Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok.
"Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua.
"Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.
Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.
Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu.
"Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara.
"Iya bu.. kenapa?" Tanya Carisa dan menaruh gelas minumnya karena dia baru selesai minum air putih lalu menghentikan sejenak aktivitas makannya.
"Ibu minta uang ya, buat bayar iuran ke jogja bersama teman arisan ibu," ujar bu Sabrina tanpa basa basi dan melanjutkan makan.
"Kapan ke jogjanya bu?" Tanya Carisa sambil mengkerutkan dahinya.
"Minggu depan Ris, tapi dua hari lagi terakhir bayarnya. Murah kok hanya satu juta lima ratus ribu saja, itu sudah transport dan penginapannya. Kalau kamu mau kasih uang saku juga boleh deh sekalian." ucap bu Sabrina dengan entengnya.
"Penting banget bu acaranya?" Tanya Carisa.
"Ya iyalah penting.. ini menyangkut marwah ibu dan juga biar hubungan grup arisan kami terjalin erat." Ujar bu Sabrina.
"Mas.. kamu aja yang kasih uang ke ibu, aku lagi gak ada uang," ucap Carisa dengan menoleh ke arah Aditya yang sedang mengunyah makanannya.
Uhuk..
Uhukk..
Aditya mendengar ucapan Carisa yang memintanya untuk membayar uang liburan ibunya pun kaget sampai tersedak, Carisa melihat Aditya yang tersedak mengeluarkan nasi dari mulutnya segera mengambilkan air untuk dikasihkan ke sang suami.
"Minum dulu mas," pinta Carisa seraya memberikan segelas air putih pada sang suami.
"Ya ampun kamu ini Risa! Suami kamu lagi makan loh malah kamu ajak bicara!" gerutu bu Sabrina.
"Loh kok ibu malah nyalahin aku sih, bukannya tadi ibu yang memulai duluan bicara ditengah sarapan?" Tanya Carisa.
Bahkan makanannya belum habis karena menanggapi ibu mertuannya. Bu Sabrina melongos tanpa menjawab omongan Carisa karena kalah telak.
"Aku gak ada uang Ris, lagian kemaren mas juga sudah bayar uang kuliah Nadin," Jawab Aditya setelah dirinya merasakan baikan.
"Terus gimana? Aku juga gak ada uang," jawab Carisa.
"Terserah kamulah mau gimana, minggu lalu kan baru gajian masa' udah habis sih!" ujar Aditya.
"Mas.. Kamu nanya gaji aku kemana?" Tanya Carisa.
"Apa kamu gak mikir bayar cicilan mobil Nadin dari mana? Bayar kuliah Nadin dan bayar arisan ibu juga itu dari mana uangnya kalau bukan dari uang ku mas?" Tanya Carisa lagi dengan nada kesal dengan sang suami.
"Terus kemaren kan aku juga pulang beli tiket pesawat ya wajar kalau uang ku habis!" Ujar Carisa.
"Masa' gak ada sisa sama sekali? atau kamu kasih ke orang tua mu uangnya?" Tuduh Aditya.
"Terserah aku dong mas mau kasih ke orang tua ku apa gaknya. Lagian yang mau liburan kan ibu kok malah kita yang di ribetkan begini," jawab Carisa lalu melanjutkan makannya karena dia harus segera berangkat kerja.
"Kalian kok malah bertengkar sih, kalian bayarin dong biaya liburan ibu," rengek bu Sabrina.
"Ibu gak usah ikut aja deh ya," ucap Aditya, karena Aditya berpikir gak mau uang tabungannya berkurang apalagi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan jatah untuk bersenang-senang dengan teman-temannya dan juga Jesika akan berkurang nantinya jika dia harus membayar uang liburan ibunya.
"Nggak!! Ibu gak mau!! Mau taruh dimana muka ibu Dit kalau sampai batal ikut. Pokoknya ibu gak mau tau Carisa harus bayarin ibu," ujar bu Sabrina.
Malas menanggapi ibu mertuanya, Carisa memilih melanjutkan menyantap sarapannya biar cepat selesai.
"Aku sudah selesai, mau siap-siap ke kantor dulu," ucap Carisa lalu berdiri menuju dapur membawa bungkusan nasi miliknya yang sudah habis dilahap olehnya.
"Risa.. Jawab dulu permintaan ibu," rengek bu Sabrina.
"Maaf ya bu! Aku tidak bisa memberikan ibu uang liburannya, tapi kalau uang saku nanti aku tambah sedikit untuk ibu," jawab Carisa lalu pergi ke kamarnya.
Bu Sabrina berdecak kesal mendengar jawaban dari menantunya.
"Adit... kamu bujuk dong istri kamu. Kalau dia gak mau bayarin ibu, kamu yang harus bayarin ibu! Ibu gak mau tau itu," ujar bu Sabrina pada sang anak.
"Bu.. ibu minta sajalah sama ayah, atau gak ibu jual perhiasan ibu untuk biaya liburannya. Uang saku nanti dari Carisa, kan tadi bilang mau nambah uang saku ibu," ujar sang anak.
"Aduuh... kamu ini! Pokoknya ibu gak mau tau ya, kamu harus berhasil bujuk istrimu buat bayarin liburan ibu!" Pinta bu Sabrina.
"Nantilah dipikir bu.. aku mau siap-siap dulu," jawab Aditya lalu bergegas menuju kamarnya.
"Heh!! Kamu ini kebiasaan ya! Bekas makan kamu ini beresin dulu dong," teriak bu Sabrina tanpa ada jawaban dari sang anak.
Dengan berat hati bu Sabrina membereskan bekas makan anaknya tadi, Carisa juga belum keluar kamar mungkin dia tengah bersiap akan ke kantor.
Setelah di rasa sudah beres, bu Sabrina menuju kamar untuk mengambil tasnya lalu ke ruang tamu dan duduk sambil memangku tasnya.
Rencananya dia akan nebeng pada sang anak untuk pulang pagi ini karena kantor Aditya melewati rumahnya. Suaminya sudah memintanya untuk pulang karena dirumah berantakan tidak ada yang membereskannya.
Selama dia di rumah Aditya warung pun tutup meskipun ada suami dan anak gadisnya dirumah. Nadin tidak mau membereskan rumah itu yang membuat bu Sabrina kesal pada Nadin. Dia mau membereskan rumah jika ada maunya saja.
"Bu.. aku berangkat dulu ya," ucap Carisa seraya mencium punggung tangan mertuanya.
"Hmm.. jangan lupa uang liburan dan saku ibu selama di jogja!" ujar bu Sabrina sedikit penekanan.
"Ya bu.. nanti aku kasih uang sakunya, assalammualaikum," ujar Carisa lalu bergegas keluar rumah.
Ia berpikir jika menghadapi mertuanya tak akan ada habisnya, dia harus segera berangkat karena tak mau berlama-lama dijalanan karena macet.
Carisa hanya akan memberikan uang saku saja pada ibu mertuanya sesuai apa yang dia ucapkan, dan tidak untuk transport dan lainnya. Dia berpikir mertunya masih ada pemasukan dari warung sembako dan yang lainnya.
Disepanjang perjalanan, dia menghidupkan musik sambil ikut bernyanyi untuk menghilangkan rasa jenuh dan kesal dengan keadaan pagi ini. Di karenakan jalanan sedikit macet dan juga tuntutan dari mertua yang meminta apapun harus dituruti.
Tapi sekarang, mereka bahkan selalu mencaci di saat Carisa tidak bisa memenuhi apa yang mereka inginkan. Tapi biarkan saja, Carisa juga sudah berencana untuk berpisah dengan Aditya. Dia sudah tidak sanggup lagi harus menjadi mesin atm bagi keluarga suaminya.
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma
"Bagaimana sayang? Kamu sudah transfer uang kuliah Nadin bulan ini?" Mendengar pertanyaan sang suami, Carissa sontak mengangguk. "Sudah, Mas. Tapi, aku hanya mentransfer dua juta saja. Kemarin, ibu--" "Apaa...?!! Kenapa hanya segitu? Kamu tahukan kalau bulan ini waktunya bayar uang kulah?!" bentak Aditya. Deg!Baru kemarin sang ibu mertua minta uang untuk arisan sejumlah satu juta rupiah dan juga minta uang untuk cicilan mobil yang dipakai nadin. Sekarang, dia dimarahi karena harus membayar penuh biaya kuliah Nadin 3,5 juta rupiah?"Aku tau mas, tapi kenapa semua urusan keluargamu harus dilimpahkan sama aku?" balas Carissa, menahan emosi, "Lagipula, biaya kuliah Nadin, seharusnya ditanggung ayah dan ibu serta kamu. Kenapa jadi aku, Mas?"Sungguh, Carissa muak lama-lama. Gajinya memang mencapai dua digit. Tapi, mengapa sang suami malah memanfaatkan uang tersebut untuk membantu keluarganya.Lupakah Aditya kalau dialah kepala keluarga yang seharusnya menafkahinya. Mengapa Carissa jus
"Assalammualaikum..." ucap Carisa saat masuk ke kediaman orang tuanya. "Waalaikumsalam..., eh non Risa kok datang mendadak non..?" tanya bi Ijah art di kediaman orang tua Carisa. "Iya bi, lagi kangen sama mama papa. Mereka ada dirumahkan..?" tanya Carisa. "Mereka lagi keluar non sejak pagi, lebih baik non Risa telfon saja," jawab bi Ijah. "Yaah... padahal tadi Risa mau bikin kejutan bi," ucap Carisa. "Kurang cepat sih non datangnya hhehe..., mau dibuatin minuman apa non?" tanya bi Ijah. "hmm.. nanti saya ambil sendiri saja dikulkas bi," jawab Carisa. "Ya sudah non sini kopernya bibi bawakan ke kamar non," ucap bi Ijah dan mengambil koper miliknya dan membawa ke kamar miliknya yang berada dilantai dua. Carisa lantas berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman dingin. "Andai keluarga mas Aditya tau kondisi ekonomi papa mama mungkin mereka malah memanfaatkan diriku," gumam Carisa. "Untung saja dulu aku tak menceritakan dengan detail usaha papa.." lanjut Carisa dan meneguk jus y
"Ris.." panggil pak Abi saat dia tengah duduk diruang tengah sambil nonton tv."Iya pa.." jawab Risa dan menoleh kearah sang papa."Apa kamu ada yang ingin di ceritakan sama papa?" tanya sang papa, sebenarnya ingin menunggu Carisa bercerita tapi terlihat dari raut wajah yang ditunjukan sang putri sepertinya masalahnya sangat pelik."hmm... Tidak ada pa." jawab Carisa."Kamu yakin tidak ada yang ingin kamu ceritakan sama papa nak?" Tanya sang papa lagi."Iyaa pa.. aku pulang ke mari karena aku sangat rindu pada kalian," jawab Carisa."Terus kenapa suami kamu tidak menelfon sama sekali? dulu saja jika kamu kesini dia bolak balik menelfon terus nak," sahut sang mama.Deg!"M--mas Aditya lagi sibuk," jawab Carisa berbohong."Sibuk apa Ris? sampai-sampai gak ada waktu untuk keluarga? ini juga sudah malam dan besok hari sabtu, bukankah hari sabtu dikantor Aditya free ya? dan itupun hanya diisi kegiatan silaturahmi sesama karyawan saja bagi yang bisa ikut, ya ikut , kalau tidak ya juga gak a
"Kamu kerja dimana nak Jesika?" tanya ibu Sabrina sembari dudu dikursi ruang tamu."Hmm.. saya bekerja sebagai spg di sebuah brand kecantikan tante," jawab Jesika."Waah.. pantas saja kamu cantik yaa," ucap ibu sabrina dengan melihat penampilan Jesika mulai dari atas hingga ujung kaki seperti tengah menilai wanita selingkuhan anaknya itu."Terimakasih tante.. oh ya ini ada sedikit buah dari saya," ucap Jesika seraya memberikan kantong berisi buah serta beberapa cemilan yang dibeli saat dalam perjalanan tadi."Waah... terimakasih banyak ya nak Jesika, tapi ngomong-ngomong apa kamu belum tahu jika Aditya sudah memiliki istri?" tanya ibu sabrina."Sudah tahu tante, bahkan kami menjalin hubungan ini sudah hampir delapan bulan lamanya." jawab Jesika.Pak Gilang yang mendengarnya hanya bisa kesal, dia tak suka dengan Jesika. Bagaimana bisa seorang wanita single mau berhubungan dengan laki-laki yang masih berstatus suami orang."Hmm... sudah lumanyan lama juga ya," gumam ibu sandra yang masi
Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak memi
Sejujurnya dia sangat suka dengan beberpa baju milik Carisa, bahkan dia berencana ingin mengambil beberapa yang dia suka tanpa sepengetahuan Aditya."Iyalah.. siapa lagi coba yang beliin kalau bukan mas," jawab Aditya santai.Jesika pun sudah mengumpulkan baju yang dia suka dipojokan lemari agar nanti tinggal dimasukkan saja dalam tas."Kamu ngapain sih kok lama disana? udah sana buruan ganti bajunya," ucap Aditya yang sudah berada diatas kasur dan sedang memainkan ponsel."Bentar iih mas, aku cuma mau lihat koleksinya Carisa aja kok," jawab Jesika.Aditya tidak menggubris jawaban jesika dan hanya menghendikkan bahunya lalu lanjut lagi dengan ponsel dirinya.*****"Alhamdulillah akhirnya sampai rumah juga.." gumam Carisa yang baru sampai didepan rumahnya dan segera turun dari taksi.Hari ini sebenarnya Carisa mau pulang dengan pesawat terakhir tapi dia masih ada kerjaan yang harus dia selesaikan malam ini, jadi dia naik pesawat jam tiga sore dan sampai dirumah setengah lima karena jal