Home / Fiksi Remaja / MEREBUT HATIMU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of MEREBUT HATIMU: Chapter 1 - Chapter 10

30 Chapters

1. Mendadak Mau Dilamar

Percakapan tentang rencana Kyai Haji Imran untuk bermenantukan dirinya, gadis bermata bulat bening itu mendengarnya sendiri..  Saat itu motornya mogok hingga ia tinggalkan  di bengkel tak jauh dari rumahnya. Dan berjalan kaki pulang. Saat dilihatnya ada mobil milik Kyai Imran hatinya sempat heran kok tumben kyai yang merupakan tempatnya menimba ilmu agama itu datang tanpa memberi kabar. Ini tak biasanya pemilik Majelis Pengajian itu, bertandang ke rumahnya. Pasti ada yang sangat penting. Anisa melangkah perlahan memasuki halaman rumahnya. Sengaja lewat pintu samping supaya tak mengganggu percakapan Kyai Haji Imran dengan ibunya. Tapi saat ia memasuki pintu samping rumah yang tembus ke ruang makan dilihatnya bik Ani yang sehari hari membantu di rumah mereka tengah sibuk mengisi teh di cangkir. "Untuk Pak Kyai, Bik Ani?" Suara Anisa merendah. "Ya Mbak Nisa, " "Mari biar aku ajah yan
Read more

Bab2. Keserempet mobil

Jika langsung menerima perjododohan itu, kok rasanya tak nyaman. Ia masih ingin kuliah. Lalu bekerja. Paling tidak cita citanya untuk membahagiakan ibunya dengan hasil kerjanya tercapai. "Ibu mau Nisa menikah "Bu, Nisa belum mau terikat tunangan. Setidaknya Nisa harus memikirkannya betul betul," Anisa terdiam. Benarkah dirinya sanggup untuk memberi kecewa pada Kyai Ilham yang dihormatinya. "Nisa..." tangan ibunya menyentuh pundaknya lembut. Anisa mengumpulkan kekuatannya, lalu ujarnya dengan suara pelan, "Kita harus jujur walau kemungkinan agak mengecewakan beliau, karena kita juga perlu berpikir panjang, kan ini untuk kehidupanku selamanya, Bu," agak bergetar suaranya. Rasa berat memang, "Nisa belum bisa kasih jawaban, Bu, " pada akhirnya ia memutuskan. "Ibu terserah kamu, Nak..." suara perempuan yang menjadi single parent sejak Anisa usia tiga tahun itu, pasrah dengan perasaa
Read more

Bab 3 Kejar Kejaran Mobil

Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya."Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda."Makanannya berantakan, ya, sori, ya ...""Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.Rico merogoh kantong celananya untuk mengambil uang."Rico buruan itu Tony di seberang ..."Rico terkejut saat menoleh ke seberang jalan sedan Tony tengah terhalang traffick Light."Sial!!" Gerutunya langsung melemparkan lembaran uang ratusan ribu pada Anisa, "Untuk ganti makananmu yang jatuh dan betuli tebeng motormu ..."Anisa ter
Read more

Bab. 4 Dituduh Menjual Makanan Tumpah

Jadmiko dan Kyai Haji Imran serta Ustadz Sofyan duduk bersama. Mereka sedang membahas Rico anak tunggal Jadmiko. "Kyai ini sudah mendapat berkahnya Allah. Anak sudah jadi Ustadz, paling tidak amanlah untuk urusan ibadah. " "Alhamdulillah, itu yang aku mohon siang dan malam,Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya."Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda."Makanannya berantakan, ya, sori, ya ...""Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.Rico merogoh kantong celananya untuk
Read more

Bab.5 Tak Mau Belajar Agama Fadilitas Ditarik

"Benar memang saya terjatuh dari motor karena hampir ditabrak sedan yang ngebut. Tebeng motor saya penyok dan box cateringan yang mau saya antar ke sini terjatuh dan sebagian tumpah. " Anisa menjelaskan secara rinci. Tapi sungguh, Pak, Demi Allah saya langsung menelepon Ibu saya meminta dikirim dengan ojek online makanan yang baru, jadi itu bukan makanan yang terjatuh tadi. Bisa saya buktikan, Pak ..." Anisa membuka box satu persatu yang semuanya tampak rapih isinya, tak ada tanda tanda jika makanan itu sempat terjatuh. "Ya sudah maafkan tadi anakku sudah marah marah padamu. Dia salah sangkah," "Ya, Pak, " angguk Anisa." "Sekali lagi aku minta maaf, dan aku tetap mau berlangganan Nurani Catering, ya, " ujar Jadmiko menatap Anisa dengan tersenyum. Ia suka pada sikap gadis itu. "Terima kasih Pak Jatmiko telah berlangganan catering Nurani yang sudah belasan tahun dirintis Ibu saya. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, Pak, " "Sama sama Anisa, " angguk Jadmiko, "Kamu membant
Read more

Bab. 6 Telepon dari Ustadz Sofyan Untuk Anisa

"Maaf Kak Ustadz Nisa masih ingin kuliah ... " Anisa mengarang ucapan persiapan kalau ditelepon nanti, "Ah, tapi kok terlalu kasar penolakannya, lalu kudu bagaimana? Atau gini. Batinnya terus membuat kalimat. "Bagaimana kalau aku minta waktu lulus kuliah?" Ah, itu tandanya aku janji mau nikah sama dia dong? Uh ... Gimana nih ? Anisa jadi kelimpungan sendiri untuk mempersiapkan ucapannya jika ustadz Sofyan langsung nembak di hape. Saking bingung dan gugup,.membuat gadis itu berkeringar dahi dan lehernya. "Kayak mau persiapan interview ajah nih. Uh repotnya kudu ngomong apa nanti. Dih Ustadz kenapa kudu aku yang ditaksir kenapa nggak cari yang udah lulus kuliahnya?" Keringatnya makin bercucuran? Bahkan rasanya sampai ingin mandi lagi. Lain Anisa lain pula Ustadz Sofyan. Lelaki ganteng itu sedang berbicara dengan ayahnya. "Saya sudah bicara dengan ibu Nurani minta ijin untuk bicara dengan dik Nisa, Yah, "
Read more

Bab.7 Tony Jatuh Hati Pada Anisa

Anisa absen tak mengantarkan catering ke rumah Jatmiko, karena ada karena sore ini ia ke Majelis milik Kyai Imram. Gadis itu memang bertugas mengantar catering ke para pelanggan untuk sore hari. Kecuali sedang tidak kuliah baru ful menjadi kurir catering yang dikelola ibunya. "Hai, Nis, " "Hai ..." Anisa menatap gadis tinggi semampai berhidung mancung. Maklum masih ada keturunan Arab dari garis keturunan bapaknya yang dipanggilnya Abah. Sisil sudah bilang mau ikut. Gadis itu yang akan menjemput ke rumah dengan mobilnya. Secara terang terangan Sisil menyatakan kekagumannya pada Ustadz Sofyan. "Ustadz Sofyan udah punya calon, nggak menurutmu, Nis?" Sisil menatap Anisa yang langsung menunduk. "Mana kutahu?" Anisa merahasiakan tentang kunjungan Kyai Haji Imran untuk menjodohkan sang Ustadz dengan dirinya. Apalagi tentang rencana kedatangan ustadz muda itu menemuinya besok sore. "Nis kok kamu bengong, sih?' Sisil meny
Read more

Bab 8 Sisil Jatuh Hati Pada Sang Ustadz

“Tidak pernah bosan mengaji...” jawab anak anak dengan riang. Setelah membaca doa penutup pengajian, anak anak serentak mengumandangkan Al- Fatihah. Suara mereka sangat enak didengar. Tak ada yang saling mendului. Anisa terharu melihat kekompakan serta kesungguhan anak anak muridnya menyelesaikan Al -Fatihahnya dengan tertib. "Assalamu'alaikum anak-anak…" ujar Anisa sesaat suara anak anak berakhir . "Wa'alaikum salam Kak Anisa…. Wa'alaikum salam Kak Sisil ..."sahut anak-anak serempak memandang pada Anisa dan Sisil. "Anak anak pintar..." Sisil yang sudah dua kali ikut ke majelis jatuh hati pada anak anak itu. Satu persatu anak anak salim pada Anisa dan Sisil. Lalu mereka pun berlarian meninggalkan majelis. Setelah semua anak anak pulang, barulah Anisa dan Sisil ke ruangan depan dimana Kyai Haji Imran baru saja mengantar tamunya pulang. "Assalamu'alaikum Pak K
Read more

Bab 9 Pernyataan Isi Hati Sang Ustadz

Ustadz Sofyan duduk berhadapan dengan Anisa yang mengenakan hijab warna biru muda polos, serta busana muslim warna serupa. Hitam di lingkaran bawah baju panjangnya, serta di ujung lengannya. Tak ada riasan di wajahnya, kecuali olesan tipis pelembab, dan lip balm supaya bibirnya tidak kering. Namun justru tampilan apa adanya yang alami sederhana ini, membuat Ustadz muda itu menyukainya. Sejak kecil sudah mengenal Anisa. Enam tahun lebih tak melihat gadis itu. Saat kembali ke Jakarta dengan gelar master di bidang pendidikan agama, ia mengira Anisa tumbuh sebagai gadis yang tampil mengikuti trend mode. Tapi nyatannya Anisa tampil apa adanya. Bersahaja, namun menawan hatinya. "Dik Nisa ..." Ustadz Sofyan membuka pembicaraan setelah dua menit saling berdiam diri. "Oh ... ya ... silahkan diminum Kak Ustadz, " berusaha menutupi gugupnya tapi tetap saja suara Anisa tak lancar. "Terima kasih ..." Ustadz Sofyan tersenyum. Gadis yang semasa anak anak dul
Read more

Bab.10 Terjebak Janji Di Tengah Jalan

Tony dan Jono berdiri di pinggir jalan berjaga jaga untuk mencegat Anisa. Karena takut kehilangan jejak, tak main main rupanya, pemuda itu mempergunakan teropong jarak jauh.Dari kejauhan muncul Anisa mengendarai motor maticnya dengan tenang. Ia tak nyadari jika sedang diperhatikan pemuda pengagumnya. Bukan main senangnya Tony saat lewat teropongnya ia melihat Anisa naik motor matic menuju arah dimana ia kini menunggu.Ada perasaan senang bercampur debar dalam dadanya. Kenapa aku berdebar, ya, seru hatinya. Segera Tony masuk ke mobilnya diikuti Jono. Tanpa bersuara ia menjalankan mobil, lalu di depan ia putar arah, supaya bisa melalui jalur yang tengah dilewati Anisa. Tak mau kehilangan buruannya, segera ia mengikuti dari belakang. Menurunkan laju mobilnya menguntit sang gadis.Dan saat dirasa suasana tak terlalu ramai, maka segera Tony menaikkan laju mobilnya supaya bisa mendului laju motor Anisa. Segera ia menyalip motor yang dikendarai gadis itu. Pada jarak tertentu di depan laju
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status