MEREBUT HATIMU

MEREBUT HATIMU

last update최신 업데이트 : 2022-11-27
에:  Rosida20연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
평가가 충분하지 않습니다.
30챕터
2.4K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

줄거리

Anisa mahasiswi harus menghadapi cinta 3 pemuda. Ustadz Sofyan yang berwibawa. Rico yang ugal.ugalan karena perceraian orang tuanya Tony yangenggan.lanjut kuliah kalau belum bertemu ayah kandungnya. Hampir celaka oleh cemburu Melinda pada Rico. Harus pula memikirkan sahabatnya Sisil yang cinta pada Ustadz Sofyan.

더 보기

1화

1. Mendadak Mau Dilamar

Percakapan tentang rencana Kyai Haji Imran untuk bermenantukan dirinya, gadis bermata bulat bening itu mendengarnya sendiri..

 Saat itu motornya mogok hingga ia tinggalkan  di bengkel tak jauh dari rumahnya. Dan berjalan kaki pulang. Saat dilihatnya ada mobil milik Kyai Imran hatinya sempat heran kok tumben kyai yang merupakan tempatnya menimba ilmu agama itu datang tanpa memberi kabar. Ini tak biasanya pemilik Majelis Pengajian itu, bertandang ke rumahnya. Pasti ada yang sangat penting.

Anisa melangkah perlahan memasuki halaman rumahnya. Sengaja lewat pintu samping supaya tak mengganggu percakapan Kyai Haji Imran dengan ibunya.

Tapi saat ia memasuki pintu samping rumah yang tembus ke ruang makan dilihatnya bik Ani yang sehari hari membantu di rumah mereka tengah sibuk mengisi teh di cangkir.

"Untuk Pak Kyai, Bik Ani?" Suara Anisa merendah.

"Ya Mbak Nisa, "

"Mari biar aku ajah yang bawa, "

"Mbak Nisa baru pulang kuliah nggak capek?"

"Nggak apa apa, " segera Anisa meletakkan tas yang tersampir di pundaknya  pada kursi.

Gadis itu melangkah melewati ruang tengah, tapi saat sudah ada di balik ruang penyekat antara ruang tamu dan ruang tengah langkahnya terhenti mendengarkan ucapan Kyai Haji Imran

"Dik Nurani kita ini sudah lama bersahabat. Isteriku Hasanah almarhumah sudah menganggapmu adik, begitu juga aku. Kita ini sebuah keluarga. Dan sebelum meninggal isteriku menginginkan Anisa menjadi menantu kami. Sofyan sekarang sudah selesai pendidikannya. Bagaimana menurutmu jika mereka tunangan ..."

Anisa tercekat. Berdiri bak patung enggan meneruskan langkahnya. Hingga terdengar suara ibunya.

"Saya senang saja Pak Kyai, jika Anisa mendapat calon suami yang bisa dijadikan imam dalam keluarganya, tapi namanya anak sekarang saya harus membicarakannya dulu dengan Anisa, "

"Ya sudah jangan lama lama supaya kita cepat besanan. Kita tentukan hari pertunangan mereka ..."

Berdebar dada Anisa. Lalu perlahan ia berbalik membawa nampan yang berisi dua cangkir teh itu, dan diberikan lagi pada bik Ani

"Kenapa Mbak?" Bik Ani heran menatap Anisa.

Anisa tak menjawab tapi ia memberi isyarat supaya perempuan empat puluh tahun itu tak meneruskan suaranya. Bik Ani mengerti. Segera mengambil nampan di tangan gadis itu, dan dibawa ke depan. Sedangkan Anisa segera menghilang ke kamarnya.

Gadis berhijab sembilan belas tahun yang cantik alami itu sungguh tak menyangkah jika kedatangan lelaki yang sangat dihormatinya itu, sangat membuatnya terkejut. 

Anisa belum mau terikat pertunangan. Cita citanya setelah lulus kuliah mau berkarier, mau membahagiakan ibunya yang sejak dirinya kecil telah menanggung kehidupan mereka seorang diri. tanpa suami, karena sang suami pergi dengan perempuan lain.

Kalau langsung bertunangan, lalu menikah bagaimana dengan cita cita untuk membawa ibunya berlibur ke beberapa kota?

