Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.
Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.
Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak meminta apapun pada Carisa.
"Mau kemana kita ini Risa?" Tanya pak abi.
"Hmm Risa mau jalan-jalan keliling aja deh pa," jawab Carisa.
"Yakin cuma mau dijalanan kayak gini?" Tanya bu mira dengan mata memicing menoleh pada Carisa yang duduk dikursi belakang.
"Hehe ya kan Risa rindu jalan-jalan dikota ini ma, tapi kalau mau mampir kemana gitu juga gak apa-apa sih," jawab Carisa.
"Oke deh, gimana kalau kita kulineran aja ya?" Tanya ibu mira.
Akhirnya mobil yang dikendarai berbelok ke salah satu restoran yang konsepnya grill.
"All you can eat pa?" Tanya Risa.
"Iya.. kenapa? gak suka?" Tanya pak abi.
"Suka dong.. hehehe, Risa kira mau ke resto haha," jawab Risa.
"Haduh Ris, masa' iya mau kulineran ke restoran sendiri gak asik dong," jawab ibu mira dan mereka semua turun dari mobil.
Saat Carisa lagi jalan menuju masuk ke area resto ponselnya berdering ternyata Nadin yang menelfon dirinya.
"Mau ngapain nih anak, udah malam kok masih nelfon," gumam Carisa dan melirik ke arah ponselnya.
Sengaja Carisa tidak mengangkat panggilan dari Nadin hingga dirinya sampai diruangan yang sudah dipesan oleh ibu mira, dia malas meu angkat telfonnya karena pasti endingnya tak jauh dri uang dan uang.
"Siapa Ris? dari tadi kayaknya nelfon terus," tanya ibu mira
"Nadin ma.." jawab Carisa.
"Angkat saja," sahut pak abi yang baru duduk diantara mereka.
Akhirnya dengan sedikit ogah-ogahan dia mengangkat panggilan dari Nadin.
[Hallo.. assalamualaikum..] sapa Carisa.
[waalaikumsalam.. dari mana saja sih kak, kok gak diangkat-angkat, sengaja ya?] ucap Nadin.
[apaan sih Din..! aku lagi diluar jadi wajar dong kalau angkatnya lama. Lagian kamu ngapain sih jam segini nelfon kakak, kan kamu tahu kalau dihari weekend dan kakak juga lagi semarang pasti sedang family time] jawab Carisa dengan emosi.
[huh!! duitnya dihabisin sama keluarganya kok mau, pantas saja uang kuliah ku gak kakak bayar full, ternyata uangnya dibuat foya-foya disana] ucap Nadin.
[terserah aku dong, uang-uangku mau aku pakai buat apapun bukan urusan kamu! lagian urusan uang kuliah harusnya kamu minta sama ayah dan ibu kamu atau Mas Aditya] jawab Carisa.
[kan uangnya mas Aditya ada sama kak Risa, jelas dong aku minta sama kakak. lagian gaji kakak juga banyak sudah sewajarnya memberikan kami uang] jawab Nadin dengan percaya diri.
[ooh astaga... kamu tanya sama kakak kamu aja berapa dia kasih uang sama aku, lagian kakak udah bayar dua juta masih mending dari pada gak sama sekali] ucap Carisa kesal.
[pokoknya aku gak mau tau ya kak, segera transfer uang kuliah aku atau aku adukan sama kak Aditya kalau kak Risa foya-foya disana agak kak Risa dimarahin] ucap nadin mengancam Carisa.
[terserah kamu sajalah, udah dulu ya kakak mau ngegrill dulu nih. weekend gini emang paling enak buat kulineran] jawab carisa sambil terkekeh-kekeh dan mematikan panggilan secara sepihak.
Membuat Nadin mencak-mencak dikamarnya karena kesal dengan Carisa. Apalagi Caris malah mengirimkan foto aneka makanan yang berada dimejanya.
Tok..
Tok..
Tok..
Sang ibu mengetuk pintu kamar Nadin karena terdengar anak bungsunya seperti marah-marah. Nadin mendengar ketukan pintu gegas membuka pintu kamarnya, ternyata sang ibu yang mengetuk, lalu Nadin melangkah balik ke sisi kasur tempat tidurnya diikuti ibu sabrina yang duduk sisi Nadin.
"Kenapa Din? Gak dikasih uangnya sama Carisa?" Tanya ibu sabrina.
