Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.
Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”
Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.
“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.
“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.
Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saja sekarang. Setelah menutup dokumen yang ada di tangannya, ia pun menatap tajam pada Manda dengan tangan yang ia letakkan di atas meja.
“Um ... kenapa kau memanggilku, Pak?”
“Jangan lupa kalau kita sedang menangani kasus Nicol Simpson. Aku bahkan belum mendapat apapun dari tim forensik!”
“Aneh! Kenapa Colin menceritakan itu padaku? Bukankah dia adalah pimpinannya. Kemarin saja lagaknya seolah tidak butuh bantuan siapapun. Dasar manusia sok pintar!” gerutu Manda dalam hati.
“Aku tau kau pasti berpikiran macam-macam tentangku. Biar kuperjelas, aku mengatakan semua ini karna aku akan memberimu tugas!”
Sesaat Manda pun tertegun karna sering sekali Colin bersikap seolah ia mengetahui apa yang ada dalam kepala Manda. Pikiran liar Manda pun mulai bermunculan bahkan ia menduga bahwa bisa jadi Colin adalah seorang cenayang yang bisa membaca pikiran orang.
“So, nanti malam kita pergi ke acara Gala Hollywood!” kata Colin tiba-tiba.
“Ki-kita, Pak? Tapi kenapa?”
“Kalau bukan kita lalu siapa?! Dengar ya, dalam acara itu akan berkumpul orang-orang yang punya hubungan dengan Nicol. Jadi kita akan mencari informasi tentang kematian Nicol di sana.”
“Tapi ... bagaimana kalau ternyata di sana kita tidak akan menemukan apapun? Lagipula kita juga belum tau apakah Nicol mati dibunuh atau tidak,”
Ups! Sepertinya Manda mulai salah bicara lagi. Dan benar saja, kini wajah Colin mulai terlihat seram. Ia mulai melotot pada Manda dan parahnya lagi kini ia beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat pada Manda. Bahkan kini ia mendekatkan wajah seramnya itu pada Manda.
Jangan tanya, tentu saja Manda mulai bergidik ngeri. Bagi Manda Colin bahkan jauh lebih menyeramkan dari para makhluk tak kasat mata yang pernah ia temui. Menurutnya seharusnya dia itu jadi pimpinan setan saja, karna itu cocok untuk Colin.
“Dasar sok tau! Kau meragukan tindakanku?! Apa kau pikir kau jauh lebih pintar dariku hah?!”
“Ti-tidak, Pak! A-aku hanya mengatakan pendapatku saja. Kau memang yang terhebat, Pak!”
“Astaga, rasanya aku ingin muntah!” dengus Manda dalam hati.
Sebenarnya Manda bahkan jijik sekali memuji Colin seperti itu. Tapi ia terpaksa melakukan semua itu agar tidak terkena amukkan si Vampir itu.
“Tapi tunggu. Dia bilang nanti malam? Bukankah aku mulai menjalani hukuman dari Pak Kepala Asrama nanti malam.” Pikir Manda.
Manda pun mulai gelisah karna sebenarnya ia sedang tidak bisa meninggalkan asrama di jam malam karna sedang mendapat hukuman dari pak kepala asrama. Tapi ia pun tidak berani menolak perintah dari Colin karna sudah pasti itu akan membuatnya dalam masalah.
“Kenapa?! Sepertinya kau keberatan. Ada masalah?” tanya Colin tiba-tiba.
“Um ... se-sebenarnya nanti malam aku ... aku ....”
Manda sampai tidak bisa berpikir karna Colin terus mengintimidasinya. Bayangkan saja, ia terus menatap tajam pada Manda sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Tentu saja hal itu akan membuat Manda menjadi ciut.
“Aku-aku apa?! Bicara yang jelas!”
“A-aku baru ingat, Pak! Nanti malam aku punya janji untuk kencan ....”
Ya ampun! Manda terpaksa berbohong untuk menghindari Colin nanti malam. Tapi diluar dugaan Colin justru tertawa terpingkal setelah mendengar ucapan Manda. Manda pun jadi heran, dan ia berpikir apa yang salah dari ucapannya sampai-sampai Colin tertawa geli begitu.
“Astaga! Yang benar saja, Manda! Kau pikir aku sebodoh itu sehingga akan percaya dengan bualanmu? Sudahlah, aku tau kau dapat hukuman dari Kepala Asrama ‘kan?” ucap Colin tanpa basa-basi.
“Ha?! Kenapa Colin bisa tau? Pantas saja dengan santainya dia mengajakku pergi. Dasar vampir!” batin Manda.
“Tenang saja, aku sudah bicara dengan Kepala Asrama. Tapi ingat, jangan bertingkah konyol karna aku tidak mau kalau kita ketauan sebagai Polisi!”
“Baik, Pak! Apakah ... aku boleh pergi sekarang?”
Colin pun mengangguk lalu dengan santainya ia berkata, “Lain kali jangan gunakan kencan sebagai alasan. Anak kecil pun tidak akan percaya kalau kau punya pacar.”
“Menyebalkan! Menghina sekali dia. Memangnya dia pikir tidak akan ada laki-laki yang tertarik padaku! Awas saja kalau nanti aku punya pacar. Lagipula, lagaknya seolah dia adalah makhluk paling rupawan saja. Bahkan dia pun tidak jelas penyuka gender apa!” dengus Manda kesal.
Well, akhirnya tidak ada yang bisa Manda lakukan selain menuruti perintah Colin. Sekarang ia mulai bersiap karna Colin bahkan sudah mengirim pesan kalau ia akan menjemput dalam waktu satu jam. Seperti biasa, kalau sampai Manda terlambat maka jabatan menjadi taruhannya.
Tapi masalahnya, Manda bingung harus pakai baju apa? Ia bahkan tidak punya satu gaun pun. Semua yang ada di lemari hanya celana jeans dan juga kaos. Kalau datang di acara Gala Hollywood dengan baju seperti itu, maka sudah pasti akan ketauan kalau ia dan Colin adalah Polisi.
Tapi mau bagaimana lagi, tetap saja Manda harus pergi apapun kondisinya. Tanpa berlama-lama ia pun segera turun dan menunggu Colin di depan gerbang asrama. Dan benar saja, tak lama Colin pun datang dengan mobil hitam kesayangannya itu.
Tanpa membukakan pintu untuk Manda, ia meminta agar Manda segera masuk ke dalam mobil. Dan ya, malam ini Colin terlihat berbeda. Yup. Colin memang terlihat semakin tampan dengan setelan yang ia pakai.
“Wow! Maksudku, dia lumayan juga dengan setelan hitam yang ia pakai. Pantas saja gadis-gadis genit itu begitu tergila-gila padanya.”
“Kenapa melihatku terus?! Aku tau aku memang tampan, tapi kau tidak perlu heran begitu,” celetuk Colin tiba-tiba.
Colin memang sangat percaya diri sekali. Tapi sangat mengejutkan karna tiba-tiba Colin memberikan sebuah kotak pada Manda. Ia bahkan memberikan kotak itu begitu saja tanpa melihat pada Manda. Perasaan Manda mulai tidak enak. Ia takut jika isi dari kotak itu akan membuatnya semakin sial.
Tapi tak sampai di situ aja. Sekarang Colin menghentikan mobilnya di sebuah SPBU. Tapi belum sempat Manda bertanya Colin lebih dulu menoleh pada Manda lalu berkata, “Bawa kotak itu dan pergilah ganti bajumu di toilet! Waktumu hanya sepuluh menit, jadi cepat pergi!”
“Dasar menyebalkan!” umpat Manda.
Ternyata isi dalam kotak itu adalah sebuah gaun berwarna hitam. Namun Manda tidak tau apa yang harus ia lkukan dengan itu. Gaunnya memang hanya sebatas lutut, tapi tetap saja Manda merasa tidak nyaman karna ia bahkan tidak pernah memakai rok.
Ditambah lagi, “Lalu apa lagi ini? What?! Sepatu hak tinggi?!!”
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
Sementara itu, Manda justru begitu menikmati harinya bersama William. Bahkan tak sia-sia, film yang diperankan oleh William memang sangat epik. Dan kemungkinan besar film itu akan merajai pasar film global.Tak hanya nonton film, William bahkan mengajak Manda untuk makan siang berdua di sebuah resto mewah. Sayangnya Manda memilih untuk makan di kedai makanan cepat saji karna bagi manda porsi makanan di resto mewah sangat tidak masuk akal bagi dirinya yang suka makan dengan porsi besar.Tentu saja William pun setuju meski sebenarnya justru William yang tidak terbiasa dengan tempat makan murah. Manda pun membawa William ke salah satu kedai faforitnya dan memesan menu ayam goreng denga soft drink jumbo.Layaknya seorang yang belum makan tiga hari, Manda pun melahap makanannya dengan lahap. William tidak mempermasalahkan tingkah Manda itu bahkan ia menganggap Manda sangat polos dan manis.“Apa kau tau? Biasanya si vampir itu akan terus mengomel karna cara makanku!” curhat Manda pada Willi
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran