Share

SERATUS DUA PULUH ENAM

Eda terpaku di tempatnya. Dia tidak mau terlihat riang melihat Oom Bhisma walau ia ingin menyalami oom itu. Tapi melihat Papa menatapnya seolah menunggu reaksinya, Eda memilih sampai ayahnya mengatakan sesuatu.

Ayahnya mengulurkan tangan untuk menggandengnya, sementara tangan yang lain menjinjing tas putranya. Mereka berjalan ke ruang depan di mana Ruby sedang bersama Bhisma di sana.

“Aku akan mengantarkan Eda ke sekolahnya,” katanya dengan intonasi ketegasan dalam suaranya. Sama sekali tak mau dibantah. “Di Paterson Rd, bukan? Aku bisa lewat Kampong Bahru Rd.”

“Kusarankan lewat Lower Delta saja,” sahut Bhisma. “Lebih cepat.”

Whatever, hanya beda satu-dua menit saja,” jawab Attar datar. Dalam hati Attar sebal. Bagaimana pun dia tidak buta di negara yang kecil ini. “Let’s go, Eda. Jangan sampai kamu terlambat dan mengganggu acara mamamu dan oommu, oke?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status