"Kamu kerja dimana nak Jesika?" tanya ibu Sabrina sembari dudu dikursi ruang tamu.
"Hmm.. saya bekerja sebagai spg di sebuah brand kecantikan tante," jawab Jesika.
"Waah.. pantas saja kamu cantik yaa," ucap ibu sabrina dengan melihat penampilan Jesika mulai dari atas hingga ujung kaki seperti tengah menilai wanita selingkuhan anaknya itu.
"Terimakasih tante.. oh ya ini ada sedikit buah dari saya," ucap Jesika seraya memberikan kantong berisi buah serta beberapa cemilan yang dibeli saat dalam perjalanan tadi.
"Waah... terimakasih banyak ya nak Jesika, tapi ngomong-ngomong apa kamu belum tahu jika Aditya sudah memiliki istri?" tanya ibu sabrina.
"Sudah tahu tante, bahkan kami menjalin hubungan ini sudah hampir delapan bulan lamanya." jawab Jesika.
Pak Gilang yang mendengarnya hanya bisa kesal, dia tak suka dengan Jesika. Bagaimana bisa seorang wanita single mau berhubungan dengan laki-laki yang masih berstatus suami orang.
"Hmm... sudah lumanyan lama juga ya," gumam ibu sandra yang masih bisa didengar oleh yang lain.
Pak Gilang yang malas mendengarkan obrolan mereka memilih keluar dari rumah dan menjaga warung saja.
"Mau kemana yah?" tanya Aditya.
"Jaga warung didepan, dari pada disini sama sekali gak penting," Jawab pak gilang kemudian menghembuskan asap rokok yang cukup banyak dirungan tersebut. Membuat Jesika jadi batuk-batuk kerena dia sangat benci dengan asap rokok.
"Udah biarin aja ayah kamu ke depan, lagian ibu sudah capek jaga dari tadi," ucap ibu sabrina menatap ke arah Aditya.
"Oh ya.. nak Jesika ini berapa bersaudara? tanya ibu sabrina, dia akan mengintrogasi wanita tersebut. jika gaji dan keuangan orang tuanya lebih dari Carisa, maka dia akan memihak kepada Jesika.
"Kebetulan sekali saya hanya anak tunggal tante, saya sebenarnya ingin punya adik tapi kedua orang tua saya, sedari saya masih kecil sangat sibuk dengan bisnisnya, jadi yaa saya sendirian hingga sekarang, bahkkan kedua orang tua saya jarang sekali ada dikota ini," jawab Jesika.
"Waah.. pebisnis sukses dong," ucap ibu sabrina dengan membayangkan jika harta kedua orang tua Jesika sangat melimpah, rumah mewah dan tentunya akan loyal kepadanya nanti.
"Hehe ya alhmadulilah tante," jawab Jesika.
"Kamu kan ingin punya adik, Aditya punya loh adik perempuan namanya Nadin, tapi saat ini dia masih belum pulang dari kampus, kalau kamu kesepian main aja sama dia," ucap ibu sabrina.
"Wah cocok sekali dong, aku tuh pengen banget punya adik perempuan biar bisa di ajak shoping atau kesalon bareng gitu," jawab Jesika.
"Nah mendingan kamu jalan sama Nadin aja, toh dia juga bisa nyetir mobil nanti bisa gantian kalau bawa mobil kamu, atau pakai mobilnya Nadin juga bisa." ucap ibu sabrina.
Jesika akan semakin gencar mendekati keluarga ini, Aditya sudah mapan. Keluarganya juga sepertinya banyak uang buktinya anak mereka yang masih kuliah saja sudah membawa mobil, berbeda dengan dirinya yang baru satu tahun ini memiliki mobil hasil kerja sebagai spg selama enam tahun dan itu pun masih kredit.
Jesika berbohong soal orang tuanya, sebenarnya dia adalah anak orang biasa. Ayahnya bekerja sebagai tukang kebun dirumah salah satu juragan desanya sedangkan ibu menjadi buruh cuci. Jesika memang sedang menggaet lelaki kaya agar dia bisa hidup enak tanpa harus bekerja. Setelah dia berhasil menjadi istri Aditya, dia akan meminta Aditya untuk membalik namakan surat-surat berharga menjadi atas namanya dengan alasan bukti cinta.
Beberap saat kemudian mobil honda brio berwarna merah masuk kehalaman rumah orang tua Aditya.
"Nah itu kayaknya Nadin udah pulang" ucap ibu sabrina.
"Iya tante.." jawab Jesika dengan senyuman serta anggukan kepala.
"assalamualaikum..." ucap Nadin saat masuk kedalam rumahnya.
"Waalaikumsalam.. sini Din, ada yang mau ibu kenalkan sama kamu," ucap ibu sabrina sambil menepuk bantalan kursi meminta anaknya untuk mendekat.
"Siapa bu?" tanya Nadin.
"Hai Din.. kenalin aku Jesika pacarnya mas Aditya," ucap Jesika dengan percaya diri dan mengulurkan tangan ke arah Nadin.
"Pacar?" tanya Nadin denga sedikit heran.
"Iya Din.. tapi kamu jangan kasih tahu Carisa," jawab Aditya.
"Iya kak, cantik kok" ucap Nadin dan memindai penampilan Jesika meskipun cukup seksi tapi menarik juga, dan dia malah berniat ingin berpenampilan seperti Jesika.
"Jelaslah.. pacar kakak. Oh ya kamu hubungi kak Carisa sendiri saja. Kakak males banget mau hubungi dia," ucap Aditya pada Nadin.
"Jadi uangnya belum juga di transfer?" tanya Nadin.
Aditya hanya mengehendikan bahu. "Ya belum, kalau sudah di transfer ngapain kakak suruh kamu minta sendiri," jawab Aditya.
"Uang apa sih mas?" tanya Jesika yang sedikit kepo.
"Itu uang kuliah buat Nadin, masak iya cuma di kasih satu juta doang, padahal dua jutaa loh, semua uang gaji dibawa sama Carisa dan mas hanya dikasih sedikit ini di atm," jawab Aditya dengan sedikit membual.
Dia memang bercerita kepada Jesika jika gajinya mencapai dua digit dan dirinya hanya mengambil uang lima juta buat pegangan, padahal gajinya hanya tujuh jutaan. Satu juta untuk Carisa dua juta untuk ibu serta adiknya.
"Yaa ampun!! Kok gitu sih mas," jawab Jesika.
"Nah maka dari itu, mas minta Nadin biar minta sendiri sama Carisa," ucap Aditya.
"Emangnya kamu menanggung uang kuliah Nadin?" tanya Jesika dengan nada seperti sedikit keberatan.
"Itu sudah menjadi tanggung jawab Aditya, lagian nanti setelah Nadin selesai kuliah ibu akan membayar semua biaya yang di keluarkan oleh Aditya dengan satu rumah disebelah," sahut ibu sabrina.
Jesika yang mendengarnya semakin berbinar matanya, pasti nanti setelah dia menikah dengan Aditya kehidupannya akan lebih baik dari saat ini.
"Iya bu.. kalau aku jadi istrinya Mas Aditya nanti juga tak keberatan kalau seandainya Mas aditya membantu Nadin," jawab Jesika.
Tadi dia sangat bodoh karena bisa-bisanya keceplosan tanya begitu, nanti yang ada orang tua Aditya bisa ilfil dan tidak memberi restu padanya.
"Nah.. ini baru calon menantu idaman," ucap ibu sabrina.
"Hmm.. baiklah, aku pamit mau ke kamar dulu, mau telfon kak Carisa," ucap Nadin seraya beranjak dari tempat duduknya.
"Nadin.." panggill Jesika sebelum Nadin terlalu jauh dari ruang tamu.
"Iya kak.. ada apa?" tanya Nadin yang menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
Jesika berdiri serta mengeluarkan dompetnya dari dalam tas dan mengambil uang didalamnya.
"Ini buat tambahan jajan kamu besok, oh ya lain kali kita shoping bareng mau ya?" tanya Jesika seraya memberikan uang lembaran seratus ribu sebanyak lima lembar pada Nadin.
"aah makasih banyak ya kak, emang kakak paling cantik gak ada duanya. Iya aku mau kak, kabarin aja nanti ya kak. oh ya mana no hp kakak biar aku save," ucap Nadin dan menerima uang dari Jesika, lalu mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas.
Jesika lalu menyebutkan nomor ponselnya agar di save oleh Nadin.
"Tuh kan.. lihat bu, Jesika baru bertemu satu kali dengan Nadin langsung kasih uang loh. Bedakan sama Carisa," ucap Aditya pada ibunya.
"Iya Dit.. kamu benar, kalau dia sudah jadi istri kamu pasti lebih loyal lagi," jawab ibu sabrina.
"Itu sudah pasti bu," ucap Aditya.
Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak memi
Sejujurnya dia sangat suka dengan beberpa baju milik Carisa, bahkan dia berencana ingin mengambil beberapa yang dia suka tanpa sepengetahuan Aditya."Iyalah.. siapa lagi coba yang beliin kalau bukan mas," jawab Aditya santai.Jesika pun sudah mengumpulkan baju yang dia suka dipojokan lemari agar nanti tinggal dimasukkan saja dalam tas."Kamu ngapain sih kok lama disana? udah sana buruan ganti bajunya," ucap Aditya yang sudah berada diatas kasur dan sedang memainkan ponsel."Bentar iih mas, aku cuma mau lihat koleksinya Carisa aja kok," jawab Jesika.Aditya tidak menggubris jawaban jesika dan hanya menghendikkan bahunya lalu lanjut lagi dengan ponsel dirinya.*****"Alhamdulillah akhirnya sampai rumah juga.." gumam Carisa yang baru sampai didepan rumahnya dan segera turun dari taksi.Hari ini sebenarnya Carisa mau pulang dengan pesawat terakhir tapi dia masih ada kerjaan yang harus dia selesaikan malam ini, jadi dia naik pesawat jam tiga sore dan sampai dirumah setengah lima karena jal
Dia baru teringat jika ibu mertua memang sering menguras isi kulkasnya, apalagi ibu sabrina ada disana sudah bisa dipastikan jika yang mengambil bahan-bahan masakan dikulkas adalah ibu mertua."Mau masak apa istriku sayang?" Tanya Aditya yang tiba-tiba ada di belakangnya.Aditya pasti ada maunya jika mencoba merayu Carisa seperti ini, karena beberapa bulan ini memang hubungan mereka banyak cekcoknyaa dari pada harmonisnya."Gak jadi masak!!" jawab Carisa kesal."Loh kenapa sayang? Mas udah lapar ini dan ibu juga kayaknya udah lapar," ucap Aditya."Ibu belum pulang?" Tanya Carisa karena saat dia datang tadi setelah minta oleh-oleh ibu mertua bilang mau pulang."Belum.. katanya mau nginap sini. kamu segera pesan makanan apa gitu," titah Aditya."Kamu ajalah mas kalau mau delevery! aku mau keluar cari makan," jawab Carisa."Enggak deh.. kalau kamu makan diluar mas sama ibu akan ikut," ucap Aditya."ya udah ayoklah.. aku mau makan nasi goreng didepan komplek sana," jawab Carisa.Aditya te
tok...tok...tok..."Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu."Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya."Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar."Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa."Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak."ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa."Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina."Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang m
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok."Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua."Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu."Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara."Iya bu.. kenapa?" Tanya C
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma
"Bagaimana sayang? Kamu sudah transfer uang kuliah Nadin bulan ini?" Mendengar pertanyaan sang suami, Carissa sontak mengangguk. "Sudah, Mas. Tapi, aku hanya mentransfer dua juta saja. Kemarin, ibu--" "Apaa...?!! Kenapa hanya segitu? Kamu tahukan kalau bulan ini waktunya bayar uang kulah?!" bentak Aditya. Deg!Baru kemarin sang ibu mertua minta uang untuk arisan sejumlah satu juta rupiah dan juga minta uang untuk cicilan mobil yang dipakai nadin. Sekarang, dia dimarahi karena harus membayar penuh biaya kuliah Nadin 3,5 juta rupiah?"Aku tau mas, tapi kenapa semua urusan keluargamu harus dilimpahkan sama aku?" balas Carissa, menahan emosi, "Lagipula, biaya kuliah Nadin, seharusnya ditanggung ayah dan ibu serta kamu. Kenapa jadi aku, Mas?"Sungguh, Carissa muak lama-lama. Gajinya memang mencapai dua digit. Tapi, mengapa sang suami malah memanfaatkan uang tersebut untuk membantu keluarganya.Lupakah Aditya kalau dialah kepala keluarga yang seharusnya menafkahinya. Mengapa Carissa jus