi untuk bisa mendapatkan hati Colin.
Sayangnya dia itu tidak tertarik pada wanita. "Kuduga pria vampir menyebalkan itu pasti adalah seorang guy. Bagaimana tidak? Mana ada pria normal yang menolak dekat seorang gadis padahal usianya sudah sangat dewasa?" batin Manda dalam hati.
Bukannya ia sentimen pada Colin, tapi sejak pertama bertemu dengan Manda dia adalah oranag paling menyebalkan di muka bumi ini. "Dan kalau saja bisa, ingin sekali kubenamkan dia di Antartika dan membuatnya membeku atau menjadi makanan pinguin!" batin Manda lagi.
“Berhenti melotot padaku! Aku tau saat ini kau pasti mulai berimajinasi agar aku terbenam di Antartika dan jadi makanan pinguin ‘kan?!” ketus Colin tiba-tiba.
Untuk sesaat Manda pun tertegun karna dia seolah bisa membaca isi dalam kepala Manda. Tapi meski Manda sangat kesal pada Colin, ia tidak bisa membalas apapun pada Colin karna dia adalah atasan Manda. Aku tidak mau jabatanku diturunkan hanya karna si pria vampir itu kesal.
“Kau! Cepat berdiri dan ikut aku!” kata Colin dengan wajah datarnya.
Lalu setelah beberapa langkah ia berjalan Colin pun berhenti dan berbalik karna tidak ada satupun dari anak buahnya yang bergerak dan mengikuti perintahnya. Hingga akhirnya wajah Colin terlihat semakin menyeramkan karna dia mulai marah.
Bahkan kini ia mulai mendekat ke arah Manda lalu BRAK!!! Colin memukul meja kerja dengan sangat keras hingga membuat semua bolpoin yang ada di atas meja menjadi berhamburan. Tak hanya itu, Colin kini bahkan mencondongkan wajah seramnya pada Manda seraya terus melotot padanya.
“Apa telingamu rusak?! Atau mungkin kau sudah mulai idiot?! Kenapa masih diam di situ padahal sudah kubilang berdiri dan ikut aku sekarang juga!” bentak Colin.
“Maaf, Pak! Mana kutau kalau kau bicara padaku. Kau bahkan sama sekali tidak menyebut namaku,”
“Diam! Sekali lagi kau mebantahku, maka kau akan berakhir menjadi petugas kebersihan!”
“Ti-tidak Pak! Baiklah, aku siap!”
Manda pun mulai mengekor di belakang Colin sedang teman-temannya, mereka sedang menahan tawa karna melihat adegan yang baru saja terjadi. Entah kenapa bagi mereka terlihat sangat lucu dan menyenangkan ketika Colin mulai memarahi Manda.
Bahkan saat ini Colin masih saja terus mengomel dan berkata, “Kutukan macam apa ini?! Kenapa aku bisa mempunyai anak buah yang payah seperti dia?!”
“Cih! Memangnya kau pikir aku senang punya atasan sepertimu?! Dasar pria vampir!” bantin Manda dalam hati.
Tanpa menjelaskan apapun padaku akhirnya Colin yang sok Bos itu pun naik sebuah mobil hitam kesayangannya lalu memintaku masuk juga ke dalam mobil itu. Aku pun segera membuka pintu belakang mobil tapi lagi-lagi Colin kembali meneriakki Manda.
“Apa yang kau lakukan di belakang sana?! Dasar payah! Memangnya kau pikir aku ini Sopirmu apa?!”
“Lalu aku harus duduk di mana, Pak?”
“Tentu saja di kursi depan! Apa begitu saja masih harus dijelaskan?!”
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma