MADU KUJADIKAN BABU Part 26 B"Lah emang kamu gak lihat ini muka dari tadi juga serius?" tanyanya balik sambil menyuruhku mengamati raut wajahnya.Aku mengecap bibir, "ck bener-bener ya kamu Ikram. Parah Lo, CEO masa doyannya istri orang, issshh."Dia terkekeh melihatku geleng-geleng kepala sambil bergidig."Eh btw, dari jaman sekolah kamu gak berubah ya Tan. Kuat, tegar dan berprinsip kuat. Aku suka perempuan kayak kamu," kata Ikram lagi."Apaan sih lebay. Jelas aja aku gak berubah, kamu pikir aku Saras 88 bisa berubah?"Dia terbahak."Nanti kabar-kabari ya Tan kalau misal kamu cerai sama suami kamu," celetuknya lagi.Keningku mengerut, "isssh apa sih, bikin kesel aja.""Eh aku serius. Katanya bentar lagi dia bakal jadi mantan, itu artinya kalian mau cerai 'kan?"Aku mengecap bibir, "ya iya siih, tapi males ah ngomongin dia mulu. Di rumah udah sumpek karena lihat dia terus, masa iya di tempat pesta kayak gini juga aku harus bahas dia lagi."Ikram terkekeh, "iya iya deh maaf."Kami l
MADU KUJADIKAN BABUPart 27Rahang si madu babu makin mengeras. Dan dia baru akan bicara lagi saat ibu mertua menarikku dan Mas Iwan keluar."Ayo Intan, Iwan. Perempuan seperti dia baiknya gak usah diladenin.""Mas! Awas aja kamu, Mas! Kamu pasti nyesel karena udah perlakukan aku begini!" teriaknya lantang.***Esok harinya.Aku bangun pagi dan gegas turun sambil membawa pakaian kotorku setelah aku mandi dan bersih-bersih. Sementara Mas Iwan juga sedang ada di kamar mandi ketika aku keluar dari kamar.Kupikir si madu babu sudah ada di dapur seperti biasa. Tapi ternyata dapur masih sepi saat aku sampai."Kemana itu orang? Kebiasaan amat jam segini belum bangun, udah kayak nyonya aja."Gegas aku pergi ke kamarnya setelah kutaruh kerinjang pakaian kotorku di dekat kamar mandi.Dor dor dor!"Niaaa!"Agak lama sampai akhirnya dia membuka pintu."Apa sih? Perasaan ini rumah udah kayak di stasiun aja, berisik," dengusnya kesal."Kamu lihat itu jam, lihat. Jam berapa?" Aku berkacak pinggang.
MADU KUJADIKAN BABUPart 28 A"Hallo, Nia. Kamu itu ngomong apa sih? Ngapain Ibu harus jelasin? Ada apa suara kamu serak gitu? Kamu lagi nangis ya?" respon Bi Kokom di jauh sana. Sengaja si madu babu meloudspeak panggilan teleponnya."Iya sekarang Nia lagi nangis, Bu. Gara-gara Ibu bawa si Aliandi ke dalam hidup Nia sekarang Mas Iwan salah paham. Ibu sekarang harus tanggung jawab, ceritain semuanya soal siapa dia sebenarnya dan gimana hubungan Nia sama dia supaya Mas Iwan dan ibu mertua Nia denger dengan jelas.""Oh kirain ada apa." Bi Kokom terdengar malas dan santai."Ya udah buru cerita sekarang, Bu.""Ogah. Ibu gak mau.""Ibu. Ayolah, Bu. Cerita sekarang, biar Mas Iwan dan mertua Intan percaya kalau Intan itu gak ada main apa-apa," paksa si madu babu lagi."Nggak. Udah sih biarin aja. Syukur-syukur kamu cerai biar kamu punya suami yang lebih baik dari si Iwan."Sontak saja Mas Iwan dan ibu mertua melotot. Si madu babu makin pias."Ibu! Kalau ngomong jangan sembarangan. Siapa juga
MADU KUJADIKAN BABUPart 28 B"Gak. Gak apa-apa Tan," katanya pasrah, sambil mengembuskan napas panjang.Dia lalu kembali turun bersamaku meski dengan langkah berat. Dalam kondisinya yang sekarang, aku memang sengaja agar dia tetap berangkat kerja hari ini. Tentu saja supaya aku gak rugi dan kehilangan pundi-pundi uangku. Enak aja, dia pikir aku bakal nyuruh dia bolos kerja? Jangan harap.Kami baru saja duduk di kursi makan saat si madu babu datang menghampiri."Mas, kamu mau sarapan? Aku siapin ya." Buru-buru wanita itu membuka nasi uduk yang tengah dibawanya."Gak usah. Aku mau makan bubur," tolak Mas Iwan malas.Si madu babu tercekat dengan mata yang lagi-lagi berair dan merah. Sementara aku tertawa puas dalam hati."Ini Mas buburnya." Kusodorkan cepat bubur yang tadi kubeli padanya."Iya makasih Tan." Mas Iwan tersenyum padaku sebelum akhirnya dia mulai melahap bubur tersebut.Dada si madu babu kembang kempis. Tapi ia bisa apa? Selain memilih pergi dengan mata yang sudah mengembun
MADU KUJADIKAN BABUPart 29 AWajah si madu babu pias seketika."Sana ke belakang. Males saya lihat wajah kamu yang sok polos itu," usir Ibu mertua.Si madu babu akhirnya melengos pergi meski dengan tatapan tajam dan tangan mengepal. Aku senyum lebar saja dalam hati. Puas rasanya aku seharian ini melihat wanita itu diomelin terus-terusan sama ibu mertua dan suaminya haha."Itu apa sih, Mas?" tanyaku penasaran. "Ini uang doorprize dari bos Tan. Katanya di pesta kemarin Mas menang doorprize tapi kita udah pulang duluan, jadi uang hadiahnya baru dikasih sekarang.""Hah? Masa sih? Emang ada doorprize segala?""Iya ada. Cuma Mas lupa ngasih tahu sama kamu. Nih uangnya." Mas Iwan meyerahkan uang itu padaku."Wah makasih ya, Mas.""Tuh 'kan, kalau kamu pergi sama orang bener, kamu juga ikutan beruntung Wan. Coba kalau kamu perginya sama perempuan lain, Ibu sih yakin, kamu gak akan seberuntung itu," ucap Ibu mertua. Matanya neleng ke arah si madu babu.Mendadak saja langkah pelan wanita itu
MADU KUJADIKAN BABU Part 29 B"Gak apa-apa. Buat kamu apa yang enggak. Apalagi sekarang di rumah ada Ibu, Mas jadi harus makin rajin kerja." Dia senyum lebar sambil mengelus pipiku.Hmm baguslah. Memang harusnya begitu. Batinku."Oh ya Mas, kalau gitu aku tidur duluan ya. Capek.""Iya. Nanti Mas nyusul," katanya.Buru-buru aku pergi ke kamar dan melelapkan diri.***"Intaaan! Intaaan!"Tok tok tok."Intaaan!"Aku terperanjat dan langsung mengucek-ngucek mata.Kudengar ibu mertua mengetuk-ngetuk pintu kamar sambil teriak-teriak memanggilku dengan suara yang tak santai.Ada apa sih?Cepat aku menyingkap selimut dan buru-buru turun dari ranjang."Iya Bu, sebentaaar.""Cepet buka pintunyaaa!"Astaga, ada apa sih? Pagi-pagi gini heboh amat."Ya, Bu. Kenapa?" tanyaku cepat setelah pintu kamar berhasil kubuka."Intan, Iwan Tan. Iwaaan." Ibu mertua terisak-isak sambil terus nunjuk-nunjuk ke belakangnya."Kenapa? Mas Iwan kenapa, Bu?"Tanpa menjawab pertanyaanku lagi, ibu mertua menarik tanga
MADU KUJADIKAN BABUPart 30"Iya, Bu. Katanya kemungkinan besar keracunan dari makanan yang dia konsumsi.""Makanan yang dia konsumsi? Bukannya terakhir Mas Iwan minum kopi buatanmu, Mbak?" tanya si madu babu."Iya. Semalam Mas Iwan emang minum kop-""Wah berarti jelas dong, Mas Iwan keracunan kopi buatanmu," potongnya cepat.Mulut terbuka, "ya nggak gitu Nia! Dokter 'kan belum observasi lebih lanjut, jadi kita belum tahu jelasnya dia keracunan jenis apa dan dari makanan atau minuman apa. Yang jelas kata dokter sekarang Mas Iwan kritis, jadi lebih baik kita banyak berdo'a aja dari pada ribut-ribut soal beginian," ujarku kesal.Dia itu, maen asal tuduh aja. Dasar nyebelin."Loh kenapa Mbak? Kamu kok kayak ketakutan gitu? Kalau kamu gak salah harusnya kamu gak usah takut dan alihin topik gini dong," kekeuhnya."Nia! Kamu itu bisa gak jangan asal nuduh dulu. Kamu pikir aku gila sampe harus ngeracun suamiku sendiri?" tampikku tak terima."Ya terus itu Mas Iwan bisa keracunan gitu gimana c
MADU KUJADIKAN BABUPart 31 A"Apa? Kenapa anak saya, Dok?" Ibu mertua tak sabar."Pasien tidak bisa diselamatkan," lanjut dokter itu."Apa?!" Ibu mertua terkejut. Pun dengan aku yang nyaris tak percaya.Mas Iwan meninggal? Ya ampun. Ini beneran?"An-an-anak saya meninggal maksudnya, Dok?" Ibu mertua tergagap dengan suara bergetar. Dokter itu mengangguk berat."Iwaaan!" Ibu mertua teriak kencang lantas menyerobot masuk ke dalam. Aku cepat berlari mengejar beliau, dan ikut berhambur ke dalam ruangan itu."Iwaaan! Apa-apaan ini, Nak? Kamu gak mungkin pergi secepat ini Iwan. Bangun Iwan, banguun!" Suara Ibu mertua memekik memenuhi ruangan itu. Dengan perasaan yang tiba-tiba tak karuan, cepat kuelus pundak beliau dan Kutenangkan juga di pundakku."Sabar Bu, sabar ... Ibu harus ikhlas."Brak!Seketika tanganku ditepisnya kasar. Dan ibu mertua langsung menarik kepalanya dari pundakku. Beliau lantas menatapku dengan mata melotot penuh."Apa maksud kamu? Iwan masih hidup, dia baik-baik saja.