HAPPY READING
***
“Papi …”
“Papi …”
Tigran lalu menoleh kearah sumber suara, ia memandang seorang balita mengenakan seragam berwarna orange dengan logo TK Cikal. Wajah balita itu sangat cantik, berambut lurus berponi, matanya bening, kulitnya putih dan umurnya sekitar 4-5 tahun.
“Papi?” ucap Tigran memastikan dirinya lah yang bernama papi.
Balita itu tersenyum simpul dan mengangguk, “Yes, you are my daddy.”
Tigran terdiam sejenak, lalu tertawa mendengar suara kecil itu berucap.
“Really?” Ia merasa takjub mendengar kata papi dari bibir mungil itu.
“Yes, I want you to be my daddy.”
Tigran tersenyum, siapa yang tidak ingin menjadi ayah dari gadis cantik itu. Wajah cantik itu seperti malaikat, “Apa kamu nggak punya papi?” Tanya Tigran penasaran.
Gadis kecil itu lalu menggelengkan kepala, “Kayla nggak punya papi,” ucapnya lirih.
“Oh God, di mana papi kamu?”
“I don’t know, mami bilang kalau papi pergi jauh.”
“Oh God, di mana mami kamu?” Tanya Tigran penasaran.
“Itu mami,” tunjuknya.
Tigran mengarahkan matanya ke telunjuk gadis kecil itu. Ia memandang seorang wanita mengenakan dress putih dengan leher tinggi tanpa lengan, sedang fokus menatap ke arah leptop. Rambut lurusnya menjuntai ke wajahnya. Bulu matanya lentik dan hidungnya mancung, mengingatkannya pada salah satu artis ternama di negri ini. Di dekat leptop terdapat tas Hermes dan makanan. Ia tidak menyangka bahwa wanita cantik itu adalah ibu dari gadis ini.
Tigran sekali lagi memandang gadis kecil itu, “Nama kamu siapa cantik?” Ucap Tigran.
“Kayla Callista.”
“Beautiful name,” ucap Tigran lalu tertawa.
“Thank you, papi.”
Tigran tersenyum karena gadis kecil itu sangat cerdas, ”Kayla sekolah di mana?” Tanya Tigran.
“TK Cikal.”
Tigran tahu bahwa TK Cikal adalah satu Tk termahal di Jakarta, sekolah itu memiliki kurikulum Internasional Baccalaureate (IB). Biaya masuk atau uang pangkal di SD Cikal Cilandak adalah Rp104,3 juta (non-sibling) dan Rp93,9 juta (sibling), seperti dikutip dari Mommies Daily. Sementara biaya SPP adalah Rp6 juta per bulan, Rp17,4 juta per 3 bulan, atau Rp65,8 juta per tahun. Itu merupakan harga yang fantastis jika seorang single parent menghidupi untuk sekolah anak saja. Ia tahu biaya itu karena keponakannya juga sekolah di sana.
Tigran melirik jam melingkar ditangannya menunjukan pukul 13.20 menit. Ia yakin gadis kecil itu baru pulang sekolah.
“Kamu ingin saya menjadi papi kamu?” Tanya Tigran sekali lagi.
“Iya, Kayla mau om jadi papi,” ucapnya pelan.
Tigran tersenyum, “Iya, saya mau jadi papi kamu cantik.”
“Really?”
“Iya tentu saja. Bagaimana dengan mami kamu? Apa dia setuju saya jadi papi kamu.”
Kayla mengedikan bahu, “Kayla nggak tau.”
“Coba bilang dulu sama mami kamu. Boleh nggak papi ke sana?”
“Owh, oke.”
Tigran memandang gadis kecil itu melangkah menjauh dan berlari kecil dari sisi akuarium. Tigran lalu tersenyum penuh arti, ia melihat sekali lagi wanita yang fokus dengan leptopnya. Wanita itu tidak buruk menurutnya malah sebaliknya dia terlihat sangat berkelas.
Tigran kembali menatap biscuit berbentuk bulat yang di atasnya terdapat huruf A berwarna pink. Biscuit berbahan organic yang terbuat dari beras, gandum, susu, kacang-kacangan dan telur. Biscuit ini kaya akan protein tidak mengandung pengawet, lemak dan pewarna buatan, yang dibuat dikususkan untuk balita dan anak-anak. Ah, ia lupa memberikan biscuit ini kepada Kayla. Jika Kayla menyukai biscuit ini maka anak-anak lain menyukainya.
Jujur ini terobosan barunya membuat produk cemilan sehat untuk si kecil. Cemilan ini salah satu alternative yang baik kepada ibu seluruh Indonesia yang khawatir memberikan snack untuk buah hatinya. Ia melihat dipasaran banyak sekali menjual biscuit untuk orang dewasa. Namun untuk anak-anak sangat sedikit di pasaran.
Di perusahaanya ia sudah memproduksi banyak sekali biscuit dari berbagai rasa dan permen untuk orang dewasa. Produk-produknya sangat unggul di pasaran. Produk-produk unggulan mulai dari biscuit Rama, Kopika, Bang-Bang, Astar hingga minuman La Mineral, sampai kemasan teh telah ia lakukan dan semuanya laris dipasaran.
Ia selalu berinovasi untuk memberikan hasil terbaik untuk konsumen. Membangun perusahaan makanan memang tidak mudah, butuh kegigihan dan ketekunan. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dibangun oleh orang tuanya, dan ia sebagai anak pertama hanya melanjutkan perusahaan ini hingga maju lagi.
Kini perusahaanya sudah tembuh ke pasar ASEAN. Perusahaan ia produksi dengan sektor bisnis makanan dan minuman tidak ada matinya. Perusahaanya hanya berokus pada makanan dan minuman saja. Ia membuat cemilan ini bukan untuk mengubah konsitensi rasa namun lebih kearah pasar luas.
Tigran mencoba memakan biscuit itu sambil memandang ke arah akuarium, rasanya enak, tidak terlalu manis, susunya terasa dan renyah. Sangat cocok untuk di makan oleh anak-anak. Namun ia tidak tahu bagaimana selera anak-anak di luar. Karena produk ini masih sampel, ia perlu anak-anak untuk mencobanya. Jadilah ia terdampar di restoran ini. Tigran memandang sekali lagi wanita cantik itu dari kejauhan. Seketika hatinya bergetar ketika wajah cantiknya tidak berkonsentrasi pada layar leptop. Dia memanggil Kayla.
Naomi harus berkonsentrasi penuh antara menjaga Kayla dan menatap ke arah layar leptop pada presentasi yang terbentang di layar persegi. Untung saja presentasi itu sudah selesai. Naomi mengawasi Kayla dari kejauhan, ia memandang Kayla kembali dan ia menyuapi Kayla dengan soup ayam. Biasanya ia menemani Kayla melihat akuarium raksasa ketika berkunjung ke kebun binatang. Namun sekarang ia menemani buah hatinya di akuarium Neo Soho Mall.
Untungnya, suasana restoran ini tidak terlalu ramai dan sangat tenang untuk berkonsentrasi.
***
HAPPY READING “Kay, kamu jangan pergi jauh-jauh ya, mainnya deket sini aja,” ucap Naomi. “Iya, mami!” Naomi memakan chiken Caesar salad, ia kembali menatap ke arah layar leptop dan menekan tombol off. Ia tadi menjemput Kayla ke sekolah, entahlah kenapa langkah kakinya bisa ke sini. Ia hanya ingin menikmati senin siang bersama Kayla. Jujur ini merupakan pertama kalinya ia ke restoran ini. Konsep restoran ini mengusung fun dining experience. Di dalam restoran terdapat sebuah akuarium raksasa berisi enam ekor penguin humbolt. Suasana restoran ini terlihat teduh dan sejuk, ditambah dengan interior ala dunia bawah air yang menghiasi sudut ruangan. Membuat siapapun yang berkunjung betah berlama-lama di sini. Jujur kebahagiaanya saat ini adalah melakukan kegiatan bersama Kayla. Kesibukannya sebagai pekerja dan ibu tunggal tidaklah mudah. Segudang pekerjaan membuatnya lelah. Sesekali jika waktu luang ia melakukan me-time bersama putrinya. “Kayla makan dulu,” ucap Naomi memanggil Kayla
HAPPY READINGAlis Naomi terangkat ia tidak percaya bahwa pria bernama Tigran itu adalah pemilik dari perusaha terbesar di Indonesia. Bahkan semua produk yang di produksi dari Mayori ada di isi dapurnya. Ia menelan ludah, ia memandang Kayla meraih biscuit itu dan memasukan ke dalam mulutnya.Naomi sebenarnya takut jika ada orang asing memberi makanan untuk anaknya, ia harus aware dengan dirinya sendiri. Ia tidak tahu apakah pria itu pemilik dari Mayori atau bukan, karena sekarang banyak sekali kasus penipuan.“Kamu ragu?” Tigran memperhatikan gestur tubuh Naomi.“Ah, enggak,” ucap Naomi.Naomi sudah terlanjur melihat Kayla sudah memasukan biscuit itu ke dalam mulutnya, ia lalu mengambil biscuit itu dan melihat tekstur nya seperti biscuit pada umumnya. Ia memasukan ke dalam mulutnya, rasanya sangat enak, susunya terasa dan sangat renyah, sangat cocok untuk balita seperti Kayla.“Papi, mau lagi,” ucap Kayla.Tigran tersenyum, ia mengelus puncak kepala Kayla ia menyerahkan bungkusan it
HAPPY READING“Bilang apa sama om?” Tanya Naomi.“Makasih papi,” ucap Kayla tersenyum kepada Tigran.“Iya, sama-sama,” Tigran mengelus puncak kepala Kayla.Tigran menatap Naomi yang beranjak dari duduknya, wanita itu mengemasi barang-barangnya, “Kamu mau pulang?”“Iya, jam tiga nanti Kayla ada les piano.”Tigran memandang Naomi, “Kamu ke sini pakai apa?”“Saya bawa mobil sendiri,” ucap Naomi.“Saya antar kalian hingga ke basement.”“Ah, enggak usah,” tolak Naomi.“Mau dianter papi,” rengek Kayla.Mata Naomi melotot, ia ingin mengakhiri pertemuan dengan Tigran di sini, namun Kayla justru menginginkan pria itu bersama mereka lagi. Oh Tuhan, kenapa Kayla susah sekali diajak kerja sama. Terlalu percaya dengan pria asing itu tidak baik.Tigran menyungging senyum, ia lalu menggendong tubuh Kayla, “Let’s go kita pulang.”“Tapi saya bawa mobil sendiri, Tigran,” ucap Naomi menjelaskan.“Saya antar kalian hingga ke parkiran, Naomi.”Naomi melihat Tigran menggendong Kayla keluar dari area resto
HAPPY READINGNaomi menarik nafas, di satu sisi ia malas untuk berhubungan pria dan di satu sisi ia sudah lama tidak makan malam bersama sahabatnya itu. Ia tidak enak jika sudah diajak seperti ini. Semenjak Reni bertunangan kemarin, dirinya dan Reni jarang bertemu, karena mereka sama-sama sibuk dengan pekerjaan, terlebih Reni mempersiapkan pernikahannya yang sebentar lagi dalam hitungan hari.“Jam berapa?” Tanya Naomi.“Jam tujuh. Nanti gue jemput lo.”“Oke, jemput di butik Kemang aja ya.”“Oke.”“Lo lagi di mana?” Tanya Naomi penasaran, ia melepaskan jam tangannya, ia melangkah menuju walk in closet, menaruh jamnya di tempat semula.“Gue lagi klink, pasien gue banyak banget. Ini gue berhenti break bentar, karena dari tadi nggak sempet makan.”“I see, kirain di mana, soalnya berisik,” ucap Naomi terkekeh.Reni tertawa, “Biasa sih, anak-anak therapist ada yang ulang tahun gitu, tapi udahlah biarin aja, asal di room nggak berisik aja sih.”“Gue liat Kayla dulu ya, soalnya sebentar lagi
HAPPY READINGAwalnya agak susah menjalani ini, karena hanya orang tertentu saja yang dapat membelinya. Namun ia tidak patah semangat, lambat laun bisnisnya berjalan dengan sukses dan berkembang hingga saat ini. Beberkal pengalaman, menganalisa keotentikan, keaslian barang. Dan ia juga menganalisa bagaimana tas-tas itu berdampak dalam kehidupan social ekonomi Indonesia.Akhir-akhir ini, maraknya kasus penipuan berkedok tas branded pun cukup mengusik kehidupannya. Dengan keahliannya, ia mencoba mengedukasi barang branded mulai dari tren, model, keaslian hingga fashion ia bagikan ke media social miliknya. Banyak sekali kalangan artis, pejabat dan statusnya mengenang atas, berbondong-bondong membeli tas dengannya. Hingga saat ini ia memiliki web tersendiri, dan terus mengembangkan bisnisnnya dengan baik.***Beberapa jam kemudian, Naomi menatap Reni yang baru masuk ke dalam butiknya. Wanita itu mengenakan bodycon dress berwarna merah, dia tampil selalu all out. Rambut panjangnya berge
HAPPY READINGKafka menatap Naomi, ia memperhatikan garis wajah wanita itu, dia memiliki struktur rahang berbentu v, hidungnya kecil mancung, bulu matanya lentik dan alisnya terukir sempurna. Ia akui bahwa waniita di hadapannya ini sangat cantik, bahkan lebih cantik dari pada yang ia lihat di layar ponselnya. Ia lalu mengulurkan tangannya kepada wanita itu.Kafka mengelurkan tangannya kepada Naomi, “Saya Kafka,” ucap Kafka.Naomi memandang sekali lagi iris mata elang itu, ia sebagai wanita beradap dan memiliki tata kerama dan sopan santun. Tentu saja tidak mengabaikan pria yang ingin berkenalan dengannya. Naomi membalas uluran tangan pria itu.“Saya Naomi,” ucap Naomi, ia merasakan kehangatan di permukaannya.Sedetik kemudian ia ingin melepaskan tangannya, namun Kafka menahannya. Naomi menatap mata elang itu lagi, pria itu menyungging senyum dan lalu melepaskan tangannya. Enzo mempersilahkannya duduk, ia memilih duduk di samping Reni.Naomi memandang Enzo menuangkan wine ke dalam gela
HAPPY READING***“Rumah kamu di mana?” Tanya Kafka, membuka topik pembicaraan.“Di Pondok Indah.”“Tinggal sendiri?”Naomi mengangguk, “Iya. Kalau kamu?” Tanya Naomi.“Tinggal sendiri juga, saya tinggal di Kelapa Gading.”“I see, lumayan jauh juga ya kalau dari sini,” ucap Naomi.“Lumayan kalau macet-macetan, tapi jam segini udah nggak macet lagi,” ucap Kafka.Kafka memegang kemudi setir, ia menatap Naomi, “Katanya kamu punya anak?”“Pasti Enzo yang cerita.”Kafka tertawa, “Iya, Reni dan Enzo yang cerita sama saya. Namanya siapa?” Tanya Kafka penasaran.“Namanya Kayla, Tahun ini Kayla akan saya masukan primary school.”“Sekarang berarti masih TK?”“Iya, benar.”“TK mana?”“TK Cikal.”“Pasti Kayla cantik seperti kamu,” ucap Kafka.Naomi tersenyum, “Banyak yang bilang begitu.”Kafka melirik Naomi, wanita itu hanya diam dan tersenyum kepadanya, “Katanya kamu punya butik tas?”“Kok kamu tau?”“Tau dari Reni dan Enzo. Butik kamu sangat sukses, saya sering melihatnya di iklan di branda so
HAPPY READINGTigran memasang earphone ke telinganya, ia mendengar suara sambungan pada telinganya. Ia menunggu hingga sang pemilik ponsel mengangkat panggilannya.“Selamat pagi pak,” ucap seorang wanita dibalik speakernya.“Selama pagi juga,” ucap Tigran.“Ada yang bisa saya bantu pak.”“Elina, saya datang ke kantor agak telat. Kalau soal meeting nanti, tolong cancel besok pagi saja.”“Baik pak.”Tigran lalu mematikan sambungan telfonnya, ia perlu konfirmasi kedatangannya ke kantor, agar jika ada beberapa staff nya datang, maka sekretarisnya itu tidak kebingungan. Ia mengarahkan mobilnya ke TK Cikal yang berada di Cilandak. Ia tahu betul bahwa TK itu bertaraf Internasional dan telah terakreditasi Internasional Baccaulaureatte (IB).Beberapa menit berlalu, akhirnya ia tiba di depan bangunan taman kanak-kanak itu. Banyak sekali anak-anak yang status sosialnya di kalangan atas bersekolah di sini. Ia yakin Naomi memang memberikan pendidikan terbaik untuk masa depan putrinya.Ia melihat