Share

SERATUS TIGA PULUH

Tak urung Ruby tersenyum membaca tulisan itu. Diliriknya jam di dinding. Sudah jam empat sore? Tak disangka tidurnya begitu pulas sampai ia tidak mendapatkan mimpi apa-apa.

Pintu kamar mandi dibuka. Suaminya dengan memakai handuk kimono mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kumis dan cambangnya sudah dicukur rapi.

Ruby berusaha menunjukkan sikap biasa saja dan menaruh lagi bunga mawar itu di atas meja.

“Bagaimana makan siangmu dengan Eda?” tanyanya, mencoba untuk bersikap tenang di depan suaminya. Jika tidak ada dinding besar yang membentang di antara mereka, ia pasti sudah meliuk, menggoda suaminya yang tampak segar itu untuk menyentuhnya.

“Hanya makan dim sum sebentar,” sahut Attar sambil menyisir di depan meja rias. Dari pantulan kaca ia dapat melihat istrinya yang tengah memandangnya. “Lalu Eda memintaku untuk membelikanmu bunga.” Ia membalikkan tubuhnya, menghadap istrinya. “Apakah kamu suka dengan m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status