"Ris.." panggil pak Abi saat dia tengah duduk diruang tengah sambil nonton tv.
"Iya pa.." jawab Risa dan menoleh kearah sang papa.
"Apa kamu ada yang ingin di ceritakan sama papa?" tanya sang papa, sebenarnya ingin menunggu Carisa bercerita tapi terlihat dari raut wajah yang ditunjukan sang putri sepertinya masalahnya sangat pelik.
"hmm... Tidak ada pa." jawab Carisa.
"Kamu yakin tidak ada yang ingin kamu ceritakan sama papa nak?" Tanya sang papa lagi.
"Iyaa pa.. aku pulang ke mari karena aku sangat rindu pada kalian," jawab Carisa.
"Terus kenapa suami kamu tidak menelfon sama sekali? dulu saja jika kamu kesini dia bolak balik menelfon terus nak," sahut sang mama.
"M--mas Aditya lagi sibuk," jawab Carisa berbohong.
"Sibuk apa Ris? sampai-sampai gak ada waktu untuk keluarga? ini juga sudah malam dan besok hari sabtu, bukankah hari sabtu dikantor Aditya free ya? dan itupun hanya diisi kegiatan silaturahmi sesama karyawan saja bagi yang bisa ikut, ya ikut , kalau tidak ya juga gak apa-apa." ucap mama.
"Mama kok bisa tahu?" tanya Carisa.
"Yaa.. karena bos pemilik perusahaan itu teman papa dan mama" jawab papa.
"Hah? serius pa ma? Carisa baru tahu jika hari sabtu free, kok Mas Aditya gak cerita sama aku ya?" jawab carisa.
"Jadi selama ini kamu tidak tahu kegiatan Aditya diluaran sana? tanya sang papa dengan tatapan mengidentifikasi.
"Hmm.. iya pa" jawab Carisa lemah seraya menunduk.
Dia memang prnah bertemu suaminya check in dihotel bersama dengan wanita lain, tapi Carisa kira hari itu karena memang tanggal merah, jadi mereka check in dihari sabtu. Nyatanya memang kalau sabtu Aditya akan free dan ke kantor paling lama tiga jam saja.
Astaga kemana saja selama ini Mas Aditya, jika hari sabtu selalu pulang malam dan bilangnya lembur. Saat mereka tengah ngobrol ponsel Carisa berdering, ternyata Aditya yang menelfonnya.
"Siapa?" tanya sang mama.
"Mas Aditya ma.. tuh kan apa Carisa bilang dia pasti menghubungi Risa jika sudah selesai dengan pekerjaannya." jawab Carisa dengan tersenyum.
"Yaudah angkat disini saja kalau gitu" sahut papa.
Carisa langsung gelapan bagaimana jika Mas Aditya menelfonnya untuk menagih uang kuliah Nadin.
[Hallo.. assalamualaikum mas..] sapa Carisa.
[Waalaikumsalam.. kamu kapan pulang?] tanya Aditya.
[Minggu malam mas, pesawat terakhir sekitar pukul sembilan malam, kenapa memangnya?] tanya Carisa.
[hmm ya sudah, aku matikan dulu]
tit.. tit..
Telfonya langsung dimatikan sepihak oleh Aditya, membuat Carisa sedikit heran. Aditya menelfonya hanya untuk menanyakan kapan dia pulang padahal tadi dia marah-marah.
"Kenapa Ris?" tanya pak Abi.
"Gak.. ini Mas Aditya cuma tanya kapan Risa pulang," jawab Risa.
"Masa' iya sudah kangen, baru juga sehari ditinggal sama istri," celetuk bu Mira.
"Hmm.. mungkin Mas Aditya hanya ingin memastikan saja ma." ucap Carisa.
*****
Ditempat lain Aditya lagi bersenang-senang dengan selingkuhannya.
"Bagaimana sayang? tanya Jesika.
"Aman.. nanti menginap dirumahku ya sayang. Si bodoh itu pulangnya besok malam dari rumah orang tuanya." jawab Aditya.
"Hmm.. baguslah sayang, segera ceraikan dia Mas agar kita bisa menikah dan tinggal di istanamu ini," rayu Jesika.
"Sabar sayang.. Mas janji akan segera menikahi kamu," ucap Aditya seraya membelai rambut kekasihnya.
Saat ini mereka dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya, rencananya Aditya kan mengenalkan Jesika pada orang tuanya.
"Janji ya Mas..?" tanya Jesika.
"Janji sayang," Aditya segera mengecup kening Jesika dan melanjutkan perjalanan, tadi mereka sempat berhenti untuk menghubungi Carisa, memastikan carisa masih di kampung orang tuanya.
Aditya sebelumnya suka main wanita tapi semenjak mengenal Jesika dia hanya fokus pada Jesika tanpa mau mengenal wanita malam lagi, bahkan Aditya jarang menyentuh Carisa karena Jesika sudah menggantikan tugas Carisa di ranjang.
Aditya semakin gencar ingin menikahi Jesika karena dia merupakan anak dari seorang pengusaha yang katanya usahanya ada dimana-mana. Mereka melakukan hubungan dibelakang Carisa sudah jalan kurang lebih delapan bulan, dan selama itu hanya Jesika ibu Aditya yang tahu tentang kenaikan jabatan Aditya.
Jesika sengaja menyuruh Aditya agar tak memberitahu tentang kenaikan jabatannya pada Carisa karena dia takut uang milik Aditya akan dikuasai oleh istrinya.
"Yuk sayang turun, kita sudah sampai," ajak Aditya.
"Eh udah sampai Mas? Tanya Jesika.
"iya sudah sampai sayang," jawab Aditya.
Kediaman orang tua Aditya bukan berada diperumahan yang elit, tapi hanya di komplek yang ditinggali warga menengah ke bawah.
"Di sinii rumah orang tua kamu mas?" tanya Jesika.
"Iya sayang.. tapi rumah yang berada disebelah dua rumah milik orang tua mas, mereka mengontrak pada tetangga," jawab Aditya.
Ya, yang dikatakan Aditya memang benar, dulu ibu Sabrina mendapatkan warisan yang sangat banyak dari orang tuanya karena warisan milik adiknya juga direbut. Jadi sang adik menglah dan memberikan warisannya pada sang kakak, karena merasa uangnya banyak saat itu ada rumah disebelah yang kebetulan dijual. Akhirnya ibu Sabrina membeli dan mengontrakkan pada orang lain lumayan ada pemasukan setiap bulan. Dan juga membuka toko sembako yang lumayan besar disamping rumahnya.
"Terus toko itu mas?" Tanya Jesika.
"Itu usaha milik ibu juga sayang" jawab Aditya.
Jesika bernafas lega setidaknya nanti jika dia menikah dengan Aditya, Aditya tidak perlu memberikan uangnya pada keluarganya karena mereka sudah memiliki pemasukan uang sendiri. Dan juga Jesika memang berniat dinikahi Aditya meskipun dia pria beristri, dia yakin Aditya mampu membahagiakan dirinya. Selain jabatan dan gaji yang bagus, aditya sudah memiliki rumah dan mobil.
"Ayo sayang turun," ajak Aditya.
Jesika mengangguk dan turun dari mobil kekasihnya, tak lupa dia mengambil buah tangan yang dibelinya diperjalanan tadi.
"Assalamualaikum..." ucap Aditya seraya membuka pintu rumah.
"Waalaikumsalam... sama siapa Dit? tanya pak gilang, ayahnya Aditya yang sedang merokok diruang tamu dan menikmati secangkir kopi dihadapannya.
"Kenalin yah, namanya Jesika," jawab Aditya.
Jesika hanya tersenyum tanpa menyalami ayah Aditya karena dia merasa sedikit jijik, dia tak suka melihat orang merokok dan pastinya badannya bau.
"hmm.." sang ayah hanya berdehem saja.
Dari luar pintu sang ibu masuk, tadi dia ada ditoko sedang melayani pembeli yang berbelanja.
"Dit.." panggil ibu sabrina.
Aditya langsung menoleh dan mecium tangan ibunya, diikuti oleh Jesika. pak gilang hanya mendengkus karena tadi Jesika tak mau mencium tangannya.
"Siapa Dit?" Tanya sang ibu.
"Saya Jesika tante" ucap Jesika.
"Nama yang cantik seperti orangnya, ada hubungan apa kalian berdua?" tanya ibu sabrina langsung tanpa basa basi.
"Kami sepasang kekasih bu.." jawab Aditya dengan santai.
"Terus Carisa mu kamu kemanain Dit?! bentak pak gilang, dia sangat tidak suka melihat perselingkuhan. cukup sekali dia merasakan diselingkihi oleh wanita masa lalunya.
