Share

SERATUS DUA PULUH DELAPAN

Itu pertama kalinya Attar menolak makanan yang dibuat olehnya. Suaminya tidak menoleh padanya dan langsung berjalan ke tangga, ke atas. Barangkali dia mau mengganti bajunya dulu, Ruby berusaha meyakinkan dirinya. Sejak tadi pagi suaminya sudah penuh dengan keringat, dan mungkin ia ingin mandi dan turun untuk makan.

Namun harapannya hanya sekadar harapan saja. Attar turun dengan kaos dan celana jeans. Dia tidak melirik sedikit pun ke arah meja makan, seakan-akan istrinya tidak pernah menawarinya makan.

“Aku pergi dulu,” katanya sambil berjalan ke pintu depan.

“Ke mana?”

“Ke mana lagi? Tentu saja menjemput Eda.”

“Tapi kamu belum makan,” Ruby menegurnya dengan kesal. “Makanlah barang semenit dulu. Cuaca juga tak semendung tadi. Eda sudah bisa pulang sendiri, kok.”

Dahi Attar mengernyit. Ia menyadari kekeliruannya dalam bersikap. “Maafkan aku, aku sudah berjanji pada Eda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status