“Astaga! Menyebalkan! Aku tidak mengerti kenapa semua yang kulakukan dan kukatakan selalu saja salah bagi Colin. Kurasa hidupnya sangat tidak bahagia sehingga dia membutuhkan sasaran untuk melampiaskan emosinya. Tapi kenapa harus selalu aku yang jadi korban amukkan si vampir itu?!”
Setelah Manda duduk di kursi depan seperti apa yang diperintahkan oleh Colin, mobil yang mereka tumpangi pun segera melaju. Manda tidak tau Colin akan membawanya kemana, dan ia juga tidak berani bertanya setelah Colin terus memakinya tanpa ampun.
Di tengah perjalanan, ternyata ponsel milik Colin berdering dan dengan santainya ia mengangkat panggilan telpon itu padahal jelas mengangkat telpon saat sedang berkendara adalah sebuah pelanggaran. Tapi Manda tidak tau kenapa wajah Colin berubah menjadi serius setelah ia berbicara dengan seseorang dalam panggilan telpon itu.
Bahkan Colin semakin mempercepat laju mobilnya seolah ada sesuatu yang sangat darurat. Karna sangat penasaran maka Manda memberanikan diri untuk bertanya pada Colin tentang apa yang sedang terjadi. “Um ... maaf Pak. Sebenarnya ada apa? Dan kita mau pergi ke mana?”
Tapi bukannya segera menjawab pertanyaan Manda, Colin malah menoleh dengan melotot. Dan seperti biasa ia pun mulai berkata dengan ketus, “Kenapa masih bertanya?! Bukankah sudah kukirimkan pesan padamu tadi pagi. Apa kau tidak membacanya?!”
Dengan wajah bodoh Manda pun menggelengkan kepala pelan karna ia memang belum membaca pesan dari Colin. Ia bahkan tidak tau kalau Colin mengirim pesan padanya. “M-maaf Pak. Se-sebenarnya ... ponselku tertinggal di rumah. Jadi aku tidak tau kalau Pak Murphi mengirim pesan padaku ....”
Sudah pasti Colin pun semakin kesal pada Manda. Ia pun semakin melotot dan mulai menunjuk ke arah Manda dengan kesal. Lalu ia pun mulai berkata, “Benar-benar keterlaluan kau ini! Ini adalah hal penting dan kau bahkan tidak tau apapun! Dengar Nona Anderson, kita akan pergi ke bendungan Niagara sekarang!”
“Apa? Aku yang bodoh atau Colin yang aneh? Katanya ada pekerjaan penting, tapi kenapa malah mengajakku ke bendungan Niagara? Jangan-jangan dia akan bunuh diri karna putus asa dengan hidupnya yang tidak bahagia.” Asumsi liar Manda dalam hati.
“Um ... tapi Pak, apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Manda dengan bingung.
“Menenggelamkanmu di sana! Ya sudah pasti ada pekerjaan Manda! Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan lagi padamu sekarang. Jadi diamlah dan kau akan tau ketika kita sampai di sana!”
“Dasar menyebalkan! Kalau aku tidak tau apa-apa jadi salah, bertanya pun salah. Kenapa aku harus bertemu dengan orang seperti dia sih?!” gerutu Manda.
Well, akhirnya mereka pun sampai juga di bendungan Niagara. Dan ia sedikit bingung karna sudah ada banyak Polisi berkumpul di sana. Bahkan lengkap dengan sebuah ambulans. Katika mereka datang, seorang Polisi dengan tubuh berperawakan jangkung kemudian datang menghampiri mereka.
Lalu dengan santainya Colin berkata padanya, “Hai, Sam. Jadi bagaimana?”
Lalu dengan tegas Polisi yang oleh Colin dipanggil Sam itupun berkata, “Dari yang berhasil kami identifikasi, korban adalah Nicol Simpson. Seorang warga menemukan jasadnya tersangkut tak jauh dari bendungan.”
Sejujurnya Manda sedikit terkejut mendengar Sam mengatakan bahwa Nicol Simpson ditemukan tewas. “Astaga! Hollywood pasti akan gempar dengan kabar ini.” batin Manda.
Bagaimana tidak? Nicol Simpson adalah seorang actris papan atas yang sangat tersohor di Hollywood. Bahkan, Manda adalah salah satu penggemarnya. Apalagi, saat ini Nicol sedang berada di puncak popularitasnya.
“Apa sudah diketahui penyebab kematiannya?” tanya Colin.
Sam mengeleng kemudian berkata, “Kami belum bisa memastikan penyebab kematiannya meski secara jelas dugaan mengarah bahwa Nicol tewas karna tenggelam. Saat ini tim vorensik akan membawanya untuk diotopsi.”
Benar saja. Tak lama beberapa tim forensik pun membawa sebuah kantong mayat yang pastinya berisi jenazah Nicol Simpson. Tapi ketika mereka akan memasukkan kantong mayat itu ke dalam ambulans, tiba-tiba Colin menghentikan mereka dan berkata bahwa ia ingin melihat kondisi jenazah.
Tak ada yang bisa menolak perintah Colin. Dan tim forensik pun membuka kembali kantong mayat itu untuk Colin. Bersama Colin Manda pun ikut mendekat untuk melihat mayat Nicol. Lalu Colin berbalik pada Manda dan ia berkata, “Manda, catat semua yang kukatakan!”
Seperti biasa tak ada yang bisa Manda katakan selain berkata, “Baik, Pak!”
Well, sepertinya Colin sedikit kesulitan untuk mengidentifikasi mayat Nicol. Bagaimana tidak? Kondisi wanita cantik itu sekarang sangat mengenaskan. Wajah cantiknya bahkan nyaris tidak bisa dikenali karna jasadnya sudah membengkak dan hampir busuk.
Jika sudah seperti itu, tanda-tanda kekerasan akan sulit untuk ditemukan. Dan itu artinya, kami tidak bisa memastikan apakah Nicol tewas karna dibunuh atau mengalami kecelakaan.
Tak punya pilihan akhirnya Colin pun kembali menutup kantong mayat itu dan membiarkan tim forensik untuk membawanya. Tapi bukan Colin namanya kalau ia akan diam begitu saja tanpa melakukan apapun.
Mereka pun akhirnya menuju tempat kejadian perkara untuk mencari tanda penyebab kematian Nicol. Dari keterangan saksi yang menemukan mayat Nicol, ia mengaku melihat jasad Nicol tersangkut di sebuah batu yang letaknya tidak jauh dari bendungan.
“Menurutku, itu adalah hal yang aneh. Aku tidak tau kenapa tapi perasaanku mengatakan ada yang janggal di sini.” Batin Manda. Manda pun mulai memotret setiap jengkal dari tempat kejadian perkara seperti yang diperintahkan oleh Colin.
Lalu tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sepertinya tidak asing. Ia berdiri di antara kerumunan Polisi dan ia sedang menatap Manda dengan tajam. Untuk sesaat Manda pun terdiam dan mencoba mengingat siapa sosok itu. Hingga akhirnya ia ingat, “Nicol Simpson?!”
“Astaga! Kenapa dia ada di sini?” guman Manda heran.
Ya, sudah pasti dia adalah arwah Nicol. Jika arwah Nicol ada di sini, itu artinya ada sesuatu yang menahannya. Dari caranya menatap Manda sepertinya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Tapi apa yang ingin ia sampaikan?
Tanpa berpikir panjang Manda pun segera melangkahkan kakinya menuju kerumunan Polisi dan berharap bisa bicara dengan Nicol. Tapi anehnya, katika ia sampai Nicol sudah tidak ada lagi di sana. Manda mencoba untuk menemukannya ke segala arah tapi tetap saja ia tidak melihat keberadaan Nicol.
Hingga ketika sebuah tangan menepuk pundaknya dengan cukup keras dan membuat Manda sedikit terjingkat. Dengan cepat ia pun berbalik dan ternyata itu adalah Colin yang kini mulai berkacak pinggang dan memicingkan mata pada Manda.
“Bukankah seharusnya kau memotret TKP? Lalu apa yang kau lakukan di sini?!” bentak Colin.
“M-maaf, Pak. Tapi aku ... aku .... ”
“Aku ... aku apa?! Sudahlah! Ayo kita kembali karna tidak ada yang bisa lakukan di sini!”
Terpaksa Manda dan Colin pun kembali dengan tangan kosong. Tapi sepanjang perjalanan Manda terus memikirkan Nicol.
“Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Ya, aku tau maut memang bisa datang kapanpun. Tapi mati di tempat seperti itu tanpa ada yang tau adalah hal yang aneh mengingat dia adalah seorang yang terkenal.”
Hari yang sangat melelahkan. Manda merebahkan dirinya di atas tempat tidur meski ia bahkan masih memakai seragam dan sepatu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah kebiasaannya dan sulit bagi Manda untuk merubahnya.Tapi musim panas ini semakin membuatnya jengkel saja. Bagaimana tidak? Meski matahari sudah tenggelam seperti saat ini, rasa gerah membuat tubuh semakin tersiksa. Terpaksa Manda pun harus beranjak dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Benar saja. Ia pun merasa sangat nyaman sekali ketika air dingin mulai mengguyur tubuh. Dan sepertinya Manda akan lebih lama berada di kamar mandi. Sembari mulai bersenandung dengan suaranya yang pas-pasan itu, Manda pun menggosok-gosok tubuhnya yang tanpa ia sadari mulai berdaki.Baru beberapa saat menikmati mandi, Manda pun terhenti karna ia merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Ia mencoba untuk menyeka air yang membasahi wajahnya dan mencoba melihat dari balik pintu kamar mandi yang terbuat dari kac
“Ternyata ini bahkan di luar dugaanku. Kupikir Nicol akan bicara padaku lalu mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Nyatanya ia bahkan hanya diam membisu seperti layaknya patung lilin.” Gerutu Manda.Bahkan meski Manda sudah berusaha mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama pun, hasilnya tetap saja sama. Bahkan Manda mulai merasa kesal karna Nicol terus saja menghantuinya tapi tidak juga memberikan petunjuk.“Aku tidak tau kenapa Nicol bersikap seperti itu. Yang kutau, beberapa arwah yang pernah kutemui mereka bisa berkomunikasi bahkan berbicara layaknya manusia yang masih hidup. Dan memang ada juga dari arwah yang tidak mudah untuk melakukan komunikasi dengan baik.” Batin Manda.Dalam beberapa kondisi kadang ada arwah yang mampu menguasai diri sehingga dapat berkomunikasi. Namun ada juga beberapa yang seperti Nicol, dan biasanya mereka adalah arwah yang baru saja mengalami kematian.Akan menjadi sangat sial lagi ketika kau bertemu dengan arwah yang sangat marah dan dendam bahka
Meski sangat memaksakan diri Manda berusaha sekeras mungkin untuk makan dengan cepat. Tentunya ia harus segera menghadap Colin sebelum waktu lima menitnya habis. Dengan sedikit berlari Manda pun pergi menuju ruangan Colin yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari meja kerjanya.Ketika Manda sampai di ruangan Colin, ia melihat Colin sedang membaca file kasus Nicol dengan sangat serius. Dan ia sedikit terjingkat ketika tiba-tiba Manda berkata, “Permisi, Pak!”Tanpa basa basi Colin pun mempersilahkan Manda untuk masuk ke dalam ruangannya. Kali ini Manda benar-benar tidak mengerti kenapa ia diminta untuk menemui Colin. Melihat berkas Nicol di tangan Colin sebenarnya ingin sekali Manda mengatakan kalau semalam ia bertemu dengan Nicol.“Tapi ... manusia seperti Colin mana percaya kalau kukatakan yang terjadi.” Batin Manda.“Kenapa masih berdiri seperti patung?! Ayo cepat duduk!” perintah Colin.Seketika Manda pun melakukan apa yang dikatakan oleh Colin. Dan raut wajah Colin semakin serius saj
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Sementara itu, Manda justru begitu menikmati harinya bersama William. Bahkan tak sia-sia, film yang diperankan oleh William memang sangat epik. Dan kemungkinan besar film itu akan merajai pasar film global.Tak hanya nonton film, William bahkan mengajak Manda untuk makan siang berdua di sebuah resto mewah. Sayangnya Manda memilih untuk makan di kedai makanan cepat saji karna bagi manda porsi makanan di resto mewah sangat tidak masuk akal bagi dirinya yang suka makan dengan porsi besar.Tentu saja William pun setuju meski sebenarnya justru William yang tidak terbiasa dengan tempat makan murah. Manda pun membawa William ke salah satu kedai faforitnya dan memesan menu ayam goreng denga soft drink jumbo.Layaknya seorang yang belum makan tiga hari, Manda pun melahap makanannya dengan lahap. William tidak mempermasalahkan tingkah Manda itu bahkan ia menganggap Manda sangat polos dan manis.“Apa kau tau? Biasanya si vampir itu akan terus mengomel karna cara makanku!” curhat Manda pada Willi
“Khayalan? Ta-tapi aku tidak berkhayal, Pak! Aku benar-benar bertemu dengan arwah Nicol!” bela Manda.“Benarkah? Apa bisa kau jelaskan kenapa Nicol hanya menemuimu?! Kenapa dia tidak langsung saja datang ke kantor Polisi dan mengatakan sendiri aduannya?!”“Karna dia hanya bisa bertemu dan bicara padaku. Itu semua karna aku punya penglihatan yang berbeda,”Ya ampun! Manda pikir selama ini Colin percaya bahwa Manda benar-benar bertemu dengan arwah Nicol. Ia tidak menyangka kalau ternyata dia hanya menganggap Manda orang gila yang sedang berhalusinasi.“Kalau memang begitu untuk apa dia repot-repot melakukan semua yang kuminta!” dengus Manda dalam hati.Nyatanya bahkan setelah Manda sudah mengatakan bahwa ia memiliki bakat penglihatan istimewa, tetap saja Colin tidak bisa menerima dan menganggap Manda hanya membual. Bahkan dengan menyebalkannya ia berkata, “Okay, Nona berbakat! Tapi maaf aku tidak bisa lagi menerima semua argumentasimu!”“Menyebalkan! Sekarang harus bagaimana? Karna Coli
“Tapi sudahlah. Kurasa tidak penting juga terlalu memikirkan hal itu. Meningat Nicol dan Tia adalah sahabat, jadi bisa saja Nicol membeli mobil itu untuk Tia.” Pikir Manda.Akhirnya, mereka bertiga pun segera meninggalkan studio A dan pergi menuju apartemen milik Nicol. Tentu saja mobil Tia berada di depan sedangkan Manda dan Colin mengikutinya di belakang. Dari caranya mengemudikan mobil, sepertinya Tia sangat jauh berbeda.Bayangkan saja, dari sikap Tia yang sangat lembut itu siapa sangka ia bisa mengemudikan mobil layaknya seorang pembalap. Saking lihainya Tia mengemudikan mobil, sampai-sampai Colin pun cukup kualahan untuk mengikutinya.Hingga akhirnya, mereka pun tiba di sebuah gedung mewah dengan bangunan yang menjulang. Tak heran, karna kata Tia apartemen ini memang khusus untuk para elite termasuk beberapa artis papan atas. Tapi Manda tidak mengerti kenapa Tia tidak tinggal di apartemen ini?“Tapi Tia, kenapa kau tidak tinggal di apartemen yang sama dengan Nicol? Bukankah kali
Well, hasil otopsi memang belum jelas. Dan belum bisa dipastikan apakah penyebab kematian Nicol adalah karna tenggelam. Bahkan meski Manda telah bertemu dengan arwah Nicol sekalipun, tetap saja ia tidak mengatakan apa penyebab kematiannya.Untuk beberapa saat Manda terus terpaku menatap deretan poster film sembari terus berpikir. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya dan berhasil membuatnya terjingkat. Tadinya Manda pikir itu adalah Colin, tapi setelah ia berbalik ternyata diluar dugaan.Ya, ternyata yang menpuk pundak Manda adalah William. Dengan wajah bingung Manda pun menatap pada William yang terus tersenyum padanya dengan wajah tampannya yang paripurna itu. Tapi karna Manda terus saja terkesima menatapnya, akhirnya William pun menjentikkan jarinya di depan wajah Manda.“Hei! Kau ini kenapa? Melihatku seperti melihat hantu saja!” keluh William.“Maaf! Aku hanya sangat terkejut bisa melihatmu di sini. Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini?”“Karna aku memang sering men
Colin pun terdiam setelah mendengar ucapan Manda. Manda tidak tau apa yang Colin pikirkan. Tapi Manda berharap semoga saja Colin percaya dan menyetujui untuk pergi ke rumah Nicol.“Bisakah kau beri alasan yang sangat masuk akal sehingga aku bersedia pergi ke rumah Nicol?” tanya Colin dengan santainya.“Sudah kuduga! Meski tidak mengatakan bahwa ia percaya atau tidak dengan arwah Nicol, tetap saja Colin meminta alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Lalu apa yang harus kukatakan untuk meyakinkan Colin?” batin Manda bingung.Jangankan memberi alasan yang masuk akal, Manda sendiri bahkan tidak tau kenapa Nicol mengatakan rumah? Ia juga tidak tau apa yang ada di rumah Nicol untuk mereka ketahui. Sebenarnya ini sangat beresiko untuk Manda. Karna jika sampai tidak ditemukan apapun di sana, maka karirnya akan jadi taruhan.“A-aku...tidak tau pasti. Tapi, anggap saja aku tidak pernah bertemu arwah Nicol. Tetap saja pasti ada sesuatu yang bisa kita temukan di rumah korban kan?”
Sejenak Colin terdiam mendengar pertaanyaan polos Manda. Hingga ingatannya kembali sebelum ia menemukan Manda bersama William.Saat itu, sudah hampir sepuluh menit Colin mencari keberadaan Manda di acara Hollywood meet itu. Sayangnya meski kini Colin mulai kesal tapi Manda bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Colin bahkan sempat mencari Manda ke toilet wanita sampai terpaksa menanggalkan urat malunya karna ia pikir mungkin Manda ada di toilet.Hingga ketika seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet berkata, “Apa yang kau cari di toilet wanita, Tampan? Jangan bilang kau ini diam-diam merekam orang di toilet ya?”“Apa?! Aku menunggu seorang gadis. Apakah ada gadis berambut hitam panjang dengan gaun hitam di dalam?”Wanita itu pun menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, “Tidak ada siapapun di dalam. Aku adalah orang terakhir yang keluar.”Menyadari bahwa Manda tidak berada di toilet, entah kenapa kini Colin mulai khawatir. Bukan karna takut Manda akan diganggu oleh orang, tapi
“Apa maksudmu? Siapa sahabat Nicol? Kenapa kau bisa seyakin itu tentang dia?”“Jika kau berada di sisi seseorang selama sepuluh tahun, maka sudah pasti kau akan tau apapun tentangnya,”Kali ini Colin tidak mengatakan apapun dan ia berusaha untuk mencerna ucapan dan gelagat Sonya. Bagi Colin saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya. Bahkan semua orang yang berada di sekitar Nicol berpotensi untuk menjadi tersangka.“Aku tau kau tidak akan percaya. Kalau kau mau maka coba saja! Dan Tia akan mengatakan hal-hal manis tentang Nicol,”“Okay. Tapi apa kau tidak tau kemana Nicol pergi sebelum ia ditemukan tewas?”Sonya kemudian mengangkat bahunya lalu berkata, “Terakhir kali Nicol pergi bersama Tia setelah syuting. Aku tidak tau mereka pergi ke mana, Nicol bahkan tidak mengatakan apapun.”Tanpa terasa Colin cukup lama berbincang dengan Sonya. Hingga akhirnya ia sadar kalau Manda belum juga kembali dari mengambil minum. Takut Manda akan berulah maka Colin pun memutuskan untuk men
TAK!Tiba-tiba Colin menyentil kening Manda dengan sangat keras. Alhasil Manda pun menggosok-gosok keningnya sembari menahan rasa sakit."Menyebalkan sekali si Vampir ini! Lagipula dia punya masalah apa dengan William Smith?" dengus Manda dalam hati.“Masih berani bertingkah yang tidak-tidak, maka akan kulakukan yang lebih dari sekedar menyentil keningmu!”“Maaf, Pak! Bagaimana lagi, ini spontan dan lagipula kapan lagi bisa bertemu aktor idolaku,”“Diam! Cepat gandeng tanganku sekarang dan ikuti saja apa yang kulakukan!”Sial bagi Manda karna di saat punya kesempatan malah dipersulit oleh Colin. pada dasarnya Manda sangat paham bahwa memang tidak boleh mencampur urusan pribadi ketika sedang bertugas, tapi tetap saja ia begitu sulit menahan dirinya ketika berada di dekitar seorang William Smith.Akhirnya dengan menggandeng tangan Colin, Manda pun sampai di pintu masuk. Tapi ternyata untuk masuk tidaklah semudah itu. Ada dua orang penjaga dengan tubuh yang tinggi besar berdiri tepat di
"Apa Colin sudah gila?! Bagaimana bisa dia memintaku memakai sepatu hak tinggi begini? Kalau hanya memakai gaun sih masih bisa kulakukan. Tapi bayangkan saja, seumur hidup aku hanya memakai sepatu boot dan hari ini ia memaksaku memakai sepatu aneh ini." gerutu Manda.Tapi kalau Manda tidak memakainya, bisa-bisa Colin akan mengamuk. Masalahnya Manda bahkan tidak tau bagaimana cara berjalan dengan sepatu yang baginya payah itu.Sudah hampir lima belas menit Manda berada di toilet. Tidak ada yang ia lakukan selain menatap bingung pada sepatu hak tinggi yang ada di tangannya. Tentu saja, pada akhirnya Colin pun harus turun tangan.Akhirnya Colin turun dari mobilnya dan menyusul Manda ke toilet. Melihat pintu toilet yang masih tertutup rapat maka Colin pun mulai menggedor pintu toilet itu sembari berkata, “Manda cepat keluar atau kudobrak pintunya! Sudah kubilang waktumu hanya sepuluh menit!”“I-iya Pak! Ta-tapi ini sulit, Pak!”“Apa maksudmu?! Aku tidak mau tau cepat buka pintunya sekaran