Dia baru teringat jika ibu mertua memang sering menguras isi kulkasnya, apalagi ibu sabrina ada disana sudah bisa dipastikan jika yang mengambil bahan-bahan masakan dikulkas adalah ibu mertua.
"Mau masak apa istriku sayang?" Tanya Aditya yang tiba-tiba ada di belakangnya.
Aditya pasti ada maunya jika mencoba merayu Carisa seperti ini, karena beberapa bulan ini memang hubungan mereka banyak cekcoknyaa dari pada harmonisnya.
"Gak jadi masak!!" jawab Carisa kesal.
"Loh kenapa sayang? Mas udah lapar ini dan ibu juga kayaknya udah lapar," ucap Aditya.
"Ibu belum pulang?" Tanya Carisa karena saat dia datang tadi setelah minta oleh-oleh ibu mertua bilang mau pulang.
"Belum.. katanya mau nginap sini. kamu segera pesan makanan apa gitu," titah Aditya.
"Kamu ajalah mas kalau mau delevery! aku mau keluar cari makan," jawab Carisa.
"Enggak deh.. kalau kamu makan diluar mas sama ibu akan ikut," ucap Aditya.
"ya udah ayoklah.. aku mau makan nasi goreng didepan komplek sana," jawab Carisa.
Aditya tentunya tak akan mau diajak makan disana, karena didekat abang nasi goreng mangkal selalu banyak bapak-bapak yang sedang berkumpul di pasum dekat pos ronda yang letaknya tak jauh dari gerobak penjual nasi goreng.
"Nitip ajalah kamu sekalian beli bungkus aja," ujar Aditya.
"hmm...." Carisa hanya berdehem saja tanpa menjawab, dia sebenarnya mau keluar untuk makan ayam penyet. Tapi dia sengaja berbohong mau makan nasi goreng didepan agar suami dan ibu mertua tidak ikut.
Kalau sampai Ibu mertua ikut pasti disepanjang jalan akan mengomel jika ingin sesuatu tidak dibelikan, ibu mertua seperti anak kecil jika melihat apa yang dijual dipinggir jalan pasti ingin membelinya.
Hampir satu jam Carisa keluar mencari makan malam, kini dia sudah sampai dirumahnya tentu saja mendapatkan tatapan sinis dari Aditya dan ibu mertua.
"Katanya cari makan didepan? kok lama banget sih Ris?" cecar ibu sabrina.
"Yaa kan disana antri bu, lagi pula aku makan disana jadi ya lumayan lama. Ini nasi gorengnya silahkan dinikmati," ucap Carisa seraya memberikan kantong plastik berisikan dua bungkus nasi goreng ukuran jumbo. Dia sengaja memesan ukuran jumbo agar ibu mertua saat tengah makan nanti tidak merengek kelaparan.
"Makasih istriku sayang," Ucap Aditya dan membuka bungkusaan miliknya.
"Ya sama-sama.. habis makan langsung dibuang bungkusnya di tempat sampah! jangan dibiarkan diatas meja, aku capek mau istirahat," ujar Carisa lalu masuk kekamar untuk mengerjakan pekerjaan untuk besok.
Aditya dan ibu sabrina tidak mengindahkan ucapan Carisa, karena mereka sudah fokus dengan makanan yang ada didepannya.
"Enak juga ya nasi goreng didepan sini," ucap ibu sabrina.
"Iya lah bu.. ibu sih tiap kali aku ajak beli disana selalu nolak" ujar Aditya.
Dia juga mengakui jika nasi goreng memang yang mangkal didepan komplek rasanya memang mantul, apalagi kalau pesan yang pakai cabe rawit setan sudah pasti mantul karena selain pedas juga masih ada gurihnya.
"Ya kan dipinggir jalan.. ibu kira gak enak dit. oh ya Jesika tadi kayaknya bawa paperbag besar isinya apa dit?" tanya ibu sabrina dengan sedikit berbisik takut Carisa mendengar ucapannya.
"ooh itu baju-baju milik carisa diangkut sama di bu, untung aja Risa tak ngomel-ngomel sepanjang masa," jawab Aditya.
"Hah..? kok bisa sih? dia kan orang kaya kok mau pakai baju bekas istri kamu yang kampungan itu," jawab ibu sabrina.
"Aku juga sedikit heran bu, tapi dia juga bawa pakaian Risa yang masih baru," jawab Aditya.
