Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.
Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.
Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca.
Tapi karna kacanya adalah rebean, tetap saja Manda tidak bisa melihat dengan jelas. Meski begitu, ia sangat yakin ada bayangan seseorang di luar kamar mandi. Tanpa berpikir panjang segera saja ia sambar handuk di kamar mandi dan melilitkan di tubuhnya.
Untungnya Manda selalu menyimpan semprotan merica di mana-mana. Bukan apa-apa, karna tidak setiap saat ia bersama senjatanya. Apalagi dengan adanya tingkat kejahatan yang meningkat akhir-akhir ini, maka Manda merasa harus lebih berhati-hati.
Meski dengan tubuh yang masih basah kuyub, Manda mencoba untuk melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju arah pintu kamar mandi. Ia benar-benar siap menyemprotkan cairan merica di tangannya. Lalu perlahan ia buka pintu kamar mandi dan berniat menyergap seseorang yang mencurigakan itu.
Dengan cepat Manda mengayunkan tangannya dan menyemprotkan cairan merica. Tapi ia terkejut karna ternyata tidak ada siapapun di sana. Bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda seseorang masuk ke kamar. Itu artinya tidak ada siapapun di kamar ini kecuali Manda.
“Astaga! Sepertinya aku mulai berlebihan. Mungkin karna seharian ini menghadapi cacian Colin akhirnya membuatku berhalusinasi.” Guman Manda.
Well, perut Manda mulai terasa lapar sekarang. Ia coba memeriksa lemari es dan ternyata hanya ada susu dan sepotong pizza juga sisa burger tadi pagi.
“Menyebalkan! Aku jadi lupa membeli bahan makanan gara-gara Colin!”
Dengan bersungut ia mulai mengumpat dan memaki Colin meski sendiri tau jika hal itu bahkan sama sekali tidak berguna. Nyantanya Manda bahkan tak berani berkutik ketika Colin ada di hadapannya.
“Kuharap besok Colin terkena amnesia sehingga ia tidak mengenaliku. Dengan begitu aku tidak akan direpotkan lagi olehnya. Tapi kurasa itu tidak mungkin. Ya sudahlah. Lebih baik kupanaskan saja makanan sisa ini dari pada perutku terus meronta.” Ucap Manda dengan lunglai.
Sembari menunggu makanan panas manda memutuskan untuk menonton televisi saja. Dan seperti yang sudah diduga, dalam sekejap saja berita tentang kematian Nicol mulai tersebar. Bahkan, hampir semua media menampilkan berita tentang kematian Nicol Simpson.
Banyak sekali yang berspekulasi tentang kematian actris cantik itu. Mulai dari bunuh diri, sengaja dibunuh oleh seseorang, sampai kutukan Hollywood. Bukankah itu sangat konyol.
“Astaga! Menonton tivi ternyata membuatku kepalaku semakin pusing dengan banyaknya dugaan masyarakat.”
Jadi Manda pun mematikan televisinya dan beralih ke balkon kamar asrama. Ya, setidaknya di sana ia bisa sedikit menikmati hembusan angin yang cukup menyejukkan di musim panas ini.
Dari balkon kamar asrama yang terletak di lantai tiga Manda bisa melihat jalanan di depan asrama. Sebenarnya itu membosankan, tapi hanya ini yang bisa ia nikmati. Tak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Jalanan di depan asarama tidak terlalu ramai di malam hari.
Mungkin karna kompleks ini kebanyakan adalah bangunan asrama. Dan hampir semua asrama menerapkan peraturan yang disebut jam malam. Artinya setelah pukul tuju malam semua yang tinggal di asarma tidak boleh keluar ataupun menerima tamu. Kecuali jika itu darurat.
Tapi ... sepertinya ada yang berbeda kali ini. Dari balkon Manda melihat seseorang berdiri di tepi jalan. Dan dia berdiri tepat di depan asrama. Manda tidak bisa melihatnya dengan jelas karna jarak dari balkon cukup jauh.
Ia coba memicingkan matanya dan mempertajam indera penglihatannya. Dan ya, Manda tau itu adalah seorang wanita yang berdiri tepat di bawah lampu jalan. Meski lampu itu sedikit redup, tapi ia bisa melihat bahwa wanita itu sedang menatapnya.
Manda pun terus menatapnya hingga akhirnya ia menyadari bahwa wanita yang sedang berdiri di tepi jalan itu adalah Nicol Simpson. Maksudnya... arwah Nicol Simpson.
“Astaga! Ada apa ini sebenarnya? Kenapa dari tadi aku melihat arwah Nicol di sekitarku?”
Ini pasti bukanlah sebuah kebetulan. Manda yakin pasti ada yang ingin disampaikan olehnya. Dari yang sering ia alami, biasanya arwah tidak bisa pergi dengan tenang karna ada suatu hal yang belum selesai. Apalagi kematian Nicol yang memang sangat misterius.
Tanpa berpikir panjang Manda pun segera turun dan ia harap kali ini Nicol tidak akan menghilang lagi. Ini adalah kesempatan untuk Manda menguak kasus kematian Nicol. Ya, setidaknya agar si vampir Colin itu sedikit memberi rasa hormat pada Manda.
Dengan cepat Manda melangkahkan kakinya menuruni setiap anak tangga. Beruntungnya, ternyata penjaga gerbang sedang tidak ada. Segera saja ia membuka pintu besi yang menjulang itu dengan perlahan agar tidak ketahuan.
“Syukurlah, ternyata Nicol masih berada di sana dan sepertinya ia memang menungguku.”
Seperti biasa, setiap kali ia akan berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata maka mendadak hawa di sekitarnya akan berubah menjadi sangat dingin dan sesak.
Perlahan Manda pun mencoba untuk mendekat padanya. Dan bisa ia lihat, baju yang dipakai oleh Nicol masih sama seperti ketika Manda melihat jasadnya di bendungan. Memang keadaanya kali ini tidak separah kondisi jasadnya yang nyaris busuk itu.
Tapi tetap saja penampakkannya cukup menakutkan dengan wajah pucatnya yang disertai tatapan mata tajam yang terus mengikutiku kemanapun Manda bergerak. Ditambah lagi, tubuhnya terus basah seperti orang yang baru saja keluar dari air.
Setelah berusaha mendekat pada Nicol, kini mereka pun saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Jangan bilang kalau Manda suka melakukan hal ini. Jujur saja sebenarnya ia masih merasa sedikit takut.
Manda tidak bisa menjelaskan tapi entah kenapa setiap kali ia bersinggungan dengan makhluk gaib, rasanya ada sesuatu dalam dirinya yang mencoba untuk mencekiknya. Seolah ada bagian lain darinya yang ingin mengusai dan membawanya pada kegelapan.
Tapi untungnya sejak kecil Paman Moris sudah melatihnya untuk mengendalikan hal itu. Meski sampai sekarang Paman Moris tidak pernah menjelaskan kenapa semua itu bisa Manda rasakan, Paman selalu mengingatkan Manda bahwa ia tidak boleh takut dan menyerah pada dirinya sendiri.
Itu memang membingungkan sekali tapi lupakan saja. Sekarang ia harus fokus pada Nicol yang ada di hadapannya. Jadi Manda mencoba untuk bicara padanya dan bertanya, “Hai, Nicol! Aku tau ada sesuatu yang ingin kau sampaikan. Katakan padaku, apa yang sebenarnya ingin kau katakan!”
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma