Share

Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah
Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah
Penulis: Kom Komala

Diselingkuhi Lagi?

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 21:38:48

Diam-diam dia bersembunyi dan menyaksikan suaminya bermesraan dengan wanita lain.

“Vilanya bagus banget, Mas!” 

“Iya, ini milik teman aku.” Sang pria menjawab, memeluk pinggang si wanita lebih erat, lalu mencium pelipis kekasihnya.

“Oh iya, Mas, aku sudah beli barang yang aku lihatin ke kamu kemarin.” Si wanita memutar tubuhnya dan memeluk si pria dengan mesra. “Makasih ya, Mas, udah nurutin apa yang aku pengen.”

“Iya, Sayang. Apa sih yang nggak buat kamu. Kamu itu segalanya bagi aku.” Si pria mencubit pelan dagu bulat wanita itu. 

Cukup! Keduanya bagai pengantin baru, dan Talia sudah tidak tahan lagi di tempat persembunyiannya.

“Jadi begini kelakuanmu di belakangku, Mas?”

Seperti tersengat arus listrik, sepasang peselingkuh itu menoleh ke sumber suara. Mereka yang sedang saling berpelukan itu spontan berjarak setelah melihat kemunculan istri Guntur, pria yang sejak tadi bermesraan dengan wanita lain tersebut.

Tubuh Talia bergetar, tapi sepasang matanya tampak tidak gentar saat menatap pengkhianatan di depannya. Sekalipun matanya sudah mengembun. 

Dadanya pun terasa sesak. Inilah yang ia dapatkan saat mengikuti kata hati untuk membuktikan kecurigaannya selama ini.

“Kenapa kamu ada di sini?” 

Itu adalah respons pertama Guntur. Napas pria itu sedikit tersengal dan dia langsung mengikis jarak dengan Talia.

Namun, si istri sah mengambil satu langkah mundur.

“Tidak sulit–”

“Kenapa kamu ada di sini!?” sela Guntur dalam sebuah bentakan. “Hah? Kamu gak izin juga padaku. Sudah gak menganggapku suami? Iya?”

“Izin sama suami yang lagi selingkuh?” balas Talia. Tidak gentar, sekalipun tangannya gemetar. Wanita itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. “Bisa ya, Mas kamu bicara begitu, padahal kamu jelas-jelas sedang selingkuh?”

Talia mengalihkan tatapan pada Ineu, selingkuhan suaminya. Sekaligus sekretaris di kantor Guntur.

Dulu, Talia pernah memergoki suaminya selingkuh dengan wanita yang sama. Namun, Talia memaafkan dan memberikan kesempatan sekali lagi pada sang suami.

Hanya untuk kembali dikhianati.

Dirinya sungguh bodoh dan naif.

“Kamu bilang mau ke Bandung. Izinnya ada urusan pekerjaan.” Talia kembali berucap. “Tapi kamu malah mau menginap dengan selingkuhanmu ini ya?”

Wajah Guntur mengeras. “Jangan mengada-ada! Pikiranmu terlalu jauh. Aku di sini memang ada kerjaan. Sebagai sekretarisku, Ineu memang–”

Plak!

Ucapan Guntur terhenti ketika istrinya dengan satu tamparan keras di pipi kiri. Talia tidak tahan mendengar sangkalan sang suami yang tidak masuk akal.

“Kerjaan membelai perempuan yang bukan muhrim kamu itu, Mas?” ucap Talia. “Kalau kamu benar bekerja, aku tidak akan melihat kalian mesra seperti tadi!”

Suara Talia kini mulai gemetar, menahan emosi. Sedih, kecewa, dan marah. Dadanya terasa sesak dan tenggorokannya seperti dicekik perlahan. 

Perempuan,  jika dibodohi dan dibohongi berkali-kali pasti akan naik pitam juga. Sekuat-kuatnya Talia menghadapi perselingkuhan suaminya, saat melihat kemesraan dari pria yang menjadi pemimpin rumah tangganya itu dengan wanita lain, pasti sakit hati juga.

Air mata Talia akhirnya berhasil menetes begitu saja. Kakinya yang sejak tadi menumpu tubuh berdiri, seakan ingin ambruk saja saat itu.

Akan tetapi, ia tetap tegak.

“Talia. Sayang,” bujuk Guntur. Kali ini suaranya melunak. Ia berusaha mengambil tangan sang istri. “Kamu tenang dulu.”

“Sudahlah, Mas, akui saja hubungan kita di depan istri kamu.” Tiba-tiba suara si wanita selingkuhan itu terdengar. Wajahnya tampak angkuh. “Sudah telanjur juga, kan? Lagipula, bukannya kamu bilang kalau Mbak Talia enggak ada apa-apanya dibanding aku?”

“Oh?” Talia tersenyum getir. Selingkuhan suaminya ini baru menunjukkan taringnya. “Begitu?”

“In, kamu diam dulu.” Guntur menegur selingkuhannya. 

“Mas, kamu kok gitu?” Ineu menyahut. “Kata kamu, Mbak Talia itu kelihatan dekil. Gak pintar dandan. Tubuhnya kurus seperti batang lidi–”

“Ineu!”

Ineu mengerucutkan bibirnya. Ada rasa kesal dalam hatinya karena Guntur terkesan tidak tegas. Karenanya, ia nekad menyalakan api.

Sementara itu, Talia terdiam. 

Karena itukah dia diselingkuhi berkali-kali?

“Mas,” ucap Talia sembari menarik diri. Wanita itu menarik napas dalam-dalam. “Cukup. Kalau memang kamu masih mencintai selingkuhanmu, buat apa aku tetap menjadi istrimu?”

Guntur mengernyit. “Maksud kamu?”

“Sekarang aku persilakan kalian untuk bersama. Tanpa perlu sembunyi-sembunyi,” ucap Talia. Ia berdeham, lalu dengan suara yang lebih tegas, wanita itu berucap, “Tapi ceraikan aku lebih dulu, Mas.”

“Talia!” bentak Guntur. Namun, Talia berbalik dan mulai berjalan pergi. “Talia! Berhenti di sana!”

Talia tidak ingin dibodohi lagi. Tidak ingin diselingkuhi lagi dan jatuh ke lubang yang sama.

Karenanya, ia tidak berhenti melangkah.

“Oke kalau itu mau kamu, Talia. Kita akan bercerai. Aku akan talak kamu. Ingat, kalau kamu menyesal, aku gak akan mau balik sama kamu lagi!” Guntur memekik dengan kesal. Raungannya itu lantas sampai membuat hati Talia seperti ditusuk tanpa henti. Dipukuli bertubi-tubi.

Tetesan air mata Talia kini semakin merebak. Tapi, dalam hatinya dia berkata, bahwa suaminyalah yang akan menyesal setelah menceraikan dirinya.

“Aku bahagia dengan keputusan kamu, Mas. Lihat saja, siapa yang akan menyesal. Aku akan membuktikan itu sama kamu!” 

Bab terkait

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Sore itu

    Sore itu angin begitu kencang. Suaranya sampai membuat bising telinga Talia yang sedang tidak baik-baik saja. Lambaiannya mampu mengguncang tubuh entengnya yang sedang menguatkan diri menahan luka.Talia berkendara dengan mobil suaminya membelah jalan raya dengan begitu cepat. Kej@mnya angin, tak mampu membuatnya sejenak berhenti untuk menghangatkan diri dan mendinginkan isi kepala. Talia terus melaju agar dia secepatnya tiba di rumah. Guntur yang tadi sempat mengumpat dan mengatakan kata talak pun, kini seakan cemas dan khawatir. Dia yang telah berencana akan memadu kasih sepanjang hari dan malam bersama selingkuhannya, kini beralih pikiran ingin segera pergi.“Aku seneng istrimu sudah tahu, Mas. Talia memang harus faham dirinya itu siapa.” Dengan senyum penuh kemenangan perempuan bernama Ineu itu merangkul tubuh Guntur dari belakang. Tapi, apa yang dia harapkan berikutnya seperti lenyap.“Lepasin dulu, aku mau ngejar Talia.” Guntur mengurai pelukan wanita yang sejak tadi menemaniny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Minta Bantuan Ibu

    Talia pergi dari rumah itu. Dia tidak bisa mengendalikan emosi. Rasanya, kata maaf selama lima tahun bersama itu sudah cukup. Andai dia berikan lagi kesempatan, pasti Guntur akan melakukan hal yang sama lagi.Guntur mengejar Talia yang pergi hanya mengandalkan sandal jepit. Tidak ada motor apalagi mobil yang membantunya berlari. Dia hanya seorang diri.“Talia, jangan gil* kamu, ya? Kamu mau nyakitin hati orang tua kamu? Kalau kamu ketahuan mau cerai, mereka pasti akan sangat sedih. Kamu mau mereka sakit?”Di tepi gerbang Guntur menarik tangan istrinya dan bicara dengan suara keras. Tentu saja tetangga dekat rumah bila sedang ada di luar pun, pasti mendengar perdebatan mereka.“Luapkan saja amarah dan alasan kamu, Mas. Gak ada alasan lagi untuk aku bertahan. Aku sudah muak sama kamu!” tandas lagi Talia dengan nanar. Tangannya pun langsung melambai pada sosok pengendara ojek di kejauhan sana.“Arkh, kamu benar-benar, ya? Oke, silahkan saja kamu pergi! Aku gak akan merayu lagi agar kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Ibu Mertua Yang Baik?

    “Maaf, Ma, Talia sangat sakit hati. Dan ini bukan untuk kali pertama.” Lastri sudah tiba di rumah orang tua Talia. Tentu saja beberapa menit yang lalu dia sudah menjelaskan maksud kedatangannya. Dia percaya diri bahwa kali ini pun akan berhasil membujuk menantunya.Orang tua Talia yang tidak terlalu banyak ikut campur, memilih tetap diam sambil menyimak. Mereka juga belum begitu tahu banyak. Karena Talia belum sempat curhat segalanya. Lastri pun buru-buru datang sebelum membiarkan Talia terpengaruh oleh ibu dan ayahnya.“Pikiran tentang masa depan kalian, Talia. Guntur itu sudah mapan. Maaf, bukan membaguskan anak sendiri. Tapi, tidak banyak laki-laki yang punya pekerjaan bagus dengan gaji tinggi, Talia.” Lastri seperti seorang salesgirl yang terus mempromosikan putranya. Padahal di mata Talia, Guntur sudah jelek sejelek-jeleknya.“Maksud Mama, gaji Mas Guntur besar itu seberapa ya, Ma?” Alih-alih mendapatkan jawaban atas permintaan, Lastri malah dilempar pertanyaan tentang gaji put

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Gagang Sapu Melayang

    Mendengar tuturan kalimat Talia yang diduga manis namun akhirnya malah terasa menyindir, sontak membuat dada Lastri terangkat habis. Paruh baya yang sudah tak memiliki suami itu kini membuat sorot matanya refleks menajam. Dia kecewa, kenapa bisa Talia mengeluarkan racun namun seperti dikemas oleh madu?“Oh, jadi seperti itu ya, Bu Lastri? Saya tidak pernah tahu selama ini kalau anak saya sering dipanggil ke rumah Bu Lastri untuk bantu-bantu. Sesering itukah? Ya ampun, Bu, saya saja gak berani kalau anak sudah berumah tangga. Kalau seperti itu, namanya bukan mantu harus berbakti. Jangan-jangan anak saya dijadikan pembantu ya? Pantas saja saya heran. Suami anak saya katanya manager, gajinya besar. Tapi di rumah anak saya yang besar kok tidak ada pembantu ya? Jadi begitu ceritanya?”Ibu Talia yang sejak tadi menahan kesal, kini akhirnya memberanikan diri membuka suara. Dia baru bisa bicara setelah tahu kenyataan putrinya diperlakukan selama ini. “Eh, Bu Titi jangan asal bicara ya? Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Gagang Sapu Melayang

    Mendengar tuturan kalimat Talia yang diduga manis namun akhirnya malah terasa menyindir, sontak membuat dada Lastri terangkat habis. Paruh baya yang sudah tak memiliki suami itu kini membuat sorot matanya refleks menajam. Dia kecewa, kenapa bisa Talia mengeluarkan racun namun seperti dikemas oleh madu?“Oh, jadi seperti itu ya, Bu Lastri? Saya tidak pernah tahu selama ini kalau anak saya sering dipanggil ke rumah Bu Lastri untuk bantu-bantu. Sesering itukah? Ya ampun, Bu, saya saja gak berani kalau anak sudah berumah tangga. Kalau seperti itu, namanya bukan mantu harus berbakti. Jangan-jangan anak saya dijadikan pembantu ya? Pantas saja saya heran. Suami anak saya katanya manager, gajinya besar. Tapi di rumah anak saya yang besar kok tidak ada pembantu ya? Jadi begitu ceritanya?”Ibu Talia yang sejak tadi menahan kesal, kini akhirnya memberanikan diri membuka suara. Dia baru bisa bicara setelah tahu kenyataan putrinya diperlakukan selama ini. “Eh, Bu Titi jangan asal bicara ya? Kenap

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Ibu Mertua Yang Baik?

    “Maaf, Ma, Talia sangat sakit hati. Dan ini bukan untuk kali pertama.” Lastri sudah tiba di rumah orang tua Talia. Tentu saja beberapa menit yang lalu dia sudah menjelaskan maksud kedatangannya. Dia percaya diri bahwa kali ini pun akan berhasil membujuk menantunya.Orang tua Talia yang tidak terlalu banyak ikut campur, memilih tetap diam sambil menyimak. Mereka juga belum begitu tahu banyak. Karena Talia belum sempat curhat segalanya. Lastri pun buru-buru datang sebelum membiarkan Talia terpengaruh oleh ibu dan ayahnya.“Pikiran tentang masa depan kalian, Talia. Guntur itu sudah mapan. Maaf, bukan membaguskan anak sendiri. Tapi, tidak banyak laki-laki yang punya pekerjaan bagus dengan gaji tinggi, Talia.” Lastri seperti seorang salesgirl yang terus mempromosikan putranya. Padahal di mata Talia, Guntur sudah jelek sejelek-jeleknya.“Maksud Mama, gaji Mas Guntur besar itu seberapa ya, Ma?” Alih-alih mendapatkan jawaban atas permintaan, Lastri malah dilempar pertanyaan tentang gaji put

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Minta Bantuan Ibu

    Talia pergi dari rumah itu. Dia tidak bisa mengendalikan emosi. Rasanya, kata maaf selama lima tahun bersama itu sudah cukup. Andai dia berikan lagi kesempatan, pasti Guntur akan melakukan hal yang sama lagi.Guntur mengejar Talia yang pergi hanya mengandalkan sandal jepit. Tidak ada motor apalagi mobil yang membantunya berlari. Dia hanya seorang diri.“Talia, jangan gil* kamu, ya? Kamu mau nyakitin hati orang tua kamu? Kalau kamu ketahuan mau cerai, mereka pasti akan sangat sedih. Kamu mau mereka sakit?”Di tepi gerbang Guntur menarik tangan istrinya dan bicara dengan suara keras. Tentu saja tetangga dekat rumah bila sedang ada di luar pun, pasti mendengar perdebatan mereka.“Luapkan saja amarah dan alasan kamu, Mas. Gak ada alasan lagi untuk aku bertahan. Aku sudah muak sama kamu!” tandas lagi Talia dengan nanar. Tangannya pun langsung melambai pada sosok pengendara ojek di kejauhan sana.“Arkh, kamu benar-benar, ya? Oke, silahkan saja kamu pergi! Aku gak akan merayu lagi agar kamu

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Sore itu

    Sore itu angin begitu kencang. Suaranya sampai membuat bising telinga Talia yang sedang tidak baik-baik saja. Lambaiannya mampu mengguncang tubuh entengnya yang sedang menguatkan diri menahan luka.Talia berkendara dengan mobil suaminya membelah jalan raya dengan begitu cepat. Kej@mnya angin, tak mampu membuatnya sejenak berhenti untuk menghangatkan diri dan mendinginkan isi kepala. Talia terus melaju agar dia secepatnya tiba di rumah. Guntur yang tadi sempat mengumpat dan mengatakan kata talak pun, kini seakan cemas dan khawatir. Dia yang telah berencana akan memadu kasih sepanjang hari dan malam bersama selingkuhannya, kini beralih pikiran ingin segera pergi.“Aku seneng istrimu sudah tahu, Mas. Talia memang harus faham dirinya itu siapa.” Dengan senyum penuh kemenangan perempuan bernama Ineu itu merangkul tubuh Guntur dari belakang. Tapi, apa yang dia harapkan berikutnya seperti lenyap.“Lepasin dulu, aku mau ngejar Talia.” Guntur mengurai pelukan wanita yang sejak tadi menemaniny

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Diselingkuhi Lagi?

    Diam-diam dia bersembunyi dan menyaksikan suaminya bermesraan dengan wanita lain.“Vilanya bagus banget, Mas!” “Iya, ini milik teman aku.” Sang pria menjawab, memeluk pinggang si wanita lebih erat, lalu mencium pelipis kekasihnya.“Oh iya, Mas, aku sudah beli barang yang aku lihatin ke kamu kemarin.” Si wanita memutar tubuhnya dan memeluk si pria dengan mesra. “Makasih ya, Mas, udah nurutin apa yang aku pengen.”“Iya, Sayang. Apa sih yang nggak buat kamu. Kamu itu segalanya bagi aku.” Si pria mencubit pelan dagu bulat wanita itu. Cukup! Keduanya bagai pengantin baru, dan Talia sudah tidak tahan lagi di tempat persembunyiannya.“Jadi begini kelakuanmu di belakangku, Mas?”Seperti tersengat arus listrik, sepasang peselingkuh itu menoleh ke sumber suara. Mereka yang sedang saling berpelukan itu spontan berjarak setelah melihat kemunculan istri Guntur, pria yang sejak tadi bermesraan dengan wanita lain tersebut.Tubuh Talia bergetar, tapi sepasang matanya tampak tidak gentar saat menata

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status