“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”
Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.
Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.
Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri untuk bertanya pada Colin tentang apa yang sedang terjadi. “Um ... maaf Pak. Sebenarnya ada apa? Dan kita mau pergi ke mana?”
Tapi bukannya segera menjawab pertanyaan Manda, Colin malah menoleh dengan melotot. Dan seperti biasa ia pun mulai berkata dengan ketus, “Kenapa masih bertanya?! Bukankah sudah kukirimkan pesan padamu tadi pagi. Apa kau tidak membacanya?!”
Dengan wajah bodoh Manda pun menggelengkan kepala pelan karna ia memang belum membaca pesan dari Colin. Ia bahkan tidak tau kalau Colin mengirim pesan padanya. “M-maaf Pak. Se-sebenarnya ... ponselku tertinggal di rumah. Jadi aku tidak tau kalau Pak Murphi mengirim pesan padaku ....”
Sudah pasti Colin pun semakin kesal pada Manda. Ia pun semakin melotot dan mulai menunjuk ke arah Manda dengan kesal. Lalu ia pun mulai berkata, “Benar-benar keterlaluan kau ini! Ini adalah hal penting dan kau bahkan tidak tau apapun! Dengar Nona Anderson, kita akan pergi ke bendungan Niagara sekarang!”
“Apa? Aku yang bodoh atau Colin yang aneh? Katanya ada pekerjaan penting, tapi kenapa malah mengajakku ke bendungan Niagara? Jangan-jangan dia akan bunuh diri karna putus asa dengan hidupnya yang tidak bahagia.” Asumsi liar Manda dalam hati.
“Um ... tapi Pak, apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Manda dengan bingung.
“Menenggelamkanmu di sana! Ya sudah pasti ada pekerjaan Manda! Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan lagi padamu sekarang. Jadi diamlah dan kau akan tau ketika kita sampai di sana!”
“Dasar menyebalkan! Kalau aku tidak tau apa-apa jadi salah, bertanya pun salah. Kenapa aku harus bertemu dengan orang seperti dia sih?!” gerutu Manda.
Well, akhirnya mereka pun sampai juga di bendungan Niagara. Dan ia sedikit bingung karna sudah ada banyak Polisi berkumpul di sana. Bahkan lengkap dengan sebuah ambulans. Katika mereka datang, seorang Polisi dengan tubuh berperawakan jangkung kemudian datang menghampiri mereka.
Lalu dengan santainya Colin berkata padanya, “Hai, Sam. Jadi bagaimana?”
Lalu dengan tegas Polisi yang oleh Colin dipanggil Sam itupun berkata, “Dari yang berhasil kami identifikasi, korban adalah Nicol Simpson. Seorang warga menemukan jasadnya tersangkut tak jauh dari bendungan.”
Sejujurnya Manda sedikit terkejut mendengar Sam mengatakan bahwa Nicol Simpson ditemukan tewas. “Astaga! Hollywood pasti akan gempar dengan kabar ini.” batin Manda.
Bagaimana tidak? Nicol Simpson adalah seorang actris papan atas yang sangat tersohor di Hollywood. Bahkan, Manda adalah salah satu penggemarnya. Apalagi, saat ini Nicol sedang berada di puncak popularitasnya.
“Apa sudah diketahui penyebab kematiannya?” tanya Colin.
Sam mengeleng kemudian berkata, “Kami belum bisa memastikan penyebab kematiannya meski secara jelas dugaan mengarah bahwa Nicol tewas karna tenggelam. Saat ini tim vorensik akan membawanya untuk diotopsi.”
Benar saja. Tak lama beberapa tim forensik pun membawa sebuah kantong mayat yang pastinya berisi jenazah Nicol Simpson. Tapi ketika mereka akan memasukkan kantong mayat itu ke dalam ambulans, tiba-tiba Colin menghentikan mereka dan berkata bahwa ia ingin melihat kondisi jenazah.
Tak ada yang bisa menolak perintah Colin. Dan tim forensik pun membuka kembali kantong mayat itu untuk Colin. Bersama Colin Manda pun ikut mendekat untuk melihat mayat Nicol. Lalu Colin berbalik pada Manda dan ia berkata, “Manda, catat semua yang kukatakan!”
Seperti biasa tak ada yang bisa Manda katakan selain berkata, “Baik, Pak!”
Well, sepertinya Colin sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi mayat Nicol. Bagaimana tidak? Kondisi wanita cantik itu sekarang sangat mengenaskan. Wajah cantiknya bahkan nyaris tidak bisa dikenali karna jasadnya sudah membengkak dan hampir busuk.
Jika sudah seperti itu, tanda-tanda kekerasan akan sulit untuk ditemukan. Dan itu artinya, kami tidak bisa memastikan apakah Nicol tewas karna dibunuh atau mengalami kecelakaan.
Tak punya pilihan akhirnya Colin pun kembali menutup kantong mayat itu dan membiarkan tim forensik untuk membawanya. Tapi bukan Colin namanya kalau ia akan diam begitu saja tanpa melakukan apapun.
Mereka pun akhirnya menuju tempat kejadian perkara untuk mencari tanda penyebab kematian Nicol. Dari keterangan saksi yang menemukan mayat Nicol, ia mengaku melihat jasad Nicol tersangkut di sebuah batu yang letaknya tidak jauh dari bendungan.
“Menurutku, itu adalah hal yang aneh. Aku tidak tau kenapa tapi perasaanku mengatakan ada yang janggal di sini.” Batin Manda. Manda pun mulai memotret setiap jengkal dari tempat kejadian perkara seperti yang diperintahkan oleh Colin.
Lalu tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sepertinya tidak asing. Ia berdiri di antara kerumunan Polisi dan ia sedang menatap Manda dengan tajam. Untuk sesaat Manda pun terdiam dan mencoba mengingat siapa sosok itu. Hingga akhirnya ia ingat, “Nicol Simpson?!”
“Astaga! Kenapa dia ada di sini?” guman Manda heran.
Ya, sudah pasti dia adalah arwah Nicol. Jika arwah Nicol ada di sini, itu artinya ada sesuatu yang menahannya. Dari caranya menatap Manda sepertinya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Tapi apa yang ingin ia sampaikan?
Tanpa berpikir panjang Manda pun segera melangkahkan kakinya menuju kerumunan Polisi dan berharap bisa bicara dengan Nicol. Tapi anehnya, katika ia sampai Nicol sudah tidak ada lagi di sana. Manda mencoba untuk menemukannya ke segala arah tapi tetap saja ia tidak melihat keberadaan Nicol.
Hingga ketika sebuah tangan menepuk pundaknya dengan cukup keras dan membuat Manda sedikit terjingkat. Dengan cepat ia pun berbalik dan ternyata itu adalah Colin yang kini mulai berkacak pinggang dan memicingkan mata pada Manda.
“Bukankah seharusnya kau memotret TKP? Lalu apa yang kau lakukan di sini?!” bentak Colin.
“M-maaf, Pak. Tapi aku ... aku .... ”
“Aku ... aku apa?! Sudahlah! Ayo kita kembali karna tidak ada yang bisa lakukan di sini!”
Terpaksa Manda dan Colin pun kembali dengan tangan kosong. Tapi sepanjang perjalanan Manda terus memikirkan Nicol.
“Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Ya, aku tau maut memang bisa datang kapanpun. Tapi mati di tempat seperti itu tanpa ada yang tau adalah hal yang aneh mengingat dia adalah seorang yang terkenal.”
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri unt
“Tidak! Jangan! Ayah jangan pergi, jangaaaan!!!”Hosh! Hosh! Manda terengah dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ya, seperti yang sering sekali ia alami selama bertahun-tahun. Sering sekali Manda bermimpi tentang sebuah peristiwa tragis yang ingin sekali ia lupakan.Sebuah peristiwa di mana Ayah yang sangat ia sayang akhirnya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. stiap saat Manda selalu merasa bersalah dan selalu berkata, "Jika saja aku bisa mencegah Ayahku pergi saat itu, mungkin saat ini ia masih berada di sini bersamaku. Tapi apalah dayaku aku tidak bisa melawan kehendak takdir."Tapi yang membuatnya selalu dalam rasa bersalah adalah karna ia melihat dan mengetahui kalau Ayahnya akan mengalami kejadian naas itu. Ya, sejak umur lima tahun Manda mulai memiliki penglihatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia normal.Entah kenapa setelah ulang tahunnya yang ke lima Manda mulai melihat hal-hal yang saat itu ia mengira hanyalah sebuah khayalan. Kadang ia melihat makhluk-ma