Share

Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa
Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa
Penulis: Ria Abdullah

permintaan

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-01 13:49:44

Mungkin malam ini adalah malam yang tidak pernah kubayangkan seumur hidupku. Dari panjangnya waktu yang telah kujalani dengan Mas Hamdan dengan penuh bakti dan cinta, bagiku ikatan pernikahan kami kuat, tidak mungkin tergoyahkan bahkan oleh godaan atau penderitaan macam apapun itu.

Namun malam ini ... semuanya berbeda!

Selepas shalat isya, pria yang telah mengikat janji suci denganku selama hampir 13 tahun itu menghampiri, menggenggam tangan dan mengajakku duduk di dekatnya.

"Kemarilah Aisyah, Mas ingin bicara," ucapnya dengan lembut, dia mendekati dan mengecup pucuk kepala ini dengan penuh cinta.

Aku langsung bahagia mendapati sikap manisnya, biasanya jika dia bersikap seperti ini, maka aku akan mendapatkan hadiah. Mungkin itu hadiah kecil berupa daster atau bisa juga hadiah batin yang romantis.

"Apa, Mas?" tanyaku antusias, dengan mata berbinar dan hati berdebar.

"Kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu, Aku percaya bahwa kau juga mencintaiku. Perasaan dan batin kita terhubung satu sama lain," ungkapnya dengan lemah lembut.

"Iya benar, lalu, apa yang ingin Mas bicarakan, Aku sungguh penasaran "

"Aku berniat untuk menikah lagi, Aisyah, tapi kali ini niatku bukan ingin menandingimu dalam hatiku. Tapi ingin menyempurnakan Ibadah dan membantu seorang wanita yang ditelantarkan keluarganya."

"Apa, poligami?!" Pria yang kutanya langsung menunduk sambil mengangkat kedua bahunya dan tersenyum tipis.

Aku langsung berdiri, menatap Mas Hamdan dengan gelengan wajah tak percaya. Mataku mulai berkaca-kaca, tidak kuasa menahan kalimat yang baru saja dia ucapkan. Aliran napasku yang tadinya tenang seketika tersengal, darahku berdesir naik ke ubun-ubun membuatku kepalaku seakan dituang bara api, mendengar ia minta izin untuk menikah lagi tentu itu memantik rasa kecewa, sakit dan dia seketika sudah melukai hati.

"A-apa? kau ingin menikahi wanita lain?" tanyaku dengan suara gemetar, bukan suaraku saja tapi seluruh tubuhku bergetar. Rasa syok yang kurasakan saat ini lebih parah dibanding ketika aku ditabrak motor saat terburu-buru menjemput Raihan ke sekolahnya.

"Ini untuk ibadah, Sayang. Aku tidak punya sedikit pun rasa untuk melampiaskan syahwat, aku hanya kasihan pada seorang wanita yang dirundung kemalangan dan ingin mengajaknya bergabung ke rumah ini dalam ikatan suci."

"Allahu Akbar!" Aku langsung tersungkur di kakinya, aku syok hingga debaran dada tak mampu kukendalikan

"Ais, kamu kenapa?" Mas Hamdan langsung turun dari atas tempat tidur dan memegang kedua bahu sambil menatap mataku.

"Tidak ... tidak bisa Mas ...," bisikku dengan suara yang nyaris tak terdengar, bukan tak ingin berteriak tapi rasanya tenggorokan ini tercekik dan kering begitu saja.

Dadaku masih berdebar, bahkan degupan jantungku berpacu seakan meledakkan rongga dada. Jangankan mendengarnya langsung dari suamiku, membayangkan saja belum pernah. Bagaimana mau membayangkan jika aku sangat takut dengan kata poligami. Takut dibagi dan membagi, takut hati ini diracuni rasa iri dan cemburu pada wanita yang akan dikasihi suamiku nanti.

"Aisyah, kamu baik-baik saja?" ulangnya sekali lagi.

"Jangan bercanda, Mas. Aku merasa takut, Mas, jangan kelewatan menggoda istri," ucapku setengah berteriak sambil bangkit dari hadapannya, mengusap air mataku dan memaksa dirinya untuk tidak percaya, lantas kulanjutkan tugasku melipat pakaian yang tertunda.

Pria yang kini terdiam dengan posisinya yang masih duduk di lantai hanya menatapku dengan tatapan seribu makna, untuk beberapa detik kami membungkam dalam kebisuan. Hingga dia kembali mengulang kata katanya.

"Aku terkesan pada Maura, wanita yang dipaksa bekerja di rumah juragan Bono. Dia gadis lembut yang taat beribadah, aku khawatir sikap liar juragan Bono akan menodai gadis yatim piatu itu. Ini hanya bentuk keprihatinan, Aisyah."

Gerakan tanganku melipat pakaian langsung terhenti, kubalas tatapannya dengan tegas lalu berkata,

"Membantu tidak harus menikahi, Mas. Mas bisa menjadikan dia adik atau mempekerjakan dia sebagai pengurus rumah ini, atau juga ... mencarikan dia jodoh yang sebaya dengannya," jawabku datar.

Tanpa terasa air mata jatuh begitu saja di atas punggung tanganku, mengalir mengenai cincin pernikahan yang telah melingkari jari ini lebih dari satu dekade.

Perlahan ada ilusi seakan cincin itu terbelah menjadi dua, hatiku patah, ketakutanku mulai membuncah, Ini bukan mimpi atau bercanda, suamiku serius menyukai seorang wanita yang sangat terkenal cantik dan pemalu.

Aku sering berpapasan dengan Maura, gadis pendiam yang sempurna itu tidak pernah mau membalas tatapan mata orang lain, dia selalu menunduk dengan anggukan hormatnya kepada siapa yang ditemuinya.

"Aku tahu ini adalah syariat agama, wanita yang mau melapangkan dada untuk bersabar dan membagi suaminya dengan ikhlas, dijanjikan dengan masuk surga dari pintu mana saja. Namun, jangan memaksa aku untuk mendapatkan surga dengan cara seperti itu Mas, aku rela bersujud ribuan kali dan berpuasa seumur hidupku, tapi jangan suruh aku membagi cintamu."

Tiba-tiba mataku tidak mampu membendung buliran panas yang menganak sungai di kelopak mata. Dia tumpah mewakili perasaan sesak yang tadinya ingin kutahan di hadapan suami tercinta.

Mas Hamdan yang memang tak mampu menatapku menangis langsung berdiri dan memeluk bahuku, membawa kepala ini terbenam dalam dada bidangnya yang selalu mendamaikan. Sayang, kali ini aku tidak menemukan damai, yang kudapatkan hanya kegelisahan dan rasa takut yang menjadi-jadi.

"Jangan lakukan ini padaku, aku tidak tahu cara menata hati, aku tak jamin bisa menjaga kewarasanku melihatmu bahagia dengan orang lain. Aku juga tidak tahu cara menjawab pertanyaan anak-anak jika Ayah mereka tiba-tiba membawa wanita lain, memberi perhatian yang sama seperti apa yang diberikan pada ibu mereka dan sesekali kau akan tidur di dalam kamarnya. Daripada kau membunuhku secara perlahan seperti itu lebih baik racuni saja aku sekarang, Mas! Lebih baik aku mati di tanganmu, lebih baik begitu, Mas!" ucapku sambil memukul-mukulkan tangan ke dadanya.

Aku menangis pilu, bahkan kepiluan yang kurasakan lebih sakit daripada ketika Ayahku meninggal.

"Aisyah, jika aku membawa Maura kesini dengan menjadikannya pembantu atau adik angkat, aku takut tidak mampu melindunginya dari tatapan mataku atau menjaga harga dirinya dari penilaian orang lain. Dia gadis yang cantik dan aku juga adalah pria dewasa yang memiliki hasrat normal, karenanya tolong ...."

"Jadi memang kau tertarik padanya, iya kan?" Aku tiba-tiba menarik diri dari pelukan pria itu, menatap matanya dengan lekat, menelisik kejujurannya sambil beringsut pindah ke sudut kamar.

Bibir ini terus mengucapkan istighfar mencoba menetralisir degupan jantungku yang semakin cepat dan dorongan untuk menampar orang.

"Aku sudah membicarakan ini pada Raihan dan Putri Zahra, mereka memaklumi bahwa ayahnya ingin berpoligami. Aku sudah mengarahkan anak-anak untuk bersahabat dengan Maura," jawabnya.

Wah, kejutan apa lagi yang Mas Hamdan sudah siapkan? Sungguhkah ia sudah melibatkan anak-anak?

"Apa?! jadi selama ini diam-diam Mas sudah dekat dengan gadis itu? jadi selama ini Mas sudah mengatur rencana dan sudah siap melakukannya. Bahkan Mas mendekatkan anak-anak pada wanita itu tanpa sepengetahuanku? Apakah ini tidak pantas disebut pengkhianatan?"

"Aku tidak menjalin hubungan Aisyah, aku hanya mengutarakan maksud baik kepadanya, kupikir tadinya mungkin ini hanya bentuk dari rasa iba yang berlebihan karena sering melihatnya disiksa. Tapi melihat kesantunan gadis itu hatiku menjadi tertarik padanya, kurasa dia akan menjadi Ibu sambung yang akan menyayangi kedua anak kita juga membantumu mengurus rumah ini. Percayalah padaku," ucapnya sungguh-sungguh.

Aku semakin gamang kendengar pengakuannya.

"Tadinya Mas Hamdan bilang ini hanya untuk beribadah, tapi kemudian Mas mengakui bahwa memiliki ketertarikan pada Maura Teganya kamu Mas!"

"Anak-anak sudah bersahabat dengan Maura tinggal keputusanmu saja Aisyah," ucapnya seakan ingin mengakhiri perdebatan kami secepatnya.

"Aku tak tahu, aku akan salat dan mengadu pada Yang Kuasa," jawabku sembari mengumpulkan segenap kekuatan untuk bangun menuju ruang salat. Kupaksakan langkah meski tubuhku nyaris limbung, kepalaku sakit, seluruh sendi tubuh ini lemas seakan-akan tulang telah tercerabut dari badan.

"Ujian apa ini ya Allah? mengapa begitu berat cobaan yang Engkau timpakan?"

Bab terkait

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   gadis

    Gadis itu masih muda, umurnya masih 18 tahun, beda sedikit usianya nyaris sama dengan anak kami, Raihan. Malah jika disandingkan dengan putraku yang bertubuh tinggi, Maura terlihat seperti kakaknya.Jadi, bagaimana bisa dia akan dijadikan istri suamiku yang umurnya nyaris empat puluh? bagaimana aku bisa menyetujui gagasan Mas Hamdan?"Lama-lama aku sungguh akan kehilangan kewarasan," gumamku sambil mengeluh pada Yang Kuasa.Sepanjang malam, kulabuhkan sujudku di atas sajadah, terus bertanya, memprotes mengapa Allah memberi naluri menaklukkan bagi pria. Mereka makhluk visual itu, sangat mudah dialihkan dengan sedikit kecantikan wajah dan kemolekan tubuh."Tidak adakah lelaki di dunia ini yang benar benar setia?" aduku pada Allah. Tanganku kuat mencengkeram sajadah.Gadis bernama Maura itu adalah anak Pak Yuandi, pengusaha beras yang kemudian mati kecelakaan. Dia tumbuh dibesarkan oleh neneknya yang tua, harta miliknya dikuasai pamannya membuat gadis bermata indah itu hidup dalam kek

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   ingin tau

    Pagi ini, akan kutemui dia Mas," ucapku sambil bangun dan menuju ke dalam."Jangan Aisyah, kalau bisa kita temui dia bersama-sama. Aku belum mengutarakan perasaan sukaku, aku ingin kamulah yang menyampaikannya," kata Mas Hamdan dari ruang tamu. Langkahku langsung tertahan mendengar dia mengucapkan hal itu. Jika dulu aku tak pernah mencela suami, maka hari ini aku ingin menyebutnya semena-mena dan seenaknya. Apa iya, aku yang akan menemui gadis muda itu dan mengatakan jika mas Hamdan menyukainya lalu dengan manisnya memakaikan cincin?Oh ... apa dunia terbalik sekarang?!"Tolong lepaskan aku, Mas. Jika kamu mencintaiku dan menghargaiku sebagai seorang istri dan wanita yang pernah melahirkan anak anakmu tolong hargai perasaanku, aku sungguh telah tersiksa dengan luka semalam yang kau torehkan, Mas."Mendengarku menegaskan kalimat itu Mas Hamdan langsung terdiam, Dia terlihat tidak mau mendapatku lagi. Hanya mendengkus panjang dan menggeleng.* Satu jam kemudian,Suamiku yang masih ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   menyaksikan

    Menyaksikan Mas Hamdan memeluk wanita itu dengan penuh perhatian dan iba, hati ini menjadi semakin membara jadinya. Seakan lampunyang dituang minyak, hatiku berkobar tak terkendali.Betapa teganya dia terang-terangan menunjukan simpati dan cintanya. Gadis itu juga tahu sekali kapan harus bersikap manja dan cari muka."Mas maafkan, saya, saya ...." Wanita itu mulai menangis takut, membenamkan dadanya ke kemeja Mas Hamdan yang pagi tadi kusetrika."Tenang... ini bukan salahmu," bisik Mas Hamdan membelai pipinya yang kemerahan, wajah putih merona gadis itu menjadi semburat terkena panas mentari."Jadi salah siapa, salahmu yang tak mampu mengendalikan diri untuk jatuh cinta dan menggodanya?""Hentikan Aisyah! Kau sudah melukai perasaannya.""Lalu bagaimana hatiku?"Mas Hamdan terdiam, bibirnya seakan dikunci kebungkaman dan rasa malu, nampak jelas di raut wajahnya bahwa dia menyesali perbuatan barusan, dia nampak bingung menentukan harus bagaimana, berdiri di antara dua wanita membuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   kucari

    Kucari dia, kususul Mas Hamdan dengan penampilan yag sudah berantakan. Tak mampu kukendalikan diri untuk menunda mencarinya, karena semakin lama aku buang waktu semakin leluasa mereka untuk.Mungkin warga desa heran melihat diriku yang lalu lalang dengan muka bingung. Bisa jadi mereka tidak habis pikir mengapa ketua Balai Perempuan di desanya terlihat amat bingung seakan kehilangan akal./ Nyatanya, rasa gemas yang mengaduk aduk dalam hatiku membuat diri ini kehilangan prioritas untuk memperbaiki penampilan.Kulewati rumah juragan Bono, dan seperti tebakanku, mobil Mas Hamdan ada di sana.Entah apa tujuannya suamiku sampai nekat menemui juragan bengis itu, yang pasti dia kehilangan pikiran dan sudah dibutakan cinta oleh gadis muda.Aku ingin masuk ke sana tapi aku kembali melirik bawa gamisku yang penuh dengan lumpur rasanya memalukan sekali memaksa masuk dalam keadaan kotor seperti ini. Sambil berjingkat-jingkat ingin memeriksa dan mencuri dengar kira kira Mas Hamdan sedang apa,

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   aku kembali

    Aku kembali ke rumah bersama Mas Hamdan dengan mobil yang sama. Setelah kubuka pintu aku langsung melampiaskan kemarahan. Kujatuhkan semua foto dengan bingkai-bingkai cantik yang tertata di bufet dekor ruang tamu dengan emosi yang sudah tak terkendali."Kupikir kita sudah bahagia dan utuh sebagai keluarga yang tidak akan terpisahkan, namun kenyataannya hatimu terbagi dua!"Prang!"Katamu, Mas tak akan meninggalkan atau menduakan cintaku!"Prang!Mas Hamdan yang kaget melihat kemarahanku dan terpana melihat perabotan yang bergulir dipecahkan, langsung mendekat dan menangkap kedua tangan ini, dia berusaha merangkulku tapi aku sudah muak dengannya."Tenang Aisyah!""Bagaimana aku bisa tenang, bagaimana aku meredam gejolak emosi cemburu melihatmu melindungi wanita itu, aku merasa kecil, rendah dan dicampakkan oleh sikapmu, Mas.""Itu hanya sudut pandangmu, kau tak pernah tahu isi hatiku!""Kau sudah menunjukkannya. Kau sudah memperlihatkan padaku hatimu condong kemana! Kau bilang kau aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   sejak

