Sang Penata Rias

Sang Penata Rias

last updateLast Updated : 2022-05-08
By:  Juni SariOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
55Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kisah ini bermulai dari pertemuan seorang gadis bernama Jaeryn Salim yang sedang mengejar impiannya menjadi seorang penata rias, dan seorang solois terkenal bersuara emas serta berpenampilan nyaris sempurna bernama Geraldy Pratama di agensi Horas Entertaiment. Saat itu agensi sedang sangat membutuhkan seorang penata rias untuk Geraldy, karena penata rias sebelumnya mendadak resign. Hal seperti ini tidaklah asing, telah banyak penata rias sebelumnya yang resign karena merasa diteror hal mistis saat berdekatan dengan Geraldy. Geraldy sendiri memang memiliki kemampuan gaib seperti telekinesis yang ia dapat dari almarhum ayah kandungnya. Karena kepepet, Jaeryn yang belum punya pengalaman pun berhasil diterima karena mengajukan lamaran di saat yang tepat. Setelah bekerja sama dengan Geraldy, Jaeryn juga memiliki pikiran untuk resign. Alasannya pun dikarenakan Jaeryn terus dihantui berbagai hal mistis. Ditambah lagi, sikap Geraldy yang kerap kali membuat Jaeryn binggung. Terkadang Geraldy dingin dan aneh, tetapi ia juga perhatian. Hal ini membuat Jaeryn kehabisan akal ketika menghadapi sikap Geraldy yang berubah-ubah. Namun demi mimpinya, Jaeryn tetap berusaha melanjutkan karirnya. Apalagi Jaeryn turut kecipratan ketenaran seorang Geraldy. Selama bekerja sama dengan Geraldy, Jaeryn perlahan-lahan mengetahui rahasia di balik keanehan Geraldy. Bahkan aib keluarganya yang tidak Jaeryn ketahui seutuhnya turut terkuak.

View More

Chapter 1

BAB 1 - BERAWAL DARI MIMPI

JAERYN SALIM

Jaeryn! Jaeryn! Jaeryn!” suara sorakan fans terdengar kencang saat aku hendak menaiki panggung. Malam ini, aku akan melakukan siaran langsung dari studio Okay Tv.

“Halo semuanya ... namaku Jaeryn.” Aku menyapa sambil melambaikan tangan ke kamera dan membungkuk memberi hormat kepada penonton.

“Aku akan mempraktekkan makeup natural ala cewek jepang. Makeup ini akan memberikan hasil yang sempurna bagi kalian pecinta no makeup look. Makeup ini akan membuat kulit kalian terlihat super mulus tanpa terkesan cakey.”

“Pertama-tama ... kalian harus menyemprotkan toner, agar kulit kalian menjadi lembab,” ucapku sembari menyemprotkan toner ke wajah. Tetapi entah mengapa, saat itu aku malah merasa sekujur tubuhku ikutan basah oleh karena butiran-butiran cairan toner yang berterbangan tertiup angin.

“Woi! Bangun Jaeryn! Sekarang sudah siang! Udah nganggur bukannya bantuin Bunda jualan di depan! Malah molor aja. Bunda mau boker, nih!” bentak bunda yang membuyarkan mimpi indahku. Ternyata Bunda membangunkanku sambil menyipratkan air.

“Ah ... Bunda ... padahal aku tadi lagi mimpi jadi makeup artist terkenal,” jawabku sembari mengacak rambut.

“Haduh! Buang jauh-jauh mimpimu itu. Buktinya sampai hari ini kamu belum juga dipanggil untuk kerja, kan? Lamaran yang kamu bikin itu hanya buang-buang kertas saja. Kasihan pohon-pohon yang tertebang karena lamaran gak berguna kamu."

“Ih ... apaan, sih! Katanya mau boker? Yaudah sana,” jawabku sambil mengusir Bunda.

Aku pun beranjak ke depan untuk menjaga toko sembari meratapi nasibku yang masih jadi pengangguran. Aku sudah banyak melamar ke berbagi agensi artis untuk berkeja sebagai penata rias di sana. Ini sudah bulan kelima semenjak aku lulus SMA serta mencoba peruntunganku. Dan hari ini, aku masih begini-begini saja. Bangun siang lalu membantu Bunda berjualan di toko kosmetik yang telah dirintis orang tuaku sejak 22 tahun silam. Lebih tepatnya Ayahku. Tetapi karena Ayah dan Bundaku memutuskan untuk bercerai 5 tahun lalu, toko kosmetik ini diambil alih oleh Bunda. Lewat penghasilan dari toko kosmetik ini lah, kami bergantung untuk melanjutkan hidup.

