Share

42. Bakso Jumbo dan Es Jeruk

Dhafin merasa tertampar dengan perkataan Arvan. Ia teringat dulu waktu pertama tahu Naina hamil, ia menolak.

“Kenapa bisa hamil sih?” tanyanya ketus lalu melempar kasar testpack yang diberikan Naina.

“Kan karena kamu juga, Mas,” jawab Naina takut-takut.

“Itu hanya kecelakaan. Lagian kenapa kamu nggak mencegahnya sih? Minum obat atau apa kek biar nggak hamil.”

“Maaf.” Naina hanya menunduk tanpa berani menatap Dhafin.

“Aku belum siap jadi ayah!”

Dhafin juga teringat ketika dirinya mengabaikan Naina waktu mual-muntah di awal kehamilan.

“Mas, boleh minta tolong ambilkan minum sama minyak kayu putih?” pinta Naina dengan suara lemah. Wanita itu baru saja keluar dari kamar mandi sehabis muntah-muntah.

“Nyusahin!” Dhafin tetap mengambilkan dua barang itu meskipun dengan tidak ikhlas.

Ia bahkan pernah membiarkan Naina pingsan karena terlalu banyak kekurangan cairan hingga dibawa ke rumah sakit.

Sejak itu, mereka pindah ke kediaman Wirabuana karena permintaan Bu Anita. Namun, bukanny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status