    Sejak aku mengutarakan semua keberatan itu suamiku tidak pernah lagi membahas tentang Maura dan keinginannya untuk menikah lagi. Kami menjadi dua orang asing yang berdiam di dalam perang dingin.Kami memang tinggal dalam satu atap namun rasa benci yang berkelindan di dalam hati sangat sulit dinetralkan hingga aku dan Mas Hamdan bisa kembali berhubungan normal seperti semula.Aku dan dia tidur di ranjang dan makan di meja yang sama, tapi tanpa bicara, kami lebih sering sibuk dengan pikiran masing-masing. Anakku yang bungsu tidak merasa terganggu tapi aku tahu bahwa kakaknya, Raihan, merasakan permusuhan tersebulung yang terjadi pada kami orang tuanya.Aku tidak hendak menyapanya dan dia pun terlihat sungkan untuk mengajakku bicara. Kami habiskan waktu hanya untuk mengerjakan kegiatan masing-masing, kadang saling memandang tapi itu hanya beberapa detik saja.Kutunggu permintaan maaf dan kata-kata yang biasa merayu membujukku agar aku bisa kembali tersenyum dan tenang, namun itu tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   kian

    Kian hari kian jauh aku dengannya, kebungkaman yang seolah membangun sebuah dinding pembatas di antara kami berdua. Belakangan teman-temannya juga menelpon untuk mengungkapkan protes bahwa kinerja kerja Mas Hamdan tidak lagi seperti dulu."Apa beliau sakit karena saya lihat setiap harinya lesu dan sedikit bicara," ucap salah seorang pekerja di tempat Mas Hamdan."Tidak juga, mungkin suami saya memang sedang banyak pikiran."Saya yakin beliau sakit, pekerjaannya banyak yang tertunda, sering terlihat bingung di meja kerja juga tubuhnya mulai kurus dan wajahnya pucat," sambung karyawan yang posisinya di bawah suamiku itu.Aku tahu persis bahwa sakit yang diderita Mas Hamdan adalah sakit rindu yang tidak tersampaikan dia terluka karena aku dan segenap anggota keluarganya menentang rencana poligaminya itu.Dia memang kehilangan berat badan karena jarang makan dan selalu termenung sedih, kadang melihatnya membuatku kesal, aku gemas dan ingin sekali berteriak agar dia sadar dan berhenti t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   anakku dirawat

    Aku bawa anakku ke Puskesmas terdekat dan langsung ditangani oleh tim medis.Tubuhnya yang sudah dingin dan gemetar membuatku panik dan takut, dan bukannya apa ... bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi karena Putri sudah berjam-jam terkena hujan dan cuaca dingin."Nak, Bunda sudah bawa kamu ke puskesmas, sekarang dokter akan memberi obat dan kita akan ganti pakaianmu," ucapku sambil menggenggam tangannya dengan tanganku yang gemetar cemas. Aku tetap bersaha tegar menyalin pakaian anakku dengan selimut hangat yang diberikan perawat."Maafkan saya sekali lagi, Bu. Saya sungguh mengira bahwa dia pulang bersama teman-temannya dan sudah dijemput ayahnya," ucap gurunya dengan raut bersalah."Itu bukan salahnya, Bu guru," jawabku tersenyum tipis. Meski aku coba menenangkan diri tapi perasaanku masih saja galau dan takut.Kucoba meraih ponsel tapi ternyata benda itu mati karena terkena air dan habis batrainya. Hendak menghubungi Mas Hamdan dari ponsel Guru Putri tapi wanita itu juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02

Bab terbaru

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   164

    Mungkinkah sikap arogan Mas Irsyad ditengarai oleh kecemburuannya yang begitu besar kepada Hamdan atau mungkinkah karena dendamnya padaku karena sudah menyakiti Elsa, entahlah, aku tak tahu, yang jelas aku merasa sangat sakit dan tersinggung. Air mataku berurai pedih dan menyesal. "Andai aku tidak termakan kata kata manis dan bujukan sejak awal, mungkin aku tidak akan pernah menikahi pria busuk seperti Irsyad. Dia hanya baik di awal dan kejam di akhir, dia benar benar membalikkan persepsiku tentang perilaku dan sifatnya."Pagi menjelang, matahari menyapa, tapi aku enggan menatapnya. Diri ini masih terbaring di ranjang meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh."Kamu tidak bangun untuk menyiapkan sarapanku dan anak-anak?""Aku sedang tidak enak badan dan kalian bisa beli makanan di drive thru, anak anak akan senang," jawabku dari balik selimut."Aneh sekali sikapmu hari ini Aisyah," gumamnya."Memangnya aku tidak boleh sakit memangnya sesekali aku tidak boleh libur dari rutinitas rum

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   163

    "Berani sekali istrimu memukulku, aku kesakitan Mas, aku kesakitan ...." Wanita itu meraung dan menjerit kesakitan sambil berusaha melindungi dirinya di belakang Mas Irsyad.Saat itu yang aku rasakan tidak ada lagi kewarasan, hanya sakit, panas hati dan amarah yang menggelegak. Saking tak tahannya aku dengan kekesalan, rasa-rasanya ubun-ubun ini ingin meleleh."Beraninya kau mengusik suamiku, menghapus ketentraman rumah tangga dan membuat hidupku tidak nyaman!" Aku melesat ke belakang Mas Irsyad, tanpa bisa dicegah aku langsung mencekik leher wanita itu sampai dia terdorong dan terdesak tepat di depan tangga rumah."To-tolong... Akh ... akkk ...." Wanita itu meronta "Aisyah, stop, ya Allah, Aish, please, lepasin Elsa." Mas Irsyad berusaha menengani tapi sia sia saja.Nafas wanita itu mulai sesak dan megap-megap, dia ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Aku yang seakan dirasuki sebuah kekuatan besar terus menekan lehernya hingga nyaris saja wanita itu meregang nyawa dengan bola

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   162

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   161

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   160

    Tak mau terus menyiksa batinku sendiri dengan terus menguping pembicaraan Mas Irsyad dan mantan istrinya akhirnya kuputuskan untuk turun saja mengambil air minum dan kembali ke kamar.Namun sebelum aku melanjutkan langkah, kembali perasaan marahku meronta-ronta. Haruskah aku melabrak dan meneriakinya, lalu mencecarnya dengan banyak pertanyaan mengapa dia berani sekali menelepon wanita lain di tengah malam dan memberinya kata-kata yang indah. Oh Tuhan, hatiku dilema.Ingin kutahan diri tapi rasa haus seakan menusuk tenggorokan sehingga aku tidak punya pilihan.Dengan gaun tidur yang masih menjuntai ke lantai, aku berjalan ke dapur. Melihatku tiba-tiba datang pria itu terkesiap dan kaget. Dengan salah tingkah dia segera mematikan ponsel dan menyembunyikan benda itu di bawah dudukannya. Tapi sayang, aku melihatnya.Aku yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya berjalan dengan cuek lalu mengambil gelas dan memencet dispenser lantas kuteguk air sambil berusaha menahan diriku."Kok belum tid

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   159

    Hal yang baru saja dia katakan memantik sebuah keheranan di hatiku. Di satu sisi dia ingin aku membiarkannya untuk berhubungan baik dengan Elsa namun sebaliknya ketika aku dan Mas Hamdan berkomunikasi dan hendak menjalin hubungan baik lagi, dia seakan sangat keberatan dan benci."Mungkinkah suamiku adalah penganut pernikahan terbuka di mana dia bebas melakukan apa saja dengan dunia dan teman wanita, sementara aku akan terjerat dan harus mematuhi semua aturan yang dibuat. Bukankah itu tidak adil?!"Alangkah arogan dirinya ketika mengatakan bahwa aku tidak boleh turut serta dalam acara aqiqah yang diselenggarakan Mas Hamdan sementara dia terus malah padaku agar bisa menemui mantan istrinya dengan berbagai alasan kurasa jika aku sudah jengah sendiri dan bosan, dia akan kutinggalkan.Kadang timbul kesesakan tersendiri di dalam hatiku, keheranan entah mengapa aku selalu gagal menjalin tali pernikahan. Apakah aku memang harus ditakdirkan punya suami ajaib yang tidak pernah sesuai dengan

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   158

    Mungkin aktivitas romantis yang kami lakukan semalam yang membuat moodku membaik di pagi hari. Aku bangun, menyibak tirai jendela membiarkan matahari menghangatkan setiap sisi ruangan rumah. Aku beranjak ke dapur untuk menjerang air dan membuat sarapan keluarga. Selagi menunggu air mendidih luperiksa ponsel yang Alhamdulillah tidak ada notifikasi apa apa. Ya, bagiku kehadiran notifikasi selalu membuat diri ini berdebar dan cemas. Selalu, setiap kali ada yang menghubungi pasti ada masalah atau apa saja yang berkemungkinan merepotkan diri ini."Ah, andai setiap hari hidup kita seperti ini, pasti akan menyenangkan sekali," gumamku sambil menakar bubuk kopi dan gula ke dalam cangkir suami."Bunda ...." Anak anak turun lebih pagi, mereka terlihat sudah rapi degan seragam dan sunggingan senyum yang ceria. "Bagaimana malam tadi, apa kalian tidur dengan nyenyak?""Tentu, kami tidur dengan nyaman dan pulas sekali, Icha tidur bersamaku dan kami sempat membaca buku cerita dan dongeng. Oh ya

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   157

    "Tidak perlu harus sedramatis itu, Aish, wanita itu sudah demikian tersakiti," ujar Mas Irsyad sambil menutup pintu mobilnya."Jadi kau membelanya?""Bukan begitu?""Mas ... Kalau kamu memang merasa kasihan dan sayang pada wanita itu maka tinggalkan aku dan pilihlah dia, aku tidak akan keberatan sama sekali.""Aisyah, kamu hanya salah paham.""Cukup, jangan mengulur pembicaraan dan mengulang situasi yang sama. Situasi yang pernah aku rasakan bersama Mas Hamdan, aku sudah bosan, demi tuhan, aku ingin menghindarinya," jawabku sambil beranjak masuk ke dalam rumah."Bisa kita pura pura baik baik saja setidaknya di depan Icha, kasihan anakku, dia pasti bingung ....""Aku juga tidak mau membuat anakmu bingung tapi dia pun harus diberi pengertian dan harus tahu seperti ini kondisi orang tuanya sekarang, anak itu harus menyadarinya, Mas.""Jangan terkesan memaksa " Mas Irsyad memburuku di tangga."Lebih cepat tahu lebih baik. Anak anak harus diajari dari sekarang contoh bahwa kita tidak boleh

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   156

    Akhirnya aku dan anak tiriku berkendara satu mobil menuju rumah ibunya. Aku sebenarnya punya rencana sendiri untuk membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Besar keyakinanku bahwa wanita itu hanya pura pura amnesia untuk meraih perhatian semua orang.Sepuluh menit kemudian kami sampai di rumah bercat cream dengan taman kecil dan pohon palem di depannya. Elsa terlihat menunggu di depan teras, senyumannya terkembang saat melihat Fortuner milik Mas Irsyad. Meski tertatih namun semangat dan visual ceria terlihat sekali di wajahnya. Melihat ibunya mendekat, Aisyah membuka pintu dan menyambut, mereka berpelukan dan hendak masuk. Alangkah terkejut Elsa saat mendapati diri ini duduk di kursi depan di dekat mantan suaminya. Raut wajahnya berubah syok dan tidak nyaman."Hai, Elsa," sapaku sambil melambai kecil, bahagia sekali melihat wanita kesal."Siapa dia Mas?"Mas Irsyad nampak ragu, tapi aku yang tidak suka mengulur waktu segera memberi tahu bahwa aku istrinya. Biasanya reaksi orang yang

DMCA.com Protection Status