Bosan rasanya jika hidupku hanya begini saja, hanya mampu mengeluh akan keadaan. Sambil meneguk segelas air putih di hadapanku, aku berdoa agar impiaku menjadi seorang penata rias dapat segera terwujud.

Di sela-sela aku berkeluh kesah, seorang pembeli yang masih memakai seragam SMA masuk ke dalam toko.

“Hai Kak, aku mau nyari lipstick yang warnanya natural. Mau aku pakai ke sekolah soalnya. Takut ketahuan guru. Hehehe ...”

“Kalau gitu kamu pakai lipbalm merk Noki-Noki aja. Nih ... aku ajarin kamu caranya supaya nggak ketahuan guru. Pertama-tama kamu pakai dulu ke bibir lalu diamkan selama 5 menit. Setelah itu, hapus pakai tisu. Nanti bibirmu akan merah alami,” jelasku panjang lebar.

“Wah ... gitu, ya, Kak? Oke lah! Kalau gitu aku coba satu.”

“Ashiaaap ... ini harganya 18 ribu, ya,” ucapku sambil menaruh lipbalm itu ke dalam kantung plastik.

“Sip ... makasih, ya, Kak,” ucap pelajar itu sembari membayar. Dia pun pergi meningalkan toko.

Karena merasa sangat lapar, aku pun bergegas ke dapur untuk mengambil sarapan. Tetapi langkahku terhenti karena ponselku berdering. Aku pun memutar langkahku untuk melihat siapa yang menelepon, dan ternyata panggilan itu dari nomor yang tidak aku kenal.

“Yaudalah angkat aja,” pikirku.

“Halo ...”

“Halo ... apa benar ini dengan Mbak Jaeryn?” tanya si penelepon dengan nada ramah.

“Iya benar, saya sendiri. Dengan siapa, ya?” tanyaku kembali.

“Mbak Jaeryn, saya Rudi dari Horas Entertainment. Saya ingin memberi kabar bahwa Mbak diundang untuk uji tes kemampuan ke kantor kami pada hari senin pukul 10 pagi. Apakah Mbak Jaeryn berkenaan untuk hadir?”

“Hah! Saya mas? Saya diundang tes? Tentu saja saya akan hadir,” ucapku antusias.

“Bagus sekali. Tetapi syaratnya Mbak Jaeryn harus membawa bahan praktek Mbak sendiri, ya. Mbak akan praktek langsung bersama artis yang nantinya akan berkerja sama dengan Mbak, jika Mbak diterima,” jelas Mas Rudi.

“Baik Mas Rudi. Saya akan menunjukkan kemampuan terbaik saya. Terima kasih banyak.”

“Ditunggu kehadirannya Mbak Jaeryn,” tutup Mas Rudi.

Aku senang setengah mati setelah mendengar kabar baik itu. Aku pun langsung menyambar kamar mandi untuk memberi tahu Bunda.

“Wah, gila! Bunda!” teriakku sembari menggedor pintu kamar mandi.

Bunda pun keluar dengan wajah kesal akibat kebisingan yang aku timbulkan. Bunda mulai bertanya mengapa aku begitu heboh. Kujelaskan padanya bahwa aku diundang uji tes kemampuan hari senin. Dan tak lupa pula kuberitahu bahwa aku mungkin akan mengambil beberapa bahan makeup dari toko.

Namun, reaksi Bunda sedikit mengecewakanku. Bunda pikir, semua itu hanyalah panggilan dari orang yang iseng. Atau mungkin hanyalah percobaan penipuan. Aku kesal mendengar ucapan bunda yang sama sekali tidak mendukung apalagi mendoakan. Tapi, aku tidak akan menyerah kali ini. Aku akan segigih mungkin, seakan-akan aku akan mati besok.

Daripada meratapi nasibku yang tidak mendapatkan dukungan, aku lebih baik memikirkan look apa yang sebaiknya aku tunjukkan pada hari senin nanti. Tapi, aku baru tersadar bahwa aku tidak tahu siapa artis yang dimaksud Mas Rudi. Jika aku tahu siapa artis itu, tentu akan lebih mudah bagiku. Agar aku juga tidak perlu terlalu banyak berlatih untuk look yang mungkin tidak cocok dengan artis itu.

***

Di dalam kamar, aku sibuk mengotak-atik komputerku.

“Artis yang bernaung di bawah Horas Entertainment.”

Aku mengetik kata kunci itu pada g****e, berusaha mendapatkan ide yang bagus. Muncullah kumpulan nama yang aku cari. Aku pun membuka gambar mereka satu per satu. Sialnya, tidak ada satu pun dari mereka yang aku kenali. Karena jujur saja, aku bukanlah pecandu musik atau hiburan televisi.

Setelah berjam-jam berselancar di internet, aku mulai menyerah. Anehnya tidak ada satu pun ide yang muncul di kepalaku. Tetapi sebelum aku mematikan komputer, aku memutuskan untuk menyelidiki nama terakhir pada daftar panjang orang-orang yang bernaung di bawah Horas Entertainment.

“Oh ... jadi ini yang namanya Geraldy,” gumamku sambil menatap layar komputerku.

Aku kembali teringat masa SMA. Teman-teman sekelasku tidak henti-hentinya mengucapkan nama itu setiap hari. Dan hari ini akhirnya aku mengetahui, apa alasan di balik kekaguman itu. Ternyata ketampanan Geraldy memang tampak tidak manusiawi. Bahkan aku mendadak jadi punya ide bagus.

Aku akhirnya memutuskan untuk membaca biodatanya karena penasaran. Aku tertawa kecil karena merasa terlambat mengagumi Geraldy. Biodatanya yang terpampang di komputer, merangkum lengkap jejak-jejak kelahirnya di bumi ini.

BIODATA GERALDY

Nama Lengkap: Geraldy Pratama

Tempat & Tanggal Lahir: Russia, 9 Desember 1998

Zodiak: Capricorn

Pekerjaan: Penyanyi dan Penulis Lagu

Tahun Aktif: 2018 -  sekarang

Label: Horas Entertainment

Aku akhirnya tahu alasan mengapa Geraldy begitu tampan. Ternyata Geraldy adalah blasteran. Aku sangat berharap kalau artis yang akan berkerja sama dengaku itu adalah benar Geraldy. Sebab, wajah Geraldy benar-benar memberiku begitu banyak inspirasi. Tapi, mau bagaimanapun aku harus mempersiapkan look cadangan. Untuk jaga-jaga apabila nanti artis yang dimaksud Mas Rudi bukanlah Geraldy.

***

Waktu bergulir cepat, hari senin pun tiba. Aku mengawali hari dengan penuh semangat meskipun semalam aku tidak bisa tidur nyenyak karena terlalu khawatir. Aku merias wajahku sesempurna mungkin, guna mempercantik diri sekaligus menunjukkan bakat. Aku harus tampil dengan penampilan yang tidak terkesan berlebihan, tetapi tetap terlihat sebagai sosok yang profesional. Kesan pertama sangat penting bagiku.

Aku berjalan ke ruang depan untuk mengambil beberapa alat makeup di toko. Aku menoleh ke arah bunda sembari tersenyum, tetapi bunda sama sekali tidak membalas senyumanku. Sembari membuka rak kaca aku berkata,

“Bunda aku ambil foundation yang merk Noki-Noki, ya.”

“Kenapa bawa yang mahal? Belum tentu diterima juga, kan. Bikin rugi aja kamu ini,” ucap bunda yang sukses membuatku patah semangat.

“Iya, maaf bunda. Tetapi memulai karir, kan, memang perlu modal. Nanti Jaeryn ganti, deh, kalau sudah punya uang,” balasku dengan nada lemas.

Aku menghela nafas panjang. Entah mengapa Bunda tidak pernah mau mendukung impianku sebagai penata rias. Aku sangat tidak paham mengapa bunda seperti itu. Apa karena Ayah? Aku menghela nafas lagi.

***

Aku memutuskan untuk menaiki taxi online menuju gedung Horas Entertainment. Sepanjang perjalanan, aku jantungan setengah mati. Aku menebak-nebak bagaimanakah nasib impianku setelah ini. Apakah kali ini aku akan berhasil ataukah gagal?

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya aku tiba di depan gedung Horas Entertainment. Gedung itu menjulang tinggi, setinggi harapanku. Di depan gedung, terpampang luas pamflet dengan wajah karismatik Geraldy.

“Dia pasti artis kebangaan Horas Entertainment,” gumamku.

Aku lantas memasuki gedung Horas Entertainment dan segera mengampiri meja informasi. Segera kutanyakan pada staff di balik meja informasi itu, bagaimana caranya agar aku dapat bertemu dengan Mas Rudi. Awalnya staff itu menatapku ragu, tapi akhirnya ia menunjukkan jalannya padaku setelah aku menceritakan apa tujuanku menemui Mas Rudi.

Aku diarahkan untuk naik ke lantai 5 gedung ini. Dan setelah sampai di lantai 5, aku harus mencari sebuah ruangan yang bertuliskan kamar rias.

Pintu lift pun terbuka saat aku telah tiba pada lantai 5. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari kamar rias, tetapi tidak juga aku temukan. Aku memutuskan untuk berjalan sampai ke ujung lorong. Akhirnya, aku menemukannya!

“Tok ... tok … tok ...”

Aku mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan kamar rias itu. Seorang pria  membukakan pintu untukku dan berkata, “Mbak Jaeryn, kan?”

 Aku mengiyakan sembari mengikuti ajakannya memasuki ruangan itu. Di dalam ruangan, terjejer rapi meja-meja rias berserta lampu bercahaya kuning untuk membantu penerangan. Ada seorang pria lainnya di sana, ia duduk membelakangiku sambil menggunakan headset. Setelah kuintip layar ponselnya, dia sedang bermain game. Ku tebak pria ini adalah artis yang nantinya akan bekerja sama denganku.

“Pagi Mbak Jaeryn … saya Rudi yang menelepon kemarin,” ucap Mas Rudi sambil menyodorkan tanganya untuk aku jabat. Aku pun melayani jabatan tangan itu. Kemudian Mas Rudi menepuk pundak pria yang duduk membelakangiku itu. Dia sedaritadi juga tidak menyadari kedatanganku. Pria itu pun menoleh cepat.

“Geraldy?!” Jeritku dalam hati. Aku tertohok menatap Geraldy tanpa berkedip.

Tak bisa kupercaya bahwa pria itu adalah Geraldy. Iya … itu benar adalah Geraldy, seorang pria yang memiliki paras tampan yang tidak manusiawi.

Geraldy pun segera melepaskan headsetnya dan berhenti bermain game setelah menyadari kedatanganku. Geraldy beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiriku. Dia benar-benar tidak terlihat seperti seorang manusia, wujudnya itu terlalu sempurna untuk disebut sebagai seorang manusia. Tubuhnya berotot tebal dan bahunya lebar. Kulitnya sangat mulus dan kilat persis seperti yang kulihat dari foto. Ketika dia berdiri di depanku untuk berkenalan, aku tebak tingginya pasti diatas 185cm. Matanya sangat besar serta bersinar, hidungnya pun mancung bagai menantang, lalu bibirnya tebal dan juga berwarna segar.

“Kita langsung mulai saja,” ucap Geraldy tidak ingin basa basi. Aku mulai merasa canggung karena Geraldy tampak seperti orang yang tidak bersahabat. Rasa kagumku padanya menjadi runtuh seketika.

Aku memutuskan untuk menyusun alat makeup yang aku bawa satu per satu ke atas meja rias. Sebelum aku memulai aksiku, Mas Rudi meyemangatiku dengan berkata, “Santai aja, ya … jangan grogi.”

Aku menatap wajah Geraldy yang memberikan ekspresi dingin kepadaku. Aku bertanya kepadanya kira-kira hasil makeup seperti apa yang dia inginkan. Dia menoleh ke arahku dengan tatapan yang sangat tajam. Aku menangkap arti tatapan itu, dia tidak ingin menjawab pertanyaanku. Dengan rasa kesal, aku pun memulai pekerjaanku dengan mengoleskan pelembab pada wajahnya. Geraldy pun memejamkan matanya sembari mencoba untuk tertidur.

Setelah 1 jam berlalu, akhirnya pekerjaanku selesai dengan sempurna. Aku puas dengan hasil riasanku.

“Udah selesai, nih,” ucapku sambil mundur selangkah. Geraldy pun membuka matanya dan mulai berkaca. Dia pun masih tidak mengucapkan sepatah kata pun kepadaku.

“Bagus, nih … Geraldy jadi terlihat semakin karismatik,” puji Mas Rudi. Aku tersenyum lega mendegar ucapan itu. Aku semakin percaya diri kalau aku akan diterima bekerja.

