Share

94 Kecoa Membawa Berkah

“Gue udah mau manggil elo, tapi Veren nyegah gue.” Septian membela diri. “Tapi kelihatan banget kalo dia cemburu lihat lo sama Tania tadi. Lo yakin dia serius mau cerai sama lo?”

Deo menarik napas dan duduk si salah satu kursi sementara Hernandez dan yang lain keluar membeli minum.

“Gue sendiri nggak tau apa maunya,” kata Deo lesu. “Akhir-akhir ini dia nggak bisa ditebak, sering banget marah karena hal kecil ....”

“Kayak lo nggak sengaja meluk Tania itu?” tebak Septian. Deo mengangguk.

“Gue udah ngaku salah, gue juga udah minta maaf. Tapi dia ngamuknya nggak kira-kira,” keluh Deo. “Tiap denger nama Tania, dia langsung ngegas sambil maki-maki gue nggak keruan.”

Septian mengangguk paham.

“Ada dua hal yang bikin emosi cewek nggak stabil,” katanya. “Kalo nggak lagi PMS ya ... lagi bunting.”

“Bunting what?” tukas Deo tidak percaya. “Bunting sama siapa?”

“Ya sama elo lah, lo kan suaminya!” Septian balik menukas. “Masa bunting sama cowok lain, sembarangan lo.”

Deo berpikir sebenta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status