Ibunya selalu sibuk bekerja dan bekerja. Tak ada waktu untuk membahagiakan diri sendiri.

Anisa menghela napas panjang. Tak mungkin ia mengikat diri dengan lelaki secepat itu. Terlebih lagi dirinya menganggap Ustadz Sofyan kakak sendiri. Dari kecil sudah saling kenal karena Anisa dan ibunya rutin datang ke majelis Anugerah.

Selisih umur mereka yang tujuh tahun membuat Anisa memanggilnya Kakak. Tapi enam tahu lalu Ustadz Sofyan berangkat ke Yaman. Kembali ke Indonesia enam bulan lalu. Tentu saja Anisa sudah sembilan belas tahun, tumbuh menjadi gadis cantik.

Mereka hanya bertegur sapa sekedarnya jika bertemu di Majelis, karena Anisa memang dua kali seminggu datang untuk memberi pelajaran mengaji pada anak anak sekitar Majelis milik kyai Haji Imran itu.

Kedatangan Kyai Haji Imran dirasa terlalu tiba tiba. Lelaki enam puluh tahun itu tak mengajaknya bicara terlebih dahulu. Bagaimana pun kelak yang akan menjalani rumah tangga adalah dirinya, bukan ibunya.

Anisa mendesah mengingat percakapan Kyai Imran dengan ibunya. Walau belum melamar secara resmi, namun setidaknya sudah ada ucapan. Bahwa Sang Kyai menginginkan antara dirinya dengan Ustadz muda itu untuk bertunangan.

Nurani tak tahu jika putrinya sudah mendengar percakapannya dengan Kyai Haji Imran. Makanya saat Anisa menyampaikan protesnya ia jadi sedikit bingung.

"Bu Nisa sudah dengar semua, harusnya kan Kak Ustadz Sofyan nanya Nisa dulu, nggak langsung Pak Kyai ke sini mau melamar, " protes Anisa. Padahal sejak kepulangan sang Ustadz yang sedang jadi idola anak muda itu, mereka sudah beberapa kali bertemu di Majelis.

"Mungkin ingin cara langsung melalui orang tua saja, setelah kamu mau kemudian menjalani Taaruf.  Kalian sudah lama berpisah "

Anisa tercengang mendengar ucapan ibunya, "Taaruf, mau berapa taun Taarufnya?" Ujarnya, "Taaruf kalau dua duanya sepakat menikah, aku akan masih mau kuliah, mau berkarier, Bu ..."

"Maksud Ibu kalian biar nggak canggung bisa lebih dekat , kan sejak Nak Ustadz Sofyan kuliah di Yaman kalian nggak saling ketemu, tuh ..." sebisa mungkin Nurani memberikan arahan pada Anisa.

"Nisa belum bisa memutuskan, Bu, tapi menurut Ibu bagaimana?"

Nurani terdiam sejenak, "Ustadz Sofyan lelaki muda yang sudah menentukan pijakan hidupnya berlandaskan ibadah. Sebagai orang tua Ibu ingin kamu mendapat pendamping seperti dia, tapi tentunya terserah kamu, Nak, "

Jika ditelaah memang Nurani condong untuk bermenantukan pemuda yang meniti hidup di jalan dakwa itu.

"Nisa masih ingin lanjut kuliah dan kerja, apa Ibu nggak ingin Nisa jadi Sarjana?"

"Nisa soal pendidikanmu pasti Ustadz Sofyan tak akan menghalanginya. Bukankan iman itu jika disandingkan dengan ilmu yang mumpuni, akan membuat hidup seseorang itu lebih terarah lagi?"

Anisa sudah menduga pasti ibunya setuju jika dirinya menerima Ustadz Sofyan sebagai pendamping hidupnya.

Ia tahu pasti tak sedikit gadis yang mau mendampingi Ustadz Sofyan yang sedang ngetop itu. Muda, tampan, dan anak seorang Kyai pula.

Jika ibunya merasa cocok memiliki calon menantu lelaki muda itu wajar menurutnya. Terlebih Ibu Haji Hasanah isteri Kyai Haji Imran adalah kakak kelasnya dulu waktu mereka bersekolah di sekolah menengah pertama yang berbasis agama,.sampai pada sekolah lanjutan atas.

Mereka berpisah saat lulus sekolah. Jika ibunya yang hobby masak mendapat bea siswa meraih diploma Tata Boga. Tapi ibu Hasanah sang sahabat menikah dengan Kyai Haji Imran karena dijodohkan.

Persahabatan mereka terus berlanjut, hingga Anisa dan ibunya sering mengaji di Majelis milik mereka. Tentu saja Anisa mengenal Ustadz Sofyan sejak masih anak anak.

Tapi mereka laki laki dan perempuan, jelas tak seperti kalau satu jenis. Otomatis tidak akrab. Terlebih lagi setelah lulus sekolah lanjutan atas Ustadz Sofyan berkuliah di Yaman. Dan pulang hanya setahun sekali. Jika orang tuanya kangen, maka mereka yang ke Yaman.

"Nisa..."

"Yah, Bu,"

"Kamu sungguh tak tertarik dengan keinginan Pak Kyaimu?"

Anisa menatap ibunya bimbang. Menolak jelas akan membuat ibunya kecewa, walau ibunya tak memaksa harus menerima sang Ustadz. 

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

댓글 없음
30 챕터
1. Mendadak Mau Dilamar
Percakapan tentang rencana Kyai Haji Imran untuk bermenantukan dirinya, gadis bermata bulat bening itu mendengarnya sendiri..  Saat itu motornya mogok hingga ia tinggalkan  di bengkel tak jauh dari rumahnya. Dan berjalan kaki pulang. Saat dilihatnya ada mobil milik Kyai Imran hatinya sempat heran kok tumben kyai yang merupakan tempatnya menimba ilmu agama itu datang tanpa memberi kabar. Ini tak biasanya pemilik Majelis Pengajian itu, bertandang ke rumahnya. Pasti ada yang sangat penting. Anisa melangkah perlahan memasuki halaman rumahnya. Sengaja lewat pintu samping supaya tak mengganggu percakapan Kyai Haji Imran dengan ibunya. Tapi saat ia memasuki pintu samping rumah yang tembus ke ruang makan dilihatnya bik Ani yang sehari hari membantu di rumah mereka tengah sibuk mengisi teh di cangkir. "Untuk Pak Kyai, Bik Ani?" Suara Anisa merendah. "Ya Mbak Nisa, " "Mari biar aku ajah yan
last update최신 업데이트 : 2021-08-01
더 보기
Bab2. Keserempet mobil
Jika langsung menerima perjododohan itu, kok rasanya tak nyaman. Ia masih ingin kuliah. Lalu bekerja. Paling tidak cita citanya untuk membahagiakan ibunya dengan hasil kerjanya tercapai. "Ibu mau Nisa menikah "Bu, Nisa belum mau terikat tunangan. Setidaknya Nisa harus memikirkannya betul betul," Anisa terdiam. Benarkah dirinya sanggup untuk memberi kecewa pada Kyai Ilham yang dihormatinya. "Nisa..." tangan ibunya menyentuh pundaknya lembut. Anisa mengumpulkan kekuatannya, lalu ujarnya dengan suara pelan, "Kita harus jujur walau kemungkinan agak mengecewakan beliau, karena kita juga perlu berpikir panjang, kan ini untuk kehidupanku selamanya, Bu," agak bergetar suaranya. Rasa berat memang, "Nisa belum bisa kasih jawaban, Bu, " pada akhirnya ia memutuskan. "Ibu terserah kamu, Nak..." suara perempuan yang menjadi single parent sejak Anisa usia tiga tahun itu, pasrah dengan perasaa
last update최신 업데이트 : 2021-08-01
더 보기
Bab 3 Kejar Kejaran Mobil
Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya."Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda."Makanannya berantakan, ya, sori, ya ...""Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.Rico merogoh kantong celananya untuk mengambil uang."Rico buruan itu Tony di seberang ..."Rico terkejut saat menoleh ke seberang jalan sedan Tony tengah terhalang traffick Light."Sial!!" Gerutunya langsung melemparkan lembaran uang ratusan ribu pada Anisa, "Untuk ganti makananmu yang jatuh dan betuli tebeng motormu ..."Anisa ter
last update최신 업데이트 : 2021-08-01
더 보기
Bab. 4 Dituduh Menjual Makanan Tumpah
Jadmiko dan Kyai Haji Imran serta Ustadz Sofyan duduk bersama. Mereka sedang membahas Rico anak tunggal Jadmiko. "Kyai ini sudah mendapat berkahnya Allah. Anak sudah jadi Ustadz, paling tidak amanlah untuk urusan ibadah. " "Alhamdulillah, itu yang aku mohon siang dan malam,Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya."Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda."Makanannya berantakan, ya, sori, ya ...""Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.Rico merogoh kantong celananya untuk
last update최신 업데이트 : 2021-08-01
더 보기
Bab.5 Tak Mau Belajar Agama Fadilitas Ditarik
"Benar memang saya terjatuh dari motor karena hampir ditabrak sedan yang ngebut. Tebeng motor saya penyok dan box cateringan yang mau saya antar ke sini terjatuh dan sebagian tumpah. " Anisa menjelaskan secara rinci. Tapi sungguh, Pak, Demi Allah saya langsung menelepon Ibu saya meminta dikirim dengan ojek online makanan yang baru, jadi itu bukan makanan yang terjatuh tadi. Bisa saya buktikan, Pak ..." Anisa membuka box satu persatu yang semuanya tampak rapih isinya, tak ada tanda tanda jika makanan itu sempat terjatuh. "Ya sudah maafkan tadi anakku sudah marah marah padamu. Dia salah sangkah," "Ya, Pak, " angguk Anisa." "Sekali lagi aku minta maaf, dan aku tetap mau berlangganan Nurani Catering, ya, " ujar Jadmiko menatap Anisa dengan tersenyum. Ia suka pada sikap gadis itu. "Terima kasih Pak Jatmiko telah berlangganan catering Nurani yang sudah belasan tahun dirintis Ibu saya. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, Pak, " "Sama sama Anisa, " angguk Jadmiko, "Kamu membant
last update최신 업데이트 : 2021-08-01
더 보기
Bab. 6 Telepon dari Ustadz Sofyan Untuk Anisa
"Maaf Kak Ustadz Nisa masih ingin kuliah ... " Anisa mengarang ucapan persiapan kalau ditelepon nanti, "Ah, tapi kok terlalu kasar penolakannya, lalu kudu bagaimana? Atau gini. Batinnya terus membuat kalimat. "Bagaimana kalau aku minta waktu lulus kuliah?" Ah, itu tandanya aku janji mau nikah sama dia dong? Uh ... Gimana nih ? Anisa jadi kelimpungan sendiri untuk mempersiapkan ucapannya jika ustadz Sofyan langsung nembak di hape. Saking bingung dan gugup,.membuat gadis itu berkeringar dahi dan lehernya. "Kayak mau persiapan interview ajah nih. Uh repotnya kudu ngomong apa nanti. Dih Ustadz kenapa kudu aku yang ditaksir kenapa nggak cari yang udah lulus kuliahnya?" Keringatnya makin bercucuran? Bahkan rasanya sampai ingin mandi lagi. Lain Anisa lain pula Ustadz Sofyan. Lelaki ganteng itu sedang berbicara dengan ayahnya. "Saya sudah bicara dengan ibu Nurani minta ijin untuk bicara dengan dik Nisa, Yah, "
last update최신 업데이트 : 2022-02-05
더 보기
Bab.7 Tony Jatuh Hati Pada Anisa
Anisa absen tak mengantarkan catering ke rumah Jatmiko, karena ada karena sore ini ia ke Majelis milik Kyai Imram. Gadis itu memang bertugas mengantar catering ke para pelanggan untuk sore hari. Kecuali sedang tidak kuliah baru ful menjadi kurir catering yang dikelola ibunya. "Hai, Nis, " "Hai ..." Anisa menatap gadis tinggi semampai berhidung mancung. Maklum masih ada keturunan Arab dari garis keturunan bapaknya yang dipanggilnya Abah. Sisil sudah bilang mau ikut. Gadis itu yang akan menjemput ke rumah dengan mobilnya. Secara terang terangan Sisil menyatakan kekagumannya pada Ustadz Sofyan. "Ustadz Sofyan udah punya calon, nggak menurutmu, Nis?" Sisil menatap Anisa yang langsung menunduk. "Mana kutahu?" Anisa merahasiakan tentang kunjungan Kyai Haji Imran untuk menjodohkan sang Ustadz dengan dirinya. Apalagi tentang rencana kedatangan ustadz muda itu menemuinya besok sore. "Nis kok kamu bengong, sih?' Sisil meny
last update최신 업데이트 : 2022-02-05
더 보기
Bab 8 Sisil Jatuh Hati Pada Sang Ustadz
“Tidak pernah bosan mengaji...” jawab anak anak dengan riang. Setelah membaca doa penutup pengajian, anak anak serentak mengumandangkan Al- Fatihah. Suara mereka sangat enak didengar. Tak ada yang saling mendului. Anisa terharu melihat kekompakan serta kesungguhan anak anak muridnya menyelesaikan Al -Fatihahnya dengan tertib. "Assalamu'alaikum anak-anak…" ujar Anisa sesaat suara anak anak berakhir . "Wa'alaikum salam Kak Anisa…. Wa'alaikum salam Kak Sisil ..."sahut anak-anak serempak memandang pada Anisa dan Sisil. "Anak anak pintar..." Sisil yang sudah dua kali ikut ke majelis jatuh hati pada anak anak itu. Satu persatu anak anak salim pada Anisa dan Sisil. Lalu mereka pun berlarian meninggalkan majelis. Setelah semua anak anak pulang, barulah Anisa dan Sisil ke ruangan depan dimana Kyai Haji Imran baru saja mengantar tamunya pulang. "Assalamu'alaikum Pak K
last update최신 업데이트 : 2022-02-05
더 보기
Bab 9 Pernyataan Isi Hati Sang Ustadz
Ustadz Sofyan duduk berhadapan dengan Anisa yang mengenakan hijab warna biru muda polos, serta busana muslim warna serupa. Hitam di lingkaran bawah baju panjangnya, serta di ujung lengannya. Tak ada riasan di wajahnya, kecuali olesan tipis pelembab, dan lip balm supaya bibirnya tidak kering. Namun justru tampilan apa adanya yang alami sederhana ini, membuat Ustadz muda itu menyukainya. Sejak kecil sudah mengenal Anisa. Enam tahun lebih tak melihat gadis itu. Saat kembali ke Jakarta dengan gelar master di bidang pendidikan agama, ia mengira Anisa tumbuh sebagai gadis yang tampil mengikuti trend mode. Tapi nyatannya Anisa tampil apa adanya. Bersahaja, namun menawan hatinya. "Dik Nisa ..." Ustadz Sofyan membuka pembicaraan setelah dua menit saling berdiam diri. "Oh ... ya ... silahkan diminum Kak Ustadz, " berusaha menutupi gugupnya tapi tetap saja suara Anisa tak lancar. "Terima kasih ..." Ustadz Sofyan tersenyum. Gadis yang semasa anak anak dul
last update최신 업데이트 : 2022-02-05
더 보기
Bab.10 Terjebak Janji Di Tengah Jalan
Tony dan Jono berdiri di pinggir jalan berjaga jaga untuk mencegat Anisa. Karena takut kehilangan jejak, tak main main rupanya, pemuda itu mempergunakan teropong jarak jauh.Dari kejauhan muncul Anisa mengendarai motor maticnya dengan tenang. Ia tak nyadari jika sedang diperhatikan pemuda pengagumnya. Bukan main senangnya Tony saat lewat teropongnya ia melihat Anisa naik motor matic menuju arah dimana ia kini menunggu.Ada perasaan senang bercampur debar dalam dadanya. Kenapa aku berdebar, ya, seru hatinya. Segera Tony masuk ke mobilnya diikuti Jono. Tanpa bersuara ia menjalankan mobil, lalu di depan ia putar arah, supaya bisa melalui jalur yang tengah dilewati Anisa. Tak mau kehilangan buruannya, segera ia mengikuti dari belakang. Menurunkan laju mobilnya menguntit sang gadis.Dan saat dirasa suasana tak terlalu ramai, maka segera Tony menaikkan laju mobilnya supaya bisa mendului laju motor Anisa. Segera ia menyalip motor yang dikendarai gadis itu. Pada jarak tertentu di depan laju
last update최신 업데이트 : 2022-10-19
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status