Home / Horor / Mata Ketiga Manda / Ke Gala Hollywood

Share

Ke Gala Hollywood

Author: Dian D'n Jell
last update Last Updated: 2024-11-25 09:23:02

Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.

Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”

Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.

“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.

“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.

Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saja sekarang. Setelah menutup dokumen yang ada di tangannya, ia pun menatap tajam pada Manda dengan tangan yang ia letakkan di atas meja.

“Um ... kenapa kau memanggilku, Pak?”

“Jangan lupa kalau kita sedang menangani kasus Nicol Simpson. Aku bahkan belum mendapat apapun dari tim forensik!”

“Aneh! Kenapa Colin menceritakan itu padaku? Bukankah dia adalah pimpinannya. Kemarin saja lagaknya seolah tidak butuh bantuan siapapun. Dasar manusia sok pintar!” gerutu Manda dalam hati.

“Aku tau kau pasti berpikiran macam-macam tentangku. Biar kuperjelas, aku mengatakan semua ini karna aku akan memberimu tugas!”

Sesaat Manda pun tertegun karna sering sekali Colin bersikap seolah ia mengetahui apa yang ada dalam kepala Manda. Pikiran liar Manda pun mulai bermunculan bahkan ia menduga bahwa bisa jadi Colin adalah seorang cenayang yang bisa membaca pikiran orang.

“So, nanti malam kita pergi ke acara Gala Hollywood!” kata Colin tiba-tiba.

“Ki-kita, Pak? Tapi kenapa?”

“Kalau bukan kita lalu siapa?! Dengar ya, dalam acara itu akan berkumpul orang-orang yang punya hubungan dengan Nicol. Jadi kita akan mencari informasi tentang kematian Nicol di sana.”

“Tapi ... bagaimana kalau ternyata di sana kita tidak akan menemukan apapun? Lagipula kita juga belum tau apakah Nicol mati dibunuh atau tidak,”

Ups! Sepertinya Manda mulai salah bicara lagi. Dan benar saja, kini wajah Colin mulai terlihat seram. Ia mulai melotot pada Manda dan parahnya lagi kini ia beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat pada Manda. Bahkan kini ia mendekatkan wajah seramnya itu pada Manda.

Jangan tanya, tentu saja Manda mulai bergidik ngeri. Bagi Manda Colin bahkan jauh lebih menyeramkan dari para makhluk tak kasat mata yang pernah ia temui. Menurutnya seharusnya dia itu jadi pimpinan setan saja, karna itu cocok untuk Colin.

“Dasar sok tau! Kau meragukan tindakanku?! Apa kau pikir kau jauh lebih pintar dariku hah?!”

“Ti-tidak, Pak! A-aku hanya mengatakan pendapatku saja. Kau memang yang terhebat, Pak!”

“Astaga, rasanya aku ingin muntah!” dengus Manda dalam hati.

 Sebenarnya Manda bahkan jijik sekali memuji Colin seperti itu. Tapi ia terpaksa melakukan semua itu agar tidak terkena amukkan si Vampir itu.

“Tapi tunggu. Dia bilang nanti malam? Bukankah aku mulai menjalani hukuman dari Pak Kepala Asrama nanti malam.” Pikir Manda.

Manda pun mulai gelisah karna sebenarnya ia sedang tidak bisa meninggalkan asrama di jam malam karna sedang mendapat hukuman dari pak kepala asrama. Tapi ia pun tidak berani menolak perintah dari Colin karna sudah pasti itu akan membuatnya dalam masalah.

“Kenapa?! Sepertinya kau keberatan. Ada masalah?” tanya Colin tiba-tiba.

“Um ... se-sebenarnya nanti malam aku ... aku ....”

Manda sampai tidak bisa berpikir karna Colin terus mengintimidasinya. Bayangkan saja, ia terus menatap tajam pada Manda sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Tentu saja hal itu akan membuat Manda menjadi ciut.

“Aku-aku apa?! Bicara yang jelas!”

“A-aku baru ingat, Pak! Nanti malam aku punya janji untuk kencan ....”

Ya ampun! Manda terpaksa berbohong untuk menghindari Colin nanti malam. Tapi diluar dugaan Colin justru tertawa terpingkal setelah mendengar ucapan Manda. Manda pun jadi heran, dan ia berpikir apa yang salah dari ucapannya sampai-sampai Colin tertawa geli begitu.

“Astaga! Yang benar saja, Manda! Kau pikir aku sebodoh itu sehingga akan percaya dengan bualanmu? Sudahlah, aku tau kau dapat hukuman dari Kepala Asrama ‘kan?” ucap Colin tanpa basa-basi.

