Share

SERATUS ENAM PULUH EMPAT

Ia kembali tidur. Ketika ia terbangun, ia mendapati cahaya yang menyilaukan matanya hingga ia memejamkan matanya kembali. Bau ini… bau obat-obatan. Dibukanya matanya lebar-lebar dan melihat jarum infus yang menusuk tangannya.

Dia berada di tempat yang asing. Tempat yang mengingatkannya pada seberkas cahaya putih yang memantul pada jasad ayahnya yang dimandikan di kamar mandi jenazah. Astaga, dia berada di rumah sakit? Ruby tidak suka berada di sini. Rumah sakit tidak pernah memberinya kenangan baik.

Damn, I hate this place,” terdengar gumam Attar.

Ruby menegakkan tubuhnya dan bersandar di bantalan. Suaminya sedang melipat-lipat bajunya dan memasukkannya ke lemari. Selagi suaminya tidak menyadari ia sudah bangun, Ruby menoleh pada nakas.

Terdapat kertas pada buket mawar itu. Ruby meraihnya, dan membacanya. Get well soon, my grand-daughter. Hasyim Hardana. Apa? Kakek Hasyim sepertinya sudah mulai pikun. Atau mungkin dia sudah menyayan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status