Share

97 Anggap Saja Malam Pertama

“Kan ada elo,” timpal Deo sambil memejamkan kedua matanya. “yang bisa menghangatkan gue malem ini.”

“Emang gue kompor,” tukas Veren sambil mengganti saluran tivi. “Halu lo malem-malem.”

“Elo lebih dari kompor,” sahut Deo seraya membuka matanya. “Elo itu adalah separuh jiwa gue, dan juga tulang rusuk gue yang sempet ketuker sama kakak ipar ....”

“Bisa ae lo, kaleng minyak.” Veren menukas, tangannya melempar bantal ke wajah Deo.

“Aduuuh, sakit Ver!” protes Deo. “Kena bibir gue nih, kalo gue kenapa-napa lo siap tanggung jawab?”

Veren langsung menyingkirkan bantalnya dan menubruk Deo yang masih berbaring.

“Canda doang!” katanya sambil memeriksa luka di ujung bibir Deo. “Lo nggak papa kan?”

Deo tidak menjawab, wajah Veren yang sangat dekat dengan wajahnya seolah mengalihkan dunianya untuk sementara. Kedua mata Veren yang besar seperti boneka balas memandangnya dengan sangat khawatir.

Hawa dingin yang menguar karena hujan membuat Deo menginginkan kehangatannya. Veren seketika tersad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status