“Ha?! Kenapa Colin bisa tau? Pantas saja dengan santainya dia mengajakku pergi. Dasar vampir!” batin Manda.

“Tenang saja, aku sudah bicara dengan Kepala Asrama. Tapi ingat, jangan bertingkah konyol karna aku tidak mau kalau kita ketauan sebagai Polisi!”

“Baik, Pak! Apakah ... aku boleh pergi sekarang?”

Colin pun mengangguk lalu dengan santainya ia berkata, “Lain kali jangan gunakan kencan sebagai alasan. Anak kecil pun tidak akan percaya kalau kau punya pacar.”

“Menyebalkan! Menghina sekali dia. Memangnya dia pikir tidak akan ada laki-laki yang tertarik padaku! Awas saja kalau nanti aku punya pacar. Lagipula, lagaknya seolah dia adalah makhluk paling rupawan saja. Bahkan dia pun tidak jelas penyuka gender apa!” dengus Manda kesal.

Well, akhirnya tidak ada yang bisa Manda lakukan selain menuruti perintah Colin. Sekarang ia mulai bersiap karna Colin bahkan sudah mengirim pesan kalau ia akan menjemput dalam waktu satu jam. Seperti biasa, kalau sampai Manda terlambat maka jabatan menjadi taruhannya.

Tapi masalahnya, Manda bingung harus pakai baju apa? Ia bahkan tidak punya satu gaun pun. Semua yang ada di lemari hanya celana jeans dan juga kaos. Kalau datang di acara Gala Hollywood dengan baju seperti itu, maka sudah pasti akan ketauan kalau ia dan Colin adalah Polisi.

Tapi mau bagaimana lagi, tetap saja Manda harus pergi apapun kondisinya. Tanpa berlama-lama ia pun segera turun dan menunggu Colin di depan gerbang asrama. Dan benar saja, tak lama Colin pun datang dengan mobil hitam kesayangannya itu.

Tanpa membukakan pintu untuk Manda, ia meminta agar Manda segera masuk ke dalam mobil. Dan ya, malam ini Colin terlihat berbeda. Yup. Colin memang terlihat semakin tampan dengan setelan yang ia pakai.

“Wow! Maksudku, dia lumayan juga dengan setelan hitam yang ia pakai. Pantas saja gadis-gadis genit itu begitu tergila-gila padanya.”

“Kenapa melihatku terus?! Aku tau aku memang tampan, tapi kau tidak perlu heran begitu,” celetuk Colin tiba-tiba.

Colin memang sangat percaya diri sekali. Tapi sangat mengejutkan karna tiba-tiba Colin memberikan sebuah kotak pada Manda. Ia bahkan memberikan kotak itu begitu saja tanpa melihat pada Manda. Perasaan Manda mulai tidak enak. Ia takut jika isi dari kotak itu akan membuatnya semakin sial.

Tapi tak sampai di situ aja. Sekarang Colin menghentikan mobilnya di sebuah SPBU. Tapi belum sempat Manda bertanya Colin lebih dulu menoleh pada Manda lalu berkata, “Bawa kotak itu dan pergilah ganti bajumu di toilet! Waktumu hanya sepuluh menit, jadi cepat pergi!”

“Dasar menyebalkan!” umpat Manda.

Ternyata isi dalam kotak itu adalah sebuah gaun berwarna hitam. Namun Manda tidak tau apa yang harus ia lkukan dengan itu. Gaunnya memang hanya sebatas lutut, tapi tetap saja Manda merasa tidak nyaman karna ia bahkan tidak pernah memakai rok.

Ditambah lagi, “Lalu apa lagi ini? What?! Sepatu hak tinggi?!!”

Related chapters

  • Mata Ketiga Manda    Aku Dan Penglihatanku

    “Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma

  • Mata Ketiga Manda    Tewasnya Sang Actris

    “Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt

  • Mata Ketiga Manda    Didatangi Arwah Nicol

    Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac

  • Mata Ketiga Manda    Asrama Kebakaran!

    “Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka

Latest chapter

  • Mata Ketiga Manda    Ke Gala Hollywood

    Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj

  • Mata Ketiga Manda    Asrama Kebakaran!

    “Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka

  • Mata Ketiga Manda    Didatangi Arwah Nicol

    Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac

  • Mata Ketiga Manda    Tewasnya Sang Actris

    “Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt

  • Mata Ketiga Manda    Aku Dan Penglihatanku

    “Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma

DMCA.com Protection Status