"Iya bu.. sebel tau gak bu sama kak Risa, masa' iya dia malah foya-foya sama keluarganya yang udik itu! Nih lihat..." jawab Nadin seraya menunjukkan sebuah foto yang dikirimkan oleh Carisa tadi.
"Waah.. gak bisa dibiarin ini din! pasti Carisa sengaja gak mau nurutin kita karena uangya sudah diberikan sama orang tuanya. Jangan sampai uang Carisa jatuh ketangan orang tuanya karena ada hak kita didalam gaji Carisa," jawab ibu sabrina dengan penuh kesal.
"Iya bener banget bu.." jawab Nadin sambil menganggukan kepalanya.
Entah bagaimana fikiran ibu dan anak ini, padahal jelas-jelas jika Carisa bekerja untuk dirinya sendiri bukan untuk keluarga suminy. Tapi mereka berfikir jika ada hak mereka digaji Carisa karena Aditya sudah memberikan izin pada Carisa untuk bekerja, kalau Aditya tak memberikan izin mana mungkin Carisa bisa bekerja.
"Oh ya kak Jesika udah pulang bu?" Tanya Nadin dengan sedikit berbisik kepada ibunya.
"Udah.. bagaimana kamu suka gak kalau Jesika jadi kakak ipar kamu?" Tanya ibu sabrina.
"hmm.... suka sih bu, asalkan uangnya ngalir kayak kak Risa dulu, tapi karena sekarang kak Risa jadi pelit aku males sama dia," jawab Nadin.
"Sama.. ibu juga males sama dia, kemarin aja ibu minta dibelikan gelang eeh Carisa menolak," sambung ibu sabrina.
"Nah kan bu... kak Risa udah pelit sekarang," jawab Nadin yang dianggukkan sama ibu sabrina.
Mereka terus menjelek-jelekan Carisa karena dibulan ini dia menolak membelikan barang-barang yang di mau oleh ibu mertuanya dan mengurangi jatah uang pada mereka berdua. Sedangkan di sisi lain Carisa sangat menikmati kebersamaan bersama kedua orangtuanya, hanya minus sang adik yang sedang berada diluar kota.
Setelah selesai menikmati kulineran tanpa terasa sudah menunjukan jam sebelas malam dan mereka bergegas untuk pulang. Sebelumnya Carisa sudah mengirimkan pesan pada Aditya jika dia meminta izin keluar bersama orangtunya, tapi hingga saat ini sama sekali tidak ada balasan dari sang suami.
Yaa mau dibalas gimana, orang Aditya juga menikmati malam weekendnya bersama selingkuhannya. Bahkan tak segan-segan dia membawa Jesika ke rumah mereka dan menginap disana.
"Mas aku mau pakai piyama ini boleh?" tanya Jesika menunjukan piyama berbahan satin yang dia ambil didalam lemari pakaian.
"Pakai aja sayang yang kamu suka," jawab Aditya.
"Makasih ya sayang, tapi kalau aku sudah jadi istri kamu belikan pakaian yang bagus-bagus dan mahal-mahal kayak gini juga ya sayang? aku mau pakai pakaian bekas istri kamu hanya malam ini saja," ucap Jesika sambil merengek manja didepan Aditya.
"Iya sayangku.. pasti aku akan membelikan kamu pakaian dan barang-barang yang kamu mau tenang saja," jawab Aditya dengan santai.
"Aah.. senangnya aku, berarti ini semua baju-baju milik Carisa kamu yang belikan?" tanya Jesika dan sambil memilah-milah baju milik Carisa.
Sejujurnya dia sangat suka dengan beberpa baju milik Carisa, bahkan dia berencana ingin mengambil beberapa yang dia suka tanpa sepengetahuan Aditya."Iyalah.. siapa lagi coba yang beliin kalau bukan mas," jawab Aditya santai.Jesika pun sudah mengumpulkan baju yang dia suka dipojokan lemari agar nanti tinggal dimasukkan saja dalam tas."Kamu ngapain sih kok lama disana? udah sana buruan ganti bajunya," ucap Aditya yang sudah berada diatas kasur dan sedang memainkan ponsel."Bentar iih mas, aku cuma mau lihat koleksinya Carisa aja kok," jawab Jesika.Aditya tidak menggubris jawaban jesika dan hanya menghendikkan bahunya lalu lanjut lagi dengan ponsel dirinya.*****"Alhamdulillah akhirnya sampai rumah juga.." gumam Carisa yang baru sampai didepan rumahnya dan segera turun dari taksi.Hari ini sebenarnya Carisa mau pulang dengan pesawat terakhir tapi dia masih ada kerjaan yang harus dia selesaikan malam ini, jadi dia naik pesawat jam tiga sore dan sampai dirumah setengah lima karena jal
Dia baru teringat jika ibu mertua memang sering menguras isi kulkasnya, apalagi ibu sabrina ada disana sudah bisa dipastikan jika yang mengambil bahan-bahan masakan dikulkas adalah ibu mertua."Mau masak apa istriku sayang?" Tanya Aditya yang tiba-tiba ada di belakangnya.Aditya pasti ada maunya jika mencoba merayu Carisa seperti ini, karena beberapa bulan ini memang hubungan mereka banyak cekcoknyaa dari pada harmonisnya."Gak jadi masak!!" jawab Carisa kesal."Loh kenapa sayang? Mas udah lapar ini dan ibu juga kayaknya udah lapar," ucap Aditya."Ibu belum pulang?" Tanya Carisa karena saat dia datang tadi setelah minta oleh-oleh ibu mertua bilang mau pulang."Belum.. katanya mau nginap sini. kamu segera pesan makanan apa gitu," titah Aditya."Kamu ajalah mas kalau mau delevery! aku mau keluar cari makan," jawab Carisa."Enggak deh.. kalau kamu makan diluar mas sama ibu akan ikut," ucap Aditya."ya udah ayoklah.. aku mau makan nasi goreng didepan komplek sana," jawab Carisa.Aditya te
tok...tok...tok..."Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu."Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya."Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar."Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa."Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak."ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa."Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina."Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang m
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok."Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua."Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu."Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara."Iya bu.. kenapa?" Tanya C
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma
"Bagaimana sayang? Kamu sudah transfer uang kuliah Nadin bulan ini?" Mendengar pertanyaan sang suami, Carissa sontak mengangguk. "Sudah, Mas. Tapi, aku hanya mentransfer dua juta saja. Kemarin, ibu--" "Apaa...?!! Kenapa hanya segitu? Kamu tahukan kalau bulan ini waktunya bayar uang kulah?!" bentak Aditya. Deg!Baru kemarin sang ibu mertua minta uang untuk arisan sejumlah satu juta rupiah dan juga minta uang untuk cicilan mobil yang dipakai nadin. Sekarang, dia dimarahi karena harus membayar penuh biaya kuliah Nadin 3,5 juta rupiah?"Aku tau mas, tapi kenapa semua urusan keluargamu harus dilimpahkan sama aku?" balas Carissa, menahan emosi, "Lagipula, biaya kuliah Nadin, seharusnya ditanggung ayah dan ibu serta kamu. Kenapa jadi aku, Mas?"Sungguh, Carissa muak lama-lama. Gajinya memang mencapai dua digit. Tapi, mengapa sang suami malah memanfaatkan uang tersebut untuk membantu keluarganya.Lupakah Aditya kalau dialah kepala keluarga yang seharusnya menafkahinya. Mengapa Carissa jus
"Assalammualaikum..." ucap Carisa saat masuk ke kediaman orang tuanya. "Waalaikumsalam..., eh non Risa kok datang mendadak non..?" tanya bi Ijah art di kediaman orang tua Carisa. "Iya bi, lagi kangen sama mama papa. Mereka ada dirumahkan..?" tanya Carisa. "Mereka lagi keluar non sejak pagi, lebih baik non Risa telfon saja," jawab bi Ijah. "Yaah... padahal tadi Risa mau bikin kejutan bi," ucap Carisa. "Kurang cepat sih non datangnya hhehe..., mau dibuatin minuman apa non?" tanya bi Ijah. "hmm.. nanti saya ambil sendiri saja dikulkas bi," jawab Carisa. "Ya sudah non sini kopernya bibi bawakan ke kamar non," ucap bi Ijah dan mengambil koper miliknya dan membawa ke kamar miliknya yang berada dilantai dua. Carisa lantas berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman dingin. "Andai keluarga mas Aditya tau kondisi ekonomi papa mama mungkin mereka malah memanfaatkan diriku," gumam Carisa. "Untung saja dulu aku tak menceritakan dengan detail usaha papa.." lanjut Carisa dan meneguk jus y