"Tenang saja yah.. selama Carisa tidak tahu pasti aman," jawab Aditya.
"Mas.." Lirih Jesika dia ingin protes kenapa Aditya tak mengatakan jika akan menceraikan Carisa didepan orangtuanya.
"Sabar sayang, ini baru pertama kamu kesini, kita harus mengantongi restu dulu," bisik Aditya.
Jesika pun akhirnya mengangguk paham dengan rencana Aditya.
"Kamu kerja dimana nak Jesika?" tanya ibu Sabrina sembari dudu dikursi ruang tamu."Hmm.. saya bekerja sebagai spg di sebuah brand kecantikan tante," jawab Jesika."Waah.. pantas saja kamu cantik yaa," ucap ibu sabrina dengan melihat penampilan Jesika mulai dari atas hingga ujung kaki seperti tengah menilai wanita selingkuhan anaknya itu."Terimakasih tante.. oh ya ini ada sedikit buah dari saya," ucap Jesika seraya memberikan kantong berisi buah serta beberapa cemilan yang dibeli saat dalam perjalanan tadi."Waah... terimakasih banyak ya nak Jesika, tapi ngomong-ngomong apa kamu belum tahu jika Aditya sudah memiliki istri?" tanya ibu sabrina."Sudah tahu tante, bahkan kami menjalin hubungan ini sudah hampir delapan bulan lamanya." jawab Jesika.Pak Gilang yang mendengarnya hanya bisa kesal, dia tak suka dengan Jesika. Bagaimana bisa seorang wanita single mau berhubungan dengan laki-laki yang masih berstatus suami orang."Hmm... sudah lumanyan lama juga ya," gumam ibu sandra yang masi
Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak memi
Sejujurnya dia sangat suka dengan beberpa baju milik Carisa, bahkan dia berencana ingin mengambil beberapa yang dia suka tanpa sepengetahuan Aditya."Iyalah.. siapa lagi coba yang beliin kalau bukan mas," jawab Aditya santai.Jesika pun sudah mengumpulkan baju yang dia suka dipojokan lemari agar nanti tinggal dimasukkan saja dalam tas."Kamu ngapain sih kok lama disana? udah sana buruan ganti bajunya," ucap Aditya yang sudah berada diatas kasur dan sedang memainkan ponsel."Bentar iih mas, aku cuma mau lihat koleksinya Carisa aja kok," jawab Jesika.Aditya tidak menggubris jawaban jesika dan hanya menghendikkan bahunya lalu lanjut lagi dengan ponsel dirinya.*****"Alhamdulillah akhirnya sampai rumah juga.." gumam Carisa yang baru sampai didepan rumahnya dan segera turun dari taksi.Hari ini sebenarnya Carisa mau pulang dengan pesawat terakhir tapi dia masih ada kerjaan yang harus dia selesaikan malam ini, jadi dia naik pesawat jam tiga sore dan sampai dirumah setengah lima karena jal
Dia baru teringat jika ibu mertua memang sering menguras isi kulkasnya, apalagi ibu sabrina ada disana sudah bisa dipastikan jika yang mengambil bahan-bahan masakan dikulkas adalah ibu mertua."Mau masak apa istriku sayang?" Tanya Aditya yang tiba-tiba ada di belakangnya.Aditya pasti ada maunya jika mencoba merayu Carisa seperti ini, karena beberapa bulan ini memang hubungan mereka banyak cekcoknyaa dari pada harmonisnya."Gak jadi masak!!" jawab Carisa kesal."Loh kenapa sayang? Mas udah lapar ini dan ibu juga kayaknya udah lapar," ucap Aditya."Ibu belum pulang?" Tanya Carisa karena saat dia datang tadi setelah minta oleh-oleh ibu mertua bilang mau pulang."Belum.. katanya mau nginap sini. kamu segera pesan makanan apa gitu," titah Aditya."Kamu ajalah mas kalau mau delevery! aku mau keluar cari makan," jawab Carisa."Enggak deh.. kalau kamu makan diluar mas sama ibu akan ikut," ucap Aditya."ya udah ayoklah.. aku mau makan nasi goreng didepan komplek sana," jawab Carisa.Aditya te
tok...tok...tok..."Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu."Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya."Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar."Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa."Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak."ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa."Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina."Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang m
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok."Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua."Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu."Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara."Iya bu.. kenapa?" Tanya C
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma