Share

68. Licik vs Cerdik

Zelda bungkam. Ia jadi teringat saat Naina pertama kali menginjakkan kaki di rumah neneknya.

“Anggaplah sebagai simbiosis mutualisme. Kita saling memanfaatkan.”

Perkataan pamannya waktu itu kembali terngiang. Sang paman bersedia menolong Naina dengan syarat Naina harus bersedia menemani neneknya.

Namun, siapa sangka hidup Naina jauh lebih enak, nyaman, dan terarah. Oma Hira terlihat sangat menyayangi Naina layaknya cucu sendiri.

Zelda kembali menatap Freya dingin. “Tapi bukan berarti kamu nggak berhak bicara yang enggak-enggak tentang Naina apalagi di hadapanku.”

Freya ingin membalas lagi, tetapi tidak jadi ketika pelayan datang membawa pesanan mereka.

Keduanya pun menikmati makan siang dengan hikmat dan melupakan perdebatan tadi.

“Btw, aku baru ingat kalau aku belum memesan gaun atau kebaya untuk acara pertunanganku,” ujar Freya di sela-sela makannya.

Zelda melirik sekilas. Ia masih gondok dengan Freya meski tak separah tadi. “Tinggal satu bulan loh,” balasnya datar.

“Makanya itu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status