tok...
tok...
tok...
"Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu.
"Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya.
"Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar.
"Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa.
"Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak.
"ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa.
"Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina.
"Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.
Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi jika saat minta uang dan diturutin mau makan ini itu, Carisa selalu dibaik-baikin bahkan diperlakukan layaknya anak sendiri.
"Ada apa sih.. berisik malam-malam begini!" ujar aditya yang baru masuk ke dalam rumah.
"Ini loh istri kamu! perkara bekas makan yang gak ibu beresin aja marah," jawab ibu sabrina.
"Loh tadikan Aditya sudah meminta ibu untuk membereskan jika sudah selesai makan," ujar Aditya.
"Gak... Ibu gak mau! enak aja masa' orang tua disuruh beresin bekas makanan," jawab ibu sabrina.
"Lah.. yang makan kan kalian berdua," ujar Carisa.
"Udahlah gak usah berisik, biar aku saja yang membereskannya," ujar Aditya lalu berjaln menuju ke meja makan.
Terlihat disana memang masih ada bungkusan bekas nasi goreng dibiarkan tergeletak begitu saja, bahkan dalam keadaan yang sangat berantakan diatas meja.
"Huhft.. ibu cuma disuruh beresin ginian aja gak mau," gerutu Aditya.
"Kalau bukan karena mau ambil hati Carisa mana mau aku melakukannya," lanjut Aditya seraya membuang bungkus di tempat sampah.
Dia memang berniat mengambil hati Carisa kembali agar keuangannnya lancar jaya seperti sebelumnya, Aditya tak mau jika dia menanggung biaya kuliah Nadin, cicilan mobil dan kebutuhan sang ibu yang tak ada habisnya.
"Gak sampai sepuluh menit bereskan? gitu aja kok nunggu aku marah dulu baru gerak," ujar Carisa berlalu dengan membawa air minum serta masuk kembali kekamar.
Aditya segera mengekori sang istri masuk ke kamar, dia bahkan menyempatkan diri membawa cemilan untuk Carisa.
Dia paham jika sang istri dimalam senin seperti ini sedang mengerjakan tugas untuk besok, Carisa memang selalu menyicil pekerjaannya dimalam hari karena jika senin itu sangat sibuk sekali dia tak mau lembur dikantor.
""Udah jangan marah-marah istriku sayang, ini cemilannya dimakan ya," ucap Aditya dengan meletakkan cookies didepan Carisa.
"hmm.. makasih mas, oh ya mas uang kuliah Nadin mending kamu bayar deh, aku gak ada uang." titah Carisa kembali fokus pada layar laptop didepannya.
"Iya sayang.. mas udh transfer kok. emangnya Nadin masih minta sama kamu?" tanya Aditya.
"Iya kemarin dia marah-marah, harusnya kamu yang urusin kuliah dia bukan aku. Toh kamu juga ada uangnya," ketus Carisa.
"Ini aja aku memakai tabungan masa tua kita sayang," ujar aditya.
"Tabungan masa tua apa sisa uang gaji yang gak kamu berikan sama aku?" celetuk Carisa.
"hmm ya sama saja, udahlah mas mau keluar dulu sebentar," jawab aditya lalu mengambil jaket dan kunci mobil.
"Mau kemana malam-malam begini mas?" tanya Carisa karena saat ini sudah pukul sembilan malam.
"Mau cari angin sekalian ngopi bareng temen-temen,"jawab aditya.
Padahal dia sudah janjian dengan Jesika, tadi saat dia sedang merokok diluar rumah. Jesika merengek lapar dan malas keluar jadi dia meminta Aditya mengirimi di makanan.
"Ngopi dimana?" tanya Carisa.
"Di coffee point, deket sini," jawab Aditya.
"Hmm ya sudah tapi jangan larut malam pulangnya," titah Carisa.
Dia sengaja membiarkan Aditya pergi karena mau fokus mengerjakan pekerjaannya, kalau Aditya tak dibolehin keluar rumah pasti dia akan merecoki Carisa yang sedang bekerja.
Terkadang Carisa juga rindu masa-masa mereka saat ditahun pertama nikah, Aditya sangat perhatian dan romantis padanya. Ya meskipun Aditya tidak royal seperti suami lainnya setidaknya Carisa diperlakukan layaknya istri yang sangat dicintai.
Tapi semakin hari sifat asli Aditya kepadanya semakin terbuka, hingga membuat Carisa lelah dengan semua ini. Dia memang bernit ingin menggugat cerai Aditya jika dirinya sudah mengamankan seluruh aset yng sudah dia beli dan mengumpulkan bukti yang akurat agar pengadilan dengan mudah mengabulkan permintaannya.
*****
Keesokan harinya, pagi-pagi buta sudah heboh sama ulah ibu mertua. Saat itu Carisa sedang menyapu diteras rumah, karena banyaknya daun yang kering berterbangan.
Karena tadi malam anginnya cukup kencang sehingga daun-daun kering dipohon pada terbang kearah teras rumah.
" Risa! Risa... mana sarapannya? Kamu tidak masak hari ini?" Tanya bu Sabrina seraya menunjuk ke arah meja makan yang masih terlihat kosong.
"Iya bu.. Risa belum masak, tadi mau ke kang sayur yang biasa mangkal di depan gang, tapi kata ibu-ibu komplek kang sayurnya tidak jualan ini." Jawab Carisa.
Tadi memang dia ke depan untuk belanja sayur mayur tetapi kang sayurnya tidak jualan karena ada urusan. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak jualan, ibu-ibu disana tau karena kang sayur membuat story di aplikasi hijau miliknya.
"Seharusnya dikulkas itu diisi dengan stok bahan masakan, jadi kalau sewaktu-waktu gak bingung kayak gini." Ujar bu Sabrina.
"Sudah diisi kemaren bu, tapi saat aku ke semarang kan ibu ambil semua stok dikulkas, bahkan hanya tinggal air putih saja dikulkas." jawab Carisa.
Lidah Bu sabrina mendadak kelu disaat mendengar jawaban dari Carisa dan yang dibilang Carisa benar adanya.
Dia memang menguras semua isi kulkas Carisa kemaren dan dia pindahkan ke kulkas miliknya yang ada dirumah.
Bu Sabrina bahkan menginap tadi malam karena hanya ingin meminta uang membayar liburannya ke jogja minggu depan. Kalau tidak menginap dia akan susah menemui Carisa karena dia sibuk kerja, ditelfon pun mungkin gak akan dikasih uangnya.
"Kenapa diam bu? benarkan apa yang aku katakan?" Tanya Carisa melihat ibu mertuanya diam saja.
"Sudah sudah.. jangan ribut lagi, ini aku bawakan nasi bungkus untuk kita." ucap Aditya yang baru saja pulang dari membeli sarapan.
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok.
"Ini bu nasinya." Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua.
"Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.
Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.
Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok."Ini bu nasinya," Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua."Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.Dikarenakan hari ini hari senin mereka berangkat selalu lebih awal dari hari biasanya, karena hari senin pagi kemacetan bertambah parah dari hari biasanya. Setelah dikira makanan sudah hampir setengah dimakan, bu Sabrina ingin membicarakan tentang uang liburannya pada sang menantu."Ris.. " panggil bu Sabrina memulai membuka bicara."Iya bu.. kenapa?" Tanya C
Tiga puluh lima menit kemudian dia sudah sampai dikantor, segera melakukan finger untuk absen kedatangan karena sepuluh menit lagi waktu masuk kantor dimulai."Huh! Hampir saja telat, untung tadi aku gak ladenin ibu," gerutu Carisa lalu berjalan masuk kedalam ruangannya.*****Tring..Tring..Ponsel Carisa berdering, ternyata yang menelfon sang adik yang berada dikota sebelah.[ hallo assalammualaikum ] sapa Carisa.[ waalaikumsalam mbak, gimana kabarnya? ] Tanya Azka.[ alhamdulilah baik, kamu gimana? selama seminggu ini tidak menelfon mbak sama sekali! ] cecar Carisa pada sang adik.[ hehehe, yo maaf to mbak aku sibuk, oh ya aku hari ini mau kejakarta. Nanti tak mampir rumah mu yo mbak, boleh ora? ] ucap Azka.[ Yo mampire to Ka, nanti tak jemput opo nganggo taksi Ka? ] Tanya Carisa.[ Yo nganggo taksi wae mbak ] ucap Azka.[ Bawa oleh-oleh yo ] pinta Carisa.[ Oleh-oleh opo mbak? bingung iki, kue-kue to yo? ] ucap Azka.[ Yo terserah sampean, ya udah mbak mau kerja dulu ya, kamu ha
"Hah!! Perempuannya beda lagi," ucap Carisa"Kenapa Ris?" Tanya Yuni."Perempuannya beda dengan yang waktu itu di hotel Yun, tapi dengan adanya dua bukti ini mempermudakan aku untuk menggugat mas Aditya," jawab Carisa."Emangnya semua surat penting sudah selesai dibalik nama Ris?" Tanya Yuni"Sudah semuanya, tinggal mobil yang dipakai adiknya aja yang belum, karena itu belum lunas cicilannya," jawab Carisa."Lalu harta gono gini kalian apa aja Ris?" Tanya Yuni kepo."Rumah sama mobil yang dipakai adiknya doang yang berhasil kita jadiin aset Yun. Perhiasan ibunya sama kuliah adiknya selama inikan gue yang tanggung hahaha," jawab Carisa santai"Eh gila! itu udah gak bisa diambil lagi. Kecuali lo dulunya bikin surat pernyataan kalau biaya pendidikan adiknya itu meminjam uang milik lo, jadi saat kalian bercerai unagnya harusnya segera dikembalikan," ucap Yuni"Yaah hangus dong uang gue kalo gitu," ucap Carisa seraya menarik nafas lalu di hembuskannya lagi."Ya jelas dong! Lo palingan cuma
"Bagaimana sayang? Kamu sudah transfer uang kuliah Nadin bulan ini?" Mendengar pertanyaan sang suami, Carissa sontak mengangguk. "Sudah, Mas. Tapi, aku hanya mentransfer dua juta saja. Kemarin, ibu--" "Apaa...?!! Kenapa hanya segitu? Kamu tahukan kalau bulan ini waktunya bayar uang kulah?!" bentak Aditya. Deg!Baru kemarin sang ibu mertua minta uang untuk arisan sejumlah satu juta rupiah dan juga minta uang untuk cicilan mobil yang dipakai nadin. Sekarang, dia dimarahi karena harus membayar penuh biaya kuliah Nadin 3,5 juta rupiah?"Aku tau mas, tapi kenapa semua urusan keluargamu harus dilimpahkan sama aku?" balas Carissa, menahan emosi, "Lagipula, biaya kuliah Nadin, seharusnya ditanggung ayah dan ibu serta kamu. Kenapa jadi aku, Mas?"Sungguh, Carissa muak lama-lama. Gajinya memang mencapai dua digit. Tapi, mengapa sang suami malah memanfaatkan uang tersebut untuk membantu keluarganya.Lupakah Aditya kalau dialah kepala keluarga yang seharusnya menafkahinya. Mengapa Carissa jus
"Assalammualaikum..." ucap Carisa saat masuk ke kediaman orang tuanya. "Waalaikumsalam..., eh non Risa kok datang mendadak non..?" tanya bi Ijah art di kediaman orang tua Carisa. "Iya bi, lagi kangen sama mama papa. Mereka ada dirumahkan..?" tanya Carisa. "Mereka lagi keluar non sejak pagi, lebih baik non Risa telfon saja," jawab bi Ijah. "Yaah... padahal tadi Risa mau bikin kejutan bi," ucap Carisa. "Kurang cepat sih non datangnya hhehe..., mau dibuatin minuman apa non?" tanya bi Ijah. "hmm.. nanti saya ambil sendiri saja dikulkas bi," jawab Carisa. "Ya sudah non sini kopernya bibi bawakan ke kamar non," ucap bi Ijah dan mengambil koper miliknya dan membawa ke kamar miliknya yang berada dilantai dua. Carisa lantas berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman dingin. "Andai keluarga mas Aditya tau kondisi ekonomi papa mama mungkin mereka malah memanfaatkan diriku," gumam Carisa. "Untung saja dulu aku tak menceritakan dengan detail usaha papa.." lanjut Carisa dan meneguk jus y
"Ris.." panggil pak Abi saat dia tengah duduk diruang tengah sambil nonton tv."Iya pa.." jawab Risa dan menoleh kearah sang papa."Apa kamu ada yang ingin di ceritakan sama papa?" tanya sang papa, sebenarnya ingin menunggu Carisa bercerita tapi terlihat dari raut wajah yang ditunjukan sang putri sepertinya masalahnya sangat pelik."hmm... Tidak ada pa." jawab Carisa."Kamu yakin tidak ada yang ingin kamu ceritakan sama papa nak?" Tanya sang papa lagi."Iyaa pa.. aku pulang ke mari karena aku sangat rindu pada kalian," jawab Carisa."Terus kenapa suami kamu tidak menelfon sama sekali? dulu saja jika kamu kesini dia bolak balik menelfon terus nak," sahut sang mama.Deg!"M--mas Aditya lagi sibuk," jawab Carisa berbohong."Sibuk apa Ris? sampai-sampai gak ada waktu untuk keluarga? ini juga sudah malam dan besok hari sabtu, bukankah hari sabtu dikantor Aditya free ya? dan itupun hanya diisi kegiatan silaturahmi sesama karyawan saja bagi yang bisa ikut, ya ikut , kalau tidak ya juga gak a
"Kamu kerja dimana nak Jesika?" tanya ibu Sabrina sembari dudu dikursi ruang tamu."Hmm.. saya bekerja sebagai spg di sebuah brand kecantikan tante," jawab Jesika."Waah.. pantas saja kamu cantik yaa," ucap ibu sabrina dengan melihat penampilan Jesika mulai dari atas hingga ujung kaki seperti tengah menilai wanita selingkuhan anaknya itu."Terimakasih tante.. oh ya ini ada sedikit buah dari saya," ucap Jesika seraya memberikan kantong berisi buah serta beberapa cemilan yang dibeli saat dalam perjalanan tadi."Waah... terimakasih banyak ya nak Jesika, tapi ngomong-ngomong apa kamu belum tahu jika Aditya sudah memiliki istri?" tanya ibu sabrina."Sudah tahu tante, bahkan kami menjalin hubungan ini sudah hampir delapan bulan lamanya." jawab Jesika.Pak Gilang yang mendengarnya hanya bisa kesal, dia tak suka dengan Jesika. Bagaimana bisa seorang wanita single mau berhubungan dengan laki-laki yang masih berstatus suami orang."Hmm... sudah lumanyan lama juga ya," gumam ibu sandra yang masi
Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak memi