Tiba-tiba Geraldy beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil ponsel, tas dan jaket bewarna coklat yang tergantung di balik kursi. Dia meninggalkan kamar rias begitu saja. Lebih tepatnya dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan biasanya kalau seseorang tidak meyukai hasil riasanku, mereka akan memaki. Tapi ini pertama kalinya ada seseorang yang pergi begitu saja tanpa mengkritik atau bahkan memuji. Aku terheran-heran dengan sikap Geraldy.

Mas Rudi pun segera meluruskan situasi dengan berkata “Jika Geraldy tidak bilang apa-apa berarti dia menyukainya. Mulai besok, Mbak Jaeryn sudah resmi bekerja pada Horas Entertainment. Selamat bergabung, ya, Mbak Jaeryn.” Mas Rudi menjabat tanganku sekali lagi.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
X-b1gz
hebaaaaattt
2022-05-26 23:05:58
0
user avatar
X-b1gz
mantaaappp
2022-05-26 23:05:52
0
user avatar
X-b1gz
good novel
2022-04-30 03:25:06
0
user avatar
X-b1gz
sangat bagus walaupun ga pernah baca
2022-04-30 03:25:00
0
user avatar
X-b1gz
hebat sekali
2022-04-30 03:24:45
0
user avatar
X-b1gz
maaaanntaaaaapppp
2022-04-30 03:24:38
0
user avatar
Za Do
keren ceritanya. kpn upnya kak
2022-04-03 12:07:35
0
55 Chapters
BAB 1 - BERAWAL DARI MIMPI
JAERYN SALIM   “Jaeryn! Jaeryn! Jaeryn!” suara sorakan fans terdengar kencang saat aku hendak menaiki panggung. Malam ini, aku akan melakukan siaran langsung dari studio Okay Tv. “Halo semuanya ... namaku Jaeryn.” Aku menyapa sambil melambaikan tangan ke kamera dan membungkuk memberi hormat kepada penonton. “Aku akan mempraktekkan makeup natural ala cewek jepang. Makeup ini akan memberikan hasil yang sempurna bagi kalian pecinta no makeup look. Makeup ini akan membuat kulit kalian terlihat super mulus tanpa terkesan cakey.” “Pertama-tama ... kalian harus menyemprotkan toner, agar kulit kalian menjadi lembab,” ucapku sembari menyemprotkan toner ke wajah. Tetapi entah mengapa, saat itu aku malah merasa sekujur tubuhku ikutan basah oleh karena butiran-butiran cairan toner yang berterbanga
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more
BAB 2 - GANTENG TAPI NORAK
Perasaanku campur aduk, aku tidak tahu harus merasa sedih atau senang. Di satu sisi aku senang dengan fakta bahwa aku diterima bekerja. Tetapi rasanya bukan hal yang bagus jika harus bekerja sama dengan seseorang yang selalu bersikap dingin seperti Geraldy.Karena pikiranku sedikit kalut, aku pun memutuskan pergi ke café untuk duduk santai sembari menenangkan diri. Ku pesan satu gelas besar jus mangga dingin untuk mendinginkan kepalaku yang panas karena tingkah tak lazim Geraldy tadi pagi. Aku mulai menyesali doaku yang meminta untuk dapat bekerja sama dengan Geraldy. Kini, wajah tampannya itu tidak spesial lagi di mataku.Sembari menyeruput jus mangga, aku menatap layar televisi yang terpampang jelas di depanku. Tulisan Okay Tv tertera pada sudut kanan layar televisi, dan tulisan Fav Plasylist tertera pada sudut kiri layar televisi. Ku tebak ini adalah acara yang menampilkan kumpulan tangga lagu yang menjadi juara pekan ini.Ternyata tebakanku s
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
BAB 3 - HOROR YANG SESUNGGUHNYA
Akhirnya mulai hari ini aku resmi bekerja untuk Horas Entertainment. Aku tertegun melihat orang-orang di sini bekerja begitu keras. Mereka berjalan dengan langkah kaki yang sangat cepat, bahkan terkesan terburu-buru. Dan aku masih saja dengan langkahku yang lamban dan terkesan tidak ikhlas. Aku bahkan menekan tombol lift dengan lesu.Untuk memasuki lift, aku harus mengarahkan barcode yang tertera pada tanda pengenal yang aku kalungi. Tanda pengenalku itu bertuliskan ‘Jaeryn Salim – Makeup Artist’.Setelah beberapa saat di dalam lift, aku bertemu dengan beberapa staff lainnya. Aku ingin menegur, tetapi mereka sedang sibuk berbincang ria. Mereka mengosipkan pria idaman mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Geraldy. Mereka merasa begitu bersyukur dapat bekerja di sini dan dapat sering bertemu dengan Geraldy. Mereka mengakui bahwa sikap dingin yang ditunjukkan oleh Geraldy adalah sebuah pesona yang sangat mematikan. Pesona yang harus dimiliki
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
BAB 4 - MENGUAK
 “Ya, begitulah. Dari gosip yang kudengar, dulu ayah tirinya Geraldy adalah seorang penata rias untuk ibunya. Dulu zamanya kita masih kecil, ibunya adalah artis papan atas. Setelah ayah kandung Geraldy meninggal karena bunuh diri, sang ibu memilih untuk menikah dengan penata riasnya sendiri. Mau tidak mau, Geraldy jadi punya ayah tiri, deh. Bahkan seluruh kekuasaan diserahkan kepada ayah tirinya Geraldy, sedangkan sang Ibu memilih untuk pensiun dari dunia hiburan dan memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup dengan jalan-jalan,” sambung Daniel memperjelas pernyataannya tadi.Senyuman kecil yang kaku aku guratkan pada bibir. Tak kusangka latar belakang Geraldy tidak sesempurna bayanganku. Ayah yang bunuh diri? Sungguh tak terbayang jika hal itu terjadi kepadaku.Salah satu fakta baru tentang Geraldy kutelan bersamaan dengan nasi putihku siang ini.Aku pun berterima kasih kepada Daniel karena sudah menemaniku makan siang, dan telah memberit
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
BAB 5 - SATU TENDA
Jam menunjukkan pukul 7 malam, Geraldy akhirnya mendapatkan break untuk makan malam. Aku pun memutuskan untuk makan malam juga, karena sepertinya shooting ini akan berakhir larut.“Duduk di sini aja Jaeryn.” Mas Rudi mengajakku duduk di sebelahnya untuk berbagi makanan.“Malam ini kita semua bakalan bergadang. Soalnya shooting harus lanjut sampai subuh,” ungkap Mas Rudi memberikan informasi.“Hah?” Aku hampir tersedak.“Iya, udah kejar tayang, nih, dramanya. Terpaksa harus lanjut sampai subuh. Kalau kamu ngantuk, kamu bisa tidur sebentar di tenda Geraldy. Soalnya tenda di sini terbatas. Nanti kalau lagi perlu kamu, aku bangunin, deh,” jelas Mas Rudi.Mendengar hal itu, aku menjadi tidak berselera menelan makan malamku.“Berada di sini sampai subuh? Bersama Geraldy? Menggunakan tenda Geraldy? Yang benar saja!” batinku.Namun mau bagaimana la
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
BAB 6 – BUNYI PONSEL
Aku menyusun alat makeup ke dalam tas sambil tertunduk murung. Mataku sudah berkaca-kaca, aku tak mampu berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Rasanya aku benar-benar ingin menumpahkan semua air mata setelah Geraldy kembali memulai shooting. Setelah bercermin untuk melihat hasil riasan, Geraldy bergegas membuka kancing tenda. Tetapi sebelum ia beranjak ke luar, ia menatapku terlebih dahulu. Karena merasa sedang diperhatikan, aku lantas menegakkan kepala dan menatap tepat pada matanya. Tanpa basa-basi Geraldy mengusap area mataku dengan ibu jarinya. Aku spontan memundurkan tubuhku karena kaget. Setelah itu Geraldy langsung beranjak ke luar dari tenda tanpa berbicara. Aku semakin tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Geraldy. Dia bersikap kasar kepadaku dan tidak meminta maaf. Tetapi dia tiba-tiba mengusap mataku saat menyadari bahwa hatiku terluka. “Maksud dia apa, sih?” Apa yang sebenarnya sedang Geraldy renca
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more
BAB 7 - SAKIT
Sinar matahari menembus tenda, aku dapat merasakan kehangatannya. Serta merta aku merasa aneh mengapa ada sesuatu yang berat menindih pahaku. Aku menghela nafas dan akhirnya mencoba membuka mataku. Aku berusaha menoleh ke kanan, tapi silau sekali. Akhirnya kuputuskan untuk meraba hal berat yang menindih pahaku.“Hah? Kok ada paha?” Gumamku binggung.Aku membuka lebar mataku sekali lagi. Kali ini aku mengambil posisi setengah duduk. Oh tidak! Aku ketiduran lagi dan Geraldy menumpang paha kanannya di atas pahaku. Dengan perlahan, aku berusaha menyingkirkan pahanya yang sedaritadi menindihku.Aku mengecek ponsel, sudah jam 8 pagi. Tak bisa kupercaya semalam aku benar-benar ketiduran. Lebih tepatnya menjelma menjadi mayat yang masih bernafas.“Ah, kepalaku sakit sekali.”Aku berusaha mengingat kejadian tadi malam.  Padahal aku merasa tidak mencoba untuk tertidur. Dan anehnya, Mas Rudi sama sekali
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
BAB 8 - DIKIRA AKUR
“Hapus fotonya!” aku merengek kepada Geraldy.Aku tak lagi peduli jika nanti Geraldy akan memakiku. Saat ini yang lebih penting adalah nama baikku. Jangan sampai Geraldy menggunakan foto itu untuk hal yang tidak-tidak.“Tangkap aku kalau bisa,” tantang Geraldy.Aksi kejar-kejaran pun tidak terelakkan. Ku kerahkan semua tenagaku untuk merebut ponsel milik Geraldy. Aku harus menghapus foto itu dengan tanganku sendiri. Dan tanpa kami sadari, kami berdua kejar-kejaran seperti anak TK.“Sini!” perintahku.Ketika berusaha sekuat tenaga untuk merebut ponsel Geraldy dan kesusahan karena dia sangat tinggi, seketika aku menyadari bahwa kami tengah dijepret oleh seseorang. Ya ampun, aku lupa kalau fans Geraldy pasti sedang memperhatikan dan menjepret kami.Aku yang tadinya berniat menjaga nama baikku, kini mungkin telah memperburuk situasi. Jangan-jangan setelah ini akan ada gosip yang mencuat!Karena takut se
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more
BAB 9 - UWUPHOBIA
Orang bilang, apabila kita bermimpi tersesat di hutan, maka mimpi itu melambangkan bahwa seseorang yang kita anggap baik, nyatanya adalah seseorang yang buruk. Apakah semua ini adalah pertanda? Apakah ini tentang Mas Rudi? Atau justru Geraldy?Namun, aku yakin sekarang ini tidak sedang terjebak dalam mimpi.Aku yakin bahwa jari-jari hangat yang sedang melingkar pada lenganku, adalah benar jari manusia. Meskipun pria yang masih terus memegangiku saat ini, tampak seperti pria yang ada di dalam dongeng. Seakan dia itu tidak nyata. Tetapi ini bukanlah mimpi!“Jaeryn, kamu gapapa?” panggilan Mas Rudi menjadi sihir yang mengubah segalanya kembali menjadi normal.“Iya, gapapa,” jawabku lesu.Meskipun yang kubalas adalah pertanyaan Mas Rudi, tetapi yang kutatap adalah wajah Geraldy. Sebab, entah bagaimana wajahnya itu seakan memiliki magnet yang membuatku tak bisa melepaskan pandangan.“Kalau masih nggak enak badan, kam
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
BAB 10 - FANS FANATIK
Aroma obat-obatan yang begitu tajam membuatku terbangun dari mimpi panjangku. Perlahan-lahan aku berusaha membuka mata, tetapi pandanganku sangat kabur. Kasur yang saat ini kutiduri pun terasa begitu asing. Seluruh tubuhku terasa sakit, seakan tulang-tulangku diremukkan. Dan benar saja, ketika aku membuka mataku untuk kedua kalinya, aku melihat samar bahwa beberapa bagian tubuhku tengah dibalut perban.Dapat kusadari jarum infus terpasang pada nadiku. Dapat pula kurasakan hangat tangan seseorang yang sedang memegangi erat jemariku. Sesungguhnya, ada di mana aku ini? Apakah rumah sakit? Tapi mengapa?"Jaeryn, kamu sudah sadar?" Terdengar bisikan suara seseorang yang bertanya kepadaku. Aku pun berusaha menatap tepat pada wajah orang itu. "Geraldy?" Gumamku lesu.Aku semakin binggung atas apa yang tampak di depan mataku saat ini. Mengapa ada Geraldy pagi-pagi begini? Apa jangan-jangan ....Argh, sial! Sepertinya aku pin
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status