"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.
Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.
Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.
Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”
“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”
“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekarang!”
Tak punya pilihan akhirnya Manda pun membuka pintu toilet. Meski dengan bersusah payah tapi akhirnya kini sepatu hak tinggi dari Colin sudah terpasang di kakinya. Entah apa yang ada di dalam kepala Colin tapi ia terus menatap Manda sampai tak berkedip ketika melihat penampakan Manda.
Ya, tak bisa dipungkiri penampilan Manda memang cukup berbeda ketika ia memakai gaun dan juga sepatu hak tinggi. Kesan feminin nyatanya membuat Manda terlihat semakin manis. Tapi masalahnya, ia tidak terbiasa dengan semua itu.
“Kenapa diam di situ?! Ayo pergi!” perintah Colin dengan tegas.
Tapi sayangnya Manda hanya diam seperti layaknya patung yang tidak bergerak. Bukan keinginannya melakukan itu, tapi karna ia kesulitan bergerak dengan sepatu hak tinggi itu.
“Kau tidak dengar apa yang kukatakan?! Kubilang ayo pergi, Manda!”
“Ta-tapi, Pak. A-aku tidak bisa berjalan. Sepatu ini membuat kakiku tidak seimbang....”
Seketika Colin pun menepuk dahinya setelah mendengar ucapan Mnada yang jelas sangat konyol itu. Bagaimana tidak? Dari semua wanita di muka bumi ini hanya Manda saja yang mengatakan tidak bisa berjalan dengan sepatu hak tinggi itu.
“Astaga, Manda! Sebenarnya kau ini perempuan atau bukan sih?! Hanya pakai sepatu hak tinggi saja seolah mau pergi berperang!”
“Lebih baik pergi ke medan perang dari pada harus pakai sepatu hak tinggi!” batin Manda sembari meruncingkan bibirnya.
Karna Manda memang tidak bisa berjalan dengan sepatu hak tinggi, terpaksa Colin menelpon Bety yang tidak lain adalah teman Colin yang kebetulan pemilik sebuah butik. Dan sebenarnya dari sanalah Colin mendapatkan gaun dan sepatu untuk Manda.
“Bety, tolong bawakan flat shoes sekarang! Kita langsung bertemu di Hollywood meet saja,” kata Colin dalam telpon.
Masih dengan perintah Colin akhirnya Manda pun kembali masuk ke dalam mobil hitam Colin. Meski ia harus berjalan dengan menenteng sepatu hak tinggi di tangannya. Tak ingin kehilangan banyak waktu maka Colin kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang perjalanan Manda terus bergerak-gerak karna tentu saja ia tidak nyaman dengan gaun yang ia pakai. Tapi tanpa sepengetahuan Manda, diam-diam Colin sering menatap pada Manda. Bukan tatapan kesal seperti biasanya, malahan beberapa kali Colin nampak tersenyum setelah menatap pada Manda.
Tapi bukan Colin namanya kalau ia tidak mengganggu Manda dengan ucapan pedas nya. “Kenapa dari tadi tidak bisa diam?! Mengganggu sekali!”
Seketika Manda pun berhenti bergerak karna takut dimarahi oleh atasanya itu. Meski sebenarnya dalam hati ia terus mengumpat dan memaki Colin habis-habisan.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka pun sampai juga di Hollywood meet. Dan ternyata Bety temannya Colin sudah menunggu di sana.
“Hei, Bety! Kau di mana? Aku sudah di tempat parkir,” kata Colin dalam telponnya.
"Tapi...astaga! Kupikir yang namanya Bety itu adalah seorang wanita yang cukup cantik. Tapi ternyata yang datang adalah seorang makhluk jadi-jadian yang mengerikan!" batin Manda terkejut. Bagaimana tidak? Ternyata Bety adalah seorang pria yang berpenampilan seperti wanita.
Tak hanya itu saja, bahkan cara bicara dan gayanya jauh lebih feminin dibandingkan dengan Manda. Malahan, setelah Colin memperkenalkan Manda denganya. Si Bety itu mulai menatap Manda dari ujung kaki sampai ujung kepala.
“Ya ampun! Kau ini perempuan atau laki-laki sih?! Sangat tidak anggun!” celoteh Bety dengan logat gemulainya.
“Apa maksudmu?! Aku ini Polisi bukan Model!” sahut Manda dengan kesal.
“Ah astaga! Lihat Cool, gadis ini terlalu galak. Ini sepatunya, aku pergi!”
“Pergi sana dasar aneh!” dengus Manda.
Ups! Sepertinya Manda terlalu terbawa suasana. Sebelum Colin kembali mengomel maka Manda segera saja memakai sepatu dari Bety. Dan ya, yang ini lumayan juga. Setidaknya Manda masih bisa berjalan dengan benar.
“Sudah beres kan? Ayo pergi sekarang!” kata Colin.
Seperti perintah Colin maka Manda pun mulai melangkahkan kakinya dengan santai menuju sebuah gedung di mana acara Hollywood meet diadakan. Tapi baru beberapa langkah aku berjalan tiba-tiba Colin berteriak, “Manda apa yang kau lakukan?!”
Seketika Manda pun terhenti. Untung saja rem di kakinya ini sangat pakem. "Tapi kenapa lagi sih dia memanggilku? Suka sekali menyiksaku tanpa henti!"
“Ada apa, Pak? Kau bilang harus segera pergi, kenapa malah berhenti?” tanya Manda dengan wajah bodohnya.
“Apanya yang ada apa?! Kau pikir kenapa aku mengajakmu kalau kita berjalan sendiri-sendiri begini?!”
“Ha?! Aku tidak mengerti, Pak. Memangnya kita harus berjalan seperti apa?”
Manda berpikir Colin salah makan hari ini. Tapi Manda sangat terkejut dan tidak menyangka kalau Colin mengulurkan tangan padanya dan memberi isyarat agar Manda menggandeng tangannya. Manda bahkan tidak percaya Colin si Vampir kejam itu akan bersikap manis.
“Jangan berpikiran macam-macam! Kita harus melakukan ini agar penyamaran ini tidak ketahuan,” jelas Colin.
"Oh begitu rupanya. Astaga! Dapat ide dari mana untuk menyamar seperti ini?" batin Manda.
Tapi Manda masih tetap heran, kenapa juga harus mengajaknya padahal banyak yang ingin bekerja dengan Colin. Karna bagi Manda, bekerja sama dengan Colin itu seperti berdampingan dengan harimau.
Well, akhirnya kini mereka sudah berada di depan pintu masuk gedung Hollywood meet. Seperti namanya, sudah pasti penampakkannya luar biasa glamor. Jujur saja, baru kali ini Manda menyaksikan dengan mata kepalanya betapa mewah dan megahnya acara para selebriti terkemuka di Amerika ini.
Bahkan beberapa kali mereka berpapasan dengan pasangan selebriti terkenal. "Ya ampun! Jantungku rasanya mau copot ketika seorang William Smith berada tepat di hadapanku. Ingin sekali aku berlari dan memeluknya tapi entah kenapa lututku justru terasa lemas." guman Manda girang.
Yang bisa Manda lakukan hanyalah terus menatapnya terpana. Hingga akhirnya Colin meremas tangan Manda lalu berbisik, “Kendalikan dirimu, Manda! Ingat ya, jangan sampai bertingkah memalukan di sini. Kalau misi ini sampai gagal maka aku tidak segan untuk...”
“Ya, aku tau. Kau akan menurunkan jabatanku kan? Tapi Pak...boleh tidak aku minta tanda tangan William Smith? Aku janji akan melakukannya dengan diam-diam,”
Tapi seketika mata Colin mulai menatapku tajam. Lalu entah kenapa ia semakin mendekat pada Manda. Tak hanya dekat, ini sangat...sangat dekat. Bahkan Manda bisa merasakan nafas Colin yang menyapu kulitnya. Lalu entah kenapa secara spontan Manda pun memejamkan matanya dan Colin bahkan semakin mendekatkan wajahnya pada Manda.
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
Sementara itu, Manda justru begitu menikmati harinya bersama William. Bahkan tak sia-sia, film yang diperankan oleh William memang sangat epik. Dan kemungkinan besar film itu akan merajai pasar film global.Tak hanya nonton film, William bahkan mengajak Manda untuk makan siang berdua di sebuah resto mewah. Sayangnya Manda memilih untuk makan di kedai makanan cepat saji karna bagi manda porsi makanan di resto mewah sangat tidak masuk akal bagi dirinya yang suka makan dengan porsi besar.Tentu saja William pun setuju meski sebenarnya justru William yang tidak terbiasa dengan tempat makan murah. Manda pun membawa William ke salah satu kedai faforitnya dan memesan menu ayam goreng denga soft drink jumbo.Layaknya seorang yang belum makan tiga hari, Manda pun melahap makanannya dengan lahap. William tidak mempermasalahkan tingkah Manda itu bahkan ia menganggap Manda sangat polos dan manis.“Apa kau tau? Biasanya si vampir itu akan terus mengomel karna cara makanku!” curhat Manda pada Willi
Sementara itu, Manda justru begitu menikmati harinya bersama William. Bahkan tak sia-sia, film yang diperankan oleh William memang sangat epik. Dan kemungkinan besar film itu akan merajai pasar film global.Tak hanya nonton film, William bahkan mengajak Manda untuk makan siang berdua di sebuah resto mewah. Sayangnya Manda memilih untuk makan di kedai makanan cepat saji karna bagi manda porsi makanan di resto mewah sangat tidak masuk akal bagi dirinya yang suka makan dengan porsi besar.Tentu saja William pun setuju meski sebenarnya justru William yang tidak terbiasa dengan tempat makan murah. Manda pun membawa William ke salah satu kedai faforitnya dan memesan menu ayam goreng denga soft drink jumbo.Layaknya seorang yang belum makan tiga hari, Manda pun melahap makanannya dengan lahap. William tidak mempermasalahkan tingkah Manda itu bahkan ia menganggap Manda sangat polos dan manis.“Apa kau tau? Biasanya si vampir itu akan terus mengomel karna cara makanku!” curhat Manda pada Willi
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran