Attar memeluk istrinya dan mendorongnya masuk ke dalam rumah. Ditendangnya pintu agar tertutup dan dikuncinya dengan satu tangannya.
Sambil berciuman mereka ke kamar. Attar melentangkan istrinya di tempat tidur. Ketika tangannya menyelusup dari bagian bawah baju istrinya, Ruby mengelak.
Istrinya menggeser tubuhnya ke samping.
Attar mengernyit bingung. “Masih tidak memaafkanku?” tanyanya dengan napas yang memburu.
“Aku tidak ingin kita terlalu terhanyut dengan percintaan semu ini,” kata Ruby. “Kamu bilang aku masih punya waktu hingga kita bercerai. Apakah itu masih berlaku?”
Attar mengangguk. “Lalu?”
“Ada kemungkinan kita berpisah. Mood kita berubah drastis dalam waktu jangka pendek. Tidak tahu apa yang terjadi, kan?”
“Kamu masih menginginkan perceraian?” Attar merasa tubuhnya terkulai dan merosot di tepi tempat tidur. “Hanya karena aku tidak bisa me
Attar meraih istrinya dan memagut bibirnya dengan ganas. Ia berbaring di atas istrinya, merasakan setiap inci tubuh istrinya. Tangan Ruby yang mencengkram kepala belakangnya, ditariknya dan dikuncinya dengan tangan istrinya yang lain di atas kepala istrinya.Ia menghujam istrinya tanpa kelembutan sama sekali. Namun itu menimbulkan getaran nikmat untuk Ruby. Ruby memejamkan matanya ketika bentakan Attar mengguncangkannya, “Tell me you love me, say it loudly, whore!”Oh, Attar pasti tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Dia melampiaskan ketakutannya dengan memasukkan istrinya seperti binatang.Ruby membuka matanya lebar-lebar, membalas tatapan suaminya yang tak jelas dibanjiri oleh peluh. Attar masih menahan tangannya di atas kepalanya, dan Ruby berani bersumpah, ini percintaan yang paling liar sekaligus nikmat walau suaminya sedang tak sadar.“I love you.”Kala ia mengucapkannya, keduanya mencapai puncak
“Aneh sekali. Dia tidak mau kamu berhubungan dengan Hardana. Tapi untuk menjaga perasaan Kakek Gun, dia terima saja dengan hadirnya kami semua di rumahmu.”“Ya. Aku tak menyangkal Papi sangat sayang pada Kakek Gun. Kukira itu disebabkan karena Hardana dan Adiwangsa rival dalam berbisnis, dan Papi benci dengan kelunakan yang dimiliki Kakek.”“Barangkali memang begitu. Nia?”Attar merasa bulu dadanya dimainkan oleh istrinya. Ia menangkap tangan istrinya, dan diletakkannya tangan itu di atas dada kirinya. “Jangan pernah melakukannya, aku tidak mau waxing gratis.”“Aku suka melakukannya.” Ruby bangkit dari posisinya dan duduk di pangkuan suaminya yang mulai terlelap. “Let me do it to you, baby. Gimme a chance before the divorce.”“Ya, lakukanlah sesukamu,” Attar mulai menikmati percintaan lagi. Ia memejamkan matanya. “Lakukan dengan pelan, Sw
“Aku biasa memasak sendiri,” dengus istrinya. “Saat hamil Eda pun aku memasak untukmu, kan? Saat itu juga tidak ada pembantu. Tidak ada masalah kalau begitu.”“Nia, itu kan saat kamu masih muda,” kata Attar. “Dan saat itu masalah yang kita hadapi tidak sepelik sekarang.”“Kamu yang membuatnya lebih pelik!” Ruby menoleh pada suaminya. Matanya yang bersorot amarah menatap suaminya dengan dingin. “Kenapa sih kamu tidak bisa membiarkanku sendiri jika pada akhirnya kamu hanya menyakitiku saja?”“Menyakiti bagaimana…” Mata Attar bingung menatapnya. Dalam hati ia mengumpat. Brengsek. Aku sudah tersiksa di Jakarta tanpanya, dan dia kembali menjadi wanita seperti ini lagi! “Aku tidak bermaksud menyakitimu. Apalagi semalam sangat hebat.”Wajah Ruby merona mendengar itu. Ia masih ingat betapa liar dan hebatnya mereka memadu kasih dengan dirinya. Menyatukan tubuh me
Aku akan pensiun jadi tante favorit untuk keponakan-keponakanku begitu Sandra masuk ke dalam kehidupan kami.Kami? Kami siapa? Ruby harus memposisikan dirinya sebagaimana mestinya. Ia dan suaminya tidak yakin ke mana hubungan mereka akan berlanjut yang itu artinya kemungkinan mereka bercerai lebih besar daripada tetap bersama. Ia tidak seharusnya merisaukan hal ini. Dengan begitu keponakan-keponakannya dapat menyayangi tante yang baru.Ruby bergegas ke kasir dan membayar semua belanjaannya dengan uangnya sendiri. Setelah itu ia ke gedung sebrang Marina Square, di mana ada Seven Eleven di sana.Belanjaannya yang berat tidak digubrisnya sama sekali. Hatinya begitu sakit melihat pemandangan tadi. Ia masuk ke Seven Eleven, membeli banyak camilan, dan susu cokelat hangat. Setelah itu ia makan di Yoshinoya yang masih satu gedung dengan Seven Eleven.Ia membawa makanannya ke meja. Sama sekali tidak berselera makan nasi dan daging yang lezat itu. Betapa kecewanya
Suaminya tidak tertarik pada wanita lain? Ruby menggigit bibirnya menahan perih. Tawa suaminya, senyum suaminya, ekspresi penuh semangat yang tersorot di wajahnya—Ya Tuhan. Benarkah suaminya memang tidak bisa melupakan Emilia hingga melampiaskannya pada adik wanita itu?Itukah sebabnya suaminya tidak langsung menyusulnya ke Singapura? Bukan hanya sibuk dengan Hardana World-nya, tapi juga membiasakan istrinya untuk hidup tanpanya? Bagaimana pun hidup mereka tidak akan semanis dulu setelah Attar menalaknya. Sekali pun mereka tetap mempertahankan pernikahan ini, itu dilakukan suaminya untuk menjaga harga dirinya sebagai laki-laki yang dulu sempat dipermalukan di pernikahan mereka yang pertama.Ruby juga takkan sampai hati bercerai. Berita perceraiannya akan mengecewakan kedua pihak. Kakek Gun, Kakek Hasyim, Mami, serta ayah-ibu mertuanya. Ia akan bertahan, walau harus menjalaninya dengan hati luka parah.Di bawah cahaya keremangan bulan, matanya menangkap sos
Suaminya tidak memiliki niat untuk menjadikannya sebagai wanita yang layak dicintai. Lelaki itu hanya membutuhkannya sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pria untuk menjaga rumah tangganya. Dan di luar itu, suaminya yang tampan ini perlu ruang untuk bernapas, mencicipi segala hal yang tidak bisa dilakukannya lantaran terikat dengan pernikahan yang awalnya tidak diinginkan keduanya.Ruby melepaskan pelukan suaminya. Kedua tangan suaminya membingkai wajahnya, yang enggan untuk ditepisnya. “Ngg.., aku tetap ingin ada benteng di antara kita. Kita bisa hidup di rumah yang terpisah. Aku tidak akan melarangmu untuk melakukan apa yang kamu suka.”“Tidak, Ruby, kita tidak akan melakukan itu,” tanggap Attar berang. Ia menarik kedua tangannya dari wajah istrinya. “Kita tidak akan berpisah!”“Aku tidak sanggup menjadi istrimu, Attar.”“Ketidaksanggupanmu sebagai istriku tidak memberi jalan perceraian untuk kit
“Don’t be childish,” perintahnya tegas. “Aku sudah cukup lelah menghadapimu yang penuh kelelahan, kesakitan, tapi bukan berarti aku menyerah dan membiarkanmu pergi dengan pria lain begitu saja. Takkan pernah!”“Itu cukup melukai harga dirimu, benarkah begitu?” Ruby mendengar suaranya berbicara demikian. Badannya lemas. “Kamu mengesankannya seolah kamu seorang pahlawan di depanku selama ini. Lalu, dengan perjanjian yang bahkan tidak aku ketahui, kamu harus menikahiku. Kamu yang penuh dengan rasa percaya diri, merasa terhina ketika aku meninggalkanmu di akad nikah yang pertama. Dan sekarang, setelah menikah kamu takkan melepaskanku setelah aku dan keluargaku melempar malu serta merendahkan harga dirimu?”“Aku tidak akan menjawabnya. Sekarang aku adalah suamimu, dan kita akan terus begini selamanya.”“Tentu saja. Aku akan tetap bersamamu, sebagai rasa tanda terima kasihku padamu yang t
“Jangan berpikir untuk melawan perintahku, Ruby,” kata suaminya sambil menatapnya tajam. “Sekarang kembali ke kamar dan lupakan tugasmu mencuci, menyetrika, dan hal-hal lain yang melelahkanmu.”“Aku punya hak untuk melakukan apa yang kusuka.”“Tidak dalam keadaan hamil seperti ini.”“Aku tidak capek.”“Dan akan jadi capek.”Sebelum mendengar protes dari istrinya lagi, Attar menarik pergelangan tangannya dan membawanya ke kamar tidur mereka. Ruby mendengar suaminya mengunci pintu kamar itu.Mereka akan bercinta lagi? Attar hanya mengunci pintu jika mereka akan melakukan hal-hal intim.“Apa pun yang sudah terjadi, kita tetaplah suami-istri,” tegas suaminya. Ia menurunkan istrinya di tempat tidur. “Daripada mengeluh, lebih baik kita nikmati saja peran ini.”“Peran!” bentak istrinya. “Kamu kira kita sedang berlakon? Oh