"Hmm mungkin aja dia suka modelnya kali ya.. oh ya uang kuliah Nadin bagaimana dit? masa' iya kamu gak ada simpanan sama sekali, kasihan adik kamu tu," ucap ibu sabrina.
"Memangnya kurang berapa sih uang kuliahnya bu?" tanya Aditya sembari memasukan nasi goreng ke mulutnya.
"Kurang satu juta lima ratus kata nadin, kalau kamu ada bayarin dulu. Ibu gak ada uang, uang kontrakan kemarin sudah ibu pakai untuk membeli perhiasan," ujar ibu sabrina enteng.
"Ibu ini beli perhiasan terus! anak butuh duit malah gak mau kasih," ujar Aditya kesal.
"Ya kan ada kamu, perhiasan yang ibu beli jangan sampai dijual, itu ibu pakai waktu arisan biar gonta ganti," ucap ibu sabrina.
Hmm.. terserah ibu sajalah, aku sudah selesai nanti ibu bereskan ya sekalian," titah aditya lalu bergegas keluar rumah untuk merokok.
Dia memang selalu merokok setelah makan, tapi tidak seperti lelaki lainya. Aditya merokok jika sedang suntuk dan setelah makan saja, mungkin sehari habis lima atau enam batang rokok.
"Dasar..!! dikira ibunya pembantu apa," gerutu ibu sabrina seraya menyuapkan kembali nasi ke mulutnya.
Beberapa saat kemudian dia sudah selesai dan meninggalkan bekas makannya bersama Aditya diatas meja. Ibu sabrina malah masuk ke kamarnya untuk membalas chat teman-temannya yang mengajak untuk liburan ke jogja minggu depan.
Jelas saja ibu sabrina harus ikut, malu dong kalau dia absen. Apalagi ibu sabrin terkenal sebagai orang kaya dikelompok arisannya karena bayar tak pernah telat dan selalu memakai perhiasan serta modelnya gonta-ganti terus.
Di grup aplikasi warna hijau sudah banyak chat yang masuk karena dia malas membaca mulai dari awal, jadi dia mengirim pesan pada ketua arisan yang bernama bu Rika,
[hai jeng.. gimana jadi gak wacana liburnya? maaf ya tadi gak ikut nimbrung digrup soalnya masih keluar cari makan malam] tulis ibu sabrina.
[jadi dong jeng.. gimana jeng sabrina ikutkan? murah kok bayarnya cuma satu juta lima ratus aja. kita tiga hari dua malam disana] jawab bu rika yang gercep membalas karena dia selalu online.
[naik pesawat?] balas ibu sabrina.
[enggak jeng.. kita sewa minibus aja lewat tol kan gak lama juga. kalau jeng mau naik pesawat ya gak apa, nanti kita bertemu dihotel] balas bu rika.
Ibu sabrina jadi berfikir jika bareng sama teman-temannya lebih hemat, karena kalau naik pesawat satu juta cuma untuk transfortasi doang. Belum hotel dan biaya masuk ketempat wisata, sedangkan jika bareng grup arisannya sudah include transport pulang pergi, hotel dan tiket masuk ke tempat wisata.
[bareng sama yang lainya aja deh jeng, biar makin solid aja di grup kita] balas ibu sabrina.
[oke deh, saya catat ya jeng. jangan lupa pembayaran paling lambat dua hari kedepan] balas bu rika.
[oke jeng.. tenan aja akan segera aku bayar] balas ibu sabrina.
Ibu sabrina berencana akan meminta uang pada Carisa untuk biaya liburannya ke jogja bersama teman-temannya, bahkan dia juga akan meminta untuk uang saku sekalian.
tok...tok...tok..."Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu."Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya."Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar."Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa."Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak."ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa."Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina."Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang m
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok."Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua."Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu."Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara."Iya bu.. kenapa?" Tanya C
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma
"Bagaimana sayang? Kamu sudah transfer uang kuliah Nadin bulan ini?" Mendengar pertanyaan sang suami, Carissa sontak mengangguk. "Sudah, Mas. Tapi, aku hanya mentransfer dua juta saja. Kemarin, ibu--" "Apaa...?!! Kenapa hanya segitu? Kamu tahukan kalau bulan ini waktunya bayar uang kulah?!" bentak Aditya. Deg!Baru kemarin sang ibu mertua minta uang untuk arisan sejumlah satu juta rupiah dan juga minta uang untuk cicilan mobil yang dipakai nadin. Sekarang, dia dimarahi karena harus membayar penuh biaya kuliah Nadin 3,5 juta rupiah?"Aku tau mas, tapi kenapa semua urusan keluargamu harus dilimpahkan sama aku?" balas Carissa, menahan emosi, "Lagipula, biaya kuliah Nadin, seharusnya ditanggung ayah dan ibu serta kamu. Kenapa jadi aku, Mas?"Sungguh, Carissa muak lama-lama. Gajinya memang mencapai dua digit. Tapi, mengapa sang suami malah memanfaatkan uang tersebut untuk membantu keluarganya.Lupakah Aditya kalau dialah kepala keluarga yang seharusnya menafkahinya. Mengapa Carissa jus
"Assalammualaikum..." ucap Carisa saat masuk ke kediaman orang tuanya. "Waalaikumsalam..., eh non Risa kok datang mendadak non..?" tanya bi Ijah art di kediaman orang tua Carisa. "Iya bi, lagi kangen sama mama papa. Mereka ada dirumahkan..?" tanya Carisa. "Mereka lagi keluar non sejak pagi, lebih baik non Risa telfon saja," jawab bi Ijah. "Yaah... padahal tadi Risa mau bikin kejutan bi," ucap Carisa. "Kurang cepat sih non datangnya hhehe..., mau dibuatin minuman apa non?" tanya bi Ijah. "hmm.. nanti saya ambil sendiri saja dikulkas bi," jawab Carisa. "Ya sudah non sini kopernya bibi bawakan ke kamar non," ucap bi Ijah dan mengambil koper miliknya dan membawa ke kamar miliknya yang berada dilantai dua. Carisa lantas berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman dingin. "Andai keluarga mas Aditya tau kondisi ekonomi papa mama mungkin mereka malah memanfaatkan diriku," gumam Carisa. "Untung saja dulu aku tak menceritakan dengan detail usaha papa.." lanjut Carisa dan meneguk jus y
"Ris.." panggil pak Abi saat dia tengah duduk diruang tengah sambil nonton tv."Iya pa.." jawab Risa dan menoleh kearah sang papa."Apa kamu ada yang ingin di ceritakan sama papa?" tanya sang papa, sebenarnya ingin menunggu Carisa bercerita tapi terlihat dari raut wajah yang ditunjukan sang putri sepertinya masalahnya sangat pelik."hmm... Tidak ada pa." jawab Carisa."Kamu yakin tidak ada yang ingin kamu ceritakan sama papa nak?" Tanya sang papa lagi."Iyaa pa.. aku pulang ke mari karena aku sangat rindu pada kalian," jawab Carisa."Terus kenapa suami kamu tidak menelfon sama sekali? dulu saja jika kamu kesini dia bolak balik menelfon terus nak," sahut sang mama.Deg!"M--mas Aditya lagi sibuk," jawab Carisa berbohong."Sibuk apa Ris? sampai-sampai gak ada waktu untuk keluarga? ini juga sudah malam dan besok hari sabtu, bukankah hari sabtu dikantor Aditya free ya? dan itupun hanya diisi kegiatan silaturahmi sesama karyawan saja bagi yang bisa ikut, ya ikut , kalau tidak ya juga gak a
"Kamu kerja dimana nak Jesika?" tanya ibu Sabrina sembari dudu dikursi ruang tamu."Hmm.. saya bekerja sebagai spg di sebuah brand kecantikan tante," jawab Jesika."Waah.. pantas saja kamu cantik yaa," ucap ibu sabrina dengan melihat penampilan Jesika mulai dari atas hingga ujung kaki seperti tengah menilai wanita selingkuhan anaknya itu."Terimakasih tante.. oh ya ini ada sedikit buah dari saya," ucap Jesika seraya memberikan kantong berisi buah serta beberapa cemilan yang dibeli saat dalam perjalanan tadi."Waah... terimakasih banyak ya nak Jesika, tapi ngomong-ngomong apa kamu belum tahu jika Aditya sudah memiliki istri?" tanya ibu sabrina."Sudah tahu tante, bahkan kami menjalin hubungan ini sudah hampir delapan bulan lamanya." jawab Jesika.Pak Gilang yang mendengarnya hanya bisa kesal, dia tak suka dengan Jesika. Bagaimana bisa seorang wanita single mau berhubungan dengan laki-laki yang masih berstatus suami orang."Hmm... sudah lumanyan lama juga ya," gumam ibu sandra yang masi