Beranda / Horor / Mata Ketiga Manda / Asrama Kebakaran!

Share

Asrama Kebakaran!

Penulis: Dian D'n Jell
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 09:23:02

“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.

Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.

“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.

Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.

Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahkan lebih cenderung negatif dengan karakter yang buruk. Manda menyebut mereka dengan sebutan hantu. Itu karna mereka suka menghantui siapapun untuk tujuan yang buruk dan jahat.

Manda tidak tau arwah Nicol ini termasuk kategori yang mana. Semoga saja kehadiran Nicol tidak akan membuat kekacauan. Tapi bagaimana Manda bisa mengerti jika Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.

“Ayolah Nicol! Kenapa kau terus muncul tapi kau terus diam begini? Aku tidak bisa melakukan apapun jika kau diam!” desak Manda dengan sedikit kesal.

Setelah Manda mengatakan semua itu akhirnya Nicol pun berkata dengan suara lirih, “Rumah.”

“Ha?! Hanya itu saja? Tidak bisakah dia mengatakan hal yang lain lagi?”

Ini benar-benar sangat menyebalkan bagi Manda. Bahkan setelah ia berusaha dengan sangat keras tapi Nicol hanya mengatakan satu kata saja yaitu, “Rumah.”

“Apa maksudmu? Rumah siapa?” tanya Manda.

Tapi seperti sebelumnya Nicol hanya menatap Manda dengan datar dan kali ini pun ia kembali berkata, “Rumah.”

“Apakah yang kau maksud adalah rumahmu? Tapi kenapa? Ada apa di sana? Bisakah kau ... ”

Belum sempat Manda menyelesaikan ucapannya tapi tiba-tiba Nicol sudah menghilang begitu saja. “Menyebalkan! Dasar manusia aneh! Lebih tepatnya ... arwah yang aneh! Lagipula apa susahnya sih mengatakan dengan jelas.”

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan Manda di sana akhirnya ia memutuskan untuk kembali saja ke kamar asrama sebelum penjaga gerbang kembali dan tamatlah riwayatnya. Tapi baru beberapa langkah Manda berjalan ia melihat ada yang dengan asramanya.

“Tunggu! Apa itu? Kenapa dari bangunan asrama yang kutinggali sepertinya terlihat ada asap yang mengepul?”

Benar sekali! Seketika Manda pun teringat jika ia menyalakan micriwife sebelum ia pergi tadi. Tanpa berpikir panjang Manda pun segera berlari sekencang yang ia bisa. Secepat kilat Manda pun menaiki setiap anak tangga menuju lantai tiga di mana kamarnya berada.

Benar saja. Ternyata di depan kamarnya sudah dipenuhi banyak orang yang nampak sangat panik. Bahkan terlihat sang kepala asrama sedang berusaha mematikan kobaran api yang menyala di kamar Manda dengan menggunakan gas pemadam yang ada.

Untungnya Manda melihat masih ada satu tabung gas yang belum terpakai di sebelahnya. Segera saja ia pecahkan kaca pelindungnya dan dengan cekatan ia ambil tabung gas itu. Tanpa menunggu komando Manda pun langsung meringsek menerjang kerumunan dan membantu Kepala Asrama untuk mematikan api.

Tidak mudah memang. Tapi syukurlah setelah beberapa saat akhirnya api pun padam. Dan Manda merasa sangat lega karna tidak sampai terjadi kebakaran hebat akibat keteledorannya. Tapi ... sekarang masalahnya bukan lagi api tapi Pak Kepala Asrama.

“Apa yang kau lakukan, Manda?! Kau sengaja ingin membakar asrama hah?!” bentak Pak Kepala.

Tak ada yang bisa Manda katakan selain, “Maaf, Pak Kepala ... a-aku tadi .... ”

“Tadi kau pergi menyelinap dan keluar asrama di saat jam malam lalu meninggalkan microwife dalam keadaan menyala begitu?! Manda! Kau telah melanggar banyak sekali peraturan di asrama!”

Jangan tanya. Bukan hanya dimarahi oleh Pak Kepala Asrama, tapi semua orang pun kini mulai menatap sinis pada Manda. Bahkan beberapa orang tanpa sungkan mengatakan, “Hhhh, dasar pengacau! Untung saja gedung asrama kita tidak terbakar!”

Mau bagaimana lagi? Nyatanya Manda memang salah. Dengan kepala tertunduk ia pun mengatakan, “Maafkan aku. Tapi ... aku tidak sengaja melakukan itu. Tadi tiba-tiba aku melihat ada .... ”

“Aku tidak mau dengar semua alasan darimu! Bukankah kau sangat suka keluyuran di malam hari? Jadi sebagai hukuman, mulai besok kau harus menjaga gerbang selama seminggu!”

“What! Apa dia sudah gila? Bagaimana mungkin memintaku menjaga pintu gerbang di malam hari? Aku bertugas di siang hari lalu harus berjaga juga di malam hari. Itu kerja rodi namanya!” batin Manda.

Sudah pasti Manda berusaha untuk bernegosiasi karna bekerja seharian tentu tak ia inginkan. “Ta-tapi, Pak .... ”

Sayangnya pak kepala tidak mau mendengarkan Manda dan kembali berkata, “Sudah kubilang aku tidak mau dengar semua alasanmu! Atau kau mau aku melporkan semua ini pada Tuan Murphi?!”

“Ja-jangan, Pak! Baiklah-baiklah aku akan melakukan apa yang kau minta,”

Tak punya pilihan maka terpaksa Manda pun menerima hukuman dari pak kepala asrama. Untungnya malam ini ia masih diberi dispensasi. Meski kamarnya masih menyisakkan bau terbakar, tapi setidaknya Manda masih bisa tidur dengan tenang karna hanya bagian dapur saja yang terbakar.

*Keesokkan harinya.*

Karna kejadian semalam Manda bahkan belum makan dari kemarin. Jangan tanya. Tentu saja perutnya mulai keroncongan karna sangat lapar. Sialnya lagi, hari ini ia bangun kesiangan. Akhirnya Manda pun tidak sempat untuk membeli sarapan.

“Ya Tuhan ... kasihanilah aku dan berilah aku makanan!” batin Manda.

Lalu tiba-tiba, sebuah tangan dengan sepotong pizza terulur di hadapan Manda. Dan ternyata, itu adalah Colin yang saat ini sedang berdiri di hadapan Manda seraya menyodorkan sepotong besar pizza dengan aroma yang sepertinya enak.

“Kenapa malah bengong begitu?! Kau mau apa tidak?! Kalau tidak akan kuberikan pada yang lainnya!” bentak Colin.

“Ja-jangan, Pak! M-maksudku ... terimakasih, Pak,” kata Manda dengan senyum yang dipaksakan.

Oh astaga! Manda tidak menyangka kalau doanya akan terkabaul dengan cepat. Setidaknya meski sepotong pizza dan segelas kopi sudah cukup untuk mengganjal perutnya sampai nanti siang. Namun Manda merasa heran dengan sikap sang atasan pagi ini. Bahkan meski sudah dua tahun dia menjadi atasannya, baru hari ini dia melihat Colin membagikan makanan pada mereka semua.

“Semoga saja ini bukan karna semalam kepalanya baru terbentur. Tapi apapun itu yang penting pagi ini perutku aman.” Batin Manda.

“Kalau sudah selesai makan, cepat ke ruanganku! Jika dalam aktu lima menit belum juga datang, maka akan kuturunkan jabatanmu!” ketus Colin.

“Ha?! Lima menit? Sengaja sekali si Vampir ini menyiksaku.”

 Terpaksa Manda menjejalkan semua pizza ke dalam mulutnya dan berusaha mengunyah dengan cepat. Untung saja ia tidak tersedak karna makan pizza dengan buru-buru. Meski begitu tetap saja ia masih menggerutu.

“Kalau sampai itu terjadi dan aku mati karna tersedak pizza, maka yang akan pertama kali kuhantui dan kucekik adalah Colin!”

Sebenarnya, pagi ini Colin melihat Manda yang nampak lesu sejak datang. Ia sengaja tidak bertanya karna Colin tau kenapa manda jadi seperti itu. Ternyata semalam Pak Kepala Asrama mepaorkan kejadian terbakarnya kamar asrama Manda pada Colin.

Bahkan Colin pun tau kalau pagi ini anak buahnya itu bahkan belum makan. Karna itu ia membeli beberapa kotak pizza ukuran jumbo yang sengaja ia bagi-bagikan pada semua bawahannya termasuk Manda.

Namun setelah memberikan pizza dan segelas kopi pada Manda, Colin nampak tersenyum miring penuh misteri sambil berlalu. Entah apa yang ada di kepala Colin, tapi sepertinya ia menrancanakan sesuatu untuk Manda.

Bab terkait

  • Mata Ketiga Manda    Ke Gala Hollywood

    Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj

  • Mata Ketiga Manda    Aku Dan Penglihatanku

    “Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma

  • Mata Ketiga Manda    Tewasnya Sang Actris

    “Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt

  • Mata Ketiga Manda    Didatangi Arwah Nicol

    Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac

Bab terbaru

  • Mata Ketiga Manda    Ke Gala Hollywood

    Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj

  • Mata Ketiga Manda    Asrama Kebakaran!

    “Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka

  • Mata Ketiga Manda    Didatangi Arwah Nicol

    Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac

  • Mata Ketiga Manda    Tewasnya Sang Actris

    “Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt

  • Mata Ketiga Manda    Aku Dan Penglihatanku

    “Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma

DMCA